"Sama sekali tak tersisa mood untuk bercanda seperti biasa. Xinyu saat ini benar-benar seperti orang yang berbeda."
“Lin Fan, pacarmu, cantik ya?”
Xin Yu berkata dengan suara sendu, pikiranku langsung melayang ke kenangan yang terasa seperti bertahun-tahun lalu. Mungkin ya, Chen Yu bisa dibilang gadis yang cantik dan cerdas. Sayangnya, yang tersisa bagiku sekarang hanyalah rasa sakit. Demi dia, aku putus sekolah. Ye Qiu yang membelaku sebagai saudara juga terluka ditikam orang.
Sulit menjelaskan siapa yang benar atau salah. Aku tak pernah menyalahkannya. Semua orang punya hak memilih. Dia juga seorang gadis yang perlu disayang. Hal yang tak bisa kuberikan padanya, orang lain bisa.
Aku menyeringai seakan mengejek diri sendiri: “Cukup cantiklah, tapi masih kalah darimu.”
Xin Yu tertawa kecil, mendorongku lalu merapikan rambutnya: “Kamu juga lucu saat berbohong!”
“Yang bener aja, kita kan sudah dewasa. Jangan hina kecerdasanku dengan kata ‘lucu’ gitu, OK?”
“Ah, kalau aku bilang Lu Xue Han imut, mungkin kamu nggak bakal protes.”
“Itu beda urusan. Ngomong-ngomong, sekarang kamu pasti sudah level 10 kan? Nanti pulang ambil busur itu, serangannya tinggi, 18-32. Setelah dipasang, kamu bisa solo bunuh monster yang levelnya nggak lebih dari 3 di atasmu.”
Xin Yu tersenyum genit: “Ini hadiah untukku? Mau kuberi apa balasannya? Malam pertama sudah habis, bagaimana dengan ciuman pertama dalam setengah tahun ini?”
“Gila, ciuman pertama setengah tahun? Lebih baik kamu lepaskan aku. Aku nggak mau dituduh kejahatan merayu sesama wanita oleh Sister Lin.”
“Hihi, lihat tuh pipimu memerah!”
"Xinyu tertawa seperti gadis kecil yang gembira, andai saja dia bukan seorang nona, alangkah baiknya..."
"Lin Fan, menurutmu, jika aku tidak pernah bekerja di bidang ini, sekarang sedang apa aku?"
Aku menatap wajah cantik Xinyu di bawah sinar bulan, berpikir sejenak lalu berkata: "Mungkin masih merengek pada orang tua, atau sibuk mengerjakan desain kelulusan dan mencari pekerjaan. Tapi menurut sifatmu, seharusnya lebih dulu mencari suami kaya, toh lebih baik menikah baik daripada bekerja keras."
"Kamu benar-benar orang yang kampungan!"
"Hehe, mungkin! Haruskah kita pulang sekarang?"
Melihat jam tangan, tanpa sadar kami sudah berdiri bodoh di luar selama dua jam. Tinggal dua jam lagi server akan maintenance, waktu yang tepat untuk tidur nyenyak.
Xinyu mengangguk, melepaskan tangannya yang menggenggam lenganku, berjalan berdampingan di jalan pulang. Kami berdua diam bagai pasangan yang sedang dalam masa dingin.
Saat tiba di tempat tinggal, Kakak Xu masih bermain game. Yang lain sudah tidur. Aku mengusap mata dan berbaring di ranjang. Xinyu tadi terlihat begitu lembut, belum pernah kulihat dia serentan itu. Beberapa luka rupanya tak bisa dilupakan meski dengan jatuh dalam dosa.
Rasa kantuk tiba-tiba menyerang, tak lama kemudian aku pun tertidur. Dalam mimpiku, ada orang tua, Chen Yu yang menangis tersedu-sedu, juga saudara-saudara Tim TOT. Seolah aku kembali ke tengah malam itu - malam yang kucoba lupakan. Darah Ye Qiu menggenangi separuh tubuhnya, tapi tatapannya tetap keras kepala dan penuh kegilaan. Tak peduli apa yang dihadapinya, dia tak ingin kehilangan aku sebagai saudara. Tapi aku malah mundur. Aku meninggalkan mereka... sekelompok kawan yang mempercayaiku...
Tanpa tuduhan, juga tanpa keluhan, tapi hatiku sangat sakit. Tak terhitung kali aku menghujat diriku sendiri sebagai pengecut, tapi tak ada gunanya. Kerinduan padanya seperti serangga beracun yang menggerogotiku.
Tidur dengan susah payah. Saat terbangun, seluruh kepalaku sudah basah keringat. Sehelai handuk putih tergeletak di samping bantalku, masih lembap. Jelas sudah ada yang mengusap keringatku.
Saat itu Xin Yu masuk dengan mengenakan piyama, tangan menggenggam termometer: "Ya ampun, suhu dalam ruangan baru 12 derajat! Panas sampai-sampai tidur berkeringat sepanjang badan?"
Awalnya sangat ingin mengucapkan "terima kasih", tapi setelah melihat pakaian menggoda yang dikenakan Xin Yu, mood pun langsung hilang.
“Postur 34D harus pakai bra, kalau tidak akan kendur, Kakak!”
Xin Yu langka memerah wajah, mendengus ke arahku: "Jangan ikut campur, aku suka!"
“Aku malas berdebat lagi dengannya, meraih jam tangan di samping dan melihat—sudah pukul enam pagi. Tak kusangka tidur ini ternyata delapan jam, buang-buang waktu dua jam untuk leveling.”
“Xinyu, kenapa kamu belum juga pergi leveling?”
Xinyu tersenyum manis: “Nungguin kamu. Baru bikin telur mata sapi buatmu, cepatlah cicip!”
Aku tertegun. Apa orang ini berubah sifat? Kapan dia jadi rajin begini...
Cepat-cepat gosok gigi cuci muka. Di meja makan benar ada telur mata sapi, meski beberapa bagian agak gosong, tapi tidak pengaruhi rasa keseluruhan.
“Gimana? Enak nggak?” Xinyu membelalakkan matanya, wajah penuh harapan.
“Lumayan, masa depan cerah!” Aku tak pelit pujian.
“Hehe, baguslah. Aku main game dulu, jangan lupa hubungi aku!”
Melihat bayangan indah Xinyu keluar kamar, kukatakan “Aneh” lalu masuk ke game.
Muncul di kaki bukit Half Mountain. Beberapa Manusia Serigala Cakar Tunggal level 18 mondar-mandir tak jauh. Di belakangku ada rumput jarum emas yang dijaga Tabib Orc Nikolai. Tapi dengan kekuatan sekarang, aku belum bisa tantang quasi-BOSS level 20 ini. Levelnya bahkan tak terlihat olehku yang level 15 ini!
Menghubungi Xu Lin dan Xinyu yang sedang online. Setelah janji ketemuan di Gerbang Timur Kota Angin Puyuh, kugunakan gulungan sihir kembali ke kota seharga 10 koin perak.
Pertama-tama datang ke toko baju zirah, pandai besi Xiu Si sedang sibuk bekerja. Saya segera mengeluarkan 20 bijih tembaga langka itu. Xiu Si berkata dengan sangat bersemangat: "Sungguh bagus! Dengan bahan baku ini, kali ini kita pasti bisa memusnahkan semua penyebar wabah. Terima kasih banyak, anak muda! Ini imbalan untukmu!"
"Ding～!"
Pemberitahuan sistem: Anda telah menyelesaikan tugas Kerewelan Pandai Besi, memperoleh 50050 pengalaman, 2 koin emas, reputasi +150, mendapatkan item Sekop Penambang, mempelajari skill: Menambang!
Hah? Tugas perekrutan penambang? Kali ini dipaksa menjadi penambang kecil!
Setelah meninggalkan toko baju zirah, langsung menuju gerbang timur Kota Angin Puyuh. Dari kejauhan terlihat Xu Lin dan Xin Yu sedang berdiri di sana. Keduanya tampak sangat percaya diri, penampilan sama sekali tidak diubah. Xin Yu memeriksa saya dengan saksama lalu berkata mengejek: "Hah? Kenapa Lin Fan kita kehilangan sedikit kewibawaan pria?"
Saya malas berurusan dengan perempuan jahat ini, langsung menyerahkan peralatan melalui transaksi:
【Busur Ekor Serigala】(Peralatan Hijau)
Serangan: 18-32
Stamina: +6
Kelincahan: +4
Level yang dibutuhkan: 10
Xin Yu tanpa basa-basi menerima barang itu, lalu pergi dengan senyum manis untuk memperbaiki peralatannya.
