Aku tidak segera merespons, Murong Shanshan langsung melanjutkan dengan kesal: "700! Maksimal 700! Lebih dari itu nona ini harus jualan di jalanan!"
Jangan-jangan dia juga...? Tak disangka profesi nona sekarang sudah begitu umum. Merinding, aku buru-buru bilang: "Jangan, nanti aku merasa bersalah. 700 ya 700, aku bukan tipe orang yang menindas yang sedang susah. Sebut saja tempat bertemu."
Murong Shanshan tersenyum: "Baiklah, ketemu di Gerbang Selatan. Aku dan teman-temanku sudah menunggumu di sana."
……
Setelah menutup komunikator, aku langsung berjalan ke Gerbang Timur. Untungnya gereja cukup dekat dari Gerbang Selatan. Sepuluh menit kemudian aku sudah tiba, dari kejauhan melihat Murong Shanshan berdiri dengan rambut panjangnya berkibar-kibar. Di tangannya masih memegang pedang besar yang kubeli sebelumnya, kini disandarkan ke tanah dengan santai. Mana mungkin seperti orang yang baru kehilangan level?
Di samping Murong Shanshan berdiri 5 pemain lain: dua MM pendeta, satu MM Penyihir, dan dua pria Pelatih Binatang. Memang satu-satunya yang bisa jadi tank hanyalah MM Ksatria Pedang Murong Shanshan ini.
Di jembatan gantung Gerbang Selatan, Murong Shanshan yang bersemangat memang benar-benar kecantikan langka. Zirah dada berkilauan membungkus rapat tubuh anggunnya, mantel merah menyala berkibar gagah di belakangnya. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak terpana.
"Jangan melamun, kita harus mengerjakan tugas sekarang!" Seorang MM melambaikan tangannya di depan mataku sambil tersenyum, namun pandangannya yang ambigu ke arah Murong Shanshan membuat pipi putih saljunya segera memerah.
"Ayo pergi!" Murong Shanshan tiba-tiba menyodokku dengan gagang pedangnya, lalu mendorongku keluar pintu.
"Hei, pahlawan besar ini, bolehkah kami tahu penyebutanmu? Qingcai Daxia? Atau Baiyu Tang Daxia?" Masih MM yang lebih cantik itu, berbicara sambil tersenyum di hadapanku.
Murong Shanshan juga tertawa: "Benar, sudah kenal sehari tapi belum tahu penyebutanmu? Bagaimana kalau memanggilmu Xiao Bai?"
"Lupakan, itu tidak penting. Lebih baik ceritakan tentang tugasmu, apakah hanya membunuh BOSS sesederhana itu?"
"Tidak semudah itu. Boneka batu ini serangan dan pertahanannya sangat tinggi. Kami butuh 10 menit baru bisa mengurangi 1/4 darahnya. Aku perkirakan darahnya setidaknya sudah 10.000 poin."
Aku sangat terkejut, BOSS sehebat itu?
"Berapa pertahananmu? Berapa poin darah yang BOSS serang setiap kali?"
Murong Shanshan berpikir serius: "Pertahananku 46. Setiap serangan BOSS mengurangi sekitar 80 poin darah. Dengan darahku yang sekarang 385 poin, lima kali serangan sudah cukup."
“Hmm, pertahananku 60, darah 462, tidak jauh berbeda denganmu. Saat bertarung, tetap kamu yang jadi tank utama. Jika darah tidak cukup, mundur. Aku bisa sekaligus menyerang dan menahan monster.”
“Hmm, baiklah.”
Monster non-biologis tersebar di selatan kota utama. Prajurit tengkorak level rendah dan boneka batu takluk di bawah serangan tim kecil kami. Sepanjang jalan, kami saling memperkenalkan diri.
Murong Shanshan adalah mahasiswi yang tidak serius belajar. Tiga teman perempuannya adalah sekamar, sedangkan dua pria adalah pengawal bunga mereka. Selain Murong Shanshan level 14, lima lainnya level 11-12 dengan daya serang minim terhadap batu.
Menurut Kakao yang periang, kedua pria itu pernah berniat nakal pada Murong Shanshan. Tapi dia gemar mengancam lelaki, mengusir mereka dengan beberapa kalimat.
Setelah membersihkan jalan di tanah lapang, target kami adalah boneka batu terdalam.
“Shanshan, biarkan peliharaanku maju dulu kali ini. Ia bisa menahan dua serangan,” kata pria penjinak itu dengan semangat.
“Jangan. Peliharaan adalah daya serang utama. Tanpa mereka, untuk apa kalian berdua?”
Perkataan Murong Shanshan membuat kedua pria tersipu. Tiga perempuan hanya tertawa tanpa komentar.
“Sudah mulai? Shanshan, kamu duluan!” Aku melihat boneka raksasa di depan, dengan sedikit gugup mendorong Murong Shanshan ke depan.
Murong Shanshan melirikku kesal: “Kamu sama sekali tidak punya semangat Ksatria! Masak menyuruh perempuan lemah seperti aku maju paling depan!”
“Kamu lemah? Lagipula aku bukan ksatria. Awalnya mau jadi pencuri... Ah, ngapain bahas ini. Aku yang tangkap serangan pertama, kamu lanjutkan. Aku serang utama, pendeta jaga heal Shanshan.”
Setelah menyusun strategi, aku maju paling depan. Serangan berat langsung kulancarkan. Meski boneka batu pertahanannya tinggi, serangan 97-ku sukses mencukur 112 poin darahnya. Murong Shanshan tertegun. Cepat-cepat kudorong dia: “Kakak, masih belum maju?”
Murong Shanshan melotot lalu menggunakan combo skill. Angka “34” dan “28” muncul. Serangannya memang lebih rendah. Kucek HP-ku: tadi serangan boneka mengurangi 54 darah, lumayan terasa.
“Shanshan, hadiah tugas ini apa, tahu?”
Murong Shanshan tersenyum: “Nggak. Katanya sih hadiah perlengkapan level 20 biru. Makanya aku mati-matian ngerjain ini.”
“Apa? Perlengkapan biru?!”
“Emang kenapa? Mukamu kayak baru liat perlengkapan.”
“Nggak nyangka perlengkapan biru muncul segini awal…” gumamku takjub.
“Hengheng, Sayur Kecil, aku tanya kamu, apa hubunganmu dengan Sayur Kakao itu? Jangan bilang tidak kenal ya～” Murong Shanshan menunjukkan ekspresi penuh niat jahat.
Aku diam saja, fokus membasmi monster. Seperti diduga, Murong Shanshan tidak tahan dan melanjutkan, “Hei, kamu punya pacar?”
Aku teringat Xinyu, langsung geleng kepala, “Tidak ada.”
“Bagus.”
“Apa yang bagus?”
“Bukan apa-apa, aku hanya suka bilang ‘bagus’.”
……
Dengan bantuanku, Murong Shanshan bertarung dengan santai. Dua pelatih binatang terus mengeroyok BOSS. Setelah 20 menit, darah BOSS boneka hampir habis.
“Perlengkapan biru, sebentar lagi jadi milikku…” Murong Shanshan tersenyum lebar seperti bunga mekar.
Tapi satu kejadian mengagetkan kami semua. Saat Boneka Batu hampir mati, cahaya merah tiba-tiba menyala di belakang pendeta Kakao. Tubuhnya bergetar ringan sebelum berubah menjadi cahaya putih dan kembali untuk regenerasi.
Pencuri! PK dengan niat jahat!
Ada tiga pencuri yang menyerang kami diam-diam!
Setelah robohnya pendeta utama Kakao, pendeta MM lainnya juga segera dikalahkan. Operasinya tidak bisa dikatakan tidak tepat, tapi dibandingkan ketiga pencuri itu, kemampuannya jelas jauh tertinggal, bahkan tidak bisa melawan sama sekali.
Setelah satu kali penggunaan Siluman, pencuri tidak bisa menyamar lagi dalam satu menit. Seolah memiliki kesepahaman, Murong Shanshan dan aku langsung meninggalkan BOSS Boneka Batu yang nyaris mati itu dan menyerbu tiga pencuri.
