Menerima tugas: Amanah Penjaga Makam.
Tugas: Bantu Penjaga Makam mengumpulkan 20 Bunga Qingyou yang tumbuh di atas tulang-belulang, biasanya terdapat bahaya besar yang bersembunyi di sekitarnya. Kamu harus berhati-hati! Jika berhasil menyelesaikan tugas, Penjaga Makam akan memberikan hadiah luar biasa besar!
……
Merapikan barang-barang di dalam bungkusanku, para tengkorak prajurit tadi menjatuhkan banyak "kain sisa dari tubuh arwah-arwah gelisah level rendah". Entah apa gunanya, tapi pasti bisa dijual.
Melihat ke arah kompleks pemakaman di samping, para tengkorak prajurit masih berjalan tanpa tujuan. Meski ada perasaan aneh, tak kudapati kejanggalan.
Setelah memancing beberapa kelompok monster kecil dan membunuhnya, akhirnya kusadari perbedaannya. Ternyata selain pasukan tengkorak di lapisan terluar, kerangka-kerangka lainnya berpatroli bolak-balik secara teratur, seolah sedang menjaga sesuatu.
Kuperhatikan dengan seksama, ternyata yang mereka lindungi adalah sekumpulan tanaman kecil. Bunga putih susu itu memancarkan kilau kristal di bawah sinar bulan - pasti itu Bunga Qingyou. Tugasku telah memicu perubahan distribusi NPC monster di sini, sepertinya misi ini memiliki kemungkinan keunikan.
Setelah mengamati selama lima menit penuh, akhirnya kumengerti pola pergerakan kerangka-kerangka itu.
Kukerahkan langkah sedikit ke depan lalu segera mundur. Dua tengkorak prajurit benar-benar menyerang seperti prediksiku, sementara yang lain tetap berpatroli mengelilingi Bunga Qingyou.
Dengan gerakan pedang yang cepat dan tepat, dua monster langsung kuhabisi. Monster-monster sisanya kupancing satu per satu dengan metode yang sama. Saat monster terakhir tumbang, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Levelku kini 17 dengan 72% pengalaman. Tinggal satu jam lagi pasti mencapai level 18. Saat ini pemain tertinggi di dunia pun baru level 18.
Sebidang kecil area pemakaman telah berhasil kukosongkan. Di sana tumbuh sekuntum Bunga Qingyou yang kontras dengan tanah hitam pekat di sekitarnya.
Berbeda dengan aktivitas menambang sebelumnya, kali ini satu tanaman Bunga Qingyou hanya menghasilkan satu kuntum bunga. Artinya untuk menyelesaikan misi ini, aku harus membasmi 20 kelompok monster seperti ini. Entah berapa lama bunga ini akan respawn lagi.
Sudah hampir jam 12 waktu makan siang. Kupercepat tempo dengan membersihkan kerangka-kerangka di petak makam lain. Akhirnya kudapatkan bunga kedua. Levelku naik ke 18. Setelah mengecek ranking, kudapatan pemain sebelumnya yang di peringkat pertama sudah memalukan dengan naik ke level 19. Dengan level 18 ini, rankingku cuma di posisi 800-an dunia.
"Lin Fan, waktu makan. Habis makan ada yang mau kubicarakan." Pesan singkat Xin Yu ini langsung disusul log off.
Kuperiksa level mereka: Lu Xuehan paling tinggi sudah level 15. Xu Lin dan Xin Yu sama-sama level 14. Meski tidak terlalu tinggi, pasti masuk 100 besar di kota ini.
Setelah offline, semua orang sudah berkumpul di meja makan aula. Xu Lin terkejut melihatku datang dan langsung bertanya: "Lin Fan, ada apa tadi? Kami lihat di kota para Berserker sedang mengumpulkan pasukan berkuda, bilang akan membunuhmu dan kelompok Murong Shanshan sampai kembali ke Tingkat Nol. Sih, kamu melakukan apa sampai mereka begitu marah?"
Xin Yu juga tersenyum dan berkata: "Iya nih, ada apa sebenarnya? Jangan-jangan kamu mainin pacarnya sampai keterlaluan?"
“Tolong, jangan berpikir macam-macam. Aku masih cukup polos, cuma ada sedikit konflik dengan bawahan Berserker saja.”
Xu Lin mengangguk berkata: “Kalau cuma konflik kecil itu bagus. Berserker adalah bos grup kecil di kota kita. Barusan... dia sudah menghubungiku di game. Dia bilang jika kau bukan anggota keluarga kami, dia takkan memberikan belas kasihan. Dan jika kau benar anggota keluarga kita, dia mungkin takkan segan lagi terhadap pemain keluarga kita di kemudian hari!”
Lu Xuehan membuka mulut lebar-lebar, terkejut bertanya: “Dia sebenarnya orang seperti apa sih? Kok bisa semaunya sendiri? Haruskah kita begitu takut padanya?”
Xu Lin berpikir mendalam sambil berkata: "Berserker ini aku kenal, bukan orang baik. Dulu pernah dipenjara bertahun-tahun karena menggorok orang di jalan. Setelah keluar juga tidak benar-benar bertobat. Karena punya uang kotor di keluarganya, dia membawa sekelompok teman brengsek bersikap kejam. Sekarang peringkat pertamanya di papan level kota ini mungkin cuma mengandalkan tumpukan uang. Orang seperti ini cuma sia-sia belaka, di game sama sekali tidak punya kekuatan sejati. Seorang ahli operasi bisa menghabisi tiga Berserker sekaligus."
“Sekarang aku mengerti, tidak heran Kuangzhan tidak berani duel denganku, ternyata dia sadar levelnya tidak cukup...”
Xu Lin mengusap sumpit di depannya dengan jari-jari putih mulus yang ramping, lalu berkata: “Tapi lebih baik kita hindari konflik dengannya. Meski di game kita tidak takut, di dunia nyata harus tetap waspada. Bagaimana kalau dia datang ke sini? Andalkan Lin Fan untuk melawan?”
Xin Yu menatapku, menggeleng: “Kalau mengandalkan dia, kita pasti hancur lebur.”
Lu Xuehan tersenyum: “Jangan berkata begitu, aku yakin Lin Fan bisa melindungi kita.”
“Kamu terlalu polos...”
“……”
Aku menarik napas, menatap ke atas: “Sudah, jangan berdebat. Aku akan menghindari Kuangzhan. Lagipula seminggu lagi transmisi kota akan dibuka, kita bisa leveling di empat kota utama baru. Dunia ini luas, kecil kemungkinan bertemu dia.”
“Ya, makan dulu.”
“Oh ya Xin Yu, tadi kamu bilang ada yang mau dibicarakan setelah makan. Apa itu?”
Xin Yu melirik diam-diam ke arah Xu Lin dan Lu Xuehan, berbisik: “Temani aku ke supermarket beli buah segar untuk semua orang. Bisa?”
“Oke, asal tidak terlalu lama. Sore ada tugas yang harus diselesaikan.”
“Hm.”
Mata indah yang besar milik Lu Xuehan berpindah antara aku dan Xin Yu. Dia diam sambil terus makan. Xu Lin juga mengamati kami, lalu berkata dengan wajah dingin: “Kalian berdua... akhir-akhir ini progressnya cepat sekali ya!”
Xin Yu mendada, terkikik: “Ah, jangan salah paham~ Kita masih murni kok~”
Setelah penjelasannya, sepertinya aku tak perlu menjelaskan lagi. Aku menyelesaikan makan dengan cepat, pamit pada semua orang, lalu pergi bersama Xinyu.
Di jalan yang ramai, Xinyu berdandan sangat mencolok. T-shirt berleher rendah memperlihatkan kulit putih bersihnya, lekuk dada yang menggoda hampir membuat air liur siswa SMP yang baru pulang sekolah meleleh.
Sebagai pria normal, mataku tak bisa tidak tertarik melihatnya.
Xinyu melirikku, lalu merangkul lenganku: "Lin Fan, apa kamu ingin..."
"Ingin apa..." Aku gugup sekali.
