Xinyu terbata-bata lama: "Kamu... mau makan es krim cone? Yang harganya empat yuan di KFC itu..."
Aku heran: "Tapi kita baru saja makan, kamu tidak takut gemuk?"
"Temani aku saja, aku yang traktir~!" Suara Xinyu mulai manja, dadanya yang indah bergetar gemulai.
Aku menelan ludah, berkata dengan susah payah: "Baiklah, jangan menggoda lagi. Aku benar-benar takut padamu..."
"Apa katamu?!" Alis Xinyu mengerut, wajahnya langsung dingin.
Aku kaget, berbisik pelan: "Aku... hanya bilang kamu cantik..."
"Hmph, kuharap memang begitu."
Xinyu menyeretku ke KFC di supermarket terdekat. Dia memesan beberapa buah sayap ayam, memberikanku minuman sambil tersenyum: "Mau sayap ayam? Kakak yang traktir?"
"Tidak perlu, aku minum cola saja."
Di KFC yang sudah hampir penuh pada siang hari, tiba-tiba masuk empat gadis cantik sambil berdiskusi sesuatu, lalu duduk di kursi sebelahku dan Xinyu.
Salah satu gadis pergi membeli makanan, sementara tiga lainnya terlihat penuh kemarahan yang meluap-luap saat berdiskusi:
"Kalian lihat, Yu Yang itu... orang seperti itu pantas jadi satpam sekolah?" ujar salah satu gadis bermata sipit sambil mencibir.
Gadis berambut pendek menambahkan, "Awalnya aku sudah level 13, sekarang malah turun ke level 11. Besok pun belum tentu bisa kembali ke 13. Skill yang baru kudapat juga tidak bisa dipakai karena levelku turun."
"Kamu masih mending cuma turun dua level. Aku kehilangan jubah sihir +2 kecerdasan yang kubeli pakai uang jajan seminggu. Kalau jadi aku, pasti nangis sampai MATI!"
"Omong-omong, Shanshan sudah dapat blue warrior legguards. Kalian sudah lihat?"
"Belum. Nanti tanya langsung sama Shanshan saja."
Aku langsung terkejut. Jangan-jangan mereka kelompok Murong Shanshan?
"Wah, kali ini aku yang traktir. Maaf ya sudah bikin kalian turun level demi equipmentku," ujar MM cantik berambut panjang yang membawa banyak makanan.
Kupalingkan kepala dan SEKARANG JUGA terpana. Murong Shanshan di realita jauh lebih menawan daripada di game. Jaket wool putih susu yang dikenakannya membuat wajah imutnya semakin memesona.
Kedua dunia hanya dipisahkan oleh pembatas kayu setinggi setengah manusia, bahkan aku bisa melihat jelas setiap gerakan mereka. Murong Shan Shan masuk dan duduk di kursi bagian dalam, persis bersisian denganku, jaraknya tak lebih dari 20 sentimeter. Samar-samar tercium aroma segar dari tubuhnya.
"Bluk～!"
Gelas susu teh di tangan Xin Yu jatuh keras di meja. Aku menoleh dan melihat wajahnya yang merah padam karena marah.
"Kenapa? Mau menemani pacar makan KFC tapi masih melirik MM lain?" kata Xin Yu tanpa ekspresi.
Aku menggaruk kepala, "Sepertinya aku kenal cewek ini, jadi aku lihat beberapa kali. Tunggu... Kapan kamu jadi pacarku? Aku sebagai pihak yang bersangkutan kok tidak tahu?"
Xin Yu memiringkan kepala melihatku, "Kenapa? Habis memanfaatkan lalu mau ingkar janji?"
Aku benar-benar decak kagum akan kelicikannya, sampai tak bisa bicara.
"Bagaimana kalau kita wujudkan fakta ini segera?" Xin Yu terus menggoda sambil tersenyum, sayangnya perhatianku sudah tertarik ke meja sebelah.
"Shan Shan, perlengkapan biru itu, ceritakan dong, Atribut apa?"
Bulu mata panjang Murong Shan Shan berkedip perlahan, dengan bangga berkata: "Pelindung kaki biru untuk prajurit. Kalian semua duduk yang baik, jangan sampai kaget melihat Atributnya!"
"Sudah, cepat katakan!"
"Murong Shanshan meminum seteguk cola, tersenyum licik sambil berkata: '+28 pertahanan, +12 Kekuatan, +8 Stamina, +11 Kelincahan, bagaimana? Eh... Kakao, jangan mengiler ke piring!'"
Aku juga terkejut dengan atribut ini. Inikah perlengkapan biru? Bahkan menambah 11 Kelincahan? Itu adalah atribut yang didambakan prajurit penyerang! Atribut Kelincahan tidak hanya meningkatkan kecepatan serangan dan gerakan, tapi juga sangat memengaruhi tingkat serangan mematikan kelas jarak dekat. Di akhir game, pencuri murni Kelincahan memiliki kecepatan serangan tinggi dan lari lebih cepat dari kelas lain. Tanpa efek skill pelambatan, prajurit biasa mustahil mengejar mereka.
"Hei Shanshan, cowok ganteng di sebelahmu sedang menatapmu loh~! Oh... Dia ngiler juga~! Wuih, jorok banget!"
Xin Yu juga menyentakkan kakinya di bawah meja. Baru kusadari sikapku yang tidak pantas. Murong Shanshan berbalik menatapku. Tatapan dekat ini membuat wajahku terasa membara.
Pipi salju Murong Shanshan ternyata juga memerah semburat merah. Ia menatapku tajam, ragu berkata: "Apa... kita pernah bertemu sebelumnya?"
Keringat dingin mengucur deras. Baru kuingat bahwa di game aku sudah mengubah penampilan. Dibandingkan dengan wajahku sekarang, paling hanya mirip secara spiritual. Seharusnya tidak bisa dikenali.
Setelah berpikir sejenak, kujawab tenang: "Nona cantik, seingatku kita belum pernah bertemu. Biasanya gadis secantikmu pasti akan kuingat baik-baik."
Murong Shanshan tersenyum kecil, melirikku dan berkata: "Kalau begitu tidak masalah, karena kebetulan kita sudah kenal, mari berkenalan. Dari penampilanmu tadi, sepertinya kamu juga bermain Yue Heng, ya? Kalau tidak, tidak mungkin kamu ngiler mendengar atribut peralatannya..."
Keke mengedipkan matanya, bertanya dengan suara rendah: "Menurutmu, apakah dia ngiler karena kecantikanmu?"
"Pasti bukan!" Murong Shanshan berbisik, senyum tipis mengembang di bibirnya: "Pria hidung belang, apa mungkin masih punya tatapan mata yang jernih seperti itu?"
"Shanshan, bagaimana dengan urusan Yu Yang itu?"
"Aku tidak tahu. Pokoknya ke depannya sebisa mungkin hindari bertemu dengannya. Kalau saat itu tidak ada Qingcai di sana, pasti tugasku gagal!"
"Ngomong-ngomong, Qingcai juga cukup tampan lho. Hmm, mirip dengan tetangga sebelah ini. Eh, Shanshan, menurutmu Qingcai gimana?"
Murong Shanshan tertawa ringan: "Orang itu cuma pedagang. Apa-apa minta bayaran, seolah hidup tak bisa berjalan tanpa uang."
Xinyu memandangku dengan tatapan menggoda, berusaha keras menahan tawa. Kini dia tahu, "Qingcai" yang disebut para gadis ini pasti aku, makanya tadi aku sampai melototi mereka.
……
Xinyu mengusap tangannya: "Lin Fan, kita pulang yuk."
Aku mengangguk. Saat melewati Murong Shanshan, dia hanya tersenyum dan melirikku sebagai salam.
