Setelah menarik sekitar 40 Penyihir Tengkorak dengan metode sama dalam 10+ kali, rumah hantu jadi sepi. Tirai busuk hampir copek menggantung di pintu kamar dalam. Samar terdengar nyanyian wanita, sayangku tak pahmat lagu sopran, malah seperti jeritan hantu...
“Lagi-lagi merinding, aku ingin bermain game ini tapi manfaat lain tidak didapat, malah keberanianku jadi terlatih. Nanti kalau nonton film horor bersama semua orang, tidak perlu lagi ketakutan sampai memeluk Xinyu.”
Mengangkat tirai kain dengan pedang, baru sadar ada tangga menuju lantai atas. Dua Nightshade bertubuh wanita berwarna putih susu mondar-mandir di tangga.
Segera menarik satu ekor. Monster level 26 ini tidak lebih sulit dari Penyihir Tengkorak, hanya jeritan mereka yang membuat bulu kudukku merinding.
Aku segera membuka komunikator, berkata pada Xinyu: “Jangan bicara, dengarkan suara di sini!”
Xinyu patuh diam mendengarkan, sementara aku memutar volume mikrofon ke maksimal dan fokus menyiksa Nightshade malang itu.
“Gimana, Xinyu, seru kan permainanku di sini?”
Xinyu terdiam lama sebelum marah: “Linfan brengsek, apa yang kau lakukan?!”
Aku hampir tertawa, tapi kalimat berikutnya dari Xinyu membuatku antara ingin tertawa dan menangis.
“Hampir membuatku MATI cemburu! Suara ranjang perempuan itu terlalu bergairah dan heboh...”
……
Dengan diam menutup komunikator, setelah menghabisi monster ini akhirnya harus menghadapi Putri Misha yang tersiksa wabah selama tiga tahun. Entah apakah dia masih bertahan hidup dalam kondisi seperti ini sekarang.
Dengan hati-hati, aku merangkak naik tangga dan mengulurkan kepala dari balik pagar untuk melihat bagaimana keadaan sang putri di atas. Hasilnya, aku langsung terguling jatuh dari tangga karena ketakutan!
Yang ada di lantai atas bukanlah putri, melainkan hantu perempuan berwarna putih bersih! Tubuhnya di balik gaun tipis sudah menjadi transparan, wajahnya dipenuhi borok yang mengerikan. Yang paling membuatku bergidik adalah dia sama sekali tidak memiliki kaki!
Seluruh tubuhnya melayang di udara. Saat menoleh ke arahku, hampir saja aku mengompol karena ternyata dia hanya punya satu mata! Mata satunya sudah membusuk, hanya tersisa urat darah merah yang menempelkan bola mata berbau busuk di soketnya.
Sistem mengingatkan: Darah dan energi Anda berkurang 232 karena benturan keras!
Sial! Belum mulai bekerja sudah kehilangan 200 lebih darah. Kalau orang lain dibunuh oleh kecantikan, hantu ini malah nyaris membunuhku dengan wajah mengerikannya!
Gemetaran, aku kembali berdiri di hadapan hantu perempuan itu, meski tak berani menatap wajahnya.
"Manusia asing, untuk apa kau ke sini? Tidak takut mengganggu mimpiku?" Suara hantu itu melengking membuat bulu kuduk merinding.
"Aku hanya ingin menyelamatkan Putri Misha." Aku mengucapkan dialog yang sudah ditentukan.
Sang hantu tersenyum dingin: "Akhirnya Raja mengirim orang untuk menjemput putrinya? Masih ingatkah dia pada anak perempuannya itu?"
Aku tertegun sejenak, ekspresi agak canggung: "Aku bukan utusan Raja, di mana Putri? Aku harus menjemputnya pulang!"
"Mau menjemputnya pulang? Kalau bukan utusan Raja, siapa yang mengutusmu?"
"Tabib Lancelot."
"Lancelot... Guru?" Suara hantu perempuan itu gemetar, namun tiba-tiba menjadi dingin: "Kalau mau membawa Putri pulang, lewati aku dulu!"
"Sialan, ujung-ujungnya tetap harus bertarung!" Aku mengangkat pedang dan menyerang.
Pemberitahuan Sistem: Anda terkena gangguan wabah, kecepatan pemulihan darah dan qi berkurang 50%!
Pemberitahuan Sistem: Anda terpengaruh jeritan hantu perempuan, kecepatan gerakan berkurang 50%!
Pemberitahuan Sistem: Anda terkena efek intimidasi, kecepatan serangan berkurang 50%!
Pemberitahuan Sistem: Anda terkena dampak dendam hantu perempuan, efek penggunaan obat berkurang 50%!
……
Sial, empat baris pemberitahuan merah menyayat hatiku, terutama yang terakhir - kerugian darah berarti uang putih yang mengalir pergi!
Untungnya hampir semua berkurang kecuali kekuatan serangan, ini sedikit menghibur. Serangan esku membekukan hantu itu di tempat, disusul pukulan berat yang langsung menghabiskan 230 poin darah dan qi-nya. Kombo berikutnya menghilangkan 200 poin lagi.
Serangan hantu wanita juga membuatku sangat menderita. Setiap kerusakan 80 benar-benar menyiksa, bahkan ramuan sedang yang seharusnya memulihkan 500 HP hanya bisa menambah 250 HP. Satu ramuan sedang hanya bisa menahan tiga kali serangan hantu wanita. Waktu cooldown minum ramuan adalah 10 detik, sementara kecepatan gerakku sangat lambat. Aku sudah terjebak dalam situasi sulit, mustahil untuk mundur sekarang. Hanya bisa terus minum ramuan untuk bertarung melawan hantu wanita.
Konsumsi ramuan terjadi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Ketika darah hantu wanita tersisa kurang dari 1/3, 8 dari 10 ramuanku sudah habis! Sepertinya aku tidak akan bisa mengalahkannya dengan mulus!
Pertempuran semakin sengit, kilatan pedang terus menerus menyambar-nyambar!
Tidak bisa! Dua ramuan terakhir sudah diminum, tapi hantu wanita masih memiliki sedikit darah tersisa. Darahku sendiri tinggal separuh! Meski darahnya tipis, aku juga dalam kondisi kritis. Di bawah serangan gencar mereka, darahku akan segera habis!
Bahaya! Kedua dunia sudah di ambang kehancuran! Siapa yang akan menang?!
Tunggu, tiga menit sudah berlalu! Eh, skill baruku sudah pulih!!
"Ice Blade Slash" melesat keluar!
Hantu wanita tiba-tiba membekukan diri, pingsan selama tiga detik!!
Critical hit, combo attack!!
"Ugh~!"
Dengan erangan terakhir, hantu wanita akhirnya jatuh. Namun dia tidak menghilangkan diri, dua peralatan dan sebuah buku jatuh ke tanah. Hantu wanita itu menatapku dengan nyaris mati.
Dengan cepat mengambil peralatan dan buku lalu melemparkannya ke dalam bungkusan, sambil waspada memandangi hantu wanita itu, sepenuhnya lupa untuk duduk memulihkan darah.
"Apakah kamu benar-benar dikirim Guru Lance untuk menjemput putri?" Hantu wanita itu terus-terusan terengah-engah, suaranya terdengar lemah.
"Ya, dia sudah menemukan formula untuk menyembuhkan wabah sang putri."
"Apa? Guru menemukan formula penyembuh penyakitku?" Hantu itu terlihat sangat terkejut.
Aku juga kaget: "Anda Putri Misha?"
Suara hantu itu penuh kesedihan: "Sejak datang ke sini, wabah terus menyiksaku. Kemudian datang beberapa Penyihir Arwah Gelisah, mereka memurnikan jiwaku dan mengubahnya menjadi hantu kesepian..."
"Kalau begitu, bukankah Paduka sudah MATI?" Aku sangat terkejut, kalau begitu apakah tugasku juga gagal?
"Aku tidak MATI, hanya jiwaku yang telah meninggalkan raga..."
Aneh! Jiwa keluar dari tubuh!!
