Tim Xu Lin?
"Diperkirakan dalam waktu yang lama hanya bisa eksis dalam bentuk grup, itu adalah bentuk awal tim yang tidak tetap. Tapi setelah memiliki Sertifikat Ujian Pembentukan Regu, semua anggota grup bisa dinaikkan level menjadi anggota resmi regu. Anggota regu memiliki banyak keuntungan, contohnya saat anggota satu regu berkelompok, EXP yang didapat dari membunuh monster bertambah 10% - ini sangat signifikan! Ketika regu dinaikkan level menjadi resimen, anggota resimen yang berkelompok akan mendapat EXP tambahan 20%!"
"Untuk saat ini pemain hanya bisa berkhayal saja. Tidak hanya belum ada pemain yang reputasinya mencapai 10.000, lokasi menjatuhkan Sertifikat Ujian yang dibutuhkan untuk membangun regu juga sama sekali tidak diketahui. Pihak resmi tidak memberikan petunjuk apapun, segalanya harus dieksplorasi sendiri oleh pemain."
"Sekarang Murong Shanshan malah bertanya kapan Keluarga Sayur akan membentuk regu..."
"Tidak tahu. Mungkin masih lama, reputasi kita masih jauh dari cukup."
"Jika aku yang pertama membentuk regu, maukah kamu bergabung?" Murong Shanshan menggigit bibirnya.
Aku teringat insiden Xu Lin tidak mengakuiku karena hubunganku yang buruk dengan Kuang Zhan, lalu tersenyum: "Bahas ini nanti saja. Membentuk regu bukan hal yang bisa dilakukan sembarangan."
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Kalau begitu bahas nanti saja. Di depan adalah Lembah Iblis, penuh dengan monster tipe iblis. Pendeta bisa membunuhnya dengan cepat."
"Ngomong-ngomong, isi tugasmu apa? Harus membunuh BOSS tertentu atau bagaimana?"
"Bunuh BOSS saja sudah cukup, tugas saya ini benar-benar mesum. Katanya di lembah ada delapan belas formasi magis Segel yang tersebar di berbagai sudut. Hanya dengan membuka semua Segel dalam lima detik, barulah iblis BOSS yang harus kubunuh akan muncul. Kupikir, BOSS ini pasti tidak biasa, mungkin akan menjatuhkan beberapa peralatan biru untukku~!" Murong Shanshan terlihat sangat antusias, pancaran mata berbinar dan wujudnya yang memesona membuat beberapa serigala berbulu domba di sekitarnya terpana.
……
Murong Shanshan memberi perintah di channel party. Pasukan hampir 50 orang langsung berpencar di lembah kakao. Formasi magis sangat jelas terlihat. Monster di lembah itu segera habis diinjak-injak oleh kerumunan orang.
Keke diam-diam mendekatiku, berbisik pelan: "Tahukah kau, Shanshan adalah bunga kampus kami. Hampir semua orang di sini punya pikiran tak senonoh padanya."
Aku mengangguk, tapi tak berkata apa-apa.
"Kau tidak khawatir?" Keke menatap wajahku tajam, seolah tak ingin melewatkan sedikitpun perubahan ekspresiku.
"Khawatir apa?"
Keke memandangiku dengan bodoh. Setelah yakin aku benar-benar tak peduli, ia berkata: "Sudahlah, anggap saja Dang tak pernah bertanya. Kasihan Shanshan kita, tak tahu akan dikejar serigala berbulu domba mana..."
“……”
"Delapan belas Formasi sihir segera dijaga oleh orang. Murong Shanhan membuka peta dan memastikan semua Formasi sihir sudah terisi, lalu berbicara melalui alat komunikasi suara di saluran grup: 'SEKARANG JUGA, saat saya hitung sampai tiga, semua orang langsung aktifkan Formasi sihir. Tunggu, Formasi sihir jam 9 itu siapa yang mengaktifkan? HENTIKAN!'"
Setelah kekacauan sejenak, akhirnya semua orang mengaktifkan Formasi sihir untuk kedua kalinya di bawah arahan Murong Shanhan. Cahaya suci berpendar, lalu di pusat peta tiba-tiba muncul BOSS batu level 25 - tujuan utama ekspedisi Murong Shanhan.
"Lin Fan, ayo serang! Semua orang maju BERSAMA!"
Semua orang mengerubungi BOSS malang ini. Saat saya mengayunkan pedang kedua, TIDAK mengenai sasaran sama sekali!
Astaga! Menurutku ini BOSS tercepat yang MATI pernah kulihat. Kurang dari 10 detik sudah tumbang, menjatuhkan sepatu zirah biru untuk prajurit yang langsung diklaim Murong Shanhan.
Murong Shanhan melambaikan tangan padaku lalu buru-buru kembali ke kota. Bersamaan dengan itu, notifikasi "pasukan dibubarkan" muncul - rupanya ini cara dia melepaskan diri dari para pengikut.
SMS menyusul: "Lin Fan, aku mau leveling bareng Koko dan yang lain. Maaf nggak bisa nemenin."
Saya tersenyum kecut. Baru ingat bahwa saya juga punya misi sendiri. Sekarang level semua orang sudah cukup tinggi. Jika tidak segera naik level, bisa-bisa disalip Lu Xuehan dan Xin Yu.
Membuka peringkat, kaget melihat saya sudah menduduki peringkat 7 dunia dan ke-4 di China. Sekarang seharusnya sudah termasuk selebriti. Dari level pemain Top 10 Heavenly Ranking, perbedaan level antar pemain semakin melebar. Peringkat pertama masih diduduki pencuri bernama Dongli Huoguo yang sudah mencapai level 29. Peringkat 2-4 berada di level 28, 5-7 di level 27, sedangkan peringkat 8 turun drastis ke level 25. Murong Shan Shan gagal masuk Heavenly Ranking karena kurangnya pengalaman, tapi di China sudah menduduki peringkat 6, jauh melampaui level Lu Xuehan dan Xin Yu.
Tanpa menggunakan teleportasi kota, saya langsung berjalan dari lokasi saat ini menuju lokasi logging tempat berlatih dengan Murong Shan Shan kemarin. Secara teori, area di belakang sana seharusnya memiliki monster berlevel lebih tinggi. Dengan level 27 saat ini, jika tetap membasmi monster selevel, pengalaman yang didapat akan sangat sedikit, dan perbedaan level dengan pemain lain akan semakin melebar.
Senja semakin kelam, padang rumput perlahan diselimuti kabut tebal. Embun sangat berat. Sepatu perang arwah-arwah gelisah berwarna tanah di kaki saya menginjak rumput basah embun, mengeluarkan suara "jleq jleq". Tubuh saya cepat basah oleh embun dari dedaunan pohon. Zirah biru muda berpendar-pendar, mantel merah melekat erat di tubuh, terasa sangat tidak nyaman.
Langsung melewati pabrik kayu, monster level 27 di sana sudah tidak perlu dilawan lagi. Di belakang pabrik kayu terbentang dataran luas, asap mengepul terlihat di kejauhan sementara bendera besar berwarna kuning berkibar tertiup angin.
Sebuah sungai besar lagi-lagi membatasi antara pabrik kayu dan dataran. Di atas sungai terdapat jembatan gantung yang terlihat bergoyang-goyang, di dekatnya ada perkemahan sederhana dimana beberapa prajurit kerajaan berpakaian compang-camping sedang mengobrol di sekitar api. Aku bingung, apa hubungan pasukan bendera kuning ini dengan para prajurit? Apakah mereka tim pendahulu?
Dengan hati-hati melewati jembatan gantung, para prajurit penjaga jembatan langsung berdiri dan mengepung ketika melihatku. Seorang yang mirip komandan regu menunjukku sambil berteriak: "Siapa kau, apa tujuanmu ke sini?"
Aku tertegun sebentar lalu menjawab: "Aku dari Kota Angin Puyuh."
"Apa? Apakah kau yang dikirim Raja untuk menyelamatkan kami?"
Aku berpikir sebentar, mungkin ini lagi-lagi tugas, lalu menjawab: "Aku kesatrya yang baru dapat promosi, ada yang bisa kubantu?"
Komandan prajurit itu wajahnya dipenuhi gejolak emosi: "Kupikir Kerajaan sudah melupakan kami prajurit yang bertaruh darah ini!"
