Berkat Suci: Skill pasif, menambah 40% resistansi sihir untuk semua mantra. Dapat ditumpuk dengan efek skill lain.
Dapat lagi!
Skill pasif ini lebih berguna daripada equipment atau skill apapun. Resistansi 40% untuk semua jenis sihir berarti jika penyihir biasa bisa mengurangiku 100 poin darah, sekarang hanya 100/1.4=71 poin. Ditambah kecepatan gerakku dan Serangan Beku, bahkan penyihir dengan Armor Frost pun bisa kuhabisi dalam 3 detik.
Tiga menit setelah tugas selesai, sistem mulai mengingatkan saya: Pemain diminta meninggalkan peta lokal ini, lima menit lagi peta akan direfresh. Jika tidak pergi, kerugian yang timbul bukan tanggung jawab perusahaan. Mohon maklum atas ketidaknyamanannya!
Pasti ini perubahan karena aku menyelesaikan tugas ini. Perkiraanku setelah peta direfresh, perkemahan pasukan Ksatria Emas akan hilang dari peta ini. Semua tugas di sini juga akan benar-benar menghilang.
Cepat-cepat mundur ke dekat pabrik kayu, kubuka peta untuk memastikan sudah meninggalkan dataran Wild Horse baru berhenti. Mataku tak berkedip menyaksikan peta depan mulai berubah. Lima menit kemudian, segalanya tenang kembali. Jejak yang ditinggalkan manusia di dataran Wild Horse benar-benar lenyap, digantikan berbagai monster level tinggi.
Waktu juga sudah hampir habis. Untuk tugas baru di peta yang baru direfresh ini, lebih baik ditelusuri besok saja!
Mengirim tiga SMS berturut-turut ——
Untuk Xu Lin: "Kakak Lin, aku baru dapatkan buku skillmu, kembali ke kota untuk transaksi!"
Untuk Xin Yu: "Sayangku Drip, sudah rindu belum? Aku dapatkan buku skill untukmu, datang sini!"
Untuk Lu Xuehan: "Kecantikan Xuehan, dua buku skill, datang transaksi. Sekalian bahas bagaimana cara membalas budiku..."
Beberapa detik kemudian, tiga gadis cantik membalas ——
Xu Lin: "SEKARANG JUGA datang, beberapa hari lagi gajian akan kubayar!"
Xin Yu: "Tentu saja aku merindukanmu Drip~ Malam ini pengen ada yang peluk tidur..."
Lu Xuehan: "Hehe, aku segera kembali!"
……
Aku agak bingung. Xu Lin mata duitan, Xin Yu genit, Lu Xuehan manis. Itupun semuanya masuk kategori kecantikan tingkat satu. Sungguh tak tahu berapa banyak pria yang memandang iri keadaanku.
Menggunakan Scroll Kota Kembali, tiga gadis cantik sudah berada di Jembatan Gerbang Timur sesuai janji. Setelah beberapa hari tidak bertemu, peralatan mereka telah mengalami perubahan besar. Xu Lin mengenakan jubah Penyihir biru, tongkat sihir di tangannya memancarkan cahaya gelap yang mistis. Tak diragukan lagi dia adalah ahli Penyihir MM. Xin Yu dengan zirah kulit seksi yang membalut tubuh rampingnya, busur panjang semakin menegaskan posturnya yang anggun. Wajah cantiknya memancarkan pesona memikat. Aku yakin Xin Yu pasti pemain elf tercantik di Kota Angin Puyuh bahkan wilayah China Timur. Berbeda sama sekali, kecantikan Lu Xuehan adalah tipe yang membuat orang tak tega menodainya. Jubah pendeta putih polosnya mempertegas lekuk tubuhnya yang lembut gemulai. Kulit seputih salju tanpa noda itu terlihat begitu rapuh, membuat pria mana pun ingin melindunginya. Bahkan aku yang sudah tua ini merasa ada dorongan aneh...
Xin Yu kesal berkata pada Xu Lin: "Lin Fan ini sepertinya benar-benar menyukai si cantik Xuehan kita. Lihat cara dia memandang Xuehan, penuh nafsu!"
Xu Lin mengangguk setuju, sementara Lu Xuehan memerah wajahnya dan menatapku dengan malu-malu.
Aku malas berdebat dengan Xin Yu, langsung menyerahkan peralatan dan buku melalui transaksi. Lalu menjelaskan: "Murong Shanshan menerima tugas, item misi adalah pedang biru level 26 berkualitas tinggi. Untuk mendapatkan pedang serupa, aku harus menemani dia makan malam..."
“Xin Yu segera menatapku dan berkata: ‘Sebenarnya pergi makan atau melakukan apa, malam ini pulang atau tidak? Murong Shanshan secantik itu, apa kau sudah terbuai olehnya, berani-beraninya bahkan tidak menemani kami makan bersama di Malam Natal?’”
“Aku buru-buru menjelaskan: ‘Benar-benar hanya membahas tugas saja, kalian jangan salah paham!’”
“‘Wah, wajahmu sampai memerah, masih bilang tidak?’ Xin Yu mulai menambah masalah, ‘Jujur saja, apa kau tidak menganggap serius si cantik kecil Xuehan kita? Dia setiap hari tidur di sebelahmu, tapi kau sama sekali tidak peduli. Tahukah kau pagi ini Xuehan menghangatkan makanan jam 8 agar kau bisa sarapan, tapi dasar si kurang ajar ini bahkan tidak melihatnya...’”
“Aku tertegun sejenak, bertanya dengan kaku: ‘Xuehan, benarkah? Maaf, aku tidak melihat...’”
“Lu Xuehan tersenyum kecut: ‘Tidak apa-apa.’”
“Aku agak canggung. Waktu janji dengan Murong Shanshan hampir tiba, tapi tiba-tiba aku malu untuk log out. Tiga gadis cantik berdiri di hadapanku. Wajah manis Lu Xuehan dipayungi semburat merah yang menggoda, membuatku linglung.”
“Xin Yu melirikku dan berbisik: ‘Cepat pergilah, jangan buat orang menunggu.’”
“Aku memandangnya bingung. Xu Lin juga berkata: ‘Lin Fan, pergilah. Murong Shanshan sudah membayar 100.000, selama permintaannya tidak berlebihan, penuhi saja.’”
“Xin Yu segera menyambung: ‘Iya, tapi malam ini harus pulang. Kami tunggu ya~’”
Aku buru-buru menghindari tatapan panas Xin Yu. Jika dibiarkan terus menatap, rasanya seperti aku tidak mengenakan pakaian.
"Sudah, cepat offline!" Akhirnya Lu Xuehan mengizinkan aku offline.
Aku mengangguk sebagai salam perpisahan, lalu keluar dari game.
Melepas helm dan mematikan unit utama, tiba-tiba aku merasa pergi begitu saja terasa tidak sopan. Melihat kotak biskin di samping bantal, ide segera muncul. Aku mencari pulpen di lemari, menyobek kertas putih dari buku telepon, lalu menulis: "Xuehan, aku pergi sebentar. Biskuit ini untukmu. Nanti aku bawakan makanan lagi~!"
Menjepit catatan di kemasan biskuit, aku masuk ke kamar Lu Xuehan dengan hati-hati meletakkannya di kepala ranjang. Kamar gadis memang bersih dengan aroma harum samar. Lu Xuehan tertidur dengan dua gunung lembut menjulang di selimut. Jantungku berdebar kencang, nafas tersengal, aku menelan air liur sambil menutup pintu.
……
Malam musim dingin datang lebih awal. Salju di luar masih turun, lampu jalan sudah menyala semua. Kilau cahaya dalam tarian salju menciptakan nuansa romantis. Pasangan-pasangan kekasih berpelukan di bawah payung berjalan di trotoar, tawa mereka menghangatkan hati di musim dingin.
"Hei, ngapain melamun? Cepat ke sini!"
Di seberang jalan, seorang MM cantik sedang melambai ke arahku. Setelah kulihat lebih dekat, ternyata itu Murong Shanshan yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Di sampingnya ada dua gadis lain, mungkin Kakao dan seorang MM lainnya.
