"Saat pemeliharaan sistem terakhir, sistem duel sudah diperbarui. Berbeda dengan sistem PK dengan niat jahat, sistem duel hanya bisa dilakukan oleh dua pemain. Saat satu pihak dikonfirmasi MATI, tidak ada kerugian apapun kecuali darah benar-benar habis. Pemain umumnya memilih duel di kota karena duel di area liar terlalu mudah diserang mendadak oleh orang lain dengan niat jahat."
Murong Shanshan menunjuk ke katedral utama di sebelah plaza sambil tersenyum: "Di sana sepi, ayo kita duel di situ!"
Pemberitahuan sistem: Pemain Murong Shanshan mengirimkan Tantangan kepadamu, apakah kamu menerima?
Aku segera mengklik "Terima". Bersamaan itu, nama di atas kepala Murong Shanshan berubah dari hijau menjadi merah - hubungan permusuhan telah terbentuk!
Murong Shanshan tiba-tiba menyerbu. Sebelum sempat bereaksi, HP-ku sudah berkurang drastis lebih dari 200 poin. Dia bahkan tidak mendekatiku, hanya mengirimkan serangan energi pedang dari kejauhan, lalu menyeret pedang melewatiku dengan senyum puas di bibir!
Astaga, aku meremehkan nona-nona ini!
"Blub~!"
Murong Shanshan dengan sigap bergerak ke posisi diagonal. Kilatan energi pedang hijau lagi menghujam dari langit, darahku langsung berkurang 200+ lagi. Sudah hampir 400 poin darahku hilang, tapi helai baju-nya pun belum kusentuh. Dengan mantel merahnya, dia bagai elf api yang langsung menarik perhatian beberapa pemain di plaza.
"Semua orang cepat lihat! Ada dua pemain tingkat tinggi sedang PK di sini~!"
“Entah siapa yang berteriak dengan suara keras, orang-orang langsung mengerumuni, jumlah penghuninya bahkan tidak kalah dengan PK di luar sana!”
“Astaga, kalian lihat nama mereka? ‘Sup Sayur Giok Putih’ dan ‘Murong Shanshan’ loh, dua Pendekar Pedang terkuat di Kota Angin Puyuh~!”
“Bangsat, diam! Gue udah nyalain sistem rekam. Ini pasti bakal viral di forum!”
“Ternyata Murong Shanshan secantik ini. Gue mau fotoin, pasti laku…” ujar seorang pria mesum dengan lantai.
“Sup Sayur Giok Putih juga oke tuh. Perlengkapan keren, level tinggi, plus tampangnya ganteng!” celetuk seorang wanita jelek sambil mengupil.
……
Aku dan Murong Shanshan tidak terlalu menghiraukan penonton. PK kayak gini emang pasti menarik perhatian.
Dengan gerakan menyamping, aku menghalangi jalur Murong Shanshan. Dia yang tak menyangka aku bisa memprediksi gerakannya, langsung nyemplung ke pelukanku. Matanya yang menatap ke atas langsung disambut senyum cerahku.
Sayangnya kesungguhanku tidak menggugah hatinya. Alih-alih, serangan Pukulan Berat dengan efek serangan mematikan menyambutku. Angka merah 442 melayang di atas kepala!
“Gila, keras banget ni orang?!” gerutuku pelan sambil gesit berpindah posisi. Kombo langsung kuhantamkan ke tubuh Murong Shanshan. “360” “354” nilai kerusakan yang memuaskan. Kombo yang sudah ditingkatkan emang beda! Rupanya Murong Shanshan meremehkan kombo, sampai-sampai tidak menggunakannya sama sekali.
Saat Murong Shanshan sedang bingung, dengan cepat aku memindahkan posisi tubuh ke belakangnya dan langsung melancarkan Pukulan Berat, menimbulkan kerusakan 452 lagi. Darah Murong Shanshan yang awalnya 1400 kini tersisa kurang dari 300, sementara darahku masih 1100+. Sepertinya kesempatan Murong Shanshan sudah menipis.
Sebelum sempat merasa puas, Murong Shanshan tiba-tiba mempercepat gerakannya. Dengan sudut 45 derajat, dia berpindah cepat ke belakangku. Pedang Malam Elf-nya menyambar bahuku dengan cahaya putih bersih!
Pemberitahuan Sistem: Anda terkena serangan Tebasan Embun Beku Murong Shanshan, kehilangan 403 darah. Kekuatan Embun Beku menyebabkan kerusakan berkelanjutan: kecepatan gerak berkurang 50%, darah terus berkurang 20 poin/detik selama 30 detik!
Aku terkejut. Nona-nona ini ternyata menyelundupkan skill mematikan seperti ini!
Kakiku terasa seperti dijejali timah. Kecepatan gerakanku melambat drastis. Bahkan menyentuh ujung jubah Murong Shanshan pun tak bisa. Dalam sekejap dia sudah berada di belakangku lagi. Kombo dan Pukulan Berat menghujam tanpa ampun. Darahku yang sempat 1000+ kini tersisa kurang dari 500 setelah Tebasan Embun Beku dan dua serangan ini - setara dengan darah Murong Shanshan. Sayangnya efek perlambatan gerakanku masih 20 detik lagi. Murong Shanshan yang lincah langsung menjauh, Pedang Malam Elf-nya mulai berpendar...
Bahaya! Orang ini ternyata bisa mengeluarkan serangan pedang jarak jauh!
Pada saat pedang qi dilepaskan, aku melangkah ke kiri meski lambat, tapi tepat menghindari serangan mematikan itu. Cahaya biru pedang qi menghunjam ke ubin depan aula, debu dan pecahan batu bata beterbangan.
Aku tak bisa menahan nafas dingin. Untung bereaksi tepat waktu, kalau tidak pasti berbahaya.
Waktu tunggu skill pedang qi pasti cukup panjang. Setelah senjata rahasianya gagal, Murong Shanshan tidak mendekatiku lagi. Awalnya sengaja menyembunyikan Ice Sealing Slash, sekarang sudah terlambat. Frost Slash-nya seperti versi sederhana Ice Sealing Slash, mirip kecuali efek pusing.
Waktu berlahan. Tak kusangka duel antar dua Pedang bisa begini. Kami saling menjaga jarak. Jelas Murong Shanshan menunggu CD pedang qi. Jika kena sekali lagi, sentuhan kecil darinya akan membunuhku.
Sistem mengingatkan: Efek Kekuatan Embun Beku telah hilang.
Kuperiksa darahku. Pengurangan 20 poin per detik membuat darahku tersisa kurang dari 300. Bar darah tinggal seujung kuku. Pemain sekitar mulai bersorak, mungkin menganggapku sudah kalah.
Setelah kemampuan bergerak pulih, segera kudekati Murong Shanshan dari arah diagonal. Dia juga sedang mengumpulkan tenaga untuk meluncurkan pedang qi...
"Byur～!"
“Kresek!” Murong Shanshan mengayunkan sinar pedang biru dari atas kepala saya. Namun dalam satu detik berikutnya, semua orang berteriak kaget. Murong Shanshan membelalakkan matanya yang indah memandang saya, seolah melihat hantu.
Pemberitahuan Sistem: Anda berhasil menghindar dari skill Sinar Pedang Murong Shanshan!
Berhasil menghindar?! Kelincahan tinggiku memang bukan main!
Pedang Kegelapan kusabetkan horizontal, membuat Murong Shanshan langsung terkena Kombo-ku!
“346！”
“372！”
Pemberitahuan Sistem: Sup Sayur Giok Putih mengalahkan Murong Shanshan dalam duel!
Murong Shanshan terpaku, menatapku bertanya: “Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa skillku bisa dihindari?”
“Mungkin karena Kelincahanku terlalu tinggi. Ini satu-satunya penjelasan logis...”
“……”
