Menerobos kerumunan, Murong Shanshan menarik tanganku berlari kecil ke sisi bursa. Ia memasang perisai itu seharga 500RMB sambil tersenyum: “Lihat, nanti malam kita kembali ke sini. Berapapun uangnya akan kita bagi rata, setuju?”
“Kau tidak serius, kan?” Aku antara ingin tertawa dan menangis. “Skill Sinar Pedangmu sangat hebat. Aku cuma bisa menghindar sekali berkat operasi. Lalu skill Tebasan Embun Beku itu, bagaimana cara mendapatkannya? Skill itu terlalu overpowered untuk PK. Jika kau gunakan sejak awal, aku sama sekali tak punya kesempatan.”
“Hmph, kamu tahu saja～! Serangan Embun Beku ini kudapat dari tugas.” Ekspresi Murong Shanshan penuh ketidaksukaan, tak terbayang reaksinya jika tahu aku punya skill keren seperti Ice Sealing Slash dan Pedang Kilat yang belum kugunakan.
Menemani Murong Shanshan melihat-lihat di bursa transaksi. Karena penggunaan ramuan dilarang saat pertandingan, kami tak membeli apa-apa. Di bagian buku skill pun tak ada yang cocok untukku, lagipula harganya sudah melambung tinggi akibat spekulasi pedagang nakal. Buku skill paling dasar seperti Panah Embun Beku dijual 2000 lebih RMB, sementara buku level tinggi mencapai puluhan ribu. Buku skill level 20 ke atas sangat langka karena emang jarang drop. Beberapa hari lalu bisa dapat 3 buku level 20 dengan koin emas, sekarang baru sadar itu benar-benar keberuntungan besar.
“Ngomong-ngomong, kapan kamu mau temani aku farming reputasi?” Murong Shanshan tiba-tiba bertanya, rupanya dia masih ingat.
Kupertimbangkan sejenak, “Malam ini saja. Tidak ada pertandingan malam ini. Setelah turnamen selesai, para high level pasti akan ke ibukota kerajaan. Aku juga takkan kembali ke sini untuk grinding.”
Murong Shanshan mengangguk, “Tidak bermasalahkah malam ini? Bukannya harus menemani para cewek cantik di studio-mu? Kakao, Feiyu, Godaan... mereka semua cantik-cantik lho?”
Aku terkejut, “Darimana kamu tahu ID game mereka?”
“Hmph! Pagi tadi aku nonton pertandingan kalian. Tentu saja tahu! Itu Kakao kan pendeta yang kamu kasih kalung ungu? Keliatannya sangat segar!” Ucapan Murong Shanshan terdengar kecut.
“Kamu sendiri tidak perlu bertanding, masih sempat datang menonton kami?”
“Saya hanya butuh satu menit untuk menghabisi 5 pemula, mana merepotkan seperti kalian? Berjuang lama-lama malah dibunuh satu orang, memalukan!”
“……”
……
“Drip～！”
SMS dari Lu Xuehan——
“Lin Fan, kumpul di tempat biasa, kita akan bersiap bertanding!”
Saya melihat jam, ternyata sudah hampir pukul dua. Setelah pamit pada Murong Shanshan, saya langsung berangkat.
Waktu tiba, kelima orang kembali ditransmisikan ke arena pertandingan. Lawan terlihat seperti tim amatir, langsung kami taklukkan. Operasi dan koordinasi Lu Xuehan, Xu Lin, dan Xin Yu semakin matang setelah banyak pertandingan, terutama kemampuan penyembuhan Lu Xuehan. Saya yakin di Kota Angin Puyuh tidak ada pendeta yang lebih hebat darinya.
Sampai pertandingan pukul 4:30 sore yang termasuk babak 64 besar, akhirnya kami menghadapi lawan tangguh pertama sejak siang——
Kelima lawan semuanya level 26, hanya satu tingkat di bawah Lu Xuehan dkk namun satu tingkat di atas Li Qing. Dua penyihir satu pendeta, ditambah satu ksatria dan pencuri. Meski tidak ada item biru, semua memakai Item hijau. Kekuatan mereka patut diwaspadai!
Xu Lin memberi perintah tegas: “Cara lama. Xin Yu dan Lin Fan Bunuh pendeta dulu, lalu penyihir. Yang lain beri efek negatif ke lawan. Bertahan jangan sampai KO. Xue Han fokus penyembuhan.”
Perintah belum selesai, pertandingan sudah dimulai!
"Pencuri mereka sudah menghilang sejak awal, sementara Tembakan Gejolak Xin Yu mengenai tubuh pendeta. Kali ini cukup dramatis, Tembakan Gejolak Xin Yu juga menghasilkan serangan mematikan, angka kerusakan 426 melayang dari atas kepala pendeta. Sayangnya perlengkapan pendeta ini cukup bagus, HP-nya hanya berkurang setengah.
Aku buru-buru menerjang, namun di tengah jalan terkena Panah Beku dari penyihir lawan. Kecepatanku tiba-tiba turun jadi separuh. Waktu pusing pendeta itu juga segera berakhir. Dengan gerakan tangan, sebuah Kutukan dikenakan padaku. Penyihir lainnya yang sudah mengumpulkan energi melemparkan Ledakan Api besar ke tubuhku, angka kerusakan 168 membuat mereka terkejut.
Akhirnya ada pasukan yang mengincarku sebagai target utama serangan. Sayang serangan mereka tidak mesum seperti Murong Shanshan. Setelah Xin Yu mengeluarkan Penyembuhan instan, darahku langsung penuh lagi. Kemudian cahaya putih pekat seperti susu turun dari tubuhku, Pemurnian Manna Lu Xuehan membuatku langsung segar. Efek perlambatan menghilang mutlak, dan terbentuk lingkaran Pemurnian di bawah kakiku, selama 15 detik tidak terpengaruh skill kutukan mantra apapun!
"Swa~!"
Sebuah lingkaran merah indah menyala dari belakangku. Punggungku agak perih, sialan, rupanya pencuri menggunakan Tusukan Belakang di belakangku. Yang menyebalkan hanya menyebabkan kerusakan 88 poin. Aku memakai baju zirah berat, serangan lemah pencuri itu sama sekali tidak bisa memberikan kerusakan mematikan.
Berlari kencang mendekati pendeta, langsung melancarkan Kombo dan seketika mendapat dua pemberitahuan!
Pemberitahuan Sistem: Kombo pemain "Sup Sayur Giok Putih" telah MEMBUNUH pemain "Suster Besar"!
Pemberitahuan Sistem: Selamat, skill "Kombo Diperkuat" Anda telah naik level!
……
Sangat gembira, tak menyangka Kombo bisa promosi di tengah pertandingan, Level Empat - level legendaris yang bisa melancarkan 3 serangan sekaligus!
Tim lawan tidak panik setelah pendeta mereka MATI. Ksatria dan pencuri menyerangku dari depan-belakang dengan ganas, sementara Penyihir langsung menghujani dengan Bola Api. Meski pertahanan dan resistansi sihirku tinggi, serangan 4 pemain sekaligus tetap menyiksa. Penyembuhan terus-menerus Lu Xuehan mulai tak sanggup mengejar laju penurunan HP.
Aku berteriak di channel tim: "Xin Yu, bantu Kakak Lin BUNUH Penyihir!"
Xin Yu langsung meninggalkan pencuri dan mengalihkan target ke Penyihir. Serangannya sangat dashyat, terutama terhadap Penyihir bertubuh lemah. Efek tembus busur panahnya menambah kerusakan ekstra, dan setelah beberapa kali tembakan beruntun, seorang Penyihir berhasil dibunuh paksa.
Tekananku langsung berkurang. Perlahan kudekati Penyihir lainnya, waktu tunggu Kombo tepat habis, kulanjutkan dengan serangan:
“345！”
“364！”
“324！”
Cahaya putih berkilat, Penyihir level 26 dengan HP penuh ini tiba-tiba TERBUNUH seketika!
Hanya tersisa dua lawan lagi, serangan pingsan pencuri mendarat di kepala saya saat saya bersiap membalas. Mereka mungkin sudah sadar bahwa rencana membunuh saya—ahli nomor satu di kota—secara paksa agak tidak realistis. Setelah memingsankan saya, mereka segera melesat cepat ke arah Xu Lin untuk membunuhnya. Sayangnya mereka salah menilai kekuatan Xu Lin, mengira penyihir kecil yang terlihat lemah lembut ini akan mudah dikalahkan. Tak disangka, sambutan untuk mereka adalah serangan mantra yang sudah dipersiapkan lama. Pencuri yang darahnya tinggal separuh langsung terbunuh seketika, sementara ksatria meski pertahanannya tinggi juga kehilangan hampir setengah darah.
Xu Lin setidaknya memiliki tiga perlengkapan biru tingkat tinggi, mereka meremehkannya terlalu jauh...
