Karena besok adalah babak individu turnamen Tantangan, hari ini aku memilih tidak login untuk latihan leveling. Lagipula fungsi transmisi ibukota kerajaan akan dibuka 2 hari lagi, nanti saja naik levelnya. Jarang ada kesempatan santai 2 hari, tidak ingin membuat diri terlalu lelah. Seperti kata Murong Shanshan: "berlebihan justru tidak baik", main game tak perlu bertarung mati-matian.
Tiba-tiba teringat permintaan Murong Shanshan untuk mentraktirnya makan malam. Saat mengeluarkan ponsel untuk menelepon, ternyata dia lebih dulu menghubungi: "Lin Fan, malem ini aku harus pulang ke rumah dulu, besok pagi baru kembali untuk ikut kompetisi. Jadi malem ini tidak sempat mengeruk traktiranmu, lain kali ya, gimana?"
Aku tersenyum: "Tentu tidak masalah. Rumahmu di kawasan baru kan? Hati-hati di jalan."
"En."
Murong Shanshan yang jarang bersikap manis kali ini dengan manis menjawab sebelum menutup telepon.
Matikan komputer, tiba-tiba ingin jalan-jalan. Xin Yu dan Lu Xuehan sedang sibuk membantu Xu Lin mempersiapkan makan malam. Kuberi salam dan pergi, soalnya baru jam 4. Semua janjian makan jam 7.
……
Salju sudah lama berhenti, di jalan-jalan penuh dengan salju yang sedang meleleh. Angin malam yang dingin menusuk kulit sampai perih. Melihat kerumunan orang di jalanan, tiba-tiba aku berpikir: Apakah Murong Shanshan sudah memakai baju cukup hangat? Jika nanti pulang sampai masuk angin lagi pasti repot, mungkin besok tidak bisa ikut babak penyisihan.
Dari samping terdengar teriakan penjual ubi panggang. Aku menoleh dan melihat seorang lelaki berpenampilan pekerja pensiunan sekitar 60 tahun sedang berteriak-teriak memanggil pejalan kaki di tengah angin dingin. Wajahnya yang kasar memerah karena kedinginan.
Aku mendekat: "Kakek, saya mau satu, yang besar～!"
Kakek itu segera memasukkan tangannya ke dalam tungku, mengeluarkan ubi berukuran besar lalu menimbangnya: "Setengah kilo, saya hitung satu yuan saja."
Tiba-tiba, dua mahasiswi yang sedang menggendong buku keluar dari toko buku di belakang langsung berkerumun: "Kakek, beri kami dua ubi, yang paling wangi!"
Aku menoleh dan melihat kedua gadis itu juga sedang menatapku...
"Bukankah ini..." Seorang gadis mengusap matanya sendiri, yang lain juga terlihat tak percaya.
Aku tertegun: "Apa? Jangan asal mengenali orang!"
"Iya, pasti kita salah orang. Ahli nomor satu mana mungkin keluar beli ubi di waktu seperti ini?" Gadis berbaju merah menarik lengan temannya.
"Benar juga. Kakek, ini dua yuan～" Gadis itu menyodorkan uang lalu menoleh padaku: "Ganteng, kami pergi dulu. Barusan maaf ya, temanku salah orang."
"Gak apa-apa..." Aku melambai-lambaikan tangan sambil memandang punggung kedua gadis itu dengan bengong...
"Sialan, orang dengan tahi lalat di hidung itu sepertinya pernah kulihat di mana ya?"
"Oh iya, di gedung sekolah Murong Shanshan, teman sekelasnya! Pantasan dia mengenaliku..."
"Nak, apa kau pemain 《Yueheng》?" Tukang ubi manis itu memanggilku.
Aku terkejut, bagaimana dia bisa tahu?
"Kau... bagaimana tahu?"
"Haha, lihat saja wajahmu yang kurang tidur ini. Main game memang bukan hal buruk, tapi lebih baik sering keluar jalan-jalan. Ke arah barat ada plaza digital baru yang cocok untuk anak muda sepertimu."
Kuanggukkan kepala, setelah berjalan setengah kilometer ke barat benar ada plaza digital baru yang sedang ada acara~
Layar lebar sedang menayangkan gambaran pembukaan 《Yueheng》, dikerumuni anak-anak muda yang berdiskikan. Setelah tayangan pembukaan, tiba-tiba muncul rekaman PK pemain. Kulihat lebih dekat - bukankah orang berbaju zirah biru tua itu aku? Di seberangku, MM yang mundur gesit sambil menggoreskan garis cahaya indah di udara itu ternyata Murong Shanshan! Seorang pencuri bersembunyi dalam kegelapan, dari sudut pandang penonton terlihat jelas dia mengolesi racun pada belati berpendar biru yang membuat bulu kuduk merinding.
Bukankah ini pertandingan final yang baru saja kita selesaikan siang tadi?
"Tak menyangka rekaman ini diputar di tempat umum secepat ini. Aku cepat-cepat melihat sekeliling, semua orang terlalu fokus pada rekaman ini jadi tak ada yang memperhatikanku. Syukurlah, teraman!"
"Kak Yang, Murong Shanshan si nona jahat ini sekarang sudah sukses sampai bisa bertarung seimbang dengan Sup Sayur Giok Putih yang juara kedua nasional?"
Suara jorok terdengar dari belakang. Kupalingkan kepala, melihat lelaki kurus sedang berbicara pada pria paruh baya berbadan tegap di sebelahnya. Di wajah pria paruh baya itu ada parut berbentuk Y seperti pisau.
Tunggu, parut ini... Pria paruh baya ini adalah Berserker!
Tak kusangka akan bertemu Berserker di sini. Dari postur tubuhnya yang perkasa jelas dia bukan orang sembarangan. Meski dulu aku dan Ye Qiu dijuluki Dua Setan Angin Hitam - pukuli panti jompo Wuzhong, tendang TK Suzhou - tapi beberapa orang di belakang Berserker ini sepertinya satu tim dengannya. Kalau bentrok sekarang, mungkin aku harus dirawat di rumah sakit beberapa hari.
"Dasar, Yu Yang cepat atau lambat akan membuat si cewek ini bersujud minta ampun di depanku. Bangsat! Giok Putih itu juga bukan orang baik, hutang nyawanya waktu membunuhku kemarin pasti akan kubayar!" Pria paruh baya itu menggerutu lewat sela gigi.
"Kak Yang, untuk kompetisi individu besok, kurasa finalis terakhir pasti Murong Shanshan dan si Qingcai itu. Kalau begitu level mereka akan semakin tinggi. Bukankah tingkat kesulitan balas dendam kita akan semakin besar?"
“Besar apa besar, dasar levelnya setinggi apapun cuma satu orang, kita bawa lebih banyak orang pasti bisa bunuh dia!”
“Bos benar! Ngomong-ngomong, luka Sepupu-mu gimana?”
“Masih terbaring di rumah sakit, keluar pun mungkin jadi cacat. Dasar tidak berguna, ngasih obat ke Murong Shanshan aja gitu aja susah, malah nekat sampai dipukuli habis-habisan sama perempuan galak itu, memalukan!”
“En, Kak Yang, 2 hari lagi masuk ibukota kerajaan. Bukannya Kakak ngajak ratusan saudara mau gabung guild keren? Bos guild itu siapa, pasti jago kan?”
Berserker cekikikan: “Tenang, orang yang bisa kusebut kakak tertua pasti mumpuni. Murong Shanshan? Kakakku bisa selesaikan dia dalam 10 detik, percaya?”
“Wah, bos-nya bos ternyata sakti begini! Hahaha, gak perlu lagi tahan emosi sama Murong Shanshan!”
……
Aku menggeleng, berbalik pergi dari tempat berbahaya ini. Di belakang, suara tertawa histeris Berserker dan kawanan masih terdengar.
Orang yang bisa mengalahkan Murong Shanshan dalam 10 detik?
Mungkin belum lahir ke dunia ini. Berserker idiot...
