Pagi hari bangun, sinar matahari cerah. Melihat ke jendela, es sudah menumpuk tebal. Pejalan kaki yang berangkat kerja berdesakan di kota modern ini.
Lihat ponsel, sudah jam 7:30 pagi. Tinggal setengah jam lagi kompetisi tim individu dimulai. Hadiah juara 500 ribu RMB, itu targetku! Untuk tidak perlu numpang tinggal orang lain, untuk beli rumah dan nikah, 500 ribu ini harus dapet!
Baru keluar kamar langsung ketemu Lu Xuehan. Dia mau manggil makan, lihat aku sudah bangun langsung tersenyum: "Lomba sebentar lagi mulai, cepat mandi dan sarapan!"
Xu Lin dan Xin Yu sudah masuk ke dalam game, ketika aku buru-buru menghabiskan makan malam dan masuk ke game, waktu sudah menunjukkan pukul 7.50, tepat menyambut waktu pertandingan.
Tak beberapa menit kemudian, Sistem mengingatkan: Tantangan Pahlawan dimulai, pemain bersiap memasuki arena pertandingan!
"Sruuk～!"
Aku ditransmisikan ke arena pertandingan No.7203654, di seberangku berdiri seorang Mage MM yang lemah gemulai, matanya berkedip-kedip memandangiku. Beberapa detik kemudian dia mengucapkan kalimat yang nyaris membuatku pingsan: "Eh? Kakak, perlengkapanmu kok merah? Apa di kota ada tempat pewarnaan baju berbayar? Di mana tempatnya? Berapa biayanya?"
Tiba-tiba aku teringat sebuah game, game konyol seperti XX Tuan itu benar-benar merusak. Game ini mengklaim gratis, tapi nyatanya menjual baju virtual untuk mencari untung. Berdasarkan statistik awal dan hipotesisku, XX Tuan mungkin satu-satunya game yang menjual bra virtual lebih mahal dari bra nyata. Terutama para MM muda yang angkuh dan naif, lebih rela tidak pakai bra di dunia nyata demi menghemat uang untuk membeli bra virtual. Ngomong-ngomong, generasi muda sekarang, kebanyakan cewek sudah keterlaluan sampai tidak pakai bra.
"Kakak, kamu ganteng banget, perlengkapannya juga keren. Mau tidak aku jadi istri kamu? Bisa video call lho..."
MM itu belum selesai bicara sudah berubah menjadi cahaya putih keluar. Aku bergumam: "Maaf, aku tidak tertarik dengan cewek yang perkembangan fisiknya belum sempurna plus idiot dan tukang ngiler..."
Pertandingan pertama berakhir dalam tiga detik. Aku segera ditransmisikan keluar arena, untungnya persis di sebelah Balai Transaksi!
"Jual semua belasan peralatan yang kemarin diambil dari Berserker dan kawan-kawan dengan harga tinggi. Uang hasil curian ini, tidak tahu ekspresi seperti apa yang akan ditunjukkan Murong Shanshan kalau tahu."
Saat sedang berpikir, tiba-tiba kusadari sekelilingku sudah dikepung banyak orang. Banyak yang sudah menghunus pedang. Baru kuingat, namaku sekarang sudah merah menyala seperti darah.
Pepatah mengatakan manusia mati karena harta, burung mati karena pakan. Peralatan Legendaris di tubuhku pasti mengundang iri banyak orang. Berjalan-jalan di kota dengan status nama merah semakin berbahaya.
Kuhunus pedang dan tunjuk ke kerumunan: "Apa yang kalau lihat? Mau ambil peralatanku?"
Dua Penyihir mulai mempersiapkan mantra ledakan api. Beberapa Ksatria bersiap untuk menyerbu. Pertempuran berebut peralatan dari nama merah siap pecah!
"Huss~!"
Siluet merah api tiba-tiba menghalangiku. Murong Shanshan yang sehari tak terlihat!
"Kalian mau apa? Manfaatkan situasi?" Tatapannya menyapu kerumunan. Pedang Elf Malam menggambar busur indah di udara: "Mau rampok boleh saja. Tapi pikir dulu: Berani lawan keluarga Qingcai dan guild yang akan kubentuk? Siapa yang berani sentuh hari ini, aku Murong Shanshan bersumpah akan membunuhnya sampai Tingkat Nol!"
Hatiku tersentuh. Meski tidak takut bermusuhan, tapi di saat penting seperti turnamen, kehilangan peralatan atau turun level sama sekali tidak diizinkan.
"Ekspresi cewek cantik yang menggigit gigi sambil mengeluarkan kata-kata kasar tetap terlihat sangat menggemaskan. Beberapa orang di sekitar yang awalnya ingin mulai bertindak langsung diam, bahkan ada yang mulai meneteskan air liur melihat Murong Shanshan."
"Memang, meski mereka bisa mengeroyokku dan Murong Shanshan sampai MATI, tapi orang yang paling depan pasti tidak punya jalan hidup. Apalagi setelah melihat daya serang kami berdua, rekaman itu memberikan efek intimidasi terkuat. Bahkan jika nama merahku berdiri di tengah kota, belum tentu ada yang berani bertindak."
"Kerumunan segera bubar. Aku cepat menarik Murong Shanshan masuk ke katedral utama. Di dalam sepi, meski ada yang ingin Bunuh aku, dengan kekuatan kami berdua bisa dengan mudah menghabisi mereka."
"Murong Shanshan memandangku terkejut: 'Lin Fan, kenama namamu bisa se-merah itu? Lagi PK di area liar dengan siapa? Pasti sudah Bunuh banyak orang ya?'"
"Jangan ditanya. Itu semua gara-gara si Bodoh Berserker, kemarin malam bawa orang kepung Bunuh bos dan dua rekan kerjaku. Aku datang menyelamatkan, terpaksa Bunuh beberapa orang sampai nama merah."
"Murong Shanshan tersenyum manis: 'Postingan paling viral pagi ini di forum judulnya "Jangan bawa sifatmu, Tantangan karaktermu - Kisah yang harus kuceritakan dengan bos underworld", itu karyamu kan? Aku tidak baca detail, kayaknya video PK di area liar, pasti kamu kan?'"
"Iya, kamu sudah tahu juga. Ngomong-ngomong, urusan pulang kemarin bagaimana?"
Murong Shanshan tertegun sejenak, lalu menggigit bibirnya berkata: "Lupakan ini. Ngomong-ngomong, kabarnya hadiah untuk kategori individu selain hadiah utama juga ada bonus uang tunai. Juara pertama dapat hadiah 500 ribu yuan, ada rencana apa?"
Melihat Murong Shanshan tampak masih kesal dengan kejadian semalam, aku pun mengalihkan topik: "Uang sebanyak itu kalau bisa menang, bisa beli rumah dan nikah. Tentu saja aku mau..."
Murong Shanshan tersenyum kecut, berkata jahil: "Masa muda sudah mikir nikah, jangan-jangan sudah ada yang di hati?"
"Iya. Menurutmu pendeta MM di workshopku gimana?"
"Mau dengar jujur atau bohong?"
"Basa-basi! Tentu yang jujur!"
"Kalau gitu... hmm... kurasa kalau dia mau menikahimu, itu seperti bunga indah tertancap di kotoran sapi..."
Murong Shanshan langsung pura-pura polos, mata besar segarnya berkedip-kedip menatapku.
Dasar, benar-benar tak bisa berbuat apa-apa dengan nona-nona ini...
Waktu berlalu cepat. Pertandingan berikutnya akan segera dimulai. Aku dan Murong Shanshan SEKARANG JUGA menghilang dari katedral utama.
Lawanku kali ini adalah Penyihir level 25. Di fase ini dia termasuk sangat kuat. Mayoritas pemain tidak meningkatkan level demi turnamen. Level 25 pasti masuk 100 besar di kota. Sayangnya dia ketemu aku di babak kedua penyisihan. Nasibnya benar-benar sial.
Penyihir tertawa jorok: "Saudara, bolehkah aku bertanya, tentang Sayur Hijau Godaan yang bersama kamu tadi, berapa nomor HPnya? Nomor QQ juga boleh, bisakah kasih tahu?"
Aku tertegun, lalu berkata heran: "Kamu mau ngejodohin dia? Aku takut kamu nggak kuat, tahukah kamu, dia tidur selalu membuka kaki lebar-lebar..."
Penyihir berkeringat dingin: "Eh... Bukan, cuma kagum saja, aku pergi dulu..."
"Eh, kamu nggak lanjut bertanding?"
"Aku mundur, dadah~!"
Bayangan seseorang terbang keluar arena pertandingan, orang ini langsung menggunakan skill teleportasi ke kota...
