Saya lega, akhirnya perlengkapan ketiga ini berwarna biru. Ini membuktikan bahwa saya tidak sedang bermimpi. Kalau ketiga-tiganya perlengkapan ungu, saya sendiri pasti bertanya-tanya apakah saya ini menantu bos "Yueheng"...
【Proteksi Bulan Darah】（Head - Perlengkapan Biru）
Pertahanan: 64
Stamina: +32
Kekuatan: +18
Kelincahan: +36
Tambahan: Meningkatkan rasio serangan mematikan 3%
Membutuhkan Level: 35
……
Lumayan, Xin Yu sudah level 33. Tingkatnya hampir mencukupi untuk memakai perlengkapan ini. Dengan kecepatan leveling Xin Yu, mungkin tiga hari lagi sudah cukup.
Melihat level saya sendiri, saat mengalahkan Raja Badak tadi sudah naik ke level 39. BOSS emas level 55 Raja Badak tidak hanya memberikan dua perlengkapan ungu dan satu biru, tapi juga menjatuhkan hampir 300 keping emas. Ditambah dengan tabungan sendiri, total hampir 500 keping emas. Harta ini saja sudah cukup membuat saya kaya. Saat ini harga koin emas bahkan lebih mahal dari RMB. Kebanyakan pemain level 30 belum punya cukup uang untuk transmisi ke empat ibukota kerajaan. Meski bisa mengumpulkan perak berkilauan sampai ke ibukota, belum tentu punya uang untuk membeli ramuan dan mempelajari skill. Nanti mungkin ada yang mau menukarkan RMB dengan koin emas. Hehe, pedagang curang seperti saya bisa meraup keuntungan lagi!
Langsung kembali ke kota, menyimpan tiga item perlengkapan di gudang. Kalung Bayangan membutuhkan level 40. Dengan kecepatan levelingku saat ini, mungkin perlu menunggu 2 hari lagi untuk memakainya. Sedangkan kapak ungu, rencananya akan dilelang secara terbuka setelah satu minggu ketika lebih banyak pemain di kota. Menurut penjelasan Sistem, NPC Sistem akan mengadakan lelang terbuka di akhir pekan. Saat itu, Sistem akan memilih puluhan item bernilai tertinggi dari Balai Transaksi untuk dilelang dengan aturan biasa, Sistem mengambil biaya 2%. Sebenarnya bukan cuma 2%, asalkan terpilih oleh Sistem, bahkan 20% pun akan lebih tinggi daripada transaksi pribadi.
Memperbaiki perlengkapan yang hampir rusak. Melihat waktu sudah pukul 7 malam. Masih belum ada yang memanggilku untuk log off. Dengan bingung, segera log off untuk melihat ke luar.
Begitu keluar langsung melihat ekspresi cemas Lu Xuehan. Xu Lin di sampingnya terus-menerus menelpon. Di meja bahkan tidak ada sepiring masakan, dapur juga gelap tanpa tanda-tanda aktivitas. MM lainnya tidak terlihat bayangannya.
Tidak baik, situasinya agak aneh!
Aku langsung bertanya heran: "Ada apa? Di mana Guozi mereka?"
Xu Lin cemas berkata: "Xin Yu dari pagi sampai sekarang belum kembali, nomornya juga tidak bisa dihubungi. Sepertinya kartu SIM-nya dicabut. Guozi mereka sudah pergi mencari. Benar-benar membuat panik!"
Aku mengerutkan alis: "Sudah lapor polisi?"
Xu Lin bergumam: "Lapor polisi? Aku dan Xue Han berdiskusi merasa hari masih awal, belum sampai perlu melapor."
“Aku langsung mengenakan mantel, menengok ke belakang dan berkata: “Kalian tunggu kabar di rumah saja, aku juga akan pergi mencari. Xin Yu kan sudah dewasa, seharusnya bisa menjaga diri. Pasti ada sesuatu yang terjadi, kalau tidak dia tidak akan membuat kami khawatir.”
Xu Lin mengangguk: “Kalau begitu pergilah. Jika sampai jam delapan belum ada kabar, aku akan lapor polisi.”
Lu Xuehan membuka mulut seolah ingin bicara tapi mengurungkan niat. Aku memandangnya sebentar, lalu langsung keluar rumah tanpa berkata apa-apa.
……
Jalanan sangat dingin. Aku tidak tahu pasti kemana Xin Yu pergi, hanya bisa berkeliling tanpa arah jelas di jalanan. Mataku menyisir kerumunan orang mencari wajah familiar itu. Setelah hampir setengah jam mencari dengan sia-sia, aku duduk lesu di pagar sementara patung batu pinggir jalan. Xu Lin juga belum ada kabar. Di mana gerangan Xin Yu sekarang...
“Lho, ini bukan Lin Fan?”
Suara manis terdengar dari belakangku. Saat menoleh, terlihat Kakao dan seorang gadis lain di belakangku sedang memandangku heran: “Kenapa duduk di sini sampai larut malam begini? Tidak kedinginan?”
Aku mengangkat kepala dengan senyum getir: “Sedang mencari teman yang sudah hilang sehari.”
Kakao mengedipkan mata: “Yang cantik itu yang pernah ke KFC sama kamu?”
Aku terkejut mengangguk: “Iya, bagaimana? Kamu melihatnya?”
“Hmm, sekitar sejam lalu kulihat dia masuk ke Bar Youyue.”
“Berapa orang?”
“Hmm, coba ingat... satu, sendirian. Sepertinya baru saja menangis...”
Aku menggigit gigi, untuk apa Xin Yu pergi ke sana? Dari yang kuketahui, Bar You Yue bukanlah tempat yang bersih. Di sana berkumpul sekelompok preman pengangguran yang bisa melakukan apapun. Konon ada anak seorang pejabat kota di antara mereka, sudah benar-benar tak kenal hukum. Enam bulan lalu, kasus dua mahasiswi yang diracuni pil ekstasi dan diperkosa di Bar You Yue kemungkinan besar adalah ulah gerombolan ini.
Bar itu tidak jauh. Segera kutarik resleting jaketku, berkata pada Koko: "Aku akan pergi melihat, terima kasih, Koko!"
Sebelum Koko sempat bicara, aku sudah menghilang dalam kegelapan malam. Angin dingin menyayat pipi, tapi kecemasan di hatiku membuatku mengabaikan semua itu.
Sesampainya di depan Bar You Yue, dua pelayan berbadan besar tak sempat menanyai aku yang langsung masuk. Begitu menginjakkan kaki, tercium bau campuran alkohol, parfum, bahkan aroma tubuh manusia. Tempat kotor dan berantakan begini, untuk apa Xin Yu datang ke sini?
Di dekat konter, kuperhatikan satu per satu wajah perempuan. Seketika mataku dipenuhi kecantikan yang mencolok dan sensual. Seluruh bar dipenuhi tubuh-telanjang yang saling bergesekan. Pasangan-pasangan payudara yang tertekan bra hingga tampak lebih montok bergoyang gemetar dalam cahaya remang. Sorot mata penuh nafsu pria mengembara di lekuk dada dan paha perempuan. Godaan antara dua gender begitu vulgar, semua orang saling memenuhi hasrat masing-masing.
Sial, hampir setiap sudut aula sudah kucari, sayangnya masih belum menemukan bayangan Xin Yu. Mungkinkah dia masuk ke bilik?
Kubuka pintu sebuah bilik, melihat tidak ada Xin Yu, lalu buru-buru tersenyum minta maaf: "Maaf maaf, salah kamar. Semua orang silakan lanjutkan~!"
Yang ini sudah begitu, ada kamar yang sedang terjadi adegan panas. Terpaksa kutarik pria yang sedang menindih wanita itu, setelah melihat wanita itu bukan Xin Yu, kusekali lagi minta maaf: "Maaf maaf, salah orang…"
Hampir semua bilik sudah kucari, aku sudah menghina banyak orang. Beberapa preman berwujud sudah mendekat, mendorongku keras sambil berteriak: "Hei anak muda, kau mau bikin rusuh?"
Tubuhku terhempas ke konter akibat dorongan mereka, segera kuraih anggur merah sambil berkata: "Minum... cuma minum. Maaf, pelayan! Satu botol anggur merah!"
"Sial, kau harus hati-hati." Preman itu menggeram lalu pergi.
Dengan kesal hendak pergi, tiba-tiba kudengar suara tawa mesum dari belakang: "Nona, sendirian? Maukah kami temani minum?"
Balik badan, aku terkejut tak bisa bicara. Xin Yu duduk di samping konter dengan muka merah padam, di depannya ada dua botol minuman kosong. Seorang berambut pirang sedang menatapnya dengan tatapan mesum, matanya yang seperti tikus mengelilingi dada dan pantat Xin Yu yang montok.
Sial, kali ini masalah!
