Saat kembali ke tempat tinggal sudah hampir jam 10 malam. Guozi MM dan yang lainnya yang pergi mencari Xin Yu juga sudah kembali. Xu Lin pergi memasak bersama Lu Xuehan, sedangkan Xin Yu menjaga di kamarku. Saat ini kondisiku sangat menyedihkan, seluruh tubuh dipenuhi memar merah keunguan, sedikit memutar leher saja terasa sakit, mungkin akibat pukulan tongkat di belakang leher. Tapi berdasarkan pengalaman berkelahi bertahun-tahun di jalanan, kusadari ini semua hanya luka luar, tidur semalaman mungkin sudah tidak bermasalah. Kalau sampai tulang yang cedera, pasti sekarang akan terasa nyeri tajam.
Wajah cantik Xin Yu masih meninggalkan bekas air mata. Jaket baru yang dibelinya sudah dilepas dan ditaruh di selimutku. Setelah merenung lama, akhirnya kutanyakan pada Xin Yu: "Kenapa pergi minum sendirian? Kalau ada masalah, aku bisa temani minum di rumah sampai puas. Tidak tahukah tempat itu sangat berbahaya?"
Xin Yu menggigit bibirnya, berbisik pelan: "Maafkan aku..."
“Aku tidak ingin mendengarmu meminta maaf, hanya berharap kamu bisa memberitahukan alasanmu minum alkohol. Mengungkapkannya mungkin akan membuatmu merasa lebih baik!”
Xin Yu menatapku dengan pandangan kosong, setelah beberapa saat baru menghela nafas pelan: "Percayalah, kamu tidak ingin tahu hal-hal itu. Aku juga tidak ingin membicarakannya lagi. Lin Fan, tentang kejadian kali ini... sungguh maaf..."
Aku tidak tahu harus berkata apa. Berdasarkan hipotesis Xu Lin, pria itu mungkin ingin meminjam uang dari Xin Yu lagi, atau mungkin mengatakan sesuatu yang menyakiti Xin Yu. Kalau tidak, dengan kepribadian Xin Yu, tidak mungkin dia pergi minum sendiri ke tempat berbahaya seperti itu.
Aku tahu seharusnya mengatakan sesuatu, tapi banyak kata penghiburan yang tidak tahu harus dimulai dari mana. Aku sedikit ragu, lalu berkata: "Xin Yu, kita ke depannya..."
"Jangan diucapkan..." Xin Yu tiba-tiba memotong pembicaraanku, membuka mata indahnya lebar-lebar: "Jangan, ya?"
Aku tertegun. Apakah dia tahu apa yang ingin kukatakan?
Xin Yu berusaha menenangkan diri, lalu berkata dengan suara lembut: "Apapun yang ingin kamu katakan, kuharap kamu bisa menyimpannya. Beri aku sedikit kesempatan untuk berimajinasi, ya?"
Aku mengangguk, menjawab samar-samar: "Aku hanya ingin bilang kita harus hidup dengan baik ke depannya. Kenapa kamu tegang begitu?"
"Benarkah?" Senyum mempesona muncul di wajah Xin Yu. "Lin Fan, aku sudah memutuskan. Biarkan masa lalu berlalu. Manusia tidak bisa terus hidup dalam kenangan. Lagipula, kenangan belum tentu indah, bukan?"
Aku tersenyum: "Tepat. Bagus kalau kamu sudah bisa berpikir seperti itu!"
“Tangan kecil putih bersih Xin Yu perlahan menutupi wajahku, tangannya hangat dan lembut, terasa nyaman seperti berendam di air panas pemandian.”
“Aku sudah paham, bagaimana denganmu?” Xin Yu tersenyum, seolah berbicara pada diri sendiri.
Aku terdiam tak menjawab, tiba-tiba suara Xu Lin terdengar dari luar: “Xin Yu, bantu Lin Fan keluar untuk makan, kali ini kita tambah porsinya!”
Xin Yu memberiku senyum menggoda, lalu mengangkat lenganku ke bahunya, dengan susah payah membangunkanku dari ranjang.
Jarak beberapa langkah kami tempuh selama dua menit sebelum akhirnya keluar kamar, Xu Lin dan Lu Xuehan langsung bergegas membantu. Saat aku bersandar di meja, wajah Lu Xuehan dan Xin Yu sudah memerah karena kelelahan.
Di meja memang tersaji banyak hidangan, sayangnya tanganku terlalu lemah untuk menggapainya, hanya bisa bertumpu pada meja dengan gemetar. Melihatku lesu, Lu Xuehan menutupi mulutnya sambil tertawa: “Lin Fan, mau kubantu suapin?”
“Mau, tentu mau! Tapi di sinetron kan suapinnya mulut ke mulut, Xuehan, maaf merepotkanmu...”
Lu Xuehan langsung tertegun memandangiku, bingung harus merespons atau tidak. Xin Yu justru berkata dengan genit: “Xue Han malu, bagaimana kalau ganti aku saja?”
Xu Lin berkeringat dingin, buru-buru melerai: “Kalau tidak cepat dimakan, masakannya akan dingin. Cepat putuskan siapa yang akan menyuapi Lin Fan!”
Lu Xuehan dan Xin Yu saling pandang, sekarang bahkan Xu Lin berbicara dengan wajah serius, mereka bingung tidak tahu harus berkata apa.
Aku tersenyum dan tak ingin mempersulit mereka lagi: "Sudahlah, tolong jepitkan sedikit makanan ke piring di depanku. Bahkan makan harus disuapi, kalian anggap aku orang cacat ya?"
Setelah makan langsung tidur, baru menyentuh bantal sudah terlelap dalam sekejap.
Suara lalu lintas yang ramai di pagi hari membangunkanku dari mimpi. Dengan mata berkunang-kunang kuambil ponsel, ternyata sudah jam 8 pagi. Rupanya kemarin malam memang kelelahan. Kugerakkan tangan dan kaki, selain sedikit nyeri tidak ada masalah lain. Dalam hati kukagumi diri sendiri yang seperti kecoak tak bisa mati, semangat hidup kembali menggebu dalam semalam.
Karena bangun terlalu siang, Lu Xuehan dan yang lain sudah masuk game. Aula sepi tak berpenghuni. Di atas meja tersedia sarapan masih hangat dengan catatan: "Jika makanan sudah dingin, panaskan lagi!" Tulisan itu tidak mirip milik Lu Xuehan, mungkin Xin Yu yang menulis. Tak disangka tulisannya cukup rapi.
Setelah sarapan masuk game. 14 jam tidak login, pasti banyak pemain baru di ibukota kerajaan. Kubuka peringkat, benar saja, di Kota Bulan Perak sudah ada lebih dari 400 pemain. Tampaknya semangat ngejar level semua orang cukup tinggi.
Di sebelah Balai Transaksi, aku memasang 55 perlengkapan hijau dan 7 perlengkapan biru untuk dijual. Dengan membayar biaya administrasi dua kali lipat, waktu penjualan diperpanjang hingga 72 jam. Dalam tiga hari ke depan, pemain yang datang ke Kota Bulan Perak pasti akan membeli perlengkapan level tinggi ini. Kekayaan besar lagi akan masuk!
Berlari ke Guild Petualang dan menyerahkan dua tanduk badak kepada NPC cantik itu. Dia memandang tanduk itu dengan terkejut, bergumam: "Tak kusangka kau benar-benar berhasil membunuh Raja Badak! Bulan lalu kami mengirim pasukan reguler ratusan orang tapi gagal memusnahkannya. Kau malah membunuhnya sendirian! Ini hadiahmu, Pengguna Pedang yang pemberani!"
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Kamu mendapatkan hadiah tugas——Panah Korosif!
【Panah Korosif】：Meningkatkan 50 poin kerusakan setiap serangan pasukan panah, dan dapat melemahkan pertahanan musuh selama 15 detik. Efek skill meningkat sesuai level. Membutuhkan pasukan panah Level 30!
Ini skill Xin Yu. Tidak tahu seberapa besar pengurangan pertahanannya. Jika signifikan, sangat berguna untuk melawan BOSS.
Sepertinya waktu melawan Raja Badak juga dapat zirah kulit biru. Langsung saja diberikan ke Xin Yu!
Membuka daftar teman, nama Xin Yu sedang online. Mengirim SMS: "Sayangku, ada di kota? Ada barang untukmu. Ketemu di Balai Transaksi!"
Tak lama Xin Yu datang. Hampir seluruh tubuhnya sudah memakai perlengkapan biru, tapi bagian helm masih kosong. Rambut panjangnya yang indah terlihat menawan di balik mantel biru.
