Aku langsung mentransaksikan Proteksi Bulan Darah yang ditambahkan 3% rasio serangan mematikan dan buku skill Level 30 Panah Korosif untuk pasukan panah kepada Xin Yu. Hasilnya dia masih belum puas, tersenyum manis berkata: "Lin Fan, aku baru sampai di Kota Bulan Perak, ternyata banyak skill dasar bisa dipelajari dari pelatih, tapi satu skill harganya 20 keping emas lho～"
Aku bergumam: "Langsung sebut angka pastinya!"
"100!" Xin Yu mengintipku diam-diam, seolah ingin membaca pikiranku.
Segera kukirimkan 100 keping emas padanya. Xin Yu tersenyum riang: "Mau dibalas bagaimana 100 keping emas ini? Kalau tidak..."
Cepat-cepat kuhentikan ucapannya, melihat sekeliling sepi, lalu berbisik: "Xin Yu, kalau mau cium langsung datang ke kamarku malam ini, pintunya tidak kukunci. Tapi hati-hati, jangan sampai membangunkan Xue Han, nanti kita berdua celaka!"
Xin Yu membuka mulut kecilnya menatapku, seperti baru pertama kali mengenaliku. Setelah lama menatap, dia tersenyum memikat: "Lin Fan, tak kusangka kau juga bisa bercanda. Kau jadi jahat ya～"
"Dari dulu memang tak pernah kubilang diri ini orang baik."
Xin Yu tertawa: "Sudah sudah, sekarang aku mau belajar skill dulu. Habis ini harus minta Xue Han mengajak kita bakar monster naik level nih～"
"Apa? Xue Han yang bawa kamu dan Kakak Lin bakar monster naik level?" Aku terkejut, mana ada logika Penyihir dan pasukan panah mengandalkan pendeta untuk naik level?
Xin Yu tersenyum manis dan berkata: "Benar, apa kamu tidak ingat? Xue Han waktu pertandingan lalu dapat buku 'Hujan Api', itu skill serangan kelompok yang berkelanjutan. Cukup melepaskan sekali, area 10×10 yard akan terbakar selama 60 detik. Semakin tinggi daya serang sihir, semakin lama dan kuat apinya. Waktu tunggu skill cuma 5 detik, sangat praktis."
Aku bertanya kesal: "Lalu, apakah Xue Han bisa membakar monster setingkat?"
"Tentu! Kecerdasan Xue Han lebih tinggi daripada Kakak Lin. Meski bonus daya serang sihir dari kecerdasan agak rendah, tapi kecepatan bunuh monsternya jauh lebih cepat. Dua hari lalu subuh, kami membakar serigala rumput di Dataran Serigala Rumput selatan Kota Bulan Perak selama 4 jam. Setiap orang naik lebih dari 1 level, sangat cepat!"
Hanya 4 jam naik dua level? Terlalu berlebihan!
Aku buru-buru membuka peringkat kota. Memang benar, level Lu Xuehan dan Xin Yu sudah melebihi 35. Xu Lin level 34, sementara Murong Shanshan yang lama tak terlihat sudah mencapai level 36. Rupanya nona-nona ini semalam begadang latihan leveling. Kalau tidak, dengan kecepatan bunuh monster kelas Pedang, mustahil bisa naik level secepat itu.
Tampaknya, Lu Xuehan sekarang sudah menjadi jaminan kecepatan leveling semua orang. Di hari di mana game baru dibuka kurang dari sebulan, hanya segelintir Penyihir yang memiliki skill area. Itupun skill tersebut memiliki banyak batasan, contohnya skill area elemen api Xu Lin yang hanya bisa menyerang monster dalam area 3×3 yard. Area serang yang memalukan ini sama sekali tidak praktis saat bertempur, umumnya hanya monster berukuran kecil yang memiliki luas 1 yard. Untuk monster level lebih tinggi seperti badak yang saya lawan kemarin, luasnya minimal 5×5 yard. Skill area Xu Lin kehilangan maknanya sama sekali terhadap monster besar seperti itu.
Xin Yu sudah pergi mempelajari skill, sementara saya masih memiliki dua tugas yang belum terselesaikan. Dari 100 batang tulang rusuk arwah gelisah yang diminta, baru terkumpul 80 lebih. Belum lagi lokasi bijih misterius yang tidak diketahui. Melewati Hutan Perak dan melanjutkan ke area depan, sudah tidak ada peta yang disediakan Sistem. Artinya area tersebut belum terjamah dan harus dieksplorasi sendiri oleh pemain.
Melihat waktu, sekarang pukul 8:30 pagi. Sebelum jam 12, setidaknya tugas mengumpulkan tulang rusuk harus selesai. Murong Shanshan dan Lu Xuehan sudah hampir menyusul. Dengan kecepatan bakar monster Lu Xuehan, diperkirakan hanya butuh 3 hari untuk naik ke level 39. Kecepatan leveling Murong Shanshan juga tidak kalah cepat. Jika level saya lebih rendah dari mereka, sungguh memalukan bagi saya sebagai seorang Baron.
……
Hutan Silverpine masih sangat sepi, sesekali ada beberapa Serigala Api level 42 berkeliaran di antara pepohonan. Tugas kulit serigala sudah diselesaikan, tidak ada gunanya bertarung lagi. Aku langsung menghindar dan berjalan memutar. Sepanjang perjalanan benar-benar tidak melihat setengah pun monster langka Laba-laba Hitam. Rupanya 100 monster langka yang muncul pertama kali harus menunggu sebulan lagi untuk respawn. Entah apakah akan muncul 100 ekor lagi, tidak masalah. Bagaimanapun juga, perlengkapan hijau level 30-an pasti sudah terdepresiasi besar-besaran sebulan kemudian. Hanya para pencari uang receh yang akan kembali ke sini.
Memeriksa gua familiar itu lagi, monster badak memang belum respawn. Menurut kabar burung, BOSS peringkat emas seperti ini minimal muncul dua minggu sekali. Sementara BOSS di bawah level 50 akan respawn seminggu sekali. Tentu saja, Pemimpin Serigala Kelabu level 13 respawn setiap 6 jam - ini pengecualian.
Aku mengobrak-abrik "kamar tidur" Raja Badak. Tidak ada apa-apa, hanya tumpukan jerami pinus rusak di sudut dinding, sepertinya untuk menghangatkan diri.
Sial! Ini barang apa?
Kesal, aku menendang jerami pinus. Eh? Kok ada kilatan cahaya? Tangan meraba-raba lagi, ternyata ada lubang setinggi setengah manusia menembus ke belakang!
Harta karun! Dengan persembunyian serumit ini, pasti ada barang berharga di baliknya!
Mataku berbinar. Segera merangkak masuk lewat lubang. Tunggu, harus menutupi bekas! Kututupi lagi dengan jerami pinus sampai yakin tidak terlihat dari luar, baru puas pergi.
Keluar dari gua, jalan di depan tertutup kabut, jarak pandang berkurang drastis. Yang lebih mengejutkan, suhu semakin dingin. Rumput kecil dan tumbuhan di tanah mulai mengering dan mati seiring perjalanan. Bahkan setelah berjalan lebih jauh, mulai terlihat bercak-bercak salju. Meski sensasi dingin dalam game sudah dikurangi, aku tetap gemetaran.
Sial! Bukannya si pandai besi bajingan bilang tambang Perak Merah ada di kedalaman pegunungan belakang Hutan Pinus Perak?
Sudah hampir setengah jam berjalan, belum ada tanda-tanda pegunungan, bahkan bukit kecil pun tidak. Hanya pepohonan kering dan hamparan salju. Yang lebih aneh, tidak ada monster sama sekali. Seperti masuk area tak bertuan. Orang yang kurang sabar mungkin sudah menggunakan skill teleportasi ke kota meninggalkan wilayah tandus ini...
Setelah 10 menit berjalan, akhirnya muncul beberapa batu kecil di bawah kaki. Jalan mulai menanjak perlahan. Lapisan salju semakin tebal. Setelah puluhan meter, tanah hitam sudah tidak terlihat. Bahkan salju mulai turun dari Langit, suasana seperti di pegunungan es.
Setelah berjalan hampir 20 menit, akhirnya aku merasa ada yang tidak beres.
