Semakin ke atas salju berkurang. Area puncak gunung ternyata sudah sepenuhnya membekukan diri. Tidak ada monster sama sekali. Bahkan untuk melanjutkan pendakian pun tidak mungkin - melangkah satu kali terpeleset dua langkah. Sangat berbahaya dan membosankan.
"Tidak, kalau pihak resmi membuat peta seperti ini, seharusnya bukan untuk wisata pemain. Pasti harus ada NPC atau semacamnya, kalau tidak pemain pasti akan kebingungan di sini."
Memandang sekeliling, sepi tak berpenghuni. Hanya ada satu pohon pinus tertutup salju sepenuhnya, berdiri menyendiri di lereng gunung. Ke depan jelas tidak ada yang menarik, hanya bisa mengelilingi lereng untuk mencari jalan alternatif.
Setelah berjalan hampir 10 menit, tetap tidak menemukan apapun. Mengangkat kepala, eh? Kok ada tonjolan kecil mendatar di puncak gunung? Sekitar 1 meter persegi, apa itu?
Mencoba memanjat, tapi terlalu banyak es, terpeleset jatuh...
Setelah lama berpikir, akhirnya mendapat ide. Menghunus Pedang Kegelapan, menusukkannya ke lapisan es untuk memanjat. Saat membersihkan salju di bagian yang menonjol itu, ternyata di bawahnya ada batu solid. Hampir jatuh karena kehilangan keseimbangan saat naik. Dari bagian dalam pelindung, angin dingin tiba-tiba berhembus...
Mengarahkan pandangan ke atas, aku langsung terpana!
Di sisi dalam batu ternyata ada lorong kristal es yang menurun masuk ke dalam tubuh gunung. Kedua sisi jalan turun itu sama sekali tidak terlihat dasarnya. Melempar balok es butuh beberapa menit untuk mendengar pantulan suara.
"Haruskah aku turun?"
Berkeringat dingin membayangkan konsekuensinya - kalau jatuh pasti tak akan tersisa sehelai bulu pun. Untung tidak punya fobia ketinggian, kalau tidak pasti sudah pingsan dan terjatuh.
Daripada sia-sia datang ke sini, lebih baik lanjutkan saja...
Baru saja melangkah maju, nama peta saya berubah menjadi "Tanah Angin Es"—namanya terdengar indah. Dengan hati-hati saya menyusuri jalan setapak, jalur es semakin melebar ke bawah. Saat akhirnya melihat makhluk lain selain diri saya, saya lega. Ternyata peta ini menyimpan keajaiban!
Makhluk itu disebut "Setan Es", monster level 42 dengan tubuh kristal es yang transparan. Dua capit seperti kepiting menopang tubuhnya di tanah. Tidak perlu ditebak, cakar tajam itu pasti senjata serangannya!
Menghunus pedang, menyerang!
Setan Es menyadari kehadiranku. Dengan langkah cepat ia mendekat, cakar penuh embun beku menghantam wajahku!
Sistem mengingatkan: Anda terkena serangan embun beku Setan Es, kecepatan serangan dan gerak berkurang 20%!
Ini jenis monster dengan serangan efek status!
Untungnya serangan Setan Es tidak terlalu kuat. Meski frekuensi serangannya tinggi, kerusakan yang ditimbulkan minim. Pertahanan dan HP-nya juga rendah. Hanya dengan 4 tebasan pedang, monster itu tumbang. Perkiraan HP-nya sekitar 4000, mirip dengan monster arwah gelisah di pinggir Hutan Pinus Perak.
Jalan terus membunuh, di area selanjutnya muncul jenis monster baru——Setan Biru, monster dengan serangan dan pertahanan mirip Setan Es, satu-satunya perbedaan adalah bukan serangan efek tapi serangan jarak jauh. Tubuh Setan Biru seluruhnya biru, tangan kiri memegang perisai emas, tangan kanan memegang kapak terbang tembaga. Saya mengamati sejenak baru sadar dia menyerang dengan melempar kapak di tangannya. Yang aneh, setiap kali melempar satu kapak, langsung muncul kapak baru di tangannya, entah dari mana asalnya.
Menggunakan bubuk fluoresens untuk memaksa masuk mode Siluman, mendekati Setan Biru langsung melancarkan Ice Blade Slash, disusul Kombo + Pukulan Berat untuk menghabisi. Menghasilkan zirah putih level 33 dan 60 koin perak. Hmm, monster ini lumayan kaya, EXP dan uangnya banyak, plus mudah dikalahkan karena pertahanannya lemah. Jika Lu Xuehan menggunakan mantra elemen api Hujan Api untuk menyerang monster ini, pasti lebih efisien. Sayang monster terlalu jarang, harus jalan belasan langkah baru ketemu satu. Lorong es terus melingkar turun ke bawah, gelap gulita, tidak tahu situasi di bawah seperti apa.
Berjalan sambil membunuh, tak terasa dua jam berlalu. Total sekitar 300 monster terbunuh, tidak ada satu pun perlengkapan hijau, hanya dapat 8 perlengkapan putih level 33. Entah ada yang mau beli kalau dijual. Koin emas terkumpul 100 lebih, EXP mencapai 12% di level 39. Secara keseluruhan leveling di sini cukup memuaskan, cuma jarak perjalanan bolak-balik agak terlalu jauh.
"Melihat ke atas, Pintu Masuk di pinggang gunung sudah hampir tak terlihat karena jaraknya yang jauh. Di dalam gua penuh dengan kristal es yang memantulkan cahaya aneh, dinding es dipenuhi rangkaian pilar es raksasa yang menggantung seperti bunga es. Aku terus khawatir apakah benda-benda itu akan jatuh dan menusukku jadi seperti landak."
"Nyatanya kekhawatiranku berlebihan. Meski pilar es yang menggantung itu bergoyang sedikit saat angin bertiup, tidak ada tanda-tanda akan jatuh."
"Huu~!"
"Saat sedang berpikir, tiba-tiba gumpalan salju sebesar kepalan tangan menghantam tubuhku. Darahku langsung berkurang lebih dari 100 poin!"
"Sistem mengingatkan: Kamu diserang Manusia Salju, menderita kerugian darah 102 poin!"
"Mengangkat kepala, hampir ingin tertawa. Ini disebut Manusia Salju?"
"Tanduk panjang, bulu putih bersih, wajah seperti kambing, kaki mirip kaki sapi. Dari mana benda ini ada hubungannya dengan manusia? Entah penglihatanku salah atau programmernya yang tidak waras..."
"Serangan Manusia Salju jauh lebih kuat dibanding Setan Es dan Blue Demon, tapi pertahanannya lebih lemah. Dengan serangan 715-ku, setiap tebasan bisa menghasilkan kerusakan di atas 1200. Ini monster dengan pertahanan terlemah yang pernah kuhadapi sejak memulai petualangan."
"Lima tebasan pedang mengalahkan Manusia Salju. Ia meninggalkan 50 koin perak dan selembar kulit Manusia Salju. Setelah diambil, ternyata ini bahan kerajinan - Bulu Manusia Salju: bahan premium untuk membuat Zirah kulit."
"Tersimpan dulu meski belum tahu gunanya. Barang berbahan bulu bisa ditumpuk lapis, mungkin berguna nanti."
Jalur es di depan perlahan merapat ke dinding es, akhirnya menyatu. Ini juga baik, setidaknya ada satu sisi yang merupakan dinding, memberikan sedikit rasa aman. Monster mulai beragam, Setan Es, Setan Biru, dan Manusia Salju berkumpul. Kesulitanku dalam membunuh monster juga semakin meningkat, terutama saat sekelompok monster serangan jarak jauh mengepung dan menembakku secara bersamaan. Sangat menyiksa, beberapa kali nyaris mati dan hanya bisa lolos dengan mengandalkan Siluman yang ditingkatkan.
Setelah satu jam, waktu makan tiba. Tapi monster di sini masih banyak. Pengalamanku sudah level 39 (72%). Sepertinya hari ini bisa break through ke level 40! Ini akan menjadi pencapaian besar lagi!
