Setelah membunuh beberapa pembunuh bayaran jorok, jalan di depan mulai menyempit lagi. Jalan yang menempel di dinding ini hanya muat untuk satu orang. Untungnya tidak ada monster. Dengan hati-hati aku menyusuri dinding beberapa langkah, lalu maju sedikit—nyaris pingsan…
Ya Tuhan, jangan main-main seperti ini, bisa tidak?!
Jalur es ternyata putus di tengah jalan. Di depan sudah tidak ada jalan lagi, hanya dinding es yang licin. Dari kejauhan terlihat jelas bagian yang putus, panjangnya sekitar 50 meter. Ada bayangan besar di kejauhan, mungkin Raja Yeti. Tapi mau bagaimana lagi? Sekarang mustahil untuk mencapainya. Aku bukan malaikat atau manusia burung, tidak mungkin tiba-tiba tumbuh sayap.
Melihat ke bawah, jarak ke spiral es lapisan berikutnya tidak terlalu jauh, sekitar 30 meter. Jalur es di bawah cukup lebar, kira-kira 10 meter. Setelah memperkirakan, mungkin saja aku bisa melompat dengan kemampuanku. Satu-satunya kekhawatiran adalah monster yang berjejalan di bawah. Entah bisa bertahan atau tidak…
Setelah berpikir beberapa menit, akhirnya memutuskan untuk lompat! Datang sudah, hadapi saja!
Menyesuaikan jarak dan sudut, menggenggam erat serbuk fluoresens…
“1！”
“2！”
“3！”
Lompat! Di udara, dengan cepat menebarkan serbuk fluoresens sambil mengaktifkan skill Siluman yang ditingkatkan. Bayanganku perlahan memudar selama jatuh hingga akhirnya menghilang!
YES! Berhasil! Skill Siluman ternyata bisa diaktifkan saat melompat!
“Braak~!”
Aku jatuh keras di atas es, Sistem segera memberi peringatan: Kamu mengalami benturan keras, kehilangan 234 poin darah, efek pusing selama 3 detik!
Bangsat, kepala duluan yang nyampe ke tanah!
Karena sedang dalam mode Siluman, hanya monster dalam radius 3 yard yang menyadari keberadaanku dan mulai menyerang. Mataku menyapu sekeliling, di belakang dekat dinding jumlah monster lebih sedikit. Aku segera mundur sambil menarik sekelompok monster itu.
Sambil terus minum botol darah dan menebas liar, akhirnya setelah 5 menit semua monster yang mengepungku tumbang. Dapat mantel Penyihir level 35 warna hijau, belum bisa dipakai buat sementara, disimpan dulu untuk dijual nanti.
Monster di sekitar masih banyak. Ke kiri adalah jalan kembali, ke kanan menuju area bawah - mungkin Ratu Salju ada di sana. Dari seberang tadi terlihat bayangan raksasa, kemungkinan besar itu Raja Yeti. Lebih baik balik sambil membantai monster-monster ini, lagipula pengalaman yang didapattidak sedikit, dan Drop rate perlengkapan di sini jauh lebih tinggi dibanding monster liar di luar.
Jarak yang terlihat dekat ternyata makan waktu lama saat membantai. Monster begitu padat, setiap langkahku menginjak mayat monster. Bar pengalaman terus meningkat dengan cepat, situasi yang menggembirakan. Andai saja aku punya skill serangan kelompok fisik, pasti pengalamanku akan meledak sampai kakiku lemes!
Selama satu jam penuh tanpa henti membunuh monster, akhirnya aku membersihkan jalan di lapisan ini. Semakin ke depan, monster semakin jarang, dan aku bisa melihat sosok BOSS di depan, yang ternyata adalah BOSS level 45 Raja Yeti. Tubuhnya sangat besar, hampir dua kali lebih besar dari yeti biasa, dengan empat lengan yang diperkirakan bisa melempar bola salju lebih ganas.
Seperti yang kuduga, Raja Yeti sudah mendeteksiku sebelum aku mendekat. Bola salju seukuran bola basket menghunjam dari atas!
“214！”
Sakit sekali! Aku segera menerjang, mengirimkan Ice Blade Slash tanpa ampun. Berputar dan membabat dua monster kecil di sekitarnya dalam beberapa gerakan, baru fokus menyerang Raja Yeti. Untungnya meski serangannya kuat, frekuensinya tidak terlalu tinggi. Dengan meminum tiga botol darah per menit ditambah regenerasi HP alami, aku masih bisa terus bertahan.
Pertahanan rendah dan darah sedikit tampaknya menjadi kelemahan umum semua monster di Wilayah Angin Es, termasuk Raja Yeti. Untuk BOSS level 45 ini, aku masih bisa mengurangi 1000 poin darahnya dengan satu tusukan pedang - hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Kecepatan serangan di ditentukan oleh kelincahan pemain dan kecepatan serangan yang ditetapkan sistem. Setelah pemain memilih job pencuri, sistem secara default mengatur kecepatan serangannya menjadi 1.5 kali lipat pemain job lain. Ketika pencuri menambahkan poin kelincahan, kecepatannya akan bertambah sebesar (poin kelincahan/1000) kali. Artinya, jika pencuri menambah 1000 poin kelincahan, kecepatan serangannya akan menjadi 2.5 kali pemain job lain. Sementara penambahan kelincahan untuk kelas Pedang tidak sebaik pencuri, rata-rata setiap 2000 poin kelincahan hanya menambah 1 kali lipat kecepatan serangan.
Dengan kelincahan hampir 200 poin saat ini, kecepatan seranganku adalah 1.1 kali lipat pemain Peralatan Putih. Meski tidak terlalu tinggi, peningkatan damage terasa signifikan. Darah Raja Yeti yang kurang dari 10.000 poin berhasil kuhabiskan dengan mudah seperti memotong sayur, dan dalam 5 menit, BOSS kecil yang terlihat sombong ini akhirnya tumbang.
Aku agak terkejut dengan kelemahan Raja Yeti ini, jadi tidak terlalu berharap banyak pada loot-nya. Melihat ke bawah, hanya sebuah Tombak berwarna putih bersih kristal yang terbaring di tanah, disertai tumpukan keping emas dalam jumlah lumayan.
Dengan cepat mengumpulkan semua barang, lalu mengeluarkan belati kecil dan mengeluarkan jantung Raja Yeti dari dadanya. Adegannya tidak berdarah-darah, mungkin pihak developer game mempertimbangkan masalah harmonisasi sosial. Jadi saya hanya menggoreskan pisau secara simbolis di dada Raja Yeti, lalu sebuah jantung merah menyala langsung muncul di bungkusan saya.
Koin emas total hampir 100 keping, sedangkan tombak panjang itu belum sempat melihat atributnya——
【Tombak Salju Es】(Senjata——Perlengkapan Biru)
Serang: 185-270
Kekuatan: +24
Stamina: +32
Kelincahan: +18
Tambahan: 10% kemungkinan memberikan efek kekuatan es-salju pada lawan saat menyerang, kecepatan serangan berkurang 50%, bertahan 15 detik
Membutuhkan Level: 36
……
Senjata serangan tinggi lain dengan efek serangan khusus, dan level requirement-nya sangat rendah! Dalam dua hari lagi harusnya bisa dijual dengan harga tinggi!
Sekarang jantung Raja Yeti sudah didapat, tapi saya tidak tahu cara kembali untuk menyerahkan tugas. Turun ke sini mudah, naiknya sulit. Sepertinya harus menyerahkan quest ini saat datang kembali nanti di perjalanan.
Memeriksa daya tahan perlengkapan, masih setengah tersisa. Masih ada 2 jam sampai makan malam. Kembali ke kota sekarang mungkin tidak ada kerjaan, lebih baik terus membunuh monster di sini untuk pengalaman dan uang.
Setelah memantapkan niat, merapikan potion dan barang di bungkusan, baru turun untuk mulai membunuh.
Dua jam kemudian, kepala saya sudah pusing akibat terus-menerus membunuh monster. Untungnya drop rate monster di sini memang lumayan tinggi, dalam dua jam muncul lagi dua Item Hijau dan belasan Peralatan Putih, seharusnya cukup untuk dijual sebagai uang saku.
