Butuh setengah jam menjelaskan arti pekerjaan sampingan ke Xin Yu, lalu setengah jam lagi mengajari para MM cara mempelajari pekerjaan sampingan dari panduan forum. Setelah semua paham, akhirnya aku bisa memetik ramuan. Sementara Lu Xuehan memimpin semua orang membunuh monster latihan leveling.
“Di sini, ramuan di sekitar sudah semuanya muncul kembali, tapi saat mengumpulkan, aku menemukan hal yang sangat tidak menyenangkan. Karena skill mengumpulkanku sudah mencapai level 2, mengumpulkan peppermint apel atau lemon grass tidak memberiku banyak pengalaman lagi. Setelah hampir setengah jam, poin pengalaman skill mengumpulkan bahkan tidak naik beberapa poin...”
Aku sangat bingung, seharusnya meskipun level ramuan ini relatif rendah, tidak seharusnya pengalaman yang didapatkan begitu sedikit?
Jangan-jangan di 《Yueheng》 ada jalan pintas lain untuk meningkatkan skill bantu? Atau mungkin skill ini hanya bisa ditingkatkan sedikit demi sedikit? Seharusnya tidak. Dulu slogan promosi 《Yueheng》 adalah berbeda dari game "kimchi" Korea. Meski kecepatan leveling lambat, tapi peningkatan skill jauh lebih cepat, tidak seperti game klasik tertentu yang meningkatkan skill sampai membuat orang muntah darah.
“Shua~!”
Seberkas cahaya menyembul dari tubuhku. Sekelompok monster yang baru saja dibakar Lu Xuehan langsung membuatku naik ke level 46!
Membuka daftar peringkat, aku kaget menemukan diriku bukan lagi nomor satu di kota ini. Posisi pertama Kota Bulan Perak sekarang adalah Penyihir level 46 - Hong!
Dasar! Kemarin jelas ingat dia masih satu level di bawahku. Tak disangka sekarang langsung melesat ke atas. Beberapa penyihir lain juga cepat meningkat levelnya. Lu Xuehan mungkin karena sibuk membawa orang latihan, turun dari peringkat 3 ke 7. Murong Shanshan langsung keluar dari 10 besar. Sementara aku dengan selisih tipis berada di posisi kedua.
Aku mengerutkan alis, kondisi seperti ini jelas tidak bisa terus berlanjut. Jika level keluarga kami terus merosot seperti ini, di masa depan pasti tidak akan bisa melawan maniak leveling seperti Hong Xue. Belum lagi ancaman dari Dangsai Fengliu dan Berserker! Dangsai Fengliu yang juga seorang Penyihir, levelnya sudah melonjak dari 39 ke 44. Sedangkan Xu Lin, karena tidak memiliki skill area yang bagus, levelnya sampai sekarang masih mentok di 42. Jika begini terus, dia akan sulit mengejar Penyihir lain!
……
Dengan menggigit gigi, aku berpamitan pada Xu Lin, Lu Xuehan dan yang lain, lalu berjalan sendirian ke gunung. Sekarang aku sudah level 46. Dengan perlengkapan dan skill yang kumiliki, aku bisa membunuh monster biasa di bawah level 60 sendirian. Bahkan melawan BOSS emas level 60 pun, selama terus minum darah, peluang menang masih ada!
Malam perlahan menyelimuti Pegunungan Silver Moon yang megah. Cahaya di dalam hutan mulai redup, kabut pegunungan pun mulai mengepul. Dalam sekejap, jarak pandang berkurang drastis. Untungnya monster di jalan setapak tidak terlalu banyak, jadi perjalananku lancar tanpa hambatan.
Mataku awas mengamati level monster di pinggir jalan. Setelah lima menit berjalan, monster di sini sudah melebihi level yang bisa kulihat. Jika terus maju, mode silumanku mungkin akan mudah terendus monster.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba dapat pesan dari Xin Yu yang memanggil makan. Baru sadar sudah dua jam lebih masuk game. Tapi malunya, belum menyelesaikan apapun juga.
“Log off, makan!”
Saat login kembali sudah pukul 7 malam, area Gunung Bulan Perak tempatku sama sekali tidak ada setengah pemain. Sekeliling dipenuhi monster-monster berwajah mengerikan yang kemungkinan sekitar level 58. Jika tidak memiliki kemampuan Siluman, bahkan karakter level setinggi Hong sekalipun pasti akan langsung tewas di sini.
“Huu~!”
Cakar beruang abu-abu menyambar ke arahku. Aku kaget sebentar, rupanya Siluman-ku masih bisa terdeteksi.
Kutarik pedang dan tebas. Serangan Pukulan Berat-ku menyapu 800 poin darah si beruang, sementara tamparan cakarnya yang kuat membuat seluruh tubuhku perih. Bar darahku langsung berkurang drastis.
Sial, pasti Beruang ini levelnya melebihi 60! Kalau tidak, mustahil bisa menghabiskan 600 poin darahku.
Segera kugunakan Ice Blade Slash. Seketika lapisan perisai biru es spektakuler menyelimuti beruang itu. Suhu turun drastis, balok-balok salju besar membekukan tubuhnya.
Skill level 5 memang luar biasa!
Durasi pembekuan Ice Blade Slash kini meningkat dari 3 detik menjadi 5 detik. Efek perlambatan juga naik dari 50% ke 65%. Bisa dibilang, begitu kena Ice Blade Slash, kemungkinan lolos hidup-hidup hampir mustahil.
Kombo + Pukulan Berat kembali kulepaskan. Beruang itu tewas sebelum esnya pecah. Tidak ada equipment, cuma meninggalkan dua koin emas. Pengalaman melawan monster level tinggi dengan bonus uang dan equipment memang sangat menggiurkan!
"Lanjutkan mode siluman, sehelai kain kuning kecokelatan di antara pepohonan depan menarik perhatianku. Jika tebakanku benar, pasti ada manusia atau NPC yang pernah datang ke sini!"
"Benar saja, saat mendekat kain itu tergantung di semak belukar. Sepertinya pemiliknya tidak sengaja tertinggal saat melewati semak. Setelah dipikir-pikir, pasti NPC karena pemain tidak mungkin kehilangan perlengkapan seperti ini."
"Anak muda, bagaimana kau bisa sampai di sini?!"
"Suara tua penuh wibawa terdengar dari depanku. Kulihat ke atas, seorang tua berbaju jubah sihir abu-abu. Jubah itu mungkin sudah tidak layak disebut jubah lagi karena terkoyak habis oleh duri-duri tumbuhan di hutan."
"Auuu~!"
"Seekor serigala hutan raksasa muncul secara tiba-tiba di sampingku, langsung menerjang dalam keadaan yang tak kusangka."
"Braak~!"
"Bola api besar melesat di sampingku. Saat kuberbalik, yang terlihat hanya bangkai serigala hangus terbakar. Dua keping emas berkilauan di tanah, sementara orang tua itu sedang memadamkan percikan api di lengan bajunya."
"Sialan, keren sekali!"
"Aku terpana. Serigala itu minimal level 60, tapi orang tua ini bisa membunuhnya seketika. Artinya sihir bola apinya pasti sudah level 10 ke atas. Memang benar, bola api Xu Lin yang level 5 saja sebesar bola basket, tapi yang tadi diameternya sampai satu meter! Cahayanya juga merah menyala-nyala, panasnya terasa sampai dari kejauhan."
“Ah, aku sudah terperangkap di sini selama seminggu. Jika tidak segera keluar, pasti akan mati kelaparan di sini!” Orang tua itu diam-diam menyelipkan dua keping emas ke dalam bajunya sambil berkata dengan sedih.
Aku hampir muntah melihatnya, tapi tetap merendahkan diri: “Tuan tua, kekuatanmu sangat besar. Jangan-jangan kau adalah Penyihir Tingkat Tinggi legendaris itu?”
Orang tua itu tertegun sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum: “Aku bukan penyihir, tapi aku salah satu dari tiga Nabi terakhir yang tersisa di dunia ini.”
“Nabi? Apa itu Nabi?” tanyaku heran.
“Eh...” Pria tua itu batuk berat dua kali, lalu bercerita dengan suara parau: “Nabi adalah perintis dunia ini. Mereka menggunakan energi misterius untuk memahami segalanya di alam semesta. Semua hal jahat tidak bisa bersembunyi di hadapan Nabi. Selain itu, Nabi juga menguasai batas kekuatan yang bisa dikuasai manusia. Mereka berkelana di pegunungan, mencari kekuatan yang lebih besar demi dunia manusia, juga untuk pelatihan diri sendiri.”
Aku tersadar: “Oh, jadi petapa dengan Manna yang tinggi...”
Ekspresi canggung muncul di wajah tua itu: “Anak muda, bisakah kau membantuku melakukan hal kecil?”
Aku terkejut. Masih ada yang bisa kubantu dari orang sehebat ini?
“Katakanlah, selama mampu.”
“Bisakah... kau memotong sedikit daging serigala itu untukku... Aku sudah tiga hari tidak makan...”
Kulihat ke belakang. Serigala itu sudah gosong sepenuhnya, mengeluarkan bau menyengat pembakaran. Masak iya ini mau dimakan?
“Gudong～！”
Orang Tua itu menatapku dengan yakin, jakunnya bergerak naik turun. Setelah mengamati beberapa saat, baru kusadari dia ternyata sudah mengeluarkan air liur melihat daging serigala!
Aku pun mengeluarkan pisau pengumpulan dan memotong bagian besar daging dari kaki serigala, lalu menyerahkannya ke Orang Tua.
Tanpa banyak bicara, Orang Tua menerima daging itu lalu merogoh jubah Penyihirnya sambil melakukan eksplorasi cukup lama, akhirnya mengeluarkan botol kecil.
Dengan penasaran kuperhatikan gerak-geriknya. Ternyata dia mengangkat tangan kanan, beberapa semburan api kecil langsung muncul di bawah daging, sementara tangan kirinya membuka botol dan menaburkan sesuatu ke atas daging.
Aku tersadar, Sial! Rupanya dia sedang membuat barbekyu!
Sambil mengunyah daging dengan lahap, Orang Tua menoleh padaku dan berkata tak jelas: "Anak muda, berhari-hari aku terkepung monster di sini. Maukah kau membantuku sekali lagi?"
"Katakan!" jawabku dengan kesal.
Orang Tua tersenyum: "Semak belukar di sini mudah membuat orang tersesat. Monster di sini juga sangat beragam dan sulit dilawan. Jika mau membantuku, akan kuajarkan skill identifikasi monster. Mau?"
“Ding～！”
Sistem mengingatkan: Apakah Anda bersedia menerima permintaan Nabi Ronin?
Setelah berpikir sejenak, akhirnya kuklik konfirmasi.
Orang Tua itu tersenyum, memperlihatkan beberapa gigi yang rusak: "Lumayan, aku akan ajarkan kemampuan ini padamu!"
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Anda menerima berkat Nabi, mendapatkan Skill terpasif: Penglihatan Nyata!
Aku buru-buru membuka skill, benar-benar ada tambahan skill ini——
Penglihatan Nyata: Jarak pandang pemain meningkat dua kali lipat, sekaligus bisa mengidentifikasi monster atau pemain dengan level tidak lebih dari 30 tingkat di atasmu!
Aku bingung apakah harus senang atau tidak, tapi skill ini sepertinya masih agak berguna.
"Anak muda, karena kamu sudah mempelajari skill ini, bantu aku lakukan satu hal!"
Orang Tua itu memicingkan mata, tiba-tiba aku punya firasat sedang ditipu!
"Di selatan tidak jauh dari sini, tinggallah Serigala Hitam level 65 di sana. Bunuh dia, ambil Pedang Teknik Rahasia yang dia jaga dan bawa kembali padaku!"
