Setelah masuk game, tidak lama kemudian Murong Shanshan juga login. Pelindung kakinya sudah diganti, sekarang menjadi pelindung kaki perak baru. Saya kaget dan bertanya: "Apa kamu cari perlengkapan saat makan tadi? Pelindung kaki ini bagaimana?"
Murong Shanshan segera memandangku dengan heran dan berseru: "Bodoh, waktu menyelesaikan tugas pagi tadi si Dalang Elemen bukan memberikan perlengkapan? Apa kamu tidak dapat?"
Aku baru tersadar, saat itu karena efek racun, aku benar-benar lupa hadiah tugas ini!
Setelah mengobrak-abrik bungkusan, akhirnya menemukan hadiah tugas itu setelah sekian lama—sepasang sepatu warna tembaga kuno——
【Sepatu Perang Angin】（Zirah Sepatu——Equipment Ungu）
Pertahanan: +120
Stamina: +52
Kekuatan: +50
Kelincahan: +45
Tambahan: Meningkatkan 10% kecepatan serangan pemakai
Persyaratan Level: 49
……
"Meningkatkan 10% kecepatan serangan..."
Aku bergumam pelan. Murong Shanshan langsung kaget mengambil sepatu itu dan memeriksanya, matanya yang indah seakan belum pernah memandang sesuatu dengan begitu fokus. Saat aku menduga air liurnya hampir menetes, dia malah mengembalikan sepatu itu padaku.
"Kenapa, tidak mau?" Murong Shanshan tersenyum licik dengan ekspresi nakal.
Aku terkejut, "Tadinya kukira kamu ingin mengakali dan mengambil equipment ini, ternyata kamu mengembalikannya."
Murong Shanshan mengangkat alisnya yang anggun, "Kamu menganggapku sebagai apa? Kalau ingin equipment, aku bisa memburunya sendiri. Tapi aku takkan pernah menggunakan penampilanku untuk menipu equipment pria. Tapi pedang cahaya ini kan kamu yang memberikanku, jangan harap bisa minta kembali!"
Aku tak bisa menahan tawa, menepuk bahu cewek cantik itu, "Ayo kita latihan leveling. Aku tidak segitu pelitnya."
Murong Shanshan cekikikan, dengan manis mengikuti langkahku menuju Lembah Arwah Gelisah.
……
Melewati desa yang pernah direbut oleh arwah-arwah gelisah, di depan adalah Lembah Arwah yang sebenarnya. Di antara dua pegunungan megah, jalan menuju Lembah Arwah telah lama ditinggalkan. Hanya sedikit permukiman yang tersebar di lereng gunung, namun hampir semuanya sudah rusak tak layak huni.
"Hei, lihat apa yang di depan itu?" Murong Shanshan tiba-tiba berhenti melangkah, menunjuk ke depan.
Aku mengikuti arahnya. Di depan sana, sekumpulan besar prajurit tengkorak sedang berkumpul. Di bawah sinar bulan, tulang-tulang makhluk undead ini memancarkan cahaya pucat, sementara bilah pedang dan perisai kecil saling berbenturan menciptakan suara berisik.
"Sepertinya ada yang tidak beres." Aku berbisik.
Murong Shanshan merapat ke sampingku, bertanya heran: "Apa yang tidak beres?"
"Meskipun jumlah tengkorak ini banyak, mereka semua berkumpul bersama. Kepadatannya semakin tinggi ke bagian dalam, seolah sedang melakukan proteksi terhadap sesuatu."
"Lalu tunggu apa lagi? Bunuh saja mereka dan kita akan tahu." Murong Shanshan dengan gesit menghunus pedang cahayanya. Kilau pedang itu menerangi hutan di sekitarnya.
Aku segera menahannya, "Tunggu dulu, jangan terburu-buru..."
"Murong Shanshan diam membisu, tak sampai beberapa menit, prajurit tengkorak tiba-tiba membuka jalan kecil. Belasan ksatria hitam mengendarai kuda perang yang diselimuti bayangan menerobos kerumunan tengkorak. Beberapa prajurit tengkorak yang tak sempat menghindar langsung diinjak-injak hingga remuk menjadi tumpukan tulang."
Murong tak bisa menahan diri menjulurkan lidah, berbisik: "Ksatria hitam ini asalnya dari mana? Dari auranya sepertinya level mereka cukup tinggi. Pengalaman dan perlengkapan yang dibawa pasti juga banyak ya!"
Aku berkata perlahan: "Prajurit tengkorak itu level 57. Ksatria hitam bernama Ksatria Bayangan, level 65. Perkiraan awal, tipe monster dengan pertahanan tinggi, darah banyak dan serangan kuat. Sesuai gaya khas Yueheng, pengalaman dan uang dari monster jenis ini juga pasti luar biasa banyaknya."
"Lalu, bagaimana cara kita membunuh mereka?"
Aku menarik napas panjang: "Kurasa di balik pasukan prajurit tengkorak ini pasti ada rahasia tertentu. Ksatria Bayangan ini ibarat pasukan patroli yang hanya lewat secara berkala. Perlengkapan kita berdua memang bagus, tapi memaksakan diri melawan sekelompok Ksatria Bayangan level 65 tetap terlalu riskan. Kau harus tahu, setelah 2nd job change di level 60, ksatria bisa belajar skill Charge. Ksatria Bayangan ini pasti punya skill itu - setiap charge bisa bikin pusing 3 detik. Aku tidak sanggup menahan itu."
Ekspresi Murong Shanshan berubah kaget, bertanya dengan manis: "Terus gimana dong? Jangan-jangan kita harus pulang begitu saja? Nanti malah jadi bahan tertawaan anggota guild..."
“Tidak perlu.” Saya tertawa getir, berkata hati-hati: “Setelah rombongan Ksatria Bayangan ini lewat, kita akan memancing sekelompok prajurit tengkorak untuk dibunuh. Dengan memancing beberapa kali, kita bisa membersihkan monster-monster ini. Lalu fokuskan usaha untuk melawan Ksatria Bayangan di belakang prajurit tengkorak. Dengan cara ini lebih aman.”
“Kalau begitu, mari mulai...”
Hasilnya mengejutkan kami. Para prajurit tengkorak ini secara sadar tidak menyerang makhluk asing, hanya mempertahankan wilayah mereka. Mereka baru akan berjalan tertatih-tatih membawa pisau kecil ketika musuh memasuki area serang mereka.
Situasi ini memungkinkan skill kami memberikan damage maksimal. Cahaya garang semburan pedang level 6 dan sorotan dahsyat Pedang Es Misterius terus menyala-nyala di lembah. Monster di pinggir berhasil menjadi tameng dari serangan prajurit tengkorak di belakang. Sementara monster yang berdesakan di dalam hanya bisa teriak histeris tanpa daya, terus menggerus nyawa mereka di bawah semburan pedang Murong Shanshan. Dua kali semburan pedang, monster di depan langsung tumbang semua. Kecepatan membunuh monsterku juga tak kalah dari Shanshan. Aktivasi Pedang Es Misterius semakin sering, bahkan terkadang beberapa kali berturut-turut bisa menjatuhkan semua monster di area serang berbentuk kipas.
Pemberitahuan pengalaman di informasi pertempuran terus me-refresh dengan cepat, sementara kecepatan kenaikan bar pengalaman kami juga sangat mengejutkan. Hanya dalam belasan menit kami sudah mendapatkan 5% pengalaman, ini sama sekali tidak seperti kecepatan level-up di level 51, bahkan pendatang baru level 15 pun tidak memiliki kecepatan seperti ini.
Meski monster sangat banyak, mereka tidak tahan dengan pembantaian berkecepatan tinggi seperti kami. Dalam tingkat tertentu, aku dan Murong Shanshan sudah meninggalkan mode level-up prajurit biasa. Berkat keberadaan semburan pedang dan Pedang Es Misterius, kami tidak perlu lagi membunuh monster satu per satu. Sekarang, memancing sekelompok monster untuk diserang bersama adalah jalan kemenangan. Terutama semburan pedang Murong Shanshan, daya rusaknya benar-benar luar biasa! Monster level 57 langsung kehilangan 3000+ poin darah dengan satu serangannya. Jika muncul serangan mematikan, bahkan tengkorak level 57 bisa dibunuh seketika - ini adalah mimpi semua prajurit!
Setelah mengalahkan beberapa tengkorak terakhir, Murong Shanshan tiba-tiba menjerit kaget saat memeriksa bungkusan. Aku segera menyadari apa yang terjadi - Sial! Nona-nona ini lupa membeli ramuan merah lagi!
Murong Shanshan cepat-cepat mendekatiku dengan senyum memikat: "Lin Fan, ramuanku habis. Tolong darurat di dunia persilatan..."
Dengan pasrah kubagi separuh dari belasan grup ramuan yang kubeli di bungkusanku untuknya, lalu memberikan 1 grup ramuan pemulih kehidupan level 3 yang kubuat pagi ini. Kuingatkan: "Ramuan pemulih kehidupan level 3 ini bisa memulihkan 1600 poin darah sekaligus, melebihi semua ramuan merah yang ada di pasaran saat ini. Kalau tidak ada bos, jangan digunakan sembarangan."
Murong Shanshan mengangguk sambil tersenyum manis, lalu bertanya dengan heran: "Kamu sendiri tidak pakai ramuan? Kok persediaanmu masih banyak sekali?"
Aku langsung tertawa, dengan sombong mengangkat pedang Blood Red di dada: "Tahu kenapa pedang ini disebut Blood Red? Karena ada kutukan dahaga darah yang bisa menyerap 10% darah musuh saat diserang. Aku bisa menghabiskan 2000 darah monster sekaligus. Menurutmu aku masih perlu minum darah?"
Murong Shanshan hampir mengeluarkan air liur karena iri: "Kapan ya aku bisa dapat senjata seperti itu..."
"Sudah bersyukurlah! Pedang Hanguang atributnya dahsyat. Banyak prajurit bermimpi mendapatkannya. Ngomong-ngomong, bukannya pedang Hanguang punya kemungkinan menyembuhkan diri?"
Murong Shanshan cemberut: "Iya, bisa menyembuhkan 2000+ darah sekaligus. Tapi tingkat aktivasi-nya terlalu rendah! Sudah 2 jam kita bertarung, kurang dari sepuluh kali aktif. Dalam situasi seperti ini, mana bisa tidak pakai ramuan?"
Sebelum sempat menjawab, tiba-tiba terjadi keanehan: Di platform aneh depan kami muncul beberapa pilar cahaya seperti aurora. Pola sihir kompleks di tengah platform semakin jelas, menyatu dengan pilar cahaya di udara. Seluruh bumi berguncang seperti gempa.
Murong Shanshan memandang ke depan dengan terkejut: "Apa ini? Sepertinya formasi teleportasi ya?"
Aku tidak menjawab, hanya diam-diam mengamati.
Cahaya di platform semakin memancar terang, getaran hebat yang tak henti disertai suara Braak yang bergema, rasanya seperti ribuan pasukan kavaleri hendak menerobos keluar dari kedalaman tanah.
Murong Shanshan sangat tegang, sepasang mata indahnya menatap tajam ke platform, seolah takut tiba-tiba muncul ribuan resimen mumi dari sana.
Fakta sebenarnya, yang muncul bukanlah mumi melainkan orc bertubuh pendek mengenakan pakaian kasar compang-camping, sedang melantunkan mantra kompleks dengan nada sumbang.
Tak lama kemudian, suara Braak semakin jelas, getaran Bumi pun terasa semakin nyata.
Si orc pendek akhirnya berbicara dengan standar bahasa Mandarin: "Manusia kerdil! Kalian telah membangunkan mimpi indah Mowang! Pasukan perintis di bawah panji-Nya akan segera tiba, perjalanan kehidupan kalian sampai di sini!"
"Pasukan perintis Mowang? Itu apa?" Murong Shanshan bertanya heran.
"Aku juga tak tahu. Perhatikan baik-baik, game ini benar-benar keren dibuatnya! Hanya untuk kita berdua sampai dibuatkan adegan spektakuler begini..."
Murong Shanshan tiba-tiba mendorongku, berteriak kaget: "Jangan berterima kasih dulu! Sepertinya pasukan perintis itu sudah sampai!"
Di tengah cahaya yang menakutkan, bayangan hitam raksasa melesat keluar dari formasi sihir, diikuti lebih banyak lagi yang bergulir keluar...
