“Apa gerakan posisi ini, waltz?” Murong Shanshan bertanya dengan decak kagum sambil melihat pergerakan posisiku.
Sambil terus membunuh monster di belakang, aku menjawab sambil tertawa: "Bukan waltz, dalam terminologi war3 ini seharusnya disebut pergerakan posisi 'z' legendaris. Tak kusangka teknik ini masih bisa dipakai di Yueheng."
"Tidak boleh! Ini terlalu curang! Kamu harus menggunakan gaya seperti yang kulakukan tadi!" Murong Shanshan langsung protes.
Aku hanya tersenyum tanpa bicara. Tiba-tiba tubuhku berhenti bergerak, lalu mulai meniru pergerakan posisi Murong Shanshan di sekitar Ksatria Bayangan yang mendekat. Meski memahami keunggulan teknik ini, eksekusinya tetap sulit. Sedikit lengah, dua serangan menusukku. Tapi setelah itu tak ada serangan tambahan lagi. Saat monster terakhir tumbang, hanya dua menit yang berlalu.
Murong Shanshan tak terlalu terkejut. Dengan senyum tipis dia berkata: "Ayo, masuk untuk menyelesaikan tugas."
Aku mengikutinya dari belakang. Murong Shanshan tiba-tiba menambahkan: "Sekarang kamu pasti sangat ingin bertanya mengapa aku tidak terkejut dengan operasi cepatmu tadi?"
Aku hanya bisa mengangguk, terkagum-kagum oleh kecerdasan luar biasa gadis ini.
"Hehe, sebenarnya setahun lalu kamu sudah menjadi atlet esports tier satu. Kecepatan refleks dan kesadaran tempurmu pasti bisa dengan mudah melakukan ini."
Murong Shanshan menatapku dengan senyuman samar, melanjutkan: "Meskipun aku berlatih keras untuk meningkatkan teknik operasiku, tetap saja masih jauh di bawahmu. Mungkin kau pikir semua yang kau lakukan bisa dilakukan oleh pemain mana pun, sebenarnya kau salah. Hanya sedikit orang di dunia ini yang bisa tidur hanya 5 jam sehari sambil latihan leveling mati-matian, naik dari level 42 ke 49 dalam 4 hari. Selain itu, hampir tidak ada yang rela mati hampir 40 kali dalam semalam demi sebuah bos, bertahan 8 jam penuh tanpa istirahat, apalagi merebut barang rampasan perang bos di depan mata begitu banyak anggota Kekuasaan Sang Playboy."
Aku buru-buru menyela: "Jangan lanjutkan! Sampai masalah perampasan disebut-sebut, aku jadi bingung apakah ini pujian atau hinaan untukku."
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Baik, tidak akan kusebut lagi. Mari lanjutkan tugas kita!"
……
Kami berdua pun memasuki gua tempat Heart of Rift berada. Begitu masuk, aku langsung terkejut. Gua ini sangat luas dengan dinding magma yang telah membeku di kedua sisi. Di langit-langit tergantung bukan stalaktit, melainkan kerangka manusia berjejer. Banyak pakaian yang sudah terlepas, sisa-sisa kain yang masih menempel di tulang bergerak diterpa angin sepoi-sepoi, menciptakan suasana yang benar-benar menyeramkan.
Murong Shanshan menunjuk ke depan: "Di sana ada belasan prajurit tengkorak yang berjaga. Itu bisa dianggap garis pertahanan pertama. Pagi tadi sudah kubunuh semua, sekarang mereka muncul kembali."
"Aku melihat sekeliling, memang ada beberapa tengkorak berjalan mondar-mandir di depan, level mereka semua 70. Meskipun tinggi, dengan perlengkapan milikku dan Murong Shanshan, membunuh mereka seharusnya cukup mudah."
"Sangat berbeda dengan prajurit tengkorak di luar, prajurit tengkorak di sini ternyata memakai perlengkapan: zirah perak mengkilap, perisai kokoh, dan tombak usang di tangan. Jika diberi kuda perang tengkorak, mereka akan menjadi Ksatria Bayangan jenis lain."
"Murong Shanshan menarik dua ekor. Aku dan dia masing-masing menangani satu. Langsung kuhunus pedang, tepat mengenai tulang yang terlihat dari celah zirah prajurit tengkorak. Angka merah '960!' melayang dari kepala tengkorak. Aku terkejut, seranganku 1200 tapi kerusakan pada darahnya tidak melebihi 1000. Seberapa tinggi pertahanannya ini?"
"Jangan melamun, cepat bunuh! Pertahanan prajurit tengkorak ini memang sangat tinggi, tapi darah mereka hanya sekitar 5000. Setengah menit pasti bisa menghabisi satu." Kata Murong Shanshan sambil menatapku.
"Aku kembali mengangkat Pedang Darah Merah, kali ini membidik zirah bagian depan prajurit tengkorak."
"Dang~!"
"Suara nyaring terdengar. Serangan kuat Pedang Darah Merah justru terpental, hanya menyebabkan kerusakan 500 poin. Sepertinya lebih baik menyerang bagian yang tidak dilindungi zirah."
Setelah membunuh dua tengkorak, Murong Shanshan memungut koin emas yang di-drop sambil tersenyum: "Ksatria jenis ini memang sangat menarik, levelnya tinggi, pengalaman yang diberikan juga banyak, tapi uang dan perlengkapan yang di-drop sangat sedikit. Kalau zirah perak ini bisa di-drop, kita bisa menjual satu set seharga 10 juta RMB! Wah, lihat, ada cap di baju zirah bahu mereka!"
Aku segera berjongkok memeriksa. Benar, di zirah mayat prajurit tengkorak itu terdapat lencana. Terasa familiar, tapi tidak tahu di mana pernah melihatnya.
"Jangan dilihat terus!" Murong Shanshan menarik lenganku, "Masih banyak prajurit arwah gelisah seperti ini di dalam. Kalau mau lihat, bisa masuk sampai puas~ Semuanya masih hidup dan aktif~"
Aku mengangguk, mengikuti Murong Shanshan memasuki pintu sempit yang dijaga prajurit tengkorak. Begitu kami melangkah, pemberitahuan Sistem muncul: Memperoleh misi internal - Bunuh semua makhluk undead di Lapis Pertama, kumpulkan 100 Api Arwah untuk membuka jalan menuju Komandan Pertahanan Lapis Pertama!
Murong Shanshan juga mendapat pemberitahuan sama. Di depan kami berjejer prajurit tengkorak tak terhitung. Pengalaman mereka tinggi, tapi perlengkapan dan uangnya sangat minim, seolah-olah orang-orang ini memang terlahir bersih dari korupsi.
"Huu~!"
“Bersamaan dengan itu, lima enam prajurit tengkorak menyadari keberadaan dua penyusup, lalu langsung menyerbu ke arah kami. Pedang perak mereka memantulkan cahaya bulan yang menembus atap gua, menebarkan hawa dingin yang menusuk. Murong Shanshan segera membagi tugas: "Kamu bunuh tiga, aku yang dua!"”
Aku tak banyak bicara, langsung menahan tiga tengkorak dan mulai menghujam. Dibandingkan Ksatria Bayangan, prajurit tengkorak ini jauh lebih merepotkan, terutama pertahanan super tinggi mereka yang bikin frustasi. Meski aku dan Murong Shanshan mengenakan perlengkapan kelas atas terbaik yang ada di server saat ini, membasmi mereka tetap sangat melelahkan. Bagaimanapun, ini monster yang levelnya hampir 20 tingkat di atas kami, memberikan resistensi besar terhadap serangan kami. Andai saja aku level 70 dengan serangan tetap 1200, damage yang kuberikan pasti jauh melebihi 1000.
Setelah membunuh 5 prajurit tengkorak ini, kami menemukan dua bola kecil berkilau merah samar di tanah. Setelah diambil dan diperiksa - Biji Api Arwah: Wadah kontrak jiwa makhluk undead, di dalamnya terkunci kekuatan spiritual dan sebagian jiwa dari arwah tersebut saat masih hidup. Item tugas, tidak dapat digunakan.
Murong Shanshan mengedipkan matanya, bertanya: "Inikah item yang dibutuhkan untuk tugas?"
"Tepat. Kita butuh 100 biji. Artinya kita harus membasmi hampir semua prajurit tengkorak di sini untuk mengumpulkan 100 item tugas."
Murong Shanshan menjulurkan lidahnya sambil tertawa manis: "Sepertinya kita akan menghabiskan satu sore penuh di sini."
Aku menggeleng: "Tidak harus sepanjang sore, tapi setidaknya sampai lewat jam 4. Sekarang mau log off dulu untuk minum atau apa? Nanti kita akan terus membunuh sampai semua item tugas terkumpul tanpa istirahat."
Murong Shanshan segera menyatakan kesiapannya.
Kami pun terus membunuh. Sekitar jam 4:20, akhirnya terkumpul 100 Biji Api Arwah Gelisah. Prajurit tengkorak ini cukup kooperatif. Bandingkan dengan sebelumnya, untuk mengumpulkan 100 item tugas biasanya butuh waktu membunuh monster lebih dari 10 jam.
……
Melihat sekeliling, hanya ada pintu besi tambahan di depan yang mungkin menuju ke arah Petugas Pertahanan. Murong Shanshan mendorongnya, tapi pintu sama sekali tidak bergerak. Si cewek cantik langsung marah, mengangkat Pedang Cahaya Han Guang dan menghujamkannya.
"Braak～!"
Pintu besi itu roboh setelah serangan dahsyat, debu beterbangan.
Saat debu reda, pemandangan di dalam membuat kami terkejut. Berbeda dengan nuansa berdarah dan mengerikan di luar, ruangan Petugas Pertahanan ini terasa begitu berbudaya. Meja persegi di tengah, rak buku tinggi di sampingnya penuh dengan buku-buku kuno, bahkan di bangku batu sebelah ada pot tanaman yang hampir layu.
"Ini... Aku tidak salah lihat? Ini kamar bos kecil?"
Murong Shanshan mengusap matanya, jelas tak percaya dengan segala yang dilihatnya.
Aku tidak bicara karena perhatianku tertarik pada buku kuno tebal di atas meja, di bawahnya terdapat pena bulu yang sepertinya baru saja digunakan.
"Apa itu..." Murong Shanshan tampaknya juga memperhatikan buku itu.
Aku menjawab pelan: "Tidak tahu, mari kita lihat dulu..."
"Cicit~!"
Saat aku hendak mengulurkan tangan untuk memecahkan misteri, pintu besi tersembunyi di depan kami terbuka. Seorang jenderal arwah dengan zirah perak berjalan keluar perlahan, gesekan logam zirahnya berbunyi nyaring menambah suasana mengerikan.
Aku segera memanggil
【Pemimpin Arwah Gelisah】(Calon Boss Putih Keemasan)
Level: 75
Serang: kekacauan, pukulan mundur
Pertahanan: zirah baja
……
Informasi boss singkat ini membuat kulit kepalaku merinding, intuisi mengatakan boss ini akan menyita banyak waktu kami!
Tiba-tiba teringat harus merayakan ulang tahun Xin Yu di hotel dekat sini pukul 6:30. Dua jam jelas tidak cukup untuk membunuh boss level 75. Lagipula, boss putih keemasan level 75 mustahil bisa dikalahkan hanya olehku dan Murong Shanshan.
Masalahnya Pemimpin Arwah ini calon boss, artinya belum mencapai level boss sebenarnya. Tapi level 75 saja sudah sangat mengerikan.
Dengan tegang aku berkata: "Shanshan, bisakah kita tunda pertarungan ini sampai besok?"
Murong Shanshan menjawab panik: "Aku tidak bermasalah, tapi yang penting apakah dia mau setuju..."
Sebuah tekanan kuat dari aliran udara menekan, bos humanoid ini tiba-tiba sudah berada di depan kami. Pedang besar yang memancarkan cahaya keemasan diangkat perlahan, seolah sedang melakukan sebuah Pengadilan.
