"Tuan, apakah boleh kami sajikan hidangan?"
Karena aku duduk di pinggir, pelayan mendatangiku. Setelah kuanggukkan kepala, dia bertanya lagi: "Mau pesan minuman beralkohol apa?"
Melihat semua orang tersenyum menatapku, aku bertanya: "Total harga makanan yang kami pesan tadi berapa?"
Pelayan cantik itu tersenyum: "Total 23.500 yuan. Kami juga akan memberikan dua sup premium gratis untuk Anda."
"Apakah ini sudah diskon 20%?"
"Iya." Si mm berusaha keras menahan tawa.
"Kalau begitu, bawa dua botol baijiu kualitas bagus!"
Xu Lin terkejut: "Kami tidak minum baijiu, mudah mabuk."
Kujelaskan: "Tidak masalah. 9 orang hanya minum dua botol, pasti tidak mabuk. Lagi pula, hari ini ulang tahun Xin Yu, kita harus minum sampai puas. Malam ini jangan login game, pulang langsung mandi dan tidur."
Xu Lin melihat keteguhan saya, jadi tidak berkata lagi, sementara gadis-gadis lainnya juga menganggap tidak masalah.
Pelayan cewek tersenyum bertanya: "Di sini kami memiliki beberapa ukuran baijiu yaitu 500, 1000, 2000, 5000, dan 10000. Harga berbeda merek tidak terlalu signifikan, ukuran mana yang ingin Bapak pilih?"
Saya menghitung, sekarang membuat equipment ungu saja sudah bisa minum 1000 botol anggur kelas tertinggi, tidak perlu terlalu pelit. Lagipula uang memang untuk dihabiskan, apalagi kalau untuk Xin Yu saya sama sekali tidak sayang. Lalu saya bilang: "Yang 10000 per botol, ambil empat botol!"
Xin Yu terkejut: "Bukannya tadi bilang dua botol?"
Saya tersenyum tipis: "Saya ubah pikiran, yang tidak habis diminum bisa dibawa pulang untuk menghangatkan diri~"
……
Tak lama kemudian, anggur datang dan makanan juga dihidangkan.
Murong Shanshan langsung berdiri mengambil botol dari tangan nona pelayan sambil tersenyum: "Saya saja, kalian bisa keluar dulu. Nanti kalau perlu akan saya panggil."
Keempat pelayan pun pergi sambil menutup pintu.
Murong Shanshan membuka tutup botol, pertama menuangkan gelas penuh untuk Xin Yu, lalu dengan lincah mendekati Xu Lin dan mengisi gelasnya. Meski Xu Lin sopan menolak, Shanshan tetap menuangkan untuk semua orang di meja, akhirnya mengisi gelasnya sendiri sampai penuh.
Murong Shanshan berdiri mengangkat gelas: "Untuk ulang tahun Xin Yu, untuk prestasi kita di game, untuk..."
Tiba-tiba dia lupa lanjutannya. Saat hendak mengelak, saya buru-buru mengingatkan: "Jangan bilang 'untuk suku'!"
"Wajah cantik Murong Shanshan sedikit memerah, menatapku sambil berkata: 'Bukan untuk suku, tapi demi Aliansi, demi persekutuan kokoh antara Pedang & Mawar dan Taman yang Hilang - bersulang!'"
Xu Lin juga tertawa, berdiri dan berkata: "Untuk Aliansi!"
Maka gelas pertama kami habiskan sekaligus. Aku masih baik-baik saja, toh dulu juga sering minum baijiu. Tapi para cewek lain tidak tahan. Kadar alkoholnya sangat tinggi. Xu Lin dan Murong Shanshan mengernyitkan alis. Xin Yu menutup mulut sambil menelan susah payah. Lu Xuehan sampai terbatuk-batuk, baru reda setelah minum teh.
Kuambil sumpit sambil tersenyum: "Semuanya pelan-pelan saja, minum perlahan. Makan dulu lauknya, baru lanjut minum. Jangan khawatir lauknya kurang. Habis kita ganti meja lagi. Sekarang yang lain mungkin tidak ada, tapi uang masih cukup."
Mendengar ini, suasana hati semua langsung lebih riang. Nafsu makan pun membesar. Hampir semua lauk habis dalam setengah jam. Dengan wajah antara ingin tertawa dan menangis, kupanggil pelayan untuk memesan lauk tambahan.
Wajah cantik Xin Yu memerah merona. Gelas anggur di tangannya bergoyang-goyang di antara dua jari panjangnya. Aku merasa tidak nyaman, karena Xin Yu ini sudah setengah bersandar di meja sambil tersenyum bodoh padaku selama dua menit.
"Tidak apa-apa?" Kutepuk tangan kiri putih saljunya di atas meja sambil bertanya penuh perhatian.
Xin Yu tersenyum manis, berbisik kecil: “Tahukah kamu, aku belum pernah merasa sebahagia hari ini sebelumnya.”
Aku tersenyum, sengaja bertanya: “Mengapa?”
Xin Yu melotot padaku, memonyongkan bibir: “Karena belum pernah ada yang mentraktirku makan dengan masakan semahal itu! Jawaban ini cukup memuaskanmu kan?”
“Tidak puas!”
“Lalu bagaimana kau ingin aku menjawab?” Xin Yu menempel mendekat, mulut kecilnya mendekati telingaku, napas hangat dan lembab membuat telingaku seperti tersengat listrik, separuh tubuhku mulai mati rasa dan kesemutan.
Karena jaket luar sudah ditanggalkan, lenganku bisa merasakan dengan jelas elastisitas luar biasa dari dada montok Xin Yu yang tegak, wajah putih saljunya juga terlihat sangat memikat di bawah cahaya lampu, leher panjang dan putih bersih, mata indah yang berkaca-kaca, bibir merah yang menggoda - segalanya terlihat begitu menggoda.
Aku buru-buru mengosongkan tangan kiri untuk menolongnya, tapi tak disangka tubuh Xin Yu yang terbakar dan lembut itu tiba-tiba terjatuh ke pangkuanku, seketika memenuhi pangkuan dengan giok halus dan kehangatan harum, sungguh tak tertahankan. Xu Lin yang melihat dari seberang langsung bertanya sambil tersenyum: "Bagaimana? Baru minum sedikit Xin Yu sudah tidak kuat, sampai perlu ditopang Lin Fan?"
Xin Yu melirik Xu Lin, berkata: “Ngomong-ngomong, hari ini sepertinya kau belum minum denganku, ayo kita minum setengah botol?”
“Setengah botol？”Xu Lin hampir terjatuh ke meja, ia berkata kesal: “Aku sih nggak masalah, tapi nanti kalau kamu harus digendong Lin Fan pulang, aku juga nggak masalah. Cuma takut ada yang marah nanti～”
Xu Lin sambil berbicara melirik ke arah Lu Xuehan di sebelah.
Wajah cantik si cewek cantik memerah, ia melototi Xu Lin: “Lin Fan menggendong Xin Yu pulang kenapa? Menurutku wajar-wajar saja, jangan lihat aku dengan tatapan seperti itu!”
Xu Lin tertawa sambil menutup mulut: “Bilang saja langsung, ngapain kakimu menendang-nendangku di bawah meja?”
Aku melirik ke samping, ternyata Murong Shanshan sedang membungkuk di atas meja. Dari ingatanku, daya tahan alkoholnya seharusnya tidak segini lemah kan?
“Shanshan？”Aku menepuk bahunya.
“Ada apa?”
Murong Shanshan mengangkat kepala, barulah kusadari dia sedang mengirim SMS di bawah meja.
Aku tidak berkomentar, hanya berkata singkat: “Ayo minum, jangan diam saja. Nanti dikira kami tidak menghormatimu. Ayo, kutemani minum sedikit.”
“Ya.” Murong Shanshan menjawab lembut.
Tiba-tiba ponsel di kantongku bergetar. Kucepat mengeluarkannya - sebuah SMS dari Murong Shanshan. Bangsat, ngapain orang ini mengirim SMS padahal duduknya sedekat ini?
Kubuka SMS itu, isinya membuatku antara ingin tertawa dan menangis——“Hmph, enak ya menggendong Xin Yu?”
Aku segera menatap Murong Shanshan, tapi dia hanya berkedip-kedip dengan mata besar yang indah padaku, terlihat sangat polos.
Aku menggigit gigi, lalu segera membalas SMS di bawah meja: "Dia yang mabuk lalu jatuh ke pelukanku, bukan aku yang menariknya. Bagaimana bisa menyalahkanku?"
Tekan tombol kirim. Belum sampai hitungan detik, ponsel Murong Shanshan berdering. Dia langsung membacanya, lalu melotot padaku dan mengirim SMS: "Kamu masih belum melepasnya? Mau memeluk sampai kapan?"
Saat ponselku berdering lagi, akhirnya ketahuan. Guozi di seberang tertawa: "Oh, aku perhatikan setiap kali ponsel Shanshanjie berdering, Lin Fan pun ikut berdering. Kalian pasti sedang mengobrol ya? Apa Shanshanjie cemburu pada Xin Yu? Jujur saja, aku juga tidak tahan. Mereka terlalu lancang, menganggap kami tidak ada!"
Wajah cantik Murong Shanshan memerah sedikit, buru-buru membantah: "Tidak! Aku tidak SMS-an dengannya. Aku hanya mengirim ucapan tahun baru ke ibuku!"
Xu Lin juga tersenyum ambigu: "Masih empat hari lagi menuju malam tahun baru. Kok sudah memberi ucapan sekarang?"
Wajah Murong Shanshan memerah padam. Aku segera membelanya: "Jangan nebak sembarangan! Tadi Shanshan hanya bertanya cara pulang malam ini. Kubilang dia bisa menginap di kamarku. Makanya dia marah. Kalian pikir apa sih? Pikiran harus bersih!"
“Apakah benar begitu?” Xu Lin bertanya sambil tersenyum pada Murong Shanshan.
“Tentu!” Murong Shanshan merespons cepat, segera berpura-pura khawatir: “Sekarang sudah pukul 9, sebentar lagi lampu jalan akan padam, bagaimana aku pulang nanti?”
Li Qing di samping tersenyum: “Barusan yang dikatakan Lin Fan juga masuk akal, kebetulan ranjang Lin Fan cukup besar, tidur dua orang seharusnya tidak masalah... Tunggu, jangan bertindak kasar, maksudku ranjang itu cukup untukmu Shanshan dan Xue Han, biarkan Lin Fan tidur di kamar Xue Han!”
“Ini ide bagus!” Xu Lin juga setuju, lalu bertanya: “Xue Han, bagaimana pendapatmu?”
Lu Xuehan tersenyum lembut: “Selama Shanshan tidak keberatan, tentu aku tidak masalah...”
“Baik, sudah diputuskan begitu, semua orang terus minum!”
“Ah, masih minum lagi?”
……
Hingga pukul 10 malam, sekelompok kami keluar dari hotel dengan berjalan limbung. Xin Yu benar-benar tidak kuat menahan efek alkohol, bahkan kue pun belum sempat dimakan, lemas rebah di pelukanku. Murong Shanshan berjalan di depan sambil bercanda dengan Xu Lin, sementara Lu Xuehan membawa kue berjalan di sebelah kananku, sesekali menengok apakah Xin Yu sudah sadar.
Saat tiba di lampu merah, Li Qing, Joly dan Guozi memilih jalan menuju selatan.
Xu Lin heran bertanya: “Apa yang kalian bertiga lakukan di sana larut malam begini? Tidak pulang tidur?”
Guozi menjawab sambil tertawa: “Tidak pulang, malam ini kami menginap di luar!”
“Menginap di luar? Apa maksudnya?” Murong Shanshan tampak sangat bingung.
Li Qing tertawa genit, berkata: "Bukan apa-apa, cuma mau cari pria kekar di bar sebelah. Sudah lama nggak 'main', rasanya pengen banget!"
"Cari pria?!" Konsep ini sepertinya melampaui pemahaman Murong Shanshan yang masih perawan seperti bunga kecil putih.
Xu Lin tanpa ekspresi menggenggam tangan Murong Shanshan: "Ayo pulang. Biarkan mereka. Dasar orang-orang tak terselamatkan."
Murong Shanshan menjulurkan lidah, berbisik: "Kenapa mereka nggak cari pacar saja? Kan lebih praktis!"
Xu Lin terkejut, lama kemudian menjawab: "Pacar merepotkan. Harus dirayu, bisa marah-marah. Pria di bar lebih baik, setelah one night stand selesai urusan. Nggak ada ikatan."
Murong Shanshan mengangguk: "Kedengarannya masuk akal. Kakak Lin pernah coba one night stand?"
Xu Lin tertegun, wajahnya memerah: "Belum pernah..."
Murong Shanshan tersenyum licik: "Kapan-kapan kita coba yuk?"
Xu Lin ikut bersemangat. Aku di samping mereka hanya bisa menghela nafas. Dasar Murong Shanshan, kelakuannya yang nakal ini bikin gemas. Sial, bahkan Xu Lin sampai terbodohi.
