Pasukan panah tertawa: "Lucu juga. Terus kenapa Tuan Muda kita bisa konflik sama Murong Shanshan?"
“Kebetulan juga, saat baru masuk Kota Bulan Perak, Tuan Muda kami membawa sekelompok anggota untuk latihan leveling di Hutan Bulan Perak. Di sana mereka bertemu Qingcai Baiyutang. Seperti diketahui semua orang, Qingcai Baiyutang memenangkan equipment ungu di Tantangan Pemberani. Saat itu ada beberapa anggota yang berulah, mulut kotor bilang mau nge-ngank equipment orang. Hasilnya? Malah mereka yang di-ngank. Tongkat ungu seharga 30 juta yang dibeli Tuan Muda ikut nge-ngank juga. Jadilah dendam dengan Qingcai Baiyutang. Kebetulan, Keluarga Sayur juga punya hubungan erat dengan Murong Shanshan. Makanya, tidak heran kalau Tuan Muda kami bersekutu dengan Berserker.”
Seorang Pedang di samping menghela nafas: "Orang kaya emang sialan aneh! Ngabisin puluhan juta buat beli equipment cuma buat nge-ngank. Kalo gue punya uang segitu, udah beli mobil mewah dan cari cewek cantik buat jadi istri. Hidup enak~!"
"Bangsat! Dasar pikiran sempit. Tapi game Yueheng ini emang bisa bikin kaya. Asal hoki, sekarang kalau bisa dapat equipment ungu, rumah sama mobil langsung kebeli. Cari istri lumayan buat diajak xx berapa kali sehari di rumah. Sialan, hidup bahagia bener!"
"Pasukan panah mengejek dengan 'Ssshh!': Level kalian terlalu rendah! Kalau aku, akan pakai set armor senjata dewata, nikahi istri sekelas Murong Shanshan. Lihatlah nona itu baru disebut kecantikan kelas dewa, wajah cantik tubuh aduhai, dipelihara di rumah saja sudah bikin senang!"
Pedang segera tertawa terbahak: "Kau bermimpi! Murong Shanshan perlu kau pelihara? Lebih mungkin dia yang memeliharamu! Wuih... Wuih... Tapi dengan rupa wajahmu ini memang sulit, nona kaya dan cantik seperti dia mustahil tertarik."
"Jangan menghinaku, kau juga tidak lebih baik. Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini Tuan Muda sepertinya sedang mengejar Nona Anggrek Hutan. Apa kabar ini bisa dipercaya?"
"Tentu bisa. Surat cintanya bahkan kubantu antarkan. Nona Anggrek Hutan cukup sopan, malah minta tolong padaku~"
"Tolong apa?"
"Buang suratnya ke tempat sampah di lantai bawah..."
"Bangsat!" Pasukan panah menunjukkan jari tengah, "Katanya Xu Fei ini sampai sepupu sendiri tidak dilewatkan?"
Pedang segera berbisik: "Jangan sebut nama Tuan Muda, dia akan marah. Pikir saja, Nona Anggrek Hutan secantik itu, wajar sepupunya mengejar. Tapi kurasa Nona Anggrek Hutan sama sekali tidak serius, terus menerus membohonginya."
"Sudah jelas! Dia cuma pemboros kelas kakap. Dengan wawasan Anggrek Hutan mana mungkin tertarik. Ngomong-ngomong, 2 hari terakhir kau perhatikan tidak Tuan Muda sering keluar mobil, semalaman tidak pulang, bahkan game pun tidak main?"
Pedang bertanya heran: "Apa? Sekarang masih ada hal yang lebih penting daripada bermain game dan balas dendam ke Keluarga Sayur di hatinya?"
Pasukan panah menggelengkan kepala: "Aku juga tidak terlalu paham, tapi menurut Manajer Wang dari departemen pemasaran, Tuan Muda mengajak wanita cantik ke hotel dengan mobil. Secara logika, dia sama sekali tidak perlu membawa wanita keluar. Kalau mengikuti karakter lancangnya, aku sudah bersyukur kalau dia tidak bercinta dengan wanita di lantai aula perusahaan. Kamu ingat tidak, receptionist cantik Zhang dari departemen pengembangan semester lalu? Tahu kenapa dia tiba-tiba keluar dari perusahaan?"
"Tentu tidak tahu. Aku bahkan pernah mau ngejar dia. Kenapa? Mengapa dia keluar?"
Pasukan panah berbisik: "Karena dia ditahan oleh Xu Fei setelah jam kerja. Katanya ada satpam yang melihat, sekitar pukul 7 malam, Zhang direbahkan Xu Fei di konter dan digilir bolak-balik. Katanya kemudian hamil, jadi Xu Fei kasih lebih dari satu juta lalu diusir ke Changzhou."
"Sial! Benar-benar sampah masyarakat!" Pedang berkata dengan kemarahan: "Kita bekerja untuk sampah ini, apakah sama saja dengan membantu kejahatan?"
Pasukan panah tersenyum getir: "Lalu bagaimana? Sekarang gajian bulanan kita puluhan ribu. Apa kamu mau pindah kerja ke perusahaan yang gajinya dua ribu sebulan? Aku sih mau, tapi istriku pasti tidak mau. Seluruh keluarga mengandalkan gajiku. Aku harus mengesampingkan nurani. Paling saat berperang dengan Pedang & Mawar, kita kurangi tembakan panah."
Pedang tidak bisa menahan tawa: "Sial! Aku bilang kenapa waktu PK kemarin kamu nggak bisa nembak panah selama beberapa menit, ternyata begini jadinya."
Pasukan panah tersenyum paham, lalu melanjutkan: "Xu Fei ini walau terlihat seperti pemboros tulen, tapi jangan sekali-kali meremehkannya. Diam-diam dia licik. Aku curiga kali ini pasti ada siasat jahat racun yang akan diaaktifkan ke Murong Shanshan. Atau mungkin ke Taman Eden. Pokoknya akhir-akhir ini kelakuannya aneh!"
Pedang berdiri sambil mengangkat pedang: "Ngapain dipikirin? Yang penting kita nggak kena imbas. Ayo, kita latihan leveling di luar! Siapa tahu dapat equipment ungu, langsung aku resign jadi karyawan. Langsung gabung ke Pedang & Mawar, kerja di bawah Shanshan yang cantik itu pasti enak!"
Pasukan panah tertawa: "Mau disambar Rei sampai MATI delapan kali pun, belum tentu dapet equipment ungu. Mending hemat tenaga~!"
……
Melihat para pemain itu pergi, aku mulai bertanya-tanya: Kenapa anggrek hutan melepaskanku? Karena benci Playboy Kaya Xu Fei, atau alasan lain? Perempuan yang pergi buka kamar dengan Xu Fei siapa? Bukaan kamar biasa kok bisa jadi ancaman buat Pedang & Mawar dan Taman Eden? Apa pakai siram air panas?
Karena nggak ketemu jawaban, aku akhiri misi pengintaian ini. Melihat waktu sudah setengah jam berlalu, Murong Shanshan pasti sudah nggak sabar menunggu di luar.
Di depan mata beberapa Penyihir, aku diam-diam menyelinap keluar dari markas. Setelah menjauh, langsung berlari secepat mungkin. Semakin lama di tempat angker ini, semakin berbahaya. Banyak NPC! Kalau aku bentrok dengan pemain guild Kekuasaan Sang Playboy, yakinlah NPC-NPC ini akan menyiksaku jadi fragmen tanpa peduli harmoni sosial!
Kuberikan desain di papan gambar ke Murong Shanshan. Tak disangka nona-nona ini tertawa terbahak sambil menutup mulut: "Gambarmu keterlaluan jeleknya! Saat kecil ngompol di ranjang dan bikin 'peta' mungkin juga segini jeleknya?"
Aku tersipu, membelalak: "Dasar! Aku jurusan komputer, bukan seni! Sudah berusaha maksimal biar gambarnya hidup!"
"Hmm, terima kasih~" Murong Shanshan tersenyum manis: "Ayo latihan leveling! Sebelum jam 12 malam, aku harus naik ke level 54. Kamu harus capai 50% pengalaman level 53. Ini target kita dulu!"
Aku mengangguk, membawa cewek cantik menuju Lembah Arwah-Arwah Gelisah. Banyak pemain Pedang & Mawar di sekitar memandang iri, hampir mengeluarkan air liur.
……
Lembah Arwah-Arwah Gelisah masih sama. Formasi teleportasi ke Celah Hati kini tak dijaga prajurit tengkorak lagi. Kini, itu cuma gerbang ruang-waktu menuju dunia lain.
Masuk ke formasi teleportasi, kami langsung dibawa oleh energi misterius ke Dataran Bunga Burung. Seperti diduga, dari kejauhan segera terdengar derap kaki kuda Braak. Memandang ke horizon, garis-garis hitam ramping bergerak seperti gelombang pasang mendekat.
"Gudong～!" Aku menelan ludah dengan susah payah. Inilah yang disebut banjir bandang dan binatang buas - mungkin lautan monster yang terdiri dari Ksatria Bayangan di kejauhan ini layak disebut demikian.
Murong Shanshan sama sekali tidak menunjukkan ketegangan, tersenyum dan berkata: "Ayo pergi, posisi kita sekarang sepertinya agak berbahaya. Entah apakah Ksatria Bayangan ini punya kemampuan penginderaan jarak jauh, meski kita sangat jauh dari mereka, tetap bisa merasakan kehadiran."
Aku menatap gerombolan monster yang mendesak, bertanya khawatir: "Mau pergi ke mana? Apa maksudmu masuk ke dalam untuk mencoba pedang besar Sang Jawara?"
"Bukan gitu～" Murong Shanshan tersenyum genit, tangan mungilnya yang putih bersih menunjuk ke mulut ngarai di belakang kami: "Waktu itu aku sudah uji coba. Selama kita tidak mundur ke ngarai ini, monster level 65 ini tidak akan pergi. Mereka akan terus berkeliaran di luar menunggu kita keluar. Menurutku, bisakah kita bertahan dan latihan leveling dengan menguasai posisi strategis ini?"
Aku menoleh melihat, bertanya ragu: "Mulut ngarai ini setidaknya bisa memuat 6 orang berdiri sejajar. Jika kita berdua dikepung, pasti akan mati perlahan-lahan."
"Tidak apa-apa, kau yang jadi tank duluan!" Murong Shanshan melemparkan kalimat tidak bertanggung jawab itu lalu berlari ke mulut ngarai.
Aku akhirnya terpaksa mengikuti dari belakang, namun gerakan aneh Murong Shanshan tiba-tiba menarik perhatianku!
"Huu～!"
Sebuah batu raksasa diseretnya keluar dari bungkusan, diikuti beberapa potong kayu tak beraturan. Saat tumpukan bahan-bahan itu dikeluarkan, Murong Shanshan akhirnya memulai pekerjaannya. Pedang Cahaya Tersembunyi diayunkannya lembut ke tanah, membentuk parit sedalam setengah meter yang melintang di mulut ngarai, tepat membelah kedua dunia.
Cewek cantik ini mulai fokus menempatkan batu panjang di parit, lalu mengeluarkan palu yang indah dan mulai memukul bahan-bahan itu dengan suara Ding ding dong dong. Tak lama kemudian, tembok setinggi 2 meter yang kokoh berdiri di tengah mulut ngarai, memblokir jalan. Di bagian tengah tembok ada pintu kecil yang cukup untuk dua orang lewat.
Aku segera tersadar, rupanya Murong Shanshan sedang mempersiapkan medan latihan leveling. Tapi satu hal masih mengganjal, "Shanshan, bukannya aturan sistem membatasi pekerjaan bangunan hanya untuk membangun struktur pertahanan di sekitar markas guild? Kok bisa kau bangun di wilayah tandus ini?"
"Aku juga nggak tau～" Murong Shanshan tersenyum manis, "Mungkin ini efek wilayah kekuasaan seperti yang kau bilang. Di sini wilayah kita, kita yang buat aturan. Benar kan?"
