Saat login setelah makan malam, waktu sudah menunjukkan lewat pukul 7. Aku masih khawatir datang terlalu terlambat, tapi ketika membuka daftar teman, nama Murong Shanshan masih berwarna gelap - ternyata dia lebih telat dariku.
Aku teleportasi ke kota untuk memperbaiki perlengkapan, lalu mengecek rekaman transaksi di Balai Transaksi. 50 perlengkapan itu hampir habis terjual, terutama perlengkapan hijau murah yang ludes tak tersisa. Sayangnya pendapatannya tidak banyak: 8 perlengkapan biru tingkat tinggi terjual lebih dari 2 juta, sementara 40+ perlengkapan hijau hanya menghasilkan sekitar 30 ribu. Tapi lebih baik daripada tidak - 30 ribu ini cukup untuk bayar listrik setahun.
Tak lama kemudian, Murong Shanshan login di sebelah Balai Transaksi. Melihatku, dia langsung berlari mendekat dengan mata berbinar.
"Gimana, hari ini seru?" tanyaku sambil tersenyum.
"Lumayan! Kakao bawa cowok ganteng datang," ujar Shanshan sambil tertawa menggoda, "Beneran ganteng loh!"
Kubuat ekspresi acuh: "Ayo kita serahkan tugas. Waktu malam terbatas, kalau ada misi lanjutan harus segera kita selesaikan!"
"Yuk!"
Kami berdua bersiap pergi, tapi tiba-tiba tersadar ada satu hal urgent yang harus diklarifikasi.
"Gimana caranya ke Kota Angin Puyuh?!"
Pertanyaan itu nyaris bersamaan keluar dari mulut kami berdua.
Dengan hati-hati mengingat kembali, dulu saat pergi dari Kota Angin Puyuh ke Kota Bulan Perak sepertinya menggunakan formasi sihir. Sayangnya itu adalah formasi sihir milik Kota Angin Puyuh, sedangkan Kota Bulan Perak tidak memiliki formasi sihir transmisi ke Kota Angin Puyuh. Saat ini satu-satunya cara yang kuketahui untuk kembali ke Kota Angin Puyuh adalah: bunuh diri hingga level 29, maka Sistem akan otomatis mengembalikanmu ke Kota Bulan Perak.
Lalu kuberitahu metode ini pada Murong Shanshan. Alih-alih menolak, dia malah tersenyum setuju sambil menghunus Pedang Cahaya Tersembunyi: "Ayo, biar aku yang mengantarmu kembali ke Kota Angin Puyuh!"
Cepat-cepat kutahan tangannya, "Jangan ceroboh! Nanti ada nyawa melayang."
"Kalau begitu, carilah cara lain untuk kembali ke Kota Angin Puyuh, bagaimana?"
Setelah berpikir lama, akhirnya kuberikan usul: "Bagaimana kalau kita jalan kaki menyusuri jalur ke Kota Angin Puyuh?"
"Hanya itu satu-satunya cara~!" ujar Murong Shanshan sambil menyeringai.
Kota Angin Puyuh terletak di sebelah barat Kota Bulan Perak. Untuk mencapainya harus melewati Lembah Bayangan yang dipenuhi monster level 45. Bagi kami berdua, monster semacam itu tidak akan menimbulkan kerusakan berarti. Menyebrang berdua pun terasa ringan.
Di balik Lembah Bayangan terbentang Dataran Kuda Terbang tempat dulu kujumpai Lin He. Namun sejak misi selesai, dataran itu telah mengalami respawn. Perkemahan Pasukan Ksatria Emas pun lenyap tanpa bekas. Berdiri di tepi padang rumput, hatiku terasa terharu. Meski hanya alur quest, filosofi yang terkandung membuatku tercengang.
“Akulah yang mengirim Dark dan Pasukan Ksatria Emas kembali ke istana kerajaan Kota Angin Puyuh, tapi fasilitas apa yang mereka terima?”
“Hubungan Dark dengan Putri Misha saja sudah sulit dipastikan, lebih menyedihkan lagi Lin He yang setia pada tanah air Dark akhirnya harus mengalami nasib seperti itu - mengkhianati kerajaan, meninggalkan keluarga, arwah kesepian itu akhirnya memilih bunuh diri untuk mengakhiri siksaan jiwanya.”
“Di dalam bungkusan itu, buku catatan yang menyegel jiwa Lin He terbaring diam. Entah takdir apa yang menantinya?”
Aku menunjuk ke depan sambil berkata: “Shanshan, tahukah kamu? Di depan sana dulunya markas Lin He dan pasukan kavalerinya. Mereka memberontak melawan Raja Angin Puyuh, tugasku membujuknya kembali ke kerajaan. Tapi aku tak menyangka dia akan diperlakukan seperti itu setelah kembali.”
Murong Shanshan berkedip lalu berkata: “Setiap langkah sudah dirancang programmer. Kita hanya bisa mengikuti prosedur menyelesaikan tugas, menerima tugas baru, mengikuti alur untuk setiap langkah.”
“Mengapa kita tidak bisa membuka simpul mati misi dengan cara kita sendiri?”
Sebenarnya dalam hatiku, aku selalu berharap Lin He bisa mendapatkan pengampunan, berharap tanah air dan rakyatnya mau menerimanya kembali.
Murong Shanshan yang cerdas seperti salju tentu tahu isi hatiku. Dia tersenyum: “Kita lihat saja. Jika ada ruang pilihan dalam misi kali ini, pasti akan kulakukan sesuai keinginanku!”
“Hmm.”
Kubenarkan pelan-pelan, membuka peta Sistem dan melihat Altar Jiwa Kota Angin Puyuh berada di tepi istana kerajaan, lalu berkata: “Lebih baik masuk ibu kota dulu!”
……
Setengah jam kemudian, setelah menempuh perjalanan jauh sejauh n, akhirnya kami tiba di bawah Altar Jiwa Kota Angin Puyuh.
Di samping altar yang seluruhnya terbuat dari giok putih, berdiri belasan NPC berwujud penyihir. Di bawah altar, pasukan pengawal istana berjaga dalam formasi. Saat ini aku dan Murong Shanshan belum memicu misi, sehingga mereka tidak mengambil tindakan terkait tugas terhadap kami. Hanya saja tidak tahu apakah mereka akan bersikap ramah setelah kami menunjukkan identitas, membuatku mulai merasa khawatir.
"Berhenti! Kalian manusia macam apa yang berani menyusup ke area terlarang istana kerajaan?!"
Seorang sesepuh di atas panggung menuding kami dengan jarinya, sementara para pengawal di sampingnya tampak gelisah ingin bertindak.
Aku segera melangkah maju dan berkata: "Kami datang untuk melepaskan jiwa orang yang telah meninggal."
Ritual persembahan berkata: “Begitu rupa, tidak tahu jiwa siapa yang hendak kalian lepaskan? Sepengetahuanku, jiwa manusia biasa akan menghilang otomatis setelah mati. Mengapa mayat yang kalian miliki masih memiliki jiwa yang lengkap?”
“Ini adalah jiwa Lin He, wakil komandan Pasukan Ksatria Emas kerajaan sebelumnya, beserta pasukannya!”
Saya menjawab dengan jujur, namun tak disangka sang pendeta tiba-tiba marah besar: "Jiwa pengkhianat masih berharap mendapat penebusan? Jangan mimpi! Lin He dan bawahannya telah mengkhianati kerajaan, dalam pertempuran di Lembah Arwah-Arwah Gelisah mereka bertempur setengah hati hingga menyebabkan pasukan menderita kerugian besar, akhirnya dirinya sendiri menjadi boneka makhluk undead. Orang seperti ini pantaskah mendapat penebusan jiwa di altar istana kerajaan?"
Saya membantah dengan alasan: "Tapi Master! Lin He telah berjuang mati-matian melawan pasukan arwah-arwah gelisah, hanya karena kurangnya dukungan pasukan tambahan sehingga kekuatannya terus terkikis dalam pertempuran, hingga saat MATI pun dia tidak pernah mengkhianati tanah air maupun rakyat. Tanyalah, dosa apa yang telah diperbuat Lin He?!"
Sang pendeta langsung mengamuk, wajahnya memerah: "Semasa hidup mungkin dia tak bersalah, tapi setelah mati terlalu banyak pembunuhan yang dilakukannya. Tidak kurang dari satu batalion kavaleri Kerajaan Bulan Perak menjadi korban di tangannya. Masihkah kau anggap dia tak bersalah?"
"Setelah jiwanya terkikis, Lin He tak bisa mengendalikan operasinya sendiri. Dia hanyalah mesin pembunuh belaka. Meski orang hidup dibunuhnya, dosanya bukan terletak pada Lin He. Apalagi, Lin He yang masih punya hati nurani melakukan bunuh diri untuk membuka jalan menuju iblis bagi kita. Masihkah jiwa seperti ini tak layak ditebus?"
Ritual persembahan diam seribu bahasa, beberapa detik kemudian melambaikan tangan satu kali: "Penghinaan tidak mungkin dijelaskan! Jika kalian bersikeras membela jiwa Lin He yang terhina ini, berarti kalian secara terang-terangan menantang seluruh Kerajaan Angin Puyuh, dan bermusuhan dengan Aliansi Manusia～! Pilihlah sendiri!"
Murong Shanshan memandangku dengan panik: "Lelucon ini keterlaluan! Jika bermusuhan dengan seluruh Aliansi Manusia, kita akan dikejar-kejar npc di ibukota kerajaan nanti. Jangan bicara tentang persaingan guild, bahkan membeli obat pun akan bermasalah!"
Aku tidak berkata-kata, tiba-tiba Sistem mengirim pesan——
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Apakah akan melanjutkan pelepasan jiwa Lin He?
……
Setelah lama terdiam, akhirnya kuucapkan: "Shanshan, kurasa ada hal-hal yang harus dipertahankan. Untuk penebusan jiwa Lin He ini, aku ingin bertahan..."
Murong Shanshan menatapku tajam, bingung: "Kadang aku benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan orang ini, mengapa harus bersikeras?"
Aku menarik napas panjang: "Karena... itu akan membuatku tak lagi ragu..."
Beberapa saat kemudian, Murong Shanshan tersenyum manis: "Baiklah, kalau kau bersikeras, kali ini akan kutantemu!"
Keduanya menekan tombol konfirmasi bersamaan!
Dan pada detik itu juga, situasi sekitar kami berubah drastis!
Seluruh dunia seolah tiba-tiba berganti warna, nama-nama hijau di atas kepala banyak npc di depan mata berubah menjadi merah. Hubungan permusuhan dengan Kota Angin Puyuh akhirnya terbentuk!
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Tim Anda memicu tugas khusus - "Bunga Sumpah".
Saat itu aku langsung terpaku, notifikasi singkat ini sama sekali tidak ada isinya, sialan ini maksudnya apa?
……
“Astaga, gimana nih, semua npc ini levelnya di atas 80 semua!” teriak Murong Shanshan panik, sementara Pedang Cahaya Tersembunyi di tangannya mulai memancarkan cahaya menyilaukan.
“Shanshan, jangan buru-buru bertindak!”
Aku buru-buru menghalangi cewek cantik itu, karena kusadari npc-npc ini punya perbedaan besar dengan monster biasa, yaitu skill True Sight-ku sama sekali tidak bisa mendeteksi serangan dan pertahanan mereka. Apakah ini berarti sebenarnya mereka tidak punya daya serang terhadapku dan Murong Shanshan?
“Apa yang terjadi? Kenapa tidak menyerang? Apa kita harus menunggu diserang duluan?” Murong Shanshan bingung melihat tindakanku.
Kujawab tenang: “Benar, kita harus tunggu mereka menyerang dulu. Perhatikan darahmu, jangan panik!”
Murong Shanshan menghela napas lalu bersembunyi di belakangku sambil mengamati perkembangan situasi.
Bola-bola listrik menyala-nyala berdesakan di tangan para pelaku ritual persembahan, sementara pedang-pedang Ksatria level 85 itu berpendar cahaya biru muda. Jurus maut mereka siap menghujam kami.
……
“Gimana nih? Kalau benar-benar diserang pasti kita langsung mati sekejap. Mereka kan quasi-boss di atas level 80!” Murong Shanshan memandangku dengan cemas.
Aku juga sama tegang, tapi tetap tidak mengeluarkan Pedang Kemerahan dari sarungnya. Bagaimanapun, kekuatanku dan Murong Shanshan tidak mungkin bisa melawan figuran kejam ini. Lebih baik kita ambil risiko saja.
"Cih la～!"
Bola listrik merobek udara dan menghantam tubuhku dengan keras, sementara beberapa pedang besar ksatria di belakang melesat cepat menebas tubuh mungil Murong Shanshan.
Tiba-tiba, hatiku seperti terjatuh bebas. Apakah kita benar-benar bisa lolos dari malapetaka ini?
## Volume 6 Siapa yang Berani Menantang Bab 206 Bunga Sumpah
Dada terasa seperti dipukul berat, sesak sampai sulit bernapas. Dari belakang, Murong Shanshan juga menjerit kaget.
Apakah perkiraanku salah?
Saat itu juga, Murong Shanshan menepuk bahuku dengan gembira, "Kamu sadar tidak? Ternyata darah kita tidak berkurang meski diserang!"
Aku langsung lega. Rupanya tebakanku benar! Meski begitu, keringat dingin masih mengucur deras. Andai salah, mungkin kita akan kehilangan segalanya di Yueheng.
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Timmu telah melewati ujian ritual persembahan besar di Istana Kerajaan!
Murong Shanshan heran, "Apa ujiannya semudah ini? Kita bahkan tidak melakukan apa-apa!"
Kutjawab sambil tersenyum, "Justru itu yang benar! Ini membuktikan kita berani mempertahankan keadilan Lin He tanpa memberontak secara terang-terangan melawan Kota Raja Angin Puyuh. Nanti lihat, NPC pasti akan menjelaskan lebih jelas."
"Benar, saat aku baru selesai berbicara, seorang Imam Besar tua sudah menerobos kerumunan orang dan mendekat sambil tersenyum getir: "Sebenarnya, aku juga tahu Lin He awalnya tak bersalah. Sayangnya semua ini adalah perintah dan kehendak Baginda Raja. Meskipun Kuil Suci Cahaya tidak takut pada kekuatan istana, kami juga tidak ingin bermusuhan dengan kerajaan. Begini saja, jika kau bisa memenuhi beberapa syarat, Kuil Suci Cahaya bersedia melanggar kehendak raja untuk memurnikan jiwa Lin He!"
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Menerima tugas - Bunga Sumpah!
【Bunga Sumpah】: Untuk membuktikan sumpah pengakuan keadilan Lin He, harap ambil seikat Bunga Sumpah dan serahkan ke Imam Besar Pida. Bunga Sumpah adalah tanaman langka yang tumbuh di daerah berkumpulnya arwah-arwah gelisah, terbentuk dari bunga giok salju yang menyerap arwah prajurit MATI dalam perang. Bunga ini melambangkan kesetiaan dan keteguhan hati, membuktikan keluhuran budi Lin He! Kabar angin menyebut bunga ini tumbuh di jantung retakan kedalaman tulang arwah. Selain itu, pemurnian jiwa Lin He dan para prajurit membutuhkan syarat lain - Lagu Pengantar Jiwa! Lagu Pengantar Jiwa adalah kekuatan misterius yang tersegel di tongkat tulang, bisa menghilangkan kegelisahan dan sifat kejam dalam jiwa. Konon tongkat ini berada di tangan Putri Misha.
……
"Alur cerita tampaknya semakin rumit. Bunga Sumpah tumbuh di dalam Hati Celah, area yang pernah kukunjungi bersama Murong Shanshan tapi tak pernah kami temukan. Sangat mungkin bunga itu tumbuh di Langit Kedua tempat Sang Pendekar Pedang berada. Membayangkan Sang Pendekar Pedang, kulit kepalaku langsung merinding. Sebelum job change kedua, aku benar-benar tak ingin menantangnya lagi."
"Mengenai Lagu Pengantar Jiwa, deskripsi tugas menyebutkan berada di Putri Misha. Tak diragukan lagi, kali ini kita akan terjerumus dalam kisah cinta sulit antara Putri Misha dan Dark. Hanya saja tak tahu bagaimana keadaan Misha sekarang. Dark sudah dibunuh oleh raja tua setelah dimanfaatkan, sekarang dipenjara di penjara kerajaan. Pasti nasib Misha juga tak jauh beda. Sial! Raja tua itu benar-benar brengsek!"
Murong Shanshan menghela nafas dan berkata pasrah: "Awalnya ingin mengandalkan hadiah pengalaman dari tugas ini untuk naik ke level 60. Tapi sekarang malah harus mencari Bunga Sumpah di Hati Celah lagi. Apa kita harus MATI lagi di tangan Sang Pendekar Pedang?"
Segera kuusulkan: "Bagaimana kalau kita naik level ke 60 dulu?"
"Tak semudah itu." Murong Shanshan terlihat kecewa, "Kemarin-kemarin bisa cepat naik level karena bug di Hati Celah. Sekarang bug sudah ditambal, mana mungkin naik level dari 59 semudah itu? Kudengar, Ri Bu Luo dan kawan-kawan yang level 54 saja butuh pengalaman setara latihan 2 hari 2 malam tanpa makan minum!"
Aku tak bisa menahan tawa: "Tak apa, itu karena mereka tidak punya area leveling yang bagus. Kemarin malam aku menemukan lokasi di Gunung Bulan Perak yang sangat cocok untuk level kita sekarang. Monster level 72 cuma punya pertahanan 400 dan HP 4000. Semburan pedangmu mungkin bisa membunuh sekelompok monster dalam satu detik!"
Murong Shanshan berseru girang: "Banyak monsternya?"
"Tak terhitung jumlahnya..."
Murong Shanshan tersenyum malu: "Kalau gitu sekarang kita pakai skill teleportasi ke Kota Bulan Perak, langsung naik gunung. Malam ini kita latihan sampai level 60, selesaikan tugas promosi dulu baru balas dendam ke Sang Master Pedang?"
Aku mengangguk, lalu kami berdua menggunakan Scroll Kembali ke Kota untuk langsung kembali ke Kota Bulan Perak.
Melewati jalur blokade Kekuasaan Sang Playboy, aku sengaja tidak stealth. Berdua dengan Murong Shanshan, kami jalan santai melewati mereka. Belasan pemain penjaga dari organisasi mereka hanya bisa mematung melihat kami. Dengan Shanshan di sini, aku sama sekali tidak takut. Kekuatan kami berdua cukup untuk membunuh belasan pemain dengan perlengkapan biasa ini. Tapi tak kusangka Shanshan tiba-tiba melontarkan pandangan genit ke arah mereka sambil tertawa manis: "Kami mau naik gunung untuk latihan leveling. Kalau berani mati, silahkan kerahkan pasukan untuk operasi pengepungan~!"
Para pemain itu langsung kebingungan. Aku memandang cewek cantik itu dengan iri: "Shanshan, kenapa belum pernah sekalipun kau memberikan pandangan genit padaku?"
Murong Shanshan menatapku dengan mata berbinar: "Jangan serakah. Fasilitas yang kau terima, orang lain takkan pernah dapat~!"
Aku terkekeh kering: "Ayo kita latihan leveling..."
……
Tiba di pinggang gunung, aku menemukan Pelindung Kerusuhan yang kubunuh tadi malam telah muncul kembali. Sekarang kerumunan monster itu kembali padat dan sangat rapat.
"Wah, benar-benar banyak sekali!"
Murong Shanshan berseru girang, langsung menghunus Pedang Cahaya Tersembunyi dan melompat ke depan beberapa langkah. Daya pembukaan Semburan Pedang-nya mengagumkan, sinar laser raksasa menyembur dari ujung pedangnya. Gerakan Shanshan mengukir busur indah di udara sebelum menghujam dahsyat ke kerumunan monster!
"Braak～!"
Dalam dentuman ledakan dahsyat, sekelompok besar Pelindung Kerusuhan level 72 langsung terbunuh seketika. Bar pengalamanku naik sedikit. Sayangnya monster-monster ini terlalu miskin, tak menjatuhkan apapun meski sudah dibantai, bahkan keping emas pun hanya sedikit.
Tapi Murong Shanshan tetap sangat puas. Lagi pula yang kita butuhkan sekarang adalah pengalaman, bukan perlengkapan atau uang.
Kami pun berlatih di sini. Berkat bantuan Semburan Pedang, proses membunuh jadi lebih mudah. Meski Pedang Es Misterius-ku memiliki kemungkinan 30% untuk aktif, sayangnya dalam pertarungan nyata angkanya jauh lebih rendah. Jika bisa aktif sekali dalam semenit saja sudah kusyukuri. Sebaliknya, waktu tunggu satu menit Semburan Pedang Shanshan jauh lebih andal.
Setelah satu jam, pengalaman Murong Shanshan yang memang sudah hampir penuh akhirnya terkumpul. Dengan kilatan cahaya peningkatan level, dia resmi menjadi pemain pertama di dunia yang melebihi level 60!
Aku segera memeriksa pengalamanku, level 59 96%! Sial, masih kurang sedikit!
Murong Shanshan memandangku dengan polos, berkata: "Maaf ya, aku terpaksa jadi pemain Pedang pertama yang melakukan job change!"
"Jangan buru-buru, gimana kalau log off dulu minum teh baru ambil tugas promosi?"
Murong Shanshan tak tahan tertawa: "Jangan sok, waktu job change pertama kamu lebih cepat dariku, bahkan dapat skill Ice Blade Slash karena jadi yang pertama promosi. Kali ini langit adil, akhirnya giliranku jadi yang pertama!"
Melihat tak bisa menahannya, aku hanya bisa bilang: "Kalau begitu pergilah, PASTIKAN selesai dalam 1 jam! Jika tidak, jangan salahkan aku kalau merebut gelar pertamamu!"
Murong Shanshan tersenyum manis: "Kalau merasa mampu, silahkan coba!"
Setelah berkata demikian, Shanshan kembali ke kota, sementara aku tetap di sini sampai mencapai level 60.
Setengah jam kemudian, dengan membunuh monster habis-habisan akhirnya aku mencapai level 60. Segera ku-SMS Shanshan: "Gimana? Sudah selesai promosi?"
Setelah kembali ke Silver Moon City, Shanshan baru membalas: "Sedang mengerjakan tugas, harus membunuh boss level 45!"
Aku tak menawarkan bantuan, dengan kemampuan Shanshan, membunuh boss kecil level 45 pasti bukan masalah.
Melewati katedral utama, tiba di pusat pelatihan job. Hampir tak ada pemain di sekitar pelatih Pedang, karena yang bisa mencapai Silver Moon City umumnya sudah job change pertama. Untuk 2nd job change syaratnya level 60, terlalu tinggi. Sebelumku, mungkin hanya Murong Shanshan yang pernah ke sini untuk mengambil tugas 2nd job.
"Pelatih sedang mengayunkan pedang lebar dua tangannya ke atas dan bawah, baru menyadari kedatangan seseorang saat aku mendekatinya. Ia terkejut sejenak lalu tiba-tiba tertawa terbahak: 'Orang Tua si penyihir mengejek prajuritku tumbuh terlalu lambat kemarin lusa, tapi hari ini sudah ada dua prajurit dengan intensitas seperti ini, haha! Pasti dia akan menggerutu dan marah kali ini!'"
Aku diam-diam terkejut, belakangan ini kecerdasan npc sepertinya semakin meningkat. Anak laki-laki polos sepertiku harus selalu mempersiapkan mental untuk dibodohi!
"Emm, Guru, aku datang untuk promosi level profesi!"
Setelah beberapa saat, akhirnya aku bisa menyelipkan sepatah kata di tengah omelan pelatih yang tak henti-hentinya.
Pelatih langsung berhenti, memandangiku: "Oh, hampir lupa urusan resmi. Karena tubuhmu sudah cukup kuat untuk menjadi Pedang tingkat lebih tinggi, baiklah! Bantu aku lakukan satu hal untuk membuktikan kemampuanmu!"
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Selamat! Anda memperoleh tugas promosi - Kegelisahan Pelatih Profesi!
【Kegelisahan Pelatih Profesi】: Istri Pelatih Vett menemukan bahwa dia minum bersama pelatih pencuri tadi malam. Sebagai alasan, Vett mengaku sedang menempa besi. Istrinya ingin melihat pedang baja merah yang setengah meleleh sebagai bukti. Karena Vett sibuk hari ini, tolong selesaikan urusan ini di pandai besi!
Aku terkejut sampai mulutku terbuka lebar, Wit benar-benar tidak tahu malu, hal seperti membodohi istri saja berani menyuruh anak buahnya melakukan?
Melihat sekilas ke Wit, kulihat ekspresinya tenang tanpa tanda-tanda malu.
Sudahlah, lagipula ini hanya tugas, sekalipun harus menangkap perselingkuhan orang, aku tetap harus pergi. Tapi khawatir programmer Yueheng tidak berani mendesain alur cerita seperti itu, kalau tidak pasti pihak berwenang akan membredel Yueheng.
Entahlah, apakah sekarang Murong Shanshan sudah menyelesaikan tugasnya...
(II) Siapa yang Lebih Cepat?
Melewati beberapa gang sempit, akhirnya tiba di pandai besi yang disebut pelatih Wit. Ruangan kecil ini dipenuhi berbagai senjata, dari pedang sepanjang tiga meter hingga cambuk untuk SM. Di depan toko, tungku berpijar mengeluarkan kalori tinggi sedang melebur balok besi, sementara seorang pandai besi mengayunkan palu dengan ritme teratur.
"Ada perlu, pemuda? Mau membuat senjata yang enak digenggam?" Pandai besi itu melirikku sambil tersenyum.
"Bisa membuat perlengkapan?" Aku agak terkejut, terlalu fokus latihan leveling sampai lupa urusan pembuatan.
Sang pandai besi tertawa terbahak-bahak: "Tentu! Ini toko pandai besi terbaik di Kota Bulan Perak! Aku satu-satunya Master pandai besi di sini. Kalau mau membuat senjata atau zirah, tempatku pilihan terbaik! Ayo, lihat apakah ada yang kamu butuhkan?"
"Swoosh~!"
Sebuah panel daftar perlengkapan langsung muncul di hadapanku, mulai dari perlengkapan hijau level 5 hingga perlengkapan biru level 60, cukup lengkap. Namun tingkat kualitas tertinggi hanyalah perlengkapan biru. Untuk perlengkapan ungu, kemungkinan besar hanya bisa didapat dengan mengalahkan boss, tidak bisa dibuat meski level pembuatan ditingkatkan.
Melihat pedang besar biru level 60 dengan serangan 240-320, ini jauh lebih rendah dibandingkan senjata biru yang di-drop monster. Atribut tambahannya juga biasa saja, hanya +25 kekuatan dan stamina. Secara umum, atributnya berada di antara perlengkapan biru dan hijau level sama dari monster – lebih buruk dari biru tapi jauh lebih baik dari hijau. Banyak pemain yang belum punya senjata biru mungkin akan membuatnya di sini!
Tapi melihat biaya pembuatannya membuatku kaget. Hanya biaya material untuk pedang ini sudah 200 ribu koin emas, ditambah biaya pembuatan total menjadi 300 ribu koin emas. Mengikuti kurs RMB-koin emas di Yueheng saat ini, harga pedang ini setara 500 ribu RMB! Pantasan perlengkapan di Balai Transaksi laris manis. Harga perlengkapan dari NPC di kota sudah jauh melampaui kemampuan kebanyakan pemain.
Meskipun level pemain telah meningkat, tanpa disadari jumlah koin emas yang dihasilkan monster Yueheng justru berkurang. Biaya untuk memperbaiki perlengkapan juga sangat tinggi, terutama zirah job prajurit. Harga perbaikan satu set zirah lengkap sering mencapai sekitar 30 koin emas. Kebetulan prajurit adalah job kedua terbesar di Yueheng selain penyihir. Banyak pemain prajurit biasanya tidak memiliki cukup uang hasil farming sendiri untuk memperbaiki perlengkapan. Sebagian besar meminjam dari teman, bahkan ada yang rela menukarkan RMB dengan koin emas pemain lain.
Karena alasan inilah permintaan akan koin emas semakin tinggi sekarang. Ditambah lagi dengan konsumsi dana secara gila seperti ramuan sihir job penyihir dan anak panah pasukan panah, pada dasarnya koin emas dari monster Yueheng tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pemain. Pembuatan perlengkapan biru yang membutuhkan biaya besar seperti ini jelas tidak bisa menjadi mainstream. Jelas, pengaturan Yueheng seperti ini juga tidak bermaksud menjadikannya perlengkapan mainstream. Bagaimanapun, mendapatkan perlengkapan dengan ngank dari monster jauh lebih menyenangkan.
……
Saya menutup jendela perlengkapan sambil tersenyum: "Untuk sementara saya belum ingin membuat senjata. Tapi kedatangan saya kali ini adalah untuk mengambil satu buah hasil setengah jadi pedang lebar baja merah dari Anda atas nama Guru Witt. Tidak tahu apakah Anda bersedia memberikannya?"
Tukang besi langsung terlihat kesulitan, setelah beberapa saat baru berkata: "Bukan aku tidak mau meleburkan Pedang Lebar Baja Merah untukmu, hanya saja di sini sudah tidak ada bahan Emas Merah. Harus diketahui, untuk membuat Pedang Lebar Baja Merah harus memasukkan sedikit Emas Merah berharga ke dalam baja biasa, baru senjata bisa lebih tajam dan lentur. Bagaimana kalau begini, kalau kamu bisa menemukan Emas Merah untukku, aku akan tempa Pedang Baja Merah untukmu gratis. Cuma perlu sedikit saja. Konon bahan alkimia ini bisa ditemukan di Gua Biru Tua di Lembah Bulan Bayang, kamu bisa mencoba keberuntungan di sana. Tapi gua itu dijaga oleh anak naga hitam, harus sangat hati-hati, lebih baik cari banyak teman dulu sebelum pergi!"
Hatiku langsung ciut. Benar, tidak ada makan siang gratis di dunia ini. Tugas promosi level 60 memang bukan untuk orang biasa. Setelah pertarungan dengan kadal itu, aku jadi agak alergi dengan kata "naga". Jangankan naga asli, bayangan naga saja sudah begitu kuat. Apalagi kali ini malah disuruh menantang Black Dragon legendaris. Sepengetahuanku, ras Black Dragon adalah yang terkuat di antara ras naga. Lebih baik jangan macam-macam kecuali punya ribuan pemain high-level!
Tapi kalau tidak macam-macam, bagaimana aku bisa menyelesaikan tugas menyebalkan ini?
Sial! Masalah kecil saling curiga antara suami istri, sekarang malah jadi gila-gilaan. Menyuruhku membunuh naga? Dasar kurang ajar! Sama sekali tidak memikirkan perasaan orang!
【Contoh Teks A-1】：Sedang kebingungan, tiba-tiba mendapat ide, eh, bagaimana bisa lupa dengan bijih besi yang dikumpulkan di gua Kadal itu? Mungkin saja di antara batu-batu ber-cahaya itu terdapat batu merah!
Memikirkan ini, saya segera mengerahkan semua tenaga, bahkan membuka skill Swordsman's Swiftness, berlari kencang menuju gudang di sebelah gerbang timur. Angin berdesir di telinga, Mantel Biru Cerah berkibar-kibar di belakang. Zirah prajurit yang gagah langsung membuat para pemain mm di kota terpana. Ketika mereka melihat nama saya, pandangan iri mereka hampir membuat mereka mengeluarkan air liur.
Rute yang biasanya memakan lima menit, saya tempuh hanya dalam dua menit. Sesampainya di gudang, langsung berbicara dengan manajer gudang dan masuk ke sistem manajemen gudang pribadi.
Mata langsung tertarik, berbagai ramuan herbal dan bijih besi muncul sekaligus. Dengan cepat saya menemukan setumpuk batu merah tua yang bersembunyi di sudut gudang.
Jantung berdebar "debam~ debam~" kencang. Orang Tua di atas, tolong pastikan ini benar-benar bijih besi merah!
Buka Atribut bijih besi -
【Bijih Merah】：Bisa digunakan sebagai bahan pembuatan senjata, dapat meningkatkan kerusakan maksimal senjata hingga 30 poin!
……
Mata saya langsung berkaca-kaca. Tuhan tidak melupakan saya! Terima kasih cctv, terima kasih mtv, terima kasih jpav! Tanpa kalian, kita tidak bisa bertumbuh dengan sehat dan bahagia!
Setelah gejolak dalam hati mereda, aku mengambil satu buah bijih besi dari gudang. Melihat skill Swordsman's Swiftness yang cooldown 5 menit sudah selesai, aku kembali mengaktifkan percepatan dan bergegas terburu-buru menuju pandai besi.
Kecepatanku jelas membuat NPC pandai besi kaget. Ia memandang keping emas merah di tanganku dengan heran, baru setelah lama akhirnya menerimanya sambil berkata: "Baiklah, karena kau sudah membawa bahannya, aku akan menepati janji untuk membuatkanmu semi-hasil akhir pedang lebar baja merah!"
Usai bicara, ia mengambil sedikit keping emas merah dan memasukkannya ke dalam cairan besi, sementara separuhnya lagi dengan gesit dilempar ke kotak di samping tungku. Diam-diam ia melirikku, tapi aku pura-pura tak melihat. Lagipula masih ada dua set di tempatku, tak perlu khawatir kehilangan sedikit ini. Desain Yueheng ini terlalu manusiawi, ekspresi pandai besi tadi mengingatkanku pada wajah Xin Yu saat mencuri cokelat Lu Xuehan.
Setengah jam berlalu dengan cepat. Aku masih berdiri bodoh menunggu, sementara si pandai besi malah bersantai di kursi sambil berkata: "Jangan buru-buru, melelehkan keping emas merah yang langka ini butuh waktu lama!"
Dengan kesal kutanya: "Kapan tepatnya semi-hasil akhir ini akan selesai?"
"Kira-kira masih butuh setengah hari!"
Setengah hari dalam game setara dengan dua jam di realita. Tampaknya aku harus menunggu lebih lama...
Kubuka komunikator untuk menghubungi Murong Shanshan: "Shanshan, bagaimana progres tugasmu?"
Di sisi sana langsung terdengar suara terengah-engah. Setelah suara berisik, akhirnya aku mendengar Murong Shanshan berkata kesal: "Jangan ditanya! Ini cuma boss level 45, tapi lebih melelahkan dari boss level 50!"
Aku tak bisa menahan tawa: "Boss seperti apa yang bisa membuatmu pusing? Sudah berapa lama membunuhnya?"
Dari sisi lain langsung terdengar suara gesekan. Setelah beberapa menit, baru kudengar Murong Shanshan berbisik: "Sudah satu jam membunuhnya! Ini kelinci boss mutasi, larinya super cepat dan enggak mau bertarung. Aku sedang bersembunyi pelan-pelan, percuma saja kalau enggak bisa mengalahkannya!"
"Kalau begitu... mainlah pelan-pelan..."
Setelah memutuskan komunikator, tiba-tiba aku merasa lucu. Membayangkan Murong Shanshan merunduk mengejar kelinci, pasti merusak penampilannya. Sayang tidak ada alasan untuk memfotoinya, kalau tidak, pasti bisa diunggah ke internet. Postingan tentang Murong Shanshan pasti kliknya tinggi, hadiah koin forum Yueheng yang diterima juga luar biasa besar!
Tak lama kemudian, suara komunikator berbunyi lagi. Kulihat, Xu Lin sedang menelepon.
Setelah menerima panggilan, telingaku langsung mendengar suara bersemangat Xu Lin: "Lin Fan, tahukah kamu? Baru saja Playboy Kaya mengumumkan di guild-nya akan upgrade guild mulai tanggal 3 Imlek, mensyaratkan anggota guild sebisa mungkin online!"
"Benarkah? Berarti kita masih punya 2 hari tenang..."
Xu Lin jelas sangat bersemangat, tertawa sambil berkata: "Ya! Begitu dia ajukan upgrade markas, aku langsung daftarkan serangan kota!"
“Apa kamu begitu percaya omongan Playboy Kaya? Tidak takut dia tiba-tiba meningkatkan level guild saat kita menonton acara Tahun Baru Imlek, lalu menyerang kita secara mendadak?”
“Tak perlu takut~” Xu Lin tersenyum tipis, melanjutkan: “Aku punya belasan mata-mata di guild-nya. Mungkinkah informasi yang mereka berikan salah? Lagipula, jika Playboy Kaya membohongi kita, berarti dia juga membohongi anggota guildnya sendiri. Nanti jika tidak ada yang membantunya Mempertahankan Kota, guild Pedang & Mawar saja sudah bisa mengalahkannya!”
Aku tersenyum tanpa bicara. Xu Lin bertanya lagi: “Bukannya kamu sudah level 60? Sudah ambil tugas promosi? Kudengar 10 besar dunia yang pertama naik level akan dapat hadiah~!”
“Sedang mengerjakan tugas itu. Murong Shanshan juga sedang mengerjakannya. Entah siapa yang lebih cepat.”
“Semangat terus~!”
