Xu Lin mengerutkan bibir, Xin Yu langsung memahami dan menarik monster menggunakan Anak Panah Penuntun.
Lu Xuehan tadi memberikan kita masing-masing gulungan serangan sementara. Aku beruntung mendapat gulungan kualitas 130. Ditambah Pedang Kemerahan, total seranganku sekarang 1487. Sayang dua equipment meledak, kalau tidak pasti bisa mencapai 1500. Meski begitu, serangan 1487 terhadap monster level 68 tetap mengerikan. Aku ingin menguji seberapa mengerikannya, terutama memastikan apakah Raksasa Gunung punya efek duri pantulan. Jika ada, mungkin bisa dapat equipment pantulan damage.
"Byur～!"
Pedang Kemerahan menyambar leher Raksasa Gunung, meninggalkan jejak percikan api indah dalam sudut 45 derajat. Yang mengejutkan, serangan ini hanya memberi damage kurang dari 2000 ke monster. Yang lebih menggembirakan, di atas kepalaku muncul angka damage 100 poin.
Sistem mengingatkan: Serangan biasa Anda menyebabkan 2000 poin kerusakan pada Raksasa Pegunungan, Anda menerima 102 poin kerusakan pantulan duri tajam Raksasa Pegunungan! Raksasa Pegunungan menyerap 207 poin kerusakan!
Aku langsung bersorak gembira ke Xu Lin: "Kakak Lin, monster ini benar-benar ada refleksi kerusakan untuk damage fisik! Bahkan bisa menyerap sebagian damage, dengan kata lain, monster ini pasti akan drop perlengkapan refleksi dan serapan kerusakan!"
Xu Lin memandangiku bingung: "Perlengkapan refleksi dan serapan kerusakan bagus? Kok kamu semangat banget..."
"Tentu bagus!" Aku tertawa menjelaskan: "Sekarang ada dua jenis perlengkapan termahal di pasar. Pertama perlengkapan penyihir yang meningkatkan daya serap skill sihir tunggal, jenis ini banyak diburu penyihir maniak latihan leveling, harganya tetap tinggi meski harga perlengkapan lain turun drastis. Kedua adalah perlengkapan refleksi dan serapan kerusakan. Sekarang pemain game pada mesum semua, main ksatria full darah udah jadi tren, bahkan ada mesum ekstrim yang main pedang full darah, pencuri full darah, pendeta full darah, penyihir full darah... Bangsat, ngapain sih main penyihir full darah... Intinya, perlengkapan efek refleksi dan serapan kerusakan sekarang harganya bakal selangit, pasti laris manis di pasaran."
Di mata indah Xu Lin tiba-tiba memancar cahaya 10.000 zhang: "Kalau begitu, ayo segera mulai! Meski cuma perlengkapan biru juga bisa bikin kita untung besar. Tempat ini jelas belum banyak dikunjungi pemain, dan monster sepertinya sudah mencapai status respawn maksimal. Timing kita pas banget!"
Kami segera membagi tugas. Saya dan Xin Yu bertugas memancing monster, Xu Lin menjadi penyerang utama, sementara Lu Xuehan selain membakar monster di perimeter juga harus menjamin keamanan Xu Lin. Bagaimanapun, Xu Lin hanyalah penyihir lemah. Sekalipun skill operasinya bagus, belum tentu bisa menghindari serangan gerombolan monster ganas ini. Apalagi, skillnya masih jauh dari level ahli top.
Raksasa gunung termasuk monster elemen kayu. Api hantu Xu Lin dan api dahsyat Lu Xuehan bisa memberikan damage ekstra, mempercepat proses leveling kami. Dari tim 4 orang saat ini, hanya saya yang level 59. Xu Lin level 55, Xin Yu dan Lu Xuehan sama-sama level 54. Monster di sini 10+ level di atas mereka, jadi EXP yang didikan pasti sangat besar. Meski EXP per monster tidak banyak buat saya yang 9 level di bawah, dengan sihir area high-intensity ini, monster ambruk berondongan. Notifikasi EXP terus menerus memenuhi layar, sensasinya mirip saat dulu pakai bug farming monster bareng Murong Shanshan.
Kami baru log off pukul 12:30 malam dengan perasaan belum puas, itu pun setelah dipaksa Xin Yu. Semua ogah-ogahan mengakhiri sesi grinding yang seru ini.
Area latihan leveling yang sebelumnya monster-monsternya sudah dibersihkan, sekarang hanya tersisa beberapa monster baru yang muncul kembali secara sporadis di padang rumput. Pengalamanku melonjak dari level 59 24% ke level 59 53% hanya dalam empat jam, sementara Xu Lin langsung naik dari level 55 ke 56, resmi masuk 5 besar Kota Bulan Perak. Posisi Ye Qiu dan Xue Hong di atasnya kemungkinan tidak akan bertahan sampai lusa.
Xin Yu dan Lu Xuehan kembali ke level 55, nyaris masuk ke peringkat langit Kota Bulan Perak. Mirip dengan situasi sebelumnya, 4 dari 10 posisi teratas ditempati keluarga kami. Posisi lainnya diisi oleh: Pertama, Murong Shanshan, elf prajurit wanita level 60; Ketiga, Xue Hong, manusia penyihir level 57; Keempat, Semut Kecil di Daun, manusia penyihir level 56; Keenam, Lepaskan Gadis Itu, manusia ksatria level 55; Ketujuh, An'an Suka Loli, orc penyihir level 55; Kedelapan, Domain Dewa, elf pencuri level 55.
Xin Yu dan Lu Xuehan masing-masing menempati posisi kesembilan dan kesepuluh. Jika bukan karena perang guild, sekarang mereka seharusnya sudah di posisi enam dan tujuh.
Kegembiraan dari pengalaman tidak ada apa-apanya dibanding peralatan yang kami dapat. Hanya dalam satu malam, keempat kami secara ajaib mendapat hasil rampasan monster yang bikin ngiler - 27 buah perlengkapan biru level 50an, 65 buah perlengkapan hijau level 50an!
Berdasarkan perkiraan awal saya, harga perlengkapan hijau ini rata-rata sekitar 200 yuan per item karena tidak memiliki banyak tambahan atribut. Beberapa yang memiliki tambahan atribut pun cenderung seperti tulang ayam. Perlengkapan biru sama sekali berbeda - dari 27 perlengkapan biru, 16 di antaranya memiliki atribut refleksi kerusakan atau serapan kerusakan. 7 diantaranya bahkan memiliki dua atribut sekaligus, yaitu kombinasi mesum refleksi dan serapan kerusakan dengan efek di bawah 5. Secara keseluruhan ini sudah sangat bagus.
Sayangnya dari 7 perlengkapan biru tersebut tidak ada zirah yang saya butuhkan. Dua zirah yang ada sudah terisi oleh equipment ungu di slot yang sesuai, dan atribut equipment ungu jelas jauh lebih kuat.
Akhirnya saya memilih sarung tangan zirah biru dengan efek tunggal untuk dipasang -
【Duri Besi Penghantam】（Perlengkapan Biru - Zirah）
Pertahanan: 128
Stamina: +32
Kekuatan: +27
Kelincahan: +12
Tambahan: Menyerap kerusakan 3%, efek dapat ditumpuk
Membutuhkan Level: 55
……
“Atribut penambahan poin untuk bawahan cukup mengecewakan, tapi dalam situasi ini aku relatif puas. Lagi pula, Xin Yu dan Xu Lin juga tidak menemukan perlengkapan yang cocok untuk mereka di tumpukan ini. Sedangkan slot kalungku masih kosong. Sebenarnya kemunculan kalung seperti ini sudah sangat langka, apalagi yang cocok untuk prajurit - benar-benar sulit ditemukan. Kalungku itu sekarang mungkin tergantung di leher Kekuasaan Sang Playboy atau di leher Sang Pedang Ganas. Sebagai prajurit cahaya suci yang membalas dendam, aku harus mencari kesempatan untuk merebut kembali perlengkapan itu! Meskipun harapannya sangat tipis.”
“Aku ngantuk banget, perlengkapan ini akan kubawa untuk dijual besok pagi saja, boleh?” Xin Yu menguap dengan manja.
Xu Lin tersenyum lembut: “Tentu saja, asal jangan kau korupsi perlengkapan itu. Jangan lupa ubah waktu pemasangan menjadi satu hari. Jika tidak laku dalam satu hari, bawa kembali. Masih banyak teman di guild yang belum punya perlengkapan hijau tingkat tinggi. Untuk uang hasil penjualan, simpan sementara di dana keluarga kita. Nanti akan kukasih akun dan passwordnya.”
“Percaya begitu saja? Tidak takut aku lari membawa lari semua uang di akun itu?” Xin Yu menatap mata Xu Lin.
Xu Lang segera melototi dia: “Kau sudah nempel sama sugar daddy, mana mungkin tertarik dengan uang receh seperti ini?”
Konsekuensinya, Xin Yu hanya tersenyum lalu mengakhiri percakapan.
“Semua orang sepakat untuk melanjutkan besok, lalu satu per satu log off. Seperti yang diduga, di aula, Xin Yu dan Lu Xuehan berebut hak prioritas kamar mandi. Keduanya baru mencapai Perjanjian setelah saya selesai minum teh—mereka memutuskan untuk mandi bersama!
Melihat dua cewek cantik masuk kamar mandi dengan pakaian nyaris terbuka, bahkan dengan level cultivation saya pun tak bisa menahan gejolak hati. Hidup ini, terlalu sial bahagianya!
“Jika bisa terus seperti ini, alangkah indahnya……”
Saya berbisik pelan, pandangan tertuju pada pintu kamar Murong Shanshan. Besok dia akan pindah, masa hidup serumah seperti bulan madu ini pun akan berakhir. Dia melanjutkan kehidupan mahasiswanya yang polos, sementara saya tetap harus berjuang di game.
Sepertinya, titik persimpangan saya dengan Murong Shanshan hanya ada di dalam game.
Game tetaplah game, sekumpulan data belaka. Apakah aku dan dia masih memiliki titik temu di realita?
Tiba-tiba merasa agak menyesal, saya menggelengkan kepala dan masuk ke kamar sendiri. Lelah dan mengantuk, segera terlelap untuk bercengkerama dengan putri Duke Zhou dalam mimpi.
……
“Lin Fan, ingat janjimu padaku. Kita harus membangun usaha bersama~”
Semalaman, seolah terdengar suara manis Murong Shanshan di telinga. Dalam mimpi, si cewek cantik sudah berganti seragam sederhana nan elegan, tersenyum ceria di depan pintu kaca perusahaan software, memanggil namaku dengan mesra.
Aku rasa, aku pasti hampir menjadi mesum, bahkan dalam mimpi pun aku menghubungkan mm yang sepolos bunga kecil putih dengan godaannya seragam.
Membuka mata, seberkas sinar matahari hangat menembus celah tirai, dipantulkan oleh jendela hingga membentuk bayangan cahaya samar di langit-langit.
Dari luar terdengar samar suara Xu Lin: "Shanshan, benar-benar mau pergi..."
Aku buru-buru memakai baju dan turun dari ranjang, akhirnya berhasil keluar kamar sebelum Murong Shanshan pergi.
Murong Shanshan sedang tersengal-sengal mengangkat barang bawaannya sendiri, wajah cantiknya memerah karena usaha. Aku segera berlari mendekat: "Shanshan, biar aku bantu. Aku akan mengantarmu pulang."
Murong Shanshan memandangiku, wajahnya memerah sambil berkata: "Tapi... kamu pakai baju yang rapi dulu..."
Aku panik melihat ke bawah. Kemeja yang terlalu panjang menyembul dari jaketku, bergantung di celana seperti bendera penyerahan diri.
Semua orang bertarung mati-matian menahan tawa. Hanya Murong Shanshan yang tetap memandangku dengan wajah polos. Aktingnya sungguh luar biasa. Jika dia main film, semua ratu film bakal pulang bertani ubi!
"Tunggu sebentar!" Meski malu, mengantar Shanshan pulang adalah kewajiban. Aku harus kembali ke kamar merapikan pakaian dulu.
Beberapa menit kemudian, Murong Shanshan dan aku turun ke lantai bawah. Xu Lin berusaha keras mempertahankannya, namun semua upayanya ditolak lembut. Sepertinya mustahil menghentikan tekadnya saat sudah memutuskan sesuatu.
“Lin Fan……” panggilnya dengan suara lembut.
“Ada apa?”
Aku menghentikan langkah, menoleh memandangnya. Orang-orang yang berangkat kerja di jalan mulai melirik ke arah kami. Murong Shanshan yang mengenakan jaket biru langit itu terlihat mencolok bak teratai yang baru muncul dari air. Di saat ini barulah kusadari Murong Shanshan telah memakai baju yang kubelikan untuknya, hatiku langsung terasa hangat. Setidaknya, dia tidak membenciku.
Murong Shanshan mengedipkan matanya, berkata: “Aku lapar, traktir aku sarapan dulu sebelum mengantarku pulang ya!”
Aku terkekeh: “Harusnya kan kamu yang mentraktirku, kok malah jadi aku yang bayar?”
“Pokoknya kamu yang traktir! Kamu yang traktir!”
Murong Shanshan sedang bertingkah manja padaku!
Ya Tuhan, dadaku berdebar-debar hingga hampir bersujud syukur pada Sang Pencipta...
Maka tanpa perlu ditanya lagi, biaya makan ini sepenuhnya jadi tanggunganku.
……
Di pagi hari musim semi awal, tubuh pun terasa hangat setelah menyantap sedikit makanan.
Kakek penjual susu kedelai itu tertegun memandangi aku dan Murong Shanshan, bergumam pelan: “Anak muda dan gadis kecil ini kok rasanya sangat familiar, sepertinya pernah melihat mereka di suatu tempat...”
Saya mengangkat kepala, kebetulan melihat papan iklan luar ruangan raksasa tergantung di plaza warga seberang. Di sebelah kiri adalah diriku, sebelah kanan adalah Murong Shanshan. Dalam gambaran yang agak gelap, Pedang Cahaya Tersembunyi memancarkan sinar menyilaukan, memantulkan wajah Murong Shanshan yang putih salju dengan aura suci. Seluruh gambaran bagaikan dewi perang yang muncul tiba-tiba. Di sisi kiri, gambaran diriku menggenggam Pedang Kemerahan menerjang kerumunan perang guild. Meski sering bercermin, aku tak pernah melihat tatapan mataku seteguh ini. Dua pedang yang kami pegang ini merupakan satu-satunya senjata oranye di Yueheng saat ini, menempati peringkat pertama dan kedua di chart senjata terbaru, dengan nama pemiliknya tercantum otomatis di belakang senjata.
Murong Shanshan tidak makan banyak. Dua keranjang kecil pangsit kuah hampir seluruhnya habis dimakanku. Dia minum semangkok susu kedelai sambil tersenyum mengatakan itu untuk kecantikan.
Setelah makan, aku masih membawa barang bawaan mengikuti si cantik dari belakang. Hanya saat sampai di halte taksi, Murong Shanshan baru menoleh berkata: "Kamu pulang saja dulu. Lu Xuehan dan Xin Yu masih menunggumu untuk latihan leveling bersama. Lagipula mobil akan sampai di depan gedung, barang-barang ini tidak terlalu berat, aku bisa angkat sendiri ke atas."
Aku ragu sejenak, lalu berkata: "Biarkan aku mengantarmu. Latihan leveling tidak terpaku pada waktu sebentar ini. Setelah kamu pindah kembali, akan sulit bertemu lagi."
"Bibir Murong Shanshan langsung mengembang dengan senyum bahagia: 'Kalau ingin melihatku, datang saja sendiri. Sebelum kuliah dimulai, aku akan tinggal di sini. Setelah semester mulai, aku harus pindah kembali ke asrama kampus. Kalau tidak, jalan pulang setelah belajar malam nanti kurang teraman.'"
Aku memandangnya dengan pandangan merendahkan: "Kamu masih mau ikut belajar malam? Keterlaluan bohongnya!"
"Urus saja dirimu sendiri, aku suka belajar malam!" Murong Shanshan menyembulkan bibirnya.
Aku malas berdebat dengannya tentang hal ini, jadi memilih diam. Saat itu sebuah taksi mendekat. Sopirnya menghentikan mobil sambil melototi si cewek cantik dengan mata berbinar.
Bangsat, sorot matanya cabul banget!
Baru saja aku mau bicara, Murong Shanshan sudah menendang pintu mobil sambil berkata dingin: "Liat apa?"
Aku dan sopir sama-sama menggigil. Sopir itu langsung menundukkan pandangan sambil bergumam kesal: "Kalau tidak mau naik ya sudah, perlu apa menendang mobilku?"
"Wah, mau menolak penumpang ya? Berapa nomor izin operasimu?" Murong Shanshan menunjukkan senyum nakalnya.
Aku lega. Rupanya si bandit kecil ini masih sama. Tadii kukira dia CEO grup perusahaan besar melihat aura berwibawanya. Sial, tatapan superiornya tadi benar-benar membuatku kaget.
Sopir itu kalah total dalam dua ronde. Turun memeriksa bekas sepatu di pintu mobil dengan pasrah. Dengan wajah lesu dia mengambil barang bawaan dari tanganku ke bagasi sambil bertanya: "Mau ke mana, Pak-Bu?"
Murong Shanshan tidak menjawab, mendorongku masuk ke kursi belakang mobil lalu ikut masuk. Setelah melihat ekspresi sopir, dia segera pura-pura khawatir dan berkata: "Lin Fan, Ibu melarangku bersamamu! Katanya kau terlalu miskin, takut aku menderita kalau ikutmu!"
Aku langsung antara ingin tertawa dan menangis. Orang ini entah mau main drama apa lagi. Meski ingin membantu, aku bingung harus bagaimana. Sopir itu pun terbelalak memandangi kami, mulutnya menganga.
Murong Shanshan melihat reaksinya, senyum puas sekilas muncul sebelum diganti wajah sedih: "Aku tak peduli, Lin Fan! Ke mana pun kau pergi, aku akan ikut!"
Baru aku paham, rupanya sedang main drama kabur bersama!
Andai Murong Shanshan benar-benar mau kabur bersamaku, bukan cuma mengerjai sopir...
Aku ingin kabur bersama!
Sopir bingung, lalu tegas berkata: "Baik! SEKARANG JUGA aku antar kalian ke stasiun!"
Murong Shanshan langsung menoleh, dingin: "Tak perlu. Kalau mau ke stasiun, kami sudah naik bus nomor 7 tadi. Masih menunggu di sini?"
Sopir jadi canggung. Murong Shanshan semakin puas, berbisik manja: "Lin Fan, bawa aku pulang! Aku mau tinggal bersamamu!"
Dagunya terjatuh. Tatapanku dipenuhi tatapan hampir melotot karena kecemburuan. Tampaknya ini efek yang diinginkan Murong Shanshan. Aku pun bermain baik: "Baiklah, tapi kamarku sempit dan hanya ada satu ranjang. Kalau mau ikut, harus berdesakan denganku..."
Murong Shanshan segera memandangku dengan malu, berkata pelan seperti kucing: "Kamu jahat banget..."
Iya, aku memang hampir mati, tapi pasti karena kau yang terlalu manis!!
