Jalan kecil di kota batu itu dipenuhi rumah penduduk di kedua sisi. Sementara sebagian besar pasukan Ksatria Emas bermarkas di lembah belakang kota. Baru setelah sampai di ujung desa kami sadar: Kota Bulan sebenarnya hanyalah kedok Pasukan Ksatria Emas. Bahkan jika Kerajaan merebut Kota Bulan, mereka masih bisa melakukan serangan balik mematikan dengan mengandalkan kondisi geografis lembah.
“Dang~!”
Dua lance ksatria menyilang menghadang. Pengawal kavaleri itu berkata tanpa ekspresi: "Area militer! Dilarang masuk bagi orang tak berkepentingan!"
Murong Shanshan tertegun: “Harus bagaimana?”
Kulanjut mendekat: “Kami teman Dark. Ada urusan ingin menemuinya...”
Setelah mengatakannya, tiba-tiba kusadari betapa lemahnya alasan ini. Sial!
Benar saja, sang kavaleri mengangkat mata: “Tuan sedang sibuk urusan negara! Tak ada waktu menemui orang rendahan!”
Ia melirikku dan berkata lagi, "Kalian adalah manusia Aliansi Bulan Perak, bagaimana mungkin berteman dengan Tuan kami? Kerajaan Angin Puyuh adalah bawahan Aliansi Bulan Perak, cepat atau lambat kita akan berperang. Mungkin saat bertemu lagi, kita sudah berada di medan perang."
Murong Shanshan seketika menghunus Pedang Cahaya Tersembunyi. Aku segera menahannya, "Nenek, jangan ceroboh! Tugas kita masih harus diselesaikan!"
"Hmph, bicaranya begitu kasar. Kok aku merasa orang ini setara kualitasnya dengan petugas ketertiban?"
Tiba-tiba sekelompok kavaleri mendekat. Pemimpinnya mengenakan zirah emas yang gagah berwibawa.
Aku langsung berseri-seri. Sial, Dark malah ketemu di sini! Hari ini keberuntunganku akan meledak!
Dark jelas-jelas mengenaliku. Dengan gesit ia turun dari kuda dan berjalan langsung ke arahku. Di bawah tatapan penuh keheranan orang-orang, ia malah memberiku penghormatan ksatria standar!
"Prajurit pemberani, terimalah penghormatan tertinggiku!"
Saat Dark mengucapkan ini, sekelompok ksatria di belakangnya serentak bersujud satu lutut. Seluruh kerumunan hitam legam ini benar-benar bersujud kepadaku!
Aku dan Murong Shanshan langsung terpana. Meski hanya sekumpulan NPC, realisme game ini membuat kami serba salah.
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Apakah menerima sikap bersahabat Dark?
Murong Shanshan juga mendapat pilihan ini. Ia segera menatapku bingung, "Apa ada efek sampingnya?"
"Siapa yang tahu? Demi tugas, terima saja!"
Aku menggigit gigi, menekan tombol "Konfirmasi".
Murong Shanshan juga tidak ragu, dalam beberapa detik setelah konfirmasiku, dia juga menerima tugas tersebut.
Hasilnya terjadi sesuatu yang tak terduga bagi kami berdua——
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Selamat bergabung dengan kubu jenis baru! Poin persahabatan kubu bertambah 5000!
Perkembangan situasi tidak berhenti di situ, dalam beberapa detik berikutnya, seluruh sistem Yueheng terus mengirimkan pesan mengejutkan——
Pengumuman Sistem: Pemain telah memicu plot penting sistem yang menyebabkan perubahan kubu manusia, server perlu diupdate segera, sistem akan memasuki maintenance resmi dalam setengah jam, durasi 6 jam. Harap semua pemain logout dengan normal, kami tidak bertanggung jawab atas kerugian akibat ketidakpatuhan. Terima kasih atas bantuannya!
……
Murong Shanshan memandangku terkejut, aku pun menatapnya balik.
"Sepertinya kita benar-benar membuat masalah besar kali ini..." kataku dengan kekecewaan, "Mulai hari ini, mungkin keempat kubu utama akan terpecah - ras manusia, elf, orc, dan arwah-arwah gelisah. Akan muncul kubu manusia baru..."
Murong Shanshan menutupi mulutnya sambil tertawa: "Manusia baru? Berarti kita berdua sekarang adalah manusia baru dong?"
Mengingat kita telah bergabung dengan legiun Dark, aku juga bingung. Aku benci manusia baru, dalam ingatanku, manusia baru aliran non-mainstream adalah mereka yang berlarian telanjang tanpa celana, di pantat kiri tertulis "s", pantat kanan tertulis "b".
Saat sedang berpikir, Murong Shanshan berkata: "Tinggal setengah jam lagi sistem akan maintenance, lebih baik kamu segera datang ke sini. Aku bosan sendirian di rumah!"
Kulihat waktu: "Ini terlalu pagi, belum pukul delapan!"
“Lagian di rumah juga tidak ada hal penting yang kamu kerjakan, kan? Lebih baik datang ke sini dan kita cari ide bareng mau makan di restoran mana untuk mengeruk Saudara Wang!” Murong Shan Shan terus membujuk.
Aku tidak tahan dengan rayuannya, akhirnya berkata: “Baiklah baiklah, aku akan segera ke sana. Mau dibelikan makanan apa? Aku bisa beliin di jalan.”
Murong Shan Shan menggeleng: “Tidak perlu, sekarang tidak usah makan, nanti kita makan supper gratis Saudara Wang, pasti lebih enak! Log off dulu, besok pagi kita bangun bersama dan selesaikan tugas ini!”
Aku menggeleng, terpaksa log off. Tidak tahu sampai seberapa parah Murong Wang akan dikeruk oleh Murong Shan Shan ini. Tentu saja, sisi gelap dalam hatiku sangat berharap mereka sampai hanya tersisa celana dalam, meskipun kemungkinannya kecil.
Level Wang Xiaoer hanya 42, sepertinya baru mulai bermain tidak lama. Jarang berinteraksi dengan orang, kalau tidak pasti sudah kenal ID gameku. Lalu, atas dasar apa dia meremehkanku? Apakah karena perlengkapanku yang dianggap rendah, atau penampilanku? Setelah dipikir-pikir, mungkin ini karena kecemburuannya. Soalnya tidak banyak pria yang bisa dekat dengan Murong Shan Shan, tepatnya di Yueheng mungkin hanya aku satu-satunya yang punya kehormatan ini.
Aku meninggalkan catatan untuk Lu Xuehan dan yang lain, memberitahu kalau aku pergi makan supper. Turun tangga sambil merencanakan: Kalau Xin Yu menelepon nanya makan di mana, akan kukatakan baru saja sakit perut ke WC. Percaya dia tidak akan berani mengejar sampai ke toilet pria.
Musim semi telah tiba, angin malam membawa kehangatan, sinar bulan bersinar terang, jalanan dipenuhi keramaian. Kehidupan malam yang kaya dan menggairahkan bagaikan wanita cantik berbaju malam yang menggoda pasangan muda yang kurang pengendalian diri.
Tak jauh di depan, seorang gadis kecil membawa setangkai mawar Hong sedang mencari target. Tiba-tiba matanya yang sebelumnya kosong berbinar-binar karena melihat sepasang kekasih berjalan mendekat.
Kuamati sekilas dan takjub. Tangan kanan pria itu merangkul pinggang wanita lalu merayap naik. Dalam cahaya remang, kulihat dia sedang mengusap sesuatu. Tak perlu ditebak, benda lunak yang berubah bentuk di bawah tangannya pasti antara dada montok sang wanita atau lemak di pinggangnya.
"Kakak, belilah bunga untuk kakak!" Gadis kecil itu memberanikan diri mendekat, lalu berkata gemetar: "Selamat hari Valentine!"
Aku teringat besok sudah 14 Februari, hari ajaib dimana ribuan gadis akan kehilangan keperawanan!
Seperti diduga, pria itu dengan gaya mengambil uang 100 ribu rupiah sambil berkata: "Ambilkan sembilan tangkai mawar, yang segar! Jangan berani-berani kasih bunga layu!"
Gadis kecil itu tampak bingung: "Kakak, mawar Hong 15 ribu per tangkai..."
"Sialan..." Pria itu mengumpat natural, lalu berkata: "Kalau begitu ambil 6 tangkai saja. Ingat kembalikan 10 ribu ya!"
Gadis kecil memilih beberapa bunga, lalu mengembalikan uang 10 keping emas kepada mereka.
Pasangan kekasih itu saling tersenyum manis, melanjutkan perjalanan dengan mesra. Samar-samar terdengar pria itu berkata: "Sudah larut, haruskah kita mencari tempat istirahat?"
Wanita itu tersenyum "malu-malu": "Janganlah, aku harus pulang... Tapi orang tuaku sudah pergi ke Gunung Huangshan melihat matahari terbit, malam ini hanya aku sendiri di rumah..."
Pria itu tersenyum penuh arti: "Bagus juga, menghemat 100 keping emas untuk sewa kamar, cukup untuk membeli 5 kotak kondom..."
Wanita itu merayu dengan manja: "Jahat sekali kamu, kalau beli sebanyak itu, kuharuskan kau menghabiskan semuanya dalam satu malam..."
Mereka semakin menjauh, kusentakkan telingaku pun tak bisa mendengar kelanjutannya.
Tapi kekagumanku pada mereka sudah seperti Sungai Kuning yang meluap tak terbendung. Pasangan yang luar biasa! 50 buah dalam semalam, sial! Jika pria itu bukan robot baja perkasa, pasti dia adalah legenda Pernikahan Abadi!
……
"Kakak, mau beli bunga?"
Suara malu-malu itu datang. Entah sejak kapan gadis penjual bunga itu sudah berdiri di hadapanku.
"Kakak, belilah bunga..." dia terus mendesak.
Membeli bunga memang bisa, uang segitu tak kuhiraukan. Tapi sepertinya saat ini aku tak punya "kakak" untuk diberi.
"Itu... Adik kecil, kakak tak punya pacar di sini!" Kataku sambil berjongkok.
Di bawah lampu, wajah sedikit kotor gadis kecil itu penuh harapan, sepasang mata jernih berkelip-kelip menatapku.
Aku agak terkejut, gadis ini sangat cantik. Jika dia membersihkan wajahnya, mengganti baju yang imut, dan menata rambutnya, pasti akan menjadi loli yang sangat manis!
Gadis kecil itu berkata lagi: "Tidak apa-apa, kalau kamu memberikan bunga, aku yakin kakak pasti akan menerimamu..."
Meski bukan utusan yang ulung, tapi kata-kata gadis kecil itu tetap menyentuhku. Kebetulan malam ini saudara Wang akan mengajak Murong Shanshan makan, dengan kesempatan ini aku bisa mengurangi kesombongan mereka! Sial! Aku akan beli banyak mawar, hujani mereka sampai mati!
Lalu aku berkata: "Adik kecil, berapa banyak mawar yang masih ada di sini?"
Gadis kecil itu menunduk menghitung dengan teliti: "Masih 37 tangkai, kakak mau semuanya?"
Dia tersenyum sangat cerah, tahu bahwa malam ini bertemu pembeli besar.
Aku mengangguk, menghitung kasar: "37 tangkai, kalau satu tangkai 15 ribu, totalnya 555 ribu. Karena aku beli banyak, 500 ribu bagaimana?"
"Ini... terlalu murah... Aku akan dimarahi paman..." Gadis kecil itu berkata dengan ragu.
"Baiklah, kalau begitu 550 ribu..."
"Oke!" Gadis kecil itu tersenyum lebar.
Aku Swoosh swoosh mengeluarkan 5 lembar merah dan satu lembar hijau, menyerahkannya sambil berkata: "Simpan baik-baik!"
Gadis kecil itu cepat-cepat menyimpan uangnya, lalu mengumpulkan 37 tangkai mawar.
Aku berpikir sejenak, mengambil satu tangkai darinya, dan berkata: "37 tangkai sepertinya tidak membawa keberuntungan, yang satu ini, untukmu saja!"
"Hah?" Gadis kecil itu langsung memerah wajahnya, lama baru bergumam: "Terima kasih kakak..."
Aku memegang buket bunga dengan hati penuh keraguan. Jika bisa dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing 12 kuntum untuk Lu Xuehan, Xin Yu, dan Murong Shanshan, betapa hematnya uang sialan itu!
Terus berjalan di jalanan, seorang pria kekar membawa setangkai mawar besar yang mencolok. Pemandangan ini langsung menarik perhatian pejalan kaki. Cewek-cewek muda akan mengeluarkan decitan kucing penuh kekaguman, sementara cowok-cowok akan merendahkan perilaku ini. Mereka berpendapat bahwa menaklukkan wanita idaman dengan daya tarik pribadi adalah tindakan pria sejati. Mengenai memberi bunga, hanya pria rendahan yang menggunakan cara kotor seperti ini untuk merayu.
Aku terus menghibur diri: Memberi bunga hanya untuk memancing reaksi saudara Wang. Bahkan jika Murong Shanshan menerimanya, itu tak membuktikan apa-apa. Bagaimanapun dia juga tak menyukai saudara Wang, apalagi dengan karakternya yang takkan melewatkan kesempatan menguntungkan.
Aku ingat seorang teman kuliah pernah memberi bunga ke cewek yang diam-diam disukainya. Hasilnya, si cewek berkata dengan garang: "Bunga adalah organ reproduksi tumbuhan. Kau sudah memotong organ reproduksi mereka, masih mau aku bawa tumpukan organ reproduksi ini jalan-jalan tanpa tujuan bersamamu di kampus?"
Sejak itu si teman jadi fobia terhadap bunga. Konon kemudian dia juga mengidap fobia terhadap organ reproduksi. Sungguh orang malang, entah sekarang bagaimana keadaannya.
Sambil berjalan dan berpikir, sepuluh menit kemudian aku sudah sampai di bawah apartemen Murong Shanshan.
"Hmm? Masih ada beberapa orang berdiri di bawah, terlihat agak familiar."
Benar, itu saudara-saudara Wang. Wang Xiaoer di dunia nyata mirip dengan avatar game-nya, cuma rambutnya diwarnai kuning, dengan kalung emas tergantung di lehernya persis orang kaya baru tahun 90-an.
Dia langsung memperhatikanku, menyalakan rokok sambil bertanya dengan senyum: "Saudara, nunggu pacar ya?"
Aku kaget, tapi kemudian ingat penampilanku sekarang sangat berbeda dengan di game. Rupanya dia benar-benar tidak mengenaliku!
"Iya, makanya beli mawar sebanyak ini!" Aku tertawa lebar, sengaja dibuat berlebihan.
Wang Xiaoer melirik bunga-bunga itu, bola matanya berkedip licik: "Beli sebanyak ini pasti habis banyak uang. Kayaknya kali ini tekadmu bulat untuk 'menaklukkan' dia ya?"
Senyum joroknya semakin menjadi. Sial! Makna tersembunyi dari kata "menaklukkan" itu benar-benar ambigu.
Melihatku diam, dia lanjut: "Saudara, bunga-bungamu kan kebanyakan, jual sebagian ke aku dong! Sekarang sudah larut, pedagang bunga di luar juga tinggal sedikit."
Aku pura-pura susah: "Tapi bunga-bunga ini susah didapat lho. Aku harus jalan belasan kilometer keliling belasan jalanan, harganya juga mahal!"
Wang Xiaoer langsung semangat. Ditatapnya dadanya sendiri: "Gak masalah! Uang buat beli beberapa mawar masih ada. Kasih tau saja harganya per tangkai!"
"Aku lihat dia bicara dengan penuh semangat, maka aku pun ikut bersemangat: 'Kalau begitu, aku jual dengan harga asal saja, 200 uang per bunga, mau berapa buah?'"
"Saat aku mengucapkan itu, Wang Xiaoer hampir tersedak ludah. Ia melotot padaku: 'Apa? Dua ratus uang per bunga? Bunga apa ini, bunga violet kualitas tertinggi?'"
"'Kalau tidak mampu beli, ya sudah...' Aku segera menunjukkan ekspresi meremehkan, 'Mau ngejar cewek tapi gak punya uang, buat apa!'"
"Meski bicara begitu, jujur saja, saat aku bersama beberapa mm sebelumnya juga hampir tidak pernah mengeluarkan banyak uang."
"Wang Xiaoer memerah wajahnya. Ia segera menghampiri kakaknya: 'Kakak tertua, berikan aku dua ribu uang!'"
"Wang Laoda heran: 'Buat apa butuh uang sebanyak itu? Aku hanya bawa dua puluh ribu, nanti kalau tidak cukup bayar tagihan bagaimana?'"
"'Makan sekali paling-paling sepuluh ribu, takut apa?'"
"Melihat sikap Wang Xiaoer yang santai, Wang Laoda menggeleng dan mengeluarkan uang dari sakunya."
"Melihat ekspresi Wang Laoda yang sangat menyakitkan hati, aku merasa senang. Sial! Kalian meremehkanku hanya karena aku pakai Banilu? Banilu kenapa? Aku lihat kalian yang disebut orang kaya ini juga tidak semuanya pakai perlengkapan Meiluo!"
"20 lembar uang di tangan, perasaan berat yang menyenangkan ini benar-benar luar biasa!"
"'Yang ini bagus, yang itu juga...' Aku mulai memilih mawar untuk Wang Xiaoer."
"'Ini, kelihatannya sudah layu ya?' Ia mempertanyakan."
“Sudah mati? Lihat warna dan daunnya, betapa penuh vitalitas!” Aku terus meyakinkan.
“Hei, yang ini juga kau berikan padaku? Belum mekar nih!”
“Bangsat, kau ngerti apa?! Ini namanya kuncup yang siap mekar! Seperti perempuan pemalu, harus menyembunyikan separuh dan menampilkan separuh baru ada rasanya. Pepatah apa itu ya? Ah benar, 'seperti menggendong pipa setengah tertutup'!”
“Aduh, saudaraku benar-benar berpengetahuan luas...”
……
Saat kami sedang asyik membagi jarahan, pintu gedung terbuka. Suara perempuan merdu terdengar.
“Tante, sungguh tidak enak hati, sudah larut begini Tante masih mengajak makan...”
Itu Murong Shanshan. Bersamanya turun pula Tante Wang, Wang Xiao'er dan ibu dari Wang Lao Da.
Sama sekali tak kulihat rasa malu di wajah Murong Shanshan. Dalam cahaya remang, wajah cantiknya dihiasi senyum manis.
“Ah, Lin Fan kau datang?!”
Murong Shanshan berpura-pura terkejut dengan berlebihan. Kuanggukkan kepala perlahan, sementara Wang Xiao'er yang baru menukar 10 mawar kualitas rendahku dengan 2000 yuan itu wajahnya pucat pasi.
Pandangan indah Murong Shanshan langsung tertuju pada rangkaian mawar di tanganku. Senyumnya langsung menjadi lebih manis.
Wang Xiao'er melangkah hendak bicara, tapi jelas Murong Shanshan lebih cepat. Dengan lincah ia berlari ke hadapanku, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.
“Lin Fan...”
Rasa malu yang mempesona sepertinya sudah tidak tepat lagi, aku tiba-tiba kehilangan kata-kata untuk menggambarkan pesona Murong Shanshan saat ini. Aktingnya benar-benar melampaui level diva! Jika direkam dengan DV dan diunggah ke forum, postingannya pasti akan meledak!
Melihatku tidak bereaksi, Murong Shanshan SEKARANG JUGA melirikku diam-diam, sepertinya sangat kecewa dengan performaku.
Aku yang biasanya cerdik segera mengangkat bunga ke depan dada dan berkata tulus: "Shanshan, semoga setiap harimu secantik bunga ini..."
Sial! Setelah mengatakannya, aku merasa ingin muntah. Murong Shanshan juga tampak kehilangan kata, dia menerima mawar itu sambil tersenyum: "Terima kasih!"
