Dalam perjalanan pulang, Xin Yu bertanya dengan wajah dingin: "Apa yang tertulis di tisu dari perempuan tadi?"
"Sebenarnya, sejak keluar dari KFC aku ingin bertanya, tapi melihat Xin Yu sedang dalam kemarahan meluap-luap sementara Cheng Cai menunjukkan sikap mengakui kesalahan yang baik, jadi aku tidak enak bertanya. Xin Yu baik sekali, dia akhirnya bertanya juga, kalau tidak aku benar-benar akan mati penasaran."
"Cheng Cai memiliki wajah tampan yang pantas sebagai adik laki-laki kakaknya. Jika dia jelek, aku akan mengira dia salah masuk kandungan. Xin Yu secantik itu, tidak mungkin punya adik jelek."
"Cheng Cai melihat ke kakaknya, lalu menatapku: 'Kakak ipar, kamu juga ingin melihat?'"
"Aku gemas tapi tidak bisa bilang 'Aku bukan kakak iparmu, jangan panggil aku kakak ipar, Sial!'. Bagaimanapun, sebenarnya Xin Yu sangat mungkin menjadi istriku di kemudian hari. Kalau sekarang aku mengatakan sesuatu yang nanti sulit ditarik kembali, itu akan memalukan."
"Aku melirik Xin Yu dan melihat dia menatapku dengan harapan. Akhirnya aku tidak bertahan lagi: 'Iya, cepat keluarkan biar aku dan kakakmu bisa melihat'."
"'Mengaku juga, haha~!' Cheng Cai tertawa keras lalu melemparkan kertas itu padaku dengan cepat. 'Kalian lihat saja pelan-pelan!'"
"Xin Yu segera mendekat, seluruh tubuhnya menempel di lenganku. Aku membuka tisu itu dan melihat tulisan bahasa Inggris berantakan di atas tisu putih bersih: fuckyou!"
"Aku dan Xin Yu langsung terdiam. Gadis kecil tadi terlihat polos, tak disangka dia sehebat ini."
"Cheng Cai membuat ekspresi acuh tak acuh: 'Situasi seperti ini, biasakan saja.'"
“Ngomong-ngomong kakak ipar, bagaimana caramu ngedate kakak? Keahlianmu lumayan ya?”
Aku tertegun, sementara Xin Yu dengan cepat bermuka dingin berkata: “Ngapain nanya banyak-banyak? Urusan kami bukan wilayahmu. Gimana kondisi kesehatan ayah ibu belakangan ini?”
“Biasa saja, sehat-sehat saja. Cuma agak kangen sama kamu, setiap hari cerewet di kupingku. Sudah hampir MATI kebisingan! Makanya aku buruan keluar.”
Xin Yu menggerakkan bibirnya, beberapa detik kemudian baru berkata: “Malam ini kamu menginap di mana? Perlu kuaturkan tempat tinggal?”
“Nggak usah repot. Aku punya Teman di Suzhou, mau ketemuan main malam ini.”
Aku bertanya sambil tertawa: “Teman perempuan, ya?”
Cheng Cai terkejut: “Wah kakak ipar hebat! Sampai ini bisa ditebak!”
Sial! Dengan kelakuan kayak gini, pakai pantat juga bisa nebak!
Xin Yu melototin dia, bertanya lagi: “Perempuan yang kamu sebutin dulu itu, akhirnya kamu apain?”
“Tenang saja~” Cheng Cai mau ngeles, tapi saat bertemu pandangan MEMBUNUH kakaknya, langsung berubah haluan: “Akhirnya kubawa ke rumah sakit. Tapi perasaan kami nggak bertahan lama. Dua bulan kemudian dia sudah ngegebet kakak kelas tingkat tiga. Bilang nggak ada chemistry. Hampir saja aku gebugin itu senior!”
Xin Yu agak kaget, akhirnya menunjukkan senyum tipis: “Kamu juga bisa berantem demi perempuan?”
"Kenapa tidak boleh?" Wajah Chengcai yang masih kekanak-kanakan menengadah, balas bertanya, "Sebenarnya, sudah lama dekat dengan Mimi. Cuma tidak menyangka akan terjadi masalah, apalagi dia bisa berubah secepat itu. Malam itu, aku minum banyak bir dengan teman sekelas. Akhirnya dikira tidak punya uang bayar utang minuman sampai dibawa ke kantor jurusan."
"Sungguh memalukan." Xin Yu tak bisa menahan tawa, bertanya, "Keluarga bukan tidak punya panci, apa orang tua tidak memberimu uang?"
"Dikasih, tapi malam itu aku malas mengeluarkannya."
Xin Yu tersenyum tipis, melanjutkan, "Malam ini jangan keluyuran lagi. Biar kakak iparmu carikan tempat menginap. Besok langsung ke kampus saja."
Chengcai menarik tas di punggungnya, berkata, "Jangan merepotkan. Aku juga lama tidak bertemu teman itu. Lagipula, janji sudah diucapkan. Tidak baik menarik kembali. Bukankah kakak pernah bilang, kualitas utama pria adalah kredibilitas?"
Xin Yu tak bisa berkata-kata, hanya bisa mengalah, "Sesukamu. Ikut kami dulu istirahat sebentar. Mau ke mana nanti terserah."
Chengcai girang, buru-buru mendekatiku, berbisik, "Kakak ipar, bagaimana caramu merayu kakak? Ajarin dong?"
Aku meliriknya, mengucap perlahan, "Dengan perasaan tulus menyentuh hatinya..."
"Kalau tidak mau kasih tahu ya sudah..."
Padahal yang kukatakan benar, tapi tidak ada yang percaya. Apa lagi yang bisa kukatakan.
……
Kembali ke tempat tinggal, di luar dugaan Lu Xuehan belum bermain game. Sedang membereskan kardus di sebelah sofa.
Xin Yu SEKARANG JUGA berjalan mendekat dan membantu Lu Xuehan berdiri, lalu memperkenalkan pada Cheng Cai: “Ini saudari baikku, Lu Xuehan. Panggil saja dia Kakak Xue Han.”
Cheng Cai menatap Lu Xuehan lama sebelum berkata: “Kakak, kupikir kaulah perempuan tercantik yang pernah kulihat. Sekarang baru kusadari diriku bagai katak dalam tempurung!”
Xin Yu bergegas mendekat dan mencolek kepalanya: “Maksudmu kakakmu tidak cantik?”
Cheng Cai menjerit kesakitan: “Kakakku yang paling cantik, kakakku adalah kecantikan tiada tara di dunia!”
Aku menuangkan dua gelas teh di meja, duduk di sofa sambil berkata pada mereka: “Hmm, kakakmu cantik, seluruh keluargamu cantik, semua orang sudah tahu.”
Xin Yu melirikku kesal. Saat itu Lu Xuehan juga merapikan rok wolnya dan duduk di sampingku dengan penuh kelembutan. Dia mengambil dua pasang kaos kaki baru dari samping, meletakkannya di pangkuanku sambil berkata mesra: “Kaos kakimu yang lama sudah hampir Hancur. Barusan aku belikan dua pasang baru di lantai bawah. Warna ini suka?”
Aku tersenyum: “Suka. Yang kamu beli pasti kusuka.”
Kaos kaki hitam itu bisa dipakai seminggu tanpa kelihatan kotor, paling-paling cuma mengilap. Aku paling suka kaos kaki jenis begitu.
“Kakak, Kakak Ipar dan Kakak Xue Han...” Cheng Cai menelan ludah sambil menatap kami: “Kamu bisa tenang melihat mereka seperti ini?”
Xin Yu malas menjelaskan: “Biasakan saja. Bukankah Kakak Xue Han juga kakakmu? Sama saja.”
Bangsat, penjelasan Xin Yu ini benar-benar di luar dugaan.
“Cheng Cai seketika matanya bersinar, saat ini pastinya kekagumannya padaku sudah tak terbendung.”
Lu Xuehan menemani aku duduk sebentar lalu kembali ke kamar, Xin Yu pergi ke dapur untuk mencuci buah. Saat itu, Cheng Cai cepat-cepat duduk di sebelahku, menurunkan suaranya: “Kak Ipul, bagaimana caramu bisa menaklukkan Kak Xuehan dan kakakku sekaligus? Kau benar-benar idolaku! Boleh bagi tips?”
Aku meliriknya, melihat sikap belajarnya yang baik, lalu berkata: “Bukannya kakakmu bilang sejak kecil jumlah pacarmu sudah dua digit? Masalah seperti ini masih perlu tanya aku?”
Cheng Cai memukul pahanya dengan wajah kesakitan: “Kak Ipul tidak tahu, semua cewek itu levelnya setara Kakak Teratai! Semua digabung pun tidak ada yang bisa menandingi sehelai rambut Kak Xuehan!”
Aku tertawa gelap, kalau bocah ini melihat Murong Shanshan, kira-kira apa reaksinya ya?
……
“Keanggunan di balik rontoknya bunga sakura, menyembunyikan kata yang tak terucapkan...”
Tepat saat itu, dering teleponku berbunyi, terdengar jelas di malam yang sunyi. Aku buru-buka ponsel, ternyata telepon dari Murong Shanshan. Di sisi lain, Cheng Cai segera memberi isyarat agar aku tidak perlu pedulikan dia, langsung saja angkat.
Lagi pula dia tidak tahu apa-apa, ya sudah kuterima saja. Aku menekan tombol penerimaan.
“Sedang apa? Jam segini belum login, ini bukan kebiasaanmu biasanya~” Suara Murong Shanshan masih semanis dulu, menyentuh relung hati.
“Ada urusan malam ini, mungkin sebentar lagi bisa login. Kenapa, Shanshan ada perlu sesuatu?”
“Gak ada apa-apa, cuma mau tanya aja. Hari ini aku capek banget ngurus administrasi guild seharian selama maintenance. Tapi untungnya, ada bonus pengalaman waktu ngurusin administrasi, jadi waktu gak sia-sia banget. Kamu gimana? Dapet apa aja hari ini? Sepanjang hari gak ketemu, kangen gak sama aku?”
Suara Murong Shanshan terdengar merdu, apalagi saat ngomong hal-hal menggoda. Kulihat Chengcai di sampingku sudah menyentakkan telinganya.
"Lumayan," jawabku. "Hari ini aku sama Xin Yu ngerjain tugas oranye. Poin persahabatan kubu kita naik banyak. Sekarang udah jadi Wakil Komandan Garnisun."
Murong Shanshan ngambek, "Lagi-lagi kamu ngomongin ini buat bikin aku kesal! Gak peduli, besok kamu harus nemenin aku ngejar pangkat militer!"
"Gak masalah! Masalah apapun, nanti kita bahas pas login!"
"Hmm."
Begitu aku menutup telepon, Chengcai buru-buru nanya, "Kak ipar, ini jangan-jangan selingkuhanmu lagi?"
"Selingkuhan apaan?!" Anak ini benar-benar gak bisa bicara.
Chengcai buru-buru minta maaf, lalu bertanya, "Jangan-jangan ini juga cewek cantik?"
Aku agak geli, lalu memandang sekeliling kamar sebelum menunjuk poster promosi Yueheng di pintu kamar Guozi, "Liat tuh cewek bawa pedang? Ya itu dia!"
"Hah?! Murong Shanshan???" Suara Chengcai penuh keterkejukan sambil berdiri terlonjak.
Kutatap dia dan bertanya, "Kamu juga kenal dia? Memangnya Murong Shanshan kenapa?"
Cheng Cai menggelengkan kepalanya, lalu menatapku: "Kakak ipar, kamu bahkan kenal dia? Teman-teman sekelasku yang main Yueheng semua tergila-gila padanya, bahkan pintu asrama kami penuh poster gambarnya. Tak kusangka kau benar-benar mengenalnya!"
Aku agak terkejut, jarang ada baron zaman sekarang yang tidak main Yueheng.
"Cheng Cai, kenapa kamu tidak main Yueheng? Jangan bilang waktumu habis untuk belajar."
Cheng Cai tersenyum canggung: "Belajar sih tidak, masih main game dansa itu. Lebih mudah dapat mm di sana."
Aku memandangnya dengan merendahkan: Benar-benar anak kecil, masa sekarang masih ada yang main game jadul begitu.
"Pulang nanti beli helm VR dan mainlah." Kataku.
Cheng Cai menunjukkan wajah kesulitan: "Satu helm VR harganya 5000, uang sakuku sebulan cuma dua ribu..."
Aku menjulurkan leher melihat Xin Yu belum datang, lalu cepat-cepat mengeluarkan kartu dari saku: "Isi kartu ini sekitar 100jutan. Anggap saja hadiah perkenalan dari kakak ipar. Ingat, passwordnya xxxxx, hematlah! Ini pertama dan terakhir kalinya!"
"Bangsat, kakak ipar ternyata tajir melintir!"
Aku tak ingin berdebat dengannya. Kebetulan Xin Yu datang membawa piring buah.
Cheng Cai sudah mengangkat tasnya, berkata pada Xin Yu: "Kakak, hari sudah malam. Aku lebih baik segera pergi."
Xin Yu berkata: "Buru-buru apa? Malam masih panjang, tidak perlu khawatir soal sedikit waktu."
Cheng Cai menjawab: "Tidak bisa. Tidak baik membiarkan orang menunggu. Lagipula meski malam panjang, tiap detik harus dihargai."
“Kak, ayah dan ibu sangat merindukanmu. Sudah hampir satu setengah tahun tidak bertemu. Kalau ada waktu, ajak suamimu pulang mengunjungi mereka sekali.”
Xin Yu diam, mengangguk perlahan lalu menyaksikan Chengcai pergi.
Aku bertanya: “Tidak mau mengantarnya?”
“Dia sudah dewasa, mana mungkin tersesat.”
Xin Yu menghela napas, menatapku tajam: “Sebenarnya aku sangat ingin pulang, tapi aku tak tahu harus menghadapi mereka bagaimana...”
Aku berdiri, menggenggam tangannya: “Nanti kalau ada waktu, aku temani kamu pulang.”
“En.”
Xin Yu mengangguk lembut, menyandar di dadaku. Pipi putih saljunya menempel erat di bahuku.
Beberapa saat kemudian, aku berkata: “Chengcai sebenarnya cukup baik.”
“Aku tahu. Tapi dia terlalu percaya diri. Kalau tidak, ibu tidak akan terlalu khawatir...”
Tiba-tiba merasa lucu. Aku sendiri juga tidak pernah memberi kabar ke rumah. Sudah hampir dua tahun kabur, bahkan tidak menelepon sekali pun. Karena harga diriku, juga karena kekerasan hati orang tua.
Xin Yu menatapku, tersenyum lembut dengan mata berkaca-kaca. Sungguh mengharukan.
Aku tak tahu harus menghibur bagaimana. Merasa diriku sendiri juga butuh dihibur. Akhirnya mengalihkan topik: “Entah Kakak Lin dan yang lain sudah dapat tugas belum? Ayo kita login. Aku masih ada urusan. Kayaknya tugas siang tadi sudah membuatku naik ke Level 64. Karena terlalu lapar, bahkan poin belum sempat ditambahkan.”
Xin Yu tersenyum manis: "Iya, kalau ada tugas, kita kerjakan bersama. Tapi melihat banyaknya pemain sejak siang tadi, sekarang kita login mana ada tugas ungu, mungkin bahkan tugas biru pun sudah habis."
Aku menggeleng: "Pemain baru di kubu pangkat militernya terlalu rendah, sama sekali tidak bisa mengambil tugas biru. Paling mentok cuma bisa mengerjakan tugas putih dan hijau."
"Baguslah, ayo kita login juga~"
Memandang Xin Yu kembali ke kamar, mataku tertuju pada piring buah di meja. Stroberi segar, ceri yang segar! Aku ambil segenggam dan melahapnya. Sayang kalau mubazir.
Setelah makan buah dan login, area NPC tugas benar-benar penuh sesak. Setelah cek, seperti perkiraanku - hampir tidak ada yang bisa melepaskan tugas biru, apalagi ungu! Yueheng terlalu sombong tidak melakukan beta-test, akibatnya muncul bug segede ini. Untungnya kami yang pertama mengeksplorasi!
"Drip~!"
SMS dari Xu Lin: "Malam ini kerjakan tugas bareng?"
Kubuka jam. Baru pukul delapan lebih. "Kalian ambil tugas kesulitan rendah dulu. Aku mau cek sistem komando. Nanti kalau siap cari kalian."
Setelah Xu Lin setuju, kuperbaiki perlengkapanku dan menuju area logistik perkemahan Golden Dawn.
"Kabut pagi mulai menyebar lagi, di sekitar perkemahan bagian logistik beberapa ksatria sedang berpatroli. Mereka tidak menghalangi saat melihatku, mungkin karena pangkat militernya cukup tinggi. Bercanda, wakil komandan garnisun juga bisa dianggap sebagai jabatan kelas sembilan yang remeh."
Memasuki tenda besar bagian logistik, pemimpin di sini masih tetap npc wanita cantik itu. Ia menatapku dan berkata: "Infantri, ada keperluan apa kau ke sini?"
Begitu dia selesai bicara, serangkaian opsi muncul dihadapanku. Salah satunya adalah mengambil prajurit, dengan catatan di belakangnya: 1, mungkin menunjukkan jumlah yang bisa kuklaim saat ini.
Kutekan opsi mengambil prajurit, kemudian sistem memberi notifikasi—
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Selamat! Kamu berhasil mengambil prajurit! Sebagai pemain pertama yang mengambil prajurit, dapatkan hadiah: Reputasi+1000, poin persahabatan kubu+5000, item didapat: Permata Bulu Biru×10!
……
"Huu～!"
Seorang npc wanita telanjang muncul di sampingku, hanya mengenakan pakaian dalam sederhana. Posturnya sangat bagus, kulitnya terlihat halus dan lembut. Yang lebih mengejutkan, dia jelas-jelas ras Asia, wajahnya yang sempurna hampir menyamai kecantikan level satu Xu Lin. Sayangnya ekspresinya kurang alami, tapi wajar saja, ini hanya game.
Terus kusortir menu pengambilan prajurit, setelah mencari lama sekali akhirnya menemukan beberapa hal bernilai guna—
【Detail】：Atribut prajurit yang diambil pemain setara 70% dari pemain dengan level dan perlengkapan yang sama, termasuk: Serang, serangan sihir, pertahanan, resistensi sihir, darah, kecepatan serangan, dll. Nama prajurit dinamai oleh pemain, setiap penamaan mengurangi 500 poin Reputasi pemain tersebut. Prajurit yang baru diambil tidak memiliki perlengkapan, perlengkapan prajurit bersifat khusus, perlengkapan biasa tidak bisa dipasang pada prajurit, namun perlengkapan biasa bisa dikonversi melalui Sistem konversi perlengkapan menjadi perlengkapan prajurit. Job change prajurit diacak oleh Sistem dan tidak bisa diubah. Prajurit memiliki kecerdasan tertentu, bisa melakukan percakapan sederhana dan pengaturan pertempuran, untuk operasi spesifik silakan pemain eksplorasi sendiri dalam game.
……
Setelah membaca teks panjang ini, baru kusadari prajurit yang kubawa ini masih hanya memiliki nomor "000001", sedangkan job-nya terpampang tulisan "Pendeta Magang" di atas kepalanya!
Seketika hatiku dipenuhi suka cita, keberuntungan bagus, mungkin sekarang tidak ada job yang lebih menguntungkan bagiku selain pendeta, dengan begini pengikutku ini akan menjadi bank darah bergerak, baik untuk melawan bos maupun latihan leveling akan memiliki kekuatan bantu yang besar.
Sudah lama mencari di panel pribadi baru menemukan data terkait prajurit, dan bawahan npc cantik pertamaku ini telah memaparkan segalanya secara terbuka di hadapan Tuannya——
【Prajurit 000001】（Pendeta Magang【Prajurit】）
Level：64
Darah：1365
MP：3204
Pertahanan：235
Skill yang dimiliki：【Penyembuhan Dasar】、【Api Spiritual Dasar】、【Kutukan Dasar】、【Dispel Dasar】
Pemilik：Qingcai Baiyu Tang
……
Tidak heran NPC cantik yang bugil, atributnya payah banget!
Hmm, sekarang harus carikan perlengkapan untuknya. Kalau dibawa keluar dalam keadaan begini ketahuan Murong Shanshan, pasti dia akan menunjuk hidungku dan memujiku sebagai si mesum.
Tapi perlengkapan prajurit harus dikonversi dari perlengkapan normal. Soal cara konversinya, aku juga nggak tau.
