Dua orang yang menyerang setengah hati tentu akan lebih lambat, itu wajar. Saat ini semua skillku hampir selesai cooldown, saatnya kembali bertarung.
Aku memberi instruksi di channel: "Xin Yu pakai Anak Panah Gejolak, aku akan menyerbu, lalu semua orang bisa menebas dengan enak!"
Xin Yu langsung mengangguk setuju. Tak lama kemudian, dia melepaskan anak panah bercahaya putih itu yang berputar kencang di udara, suara gesekannya di udara berbunyi "Swoosh-swoosh".
"Prak~!"
Anak Panah Gejolak sukses memusingkan ogre berkepala dua. Beberapa mm langsung menghujani dengan sihir, sementara aku mendapat kesempatan mendekat dan mengaktifkan skill menyerbu dari jarak 24 yard.
Ogre malang itu baru sadar dari efek pusing panah langsung terjerembab lagi oleh skill serbu. Pentungan taring serigalanya yang baru terangkat setengah langsung selimut serangan kami.
Efek serangan charge hanya bertahan 2 detik. Aku memperkirakan waktu dengan kasar, lalu mengeluarkan Ice Blade Slash tepat saat ogre berkepala dua itu mengangkat pentungan taring serigalanya lagi.
Tiba-tiba, tubuh ogre berkepala dua malang itu kembali membeku. Pentungannya terangkat tinggi di udara tapi tak kunjung diayunkan. Ice Blade Slash sepertinya layak disebut skill tingkat dewa, bahkan menghadapi boss sekuat ini pun bisa membekukannya selama 5 detik penuh. Selama itu, kami kembali dengan puas memuntahkan semua skill.
Setelah penyiksaan tak berperikemanusiaan, garis darah terakhir ogre berkepala dua itu akhirnya habis. Meski punya darah 300w, dia tetap tak mau roboh. Sambil mengayun-ayunkan pentungannya, dia mencari orang yang tadi membuatnya merana. Ternyata setelah lama mencari, orang itu sudah berada di hutan jauh di sana. Selama itu, dia masih harus makan beberapa serangan sihir api dari Xu Lin.
Setelah beberapa kali pengulangan, ogre berkepala dua akhirnya tumbang dengan raungan penuh kegeraman.
Aku buru-buru berlari ke depan. Di antara mayat-mayat, kutemukan dua kepalanya yang masih menetes darah. Demi Harmoni sosial, kulempar cepat-cepat ke dalam bungkusan. Saat para mm mendekat, yang tersisa hanyalah perlengkapan dan pengalaman bertebaran di tanah.
Xu Lin melirikku: "Uji ketelitianmu, kumpulkan equipment level ungu ke atas. Hanya satu kesempatan~"
Kutanyakan dingin: "Taruhannya?"
Xu Lin tersenyum manis: "Bagaimana kalau, untuk setiap perlengkapan ungu yang kamu ambil, kakak akan melepas satu helai pakaianku?"
Aku menjawab: "Tidak perlu, kalau mau melihat, aku sudah memasang kamera di kamar mandi sejak lama. Teknologi semacam itu masih kumiliki."
Xu Lin tidak marah, tetap tersenyum: "Cepat ambil, jangan banyak omong kosong."
Aku menunduk melihat perlengkapan di tanah, total sekitar 20 buah. Hmm, boss ini cukup dermawan, tidak seperti Sang Pendekar Pedang bertubuh kecil yang cuma ngasih drop rate 4 perlengkapan - dua equipment oranye dan dua biru yang sudah "dihadiahkan" seenaknya oleh Murong Shanshan ke orang lain.
Berdasarkan desain dan warna, dengan cepat kumilih empat perlengkapan dari tumpukan itu. 80-90% di antaranya pastilah equipment ungu atau lebih tinggi. Yang benar-benar berpotensi oranye cuma satu gelang zirah. Semoga Langit memberkati ini gelang oranye! Sialan, sampai sekarang aku masih pakai gelang biru!
Xu Lin melirik ke Xin Yu: "Xin Yu, kumpulkan sisa perlengkapannya. Cek apakah ada equipment ungu yang terlewat oleh Lin Fan!"
Xin Yu yang selalu gesit langsung membersihkan lantai secepat kilat, bahkan setengah keping emas pun tidak tersisa.
Beberapa detik kemudian, Xin Yu terkejut: "Benar-benar tidak ada equipment ungu! Total 8 perlengkapan biru, 5 hijau, dan satu equipment putih level 70."
Aku merasa bangga, ternyata pengalamanku menghadapi situasi besar memang tak tertandingi~
Xu Lin melirikku dan berkata: "Lin Fan, bisakah kamu menunjukkan equipment yang baru saja kamu ambil tadi? Lihat, Guozi sudah sampai ngiler karena tidak sabar…"
"Aku tidak! Aku tidak!" Guozi membantah, tapi segera diabaikan oleh semua orang.
Menurutku Guozi juga tidak akan ngiler kecuali melihat cowok ganteng, selain itu pasti tidak akan. Kalau aku? Mungkin karena sudah terlalu sering melihatku, malah kadang suka berantem denganku.
Empat equipment terbaring tenang di slot paling atas bungkusan saya: sebuah hiasan kepala zirah kulit (helm), tombak panjang gaya Ksatria, pedang besar panjang, dan yang terakhir adalah gelang yang paling kuharapkan.
Semua mata tertuju padaku dengan penuh harap, atribut equipment satu per satu mulai terpampang di hadapan semua orang——
【Luo Hong Headgear】(Equipment Ungu - Zirah Kulit)
Pertahanan: 82
Kekuatan: +45
Stamina: +42
Kelincahan: +52
Kecerdasan: +8
Tambahan: Meningkatkan 20 poin kelincahan pengguna
Membutuhkan Level: 58
……
Equipment pertama memang equipment ungu, tidak sia-sia aku mengamati pola cahaya ungu di permukaannya. Seperti dugaan, equipment ini untuk Xin Yu. Meskipun sebelumnya helmnya juga ungu, tapi itu sudah level 30-an dan kuno. Dari segi atribut, equipment ini setara dua kali lipat.
Equipment kedua adalah tombak hitam pekat itu——
【Tombak Pemberani Pembunuh Naga】(Equipment Ungu)
Serangan: 305-425
Stamina: +55
Kekuatan: +65
Kelincahan: +24
Kecerdasan: +50
Tambahan: Memberikan damage tambahan 200% pada monster tipe naga
Membutuhkan Level: 60
……
Semua orang terkejut dengan nama senjata ini, disingkat Tombak Pembunuh Naga, sungguh keren. Tak hanya itu, atribut senjatanya juga cukup mengesankan, serangan 425-nya hampir menyamai Pedang Cahaya Tersembunyi milik Murong Shanshan. Bahkan memiliki efek serangan tiga kali lipat terhadap monster jenis naga, meski tak tahu di mana bisa menemukan Naga untuk dibantai.
"Simpan saja, siapa tahu ada Ksatria yang bercita-cita membunuh naga, mungkin bisa dijual dengan harga tinggi," kata Xu Lin sambil tersenyum. "Cepat lihat atribut item berikutnya!"
Item ketiga adalah pedang besar yang sangat panjang. Alasan aku memilihnya bukan karena cahaya ungunya atau desainnya, tapi karena panjangnya yang ekstrem - belum pernah kulihat pedang sepanjang ini.
Dengan sekali sentuh pada atribut pedang, beberapa baris angka segera muncul di depan mata semua orang——
【Pedang Raksasa Kuda Liar】(Perlengkapan Hijau)
Serangan：185-250
Kekuatan：+18
Stamina：+8
Kelincahan：+6
Tambahan：Menambah 1 poin kekuatan pengguna
Membutuhkan Level：60
……
Aku hampir terjatuh melihat atributnya. Ternyata ini jiwa-jinak level tinggi. Tatapan beberapa mm kepadaku langsung berubah.
Xin Yu terkikik: "Benar-benar panjang ya, hmm, Pedang Super Panjang, setidaknya namanya bagus~"
Xu Lin tersenyum kecut tanpa mengejek: "Lin Fan, lihat item terakhir. Semoga bukan perlengkapan putih~"
Geram tapi tak bisa membalas, aku melanjutkan melihat atribut item keempat——
【Pelindung Bintang】(Perlengkapan Oranye - Zirah)
Pertahanan：186
Kekuatan：+85
Stamina：+80
Kelincahan：+62
Kecerdasan：+45
Tambahan: Mengurangi 20% waktu tunggu semua skill pengguna
Membutuhkan Level: 62
……
Xu Lin terkejut membuka mulutnya lebar-lebar. Aku merasa sangat senang melihat pemandangan ini. Meskipun perlengkapan ini tidak memiliki skill khusus, tetapi atributnya cukup baik. Perlu diketahui, bahkan jika darahku habis sekalipun hanya bisa menambah 100 poin skill khusus. Artinya, satu karakter sebenarnya cukup memiliki satu skill khusus yang berguna. Terlalu banyak justru akan terbuang percuma.
Efek tambahan dari Sarung Tangan Bintang ini juga cukup unik: mengurangi waktu tunggu skill. Sekilas terlihat biasa, tapi sebenarnya tidak. Seperti diketahui, 50% damage utama prajurit berasal dari skill. Jika waktu tunggu skill diperpendek, berarti skill bisa digunakan lebih sering. Damage dalam periode waktu tertentu juga akan meningkat.
Memberikan Mahkota Rontok Hong kepada Xin Yu, lalu aku mengangkat Sarung Tangan Bintang sambil berkata ke semua orang: "Perlengkapan hancur ini, kalian semua tidak mau kan? Tidak ada yang mau? Kalau tidak ada yang mau, aku yang ambil~"
Xu Lin melirikku kesal, lalu tersenyum ke semua orang: "Baiklah, sekarang saatnya kembali menyerahkan tugas. Setelah selesai kita juga perlu istirahat, untuk menerima lebih banyak tugas besok!"
Xin Yu mengingatkan baik-baik: "Menerima tugas apaan? Tugas oranye hari ini sudah habis. Tugas ungu juga tinggal sedikit. Menurutmu pemain yang online sekarang akan menunggu kamu setiap hari datang menerima?"
Xu Lin terdiam oleh perkataannya, tiba-tiba merasa ucapan tadi sangat idiot.
Aku tersenyum licik sambil mengenakan gelang oranye yang butuh satu jam untuk mendapatkannya. Jika bisa mendapatkan equipment seperti ini setiap hari, pasti bakal kaya raya. Harga perlengkapan game sekarang sudah berbeda dengan dulu, sebagian besar equipment ungu harganya sudah jatuh ke kisaran 1,5 juta hingga 2 juta. Di tahap ini, mungkin hanya perlengkapan oranye yang bisa menciptakan badai harga lagi, mendongkrak harga equipment game sampai 10 juta bahkan lebih dari 100 juta.
Sayangnya, sekarang di Kota Bulan Perak tidak banyak perlengkapan oranye. Menurut statistik Sistem, seluruh zona China hanya ada 61 buah perlengkapan oranye. Studio kecil kami sendiri memiliki 9 buah. Ditambah dua perlengkapan oranye milik Murong Shanshan yang kami kenal, lingkaran kecil kami sudah punya 11 buah. Kalau ini sampai bocor, pasti banyak yang mau MATI. Pada dasarnya, sekarang punya satu equipment ungu saja sudah dianggap orang terpandang, sementara yang bisa mengumpulkan set perlengkapan biru lengkap sudah layak disebut ahli.
Setelah memakai Sarung Tangan Bintang, Serang-ku meningkat menjadi 1575. Pertahanan mencapai 1358. Darah tinggal sedikit lagi menyentuh 7000. Untuk prajurit di level sekarang ini sudah sangat luar biasa, tapi masih kalah dibanding para Ksatria mesum yang kelewat kuat.
Di bumi Tiongkok, bakat terus bermunculan. Beberapa hari lalu saya melihat screenshot ksatria full darah dari Kota Air Terjun dengan tiga equipment ungu di seluruh tubuhnya, bagian lain semuanya perlengkapan biru level tinggi. Level 56 dengan full darah, total HP-nya sudah melebihi 10000. Pertahanannya juga mencapai angka mengerikan 1400+. Sekarang mungkin sebagian besar pemain sama sekali tidak bisa menembus pertahanannya, apalagi menggerus darahnya yang mencapai 10.000 itu.
……
Kami semua kembali ke Kota Bulan Perak lalu menuju ke perkemahan Golden Dawn. Seperti perkiraan, hari ini hari Sabtu sehingga jumlah manusia sangat banyak. Area Golden Dawn yang penuh tugas dan perlengkapan ini bagaikan perawan yang baru ditemukan dan dikembangkan, membuat semua orang berlomba-lomba datang. Mulai dari pemain level tinggi hingga rendah, kira-kira dari level 30 sampai 60 semua ada di sini. Bisa diprediksi dalam beberapa hari ke depan semua tugas akan dirampok habis, kemudian semua orang tidak bisa menerima tugas lagi, akhirnya bubar dan pergi masing-masing.
Di luar perkemahan, Lu Xuehan melihat kerumunan orang di dalam tak kuasa menghela nafas: "Ini, gimana cara masuknya?"
Xin Yu juga mengeluh: "Iya nih, kalau masuk pasti nyawa tidak akan selamat."
Xu Lin memberi saran: "Bagaimana kalau besok pagi saat login baru kita ambil hadiah tugas? Kita login bersama, lagipula item tugas ada di Lin Fan! Sekarang kebanyakan yang di sini adalah mahasiswa yang baru sampai di kampus. Karena hari weekend, mereka mungkin akan begadang. Pasti besok pagi mereka sudah bangun lebih awal, kita bisa menyerahkan tugas dengan tenang."
Semua setuju tanpa keberatan, lalu logout bersama-sama.
Aku mengambil handuk dan hendak cuci muka, baru saja membuka pintu langsung melihat Xin Yu dan Lu Xuehan di luar, keduanya berpakaian rapi.
"Kalian mau pergi..." tanyaku agak heran.
Xin Yu mengusap perutnya sambil tersenyum: "Aku dan Xue Han agak lapar, jadi mau cari makan malam. Ikut?"
Kujawab: "Di kulkas ada lauk dingin dan mi instan, santap saja. Ngapain keluar larut malam begini? Gelap-gelap gampang ketemu orang jahat."
Xu Lin yang lewat tiba-tiba menyela: "Makanya kau harus temani mereka~"
"Harus pergi?" tanyaku enggan, benar-benar tak ingin keluar di tengah malam.
Xin Yu dan Lu Xuehan serentak mengangguk: "Kami hampir mati kelaparan! Jangan banyak ngoceh..."
Xu Lin menyeringai ke arah mereka lalu berkata padaku: "Pergilah, cepat pulang. Jangan lupa kunci pintu."
Akhirnya kuambil jaket. Membiarkan Xin Yu dan Lu Xuehan pergi sendirian memang mengkhawatirkan. Dua cewek seger begini, orang baik pun bisa jadi jahat melihatnya di malam sunyi.
Baru keluar, seorang pria paruh baya jaga malam keluar dari lift. Xin Yu buru-buru lari tekan tombol lift, membuat sang paman kaget. Di tengah malam melihat cewek cantik mendekat, antara hantu atau rejeki nomplok. Dari raut wajahnya, dia lebih memilih percaya yang pertama.
Untungnya, aku dan Lu Xuehan juga keluar dari kamar. Setelah mengetahui bahwa orang ini adalah tetangga dari unit seberang, kami tersenyum padanya. Baru kemudian dia masuk ke kamar dengan wajah masih ketakutan.
Masuk ke lift, Xin Yu tiba-tiba tertawa "Puff!", menutup mulutnya sambil berkata: "Kalau tadi aku membuka lebar jas hujan, mungkinkah orang ini akan terjun keluar dari jendela ventilasi?"
Sambil bicara, dia benar-benar membuka kancing jas hujannya hingga memperlihatkan sepasang 'keagungan' yang penuh vitalitas di baliknya. Dengan tangan kecil putih bersihnya mengipas-ngipas, dia berkata dengan genit: "Di dalam kamar pengap, tapi lift ternyata lebih pengap lagi!"
Lu Xuehan mengedipkan mata birunya, menjelaskan: "Lift dan kamar sama-sama ada AC."
Aku tidak tahu bagaimana AC dipasang di lift, tapi penampilan Xin Yu saat ini membuatku tak bisa berhenti membayangkan hal-hal tak senonoh. Di balik jas hujan biru tua yang rapi, sweater putih susu menyorotkan siluet tubuh sempurna yang bikin darah naik. Sebuah ikat pinggang berkarakter terlihat menyembul di pinggiran celana.
Setelah memastikan berkali-kali bahwa celananya benar-benar tidak akan melorot, aku berkata: "Kalian mau makan di mana? Toko-toko bagus sudah tutup sekarang."
Xin Yu tertawa: "Bebas. Atau, kita makan di warung tenda bawah saja, pesan beberapa tumisan kecil. Katanya si nona Qing, juru masak sini jago membuat tumisan khas Huaiyang ~"
“Aku juga jadi tertarik mendengarnya, lalu berkata: ‘Bagus sekali, aku juga sudah lama tidak makan masakan Huaiyang. Ngomong-ngomong, Xin Yu, bukannya beberapa hari lalu kamu bilang mau diet? Sepertinya makan di malam hari adalah pantangan besar untuk diet.’”
“Tidak apa-apa, beberapa hari lagi baru diet. Lagipula tidak perlu buru-buru.”
Lu Xuehan tersenyum kecut: “Berat badan Xin Yu baru 52 kilogram. Untuk tinggi badanmu, ini sudah hampir ideal. Aku tidak tahu bagian mana yang mau kamu kuruskan.”
Xin Yu langsung menggurui: “Wanita berdandan untuk yang menyukainya! Jika suatu hari nanti Xue Han gemuk, hati-hati Lin Fan tidak mau lagi padamu!”
“Aku tidak takut!”
Lu Xuehan tiba-tiba menjawab, membuatku dan Xin Yu terkejut. Saat itu, pintu lift terbuka. Begitu keluar dari gerbang, angin dingin menerpa membuat Xin Yu gemetar.
Aku tersenyum, mendekatinya untuk mengancingkan mantelnya: “Malam hari dingin. Sudah dewasa masih tidak hati-hati.”
Xin Yu tersenyum manis: “Oke tahu! Ayo kita makan dulu!”
……
Di bawah cahaya lampu yang berkedip, sebuah tenda kecil terbungkus terpal berdiri di seberang permukiman. Musim semi hampir tiba, angin malam bertiup kencang membuat tenda bergoyang-goyang.
Meski begitu, banyak pengunjung di jam segini. Kebanyakan pekerja shift malam dan mahasiswa yang begadang. Mereka duduk berkerucut dalam tenda sambil bercanda, topik obrolan berkisar antara game dan wanita.
“Mau pesan apa, Nona?”
Sang bos adalah wanita paruh baya. Melihat kami datang, ia langsung menyambut dengan ramah.
Sebuah meja panjang dipenuhi berbagai hidangan yang sudah dibungkus dengan membran pelindung, namun di jalan utama kota yang penuh debu ini, tampaknya tetap tidak bisa menjamin kebersihan makanan.
Orang kelaparan tak peduli hal itu, Xin Yu dan Lu Xuehan SEKARANG JUGA bergegas mendekat, hampir mengeluarkan air liur melihat berbagai masakan.
Xin Yu menoleh padaku: "Lin Fan, mau makan apa silakan pesan, kali ini kakak yang traktir!"
Aku tertegun, Xin Yu sudah lama tidak menyebut diri sebagai "kakak" saat bicara padaku. Ini mengingatkanku pada sosoknya yang dulu sombong, yang bisa membuatku takut bicara hanya dengan tatapan.
