Keluar dari mobil, aku memandang gedung itu dari jauh dan merasa sedikit gelisah. Peringatan Ayue jelas membantu kami menghindari bencana ini. Meski hanya ucapan, aku benar-benar merasakan ketakutan kehilangan yang menggerogoti dalam hati. Jika hal itu benar-benar terjadi, tak bisa kubayangkan apakah aku sanggup menahan ancaman ini.
Di balkon, Xin Yu dan Lu Xuehan berdiri dengan segelas jus di tangan. Mereka melambai-lambai sambil tersenyum manis. Tangan mungil putih bersih mereka membuat napas jadi tersengal dan jantung berdebar kencang.
Dengan cepat aku naik ke lantai atas. Lu Xuehan sudah membuka pintu dan menunggu di ambang pintu.
Tanpa sadar kupercepat langkah. Tanganku merangkul pinggangnya yang ramping. Bibirku bergerak tapi tak kuasa mengucapkan sepatah kata pun.
"Ada apa?" tanya Lu Xuehan dengan pipi memerah, suaranya lirih.
Kujawab: "Tidak ada. Ayo masuk!"
Saat kuemong Lu Xuehan masuk ke kamar, Xin Yu yang sedang duduk di sofa minum terlihat kaget. Sebelum sempat bicara, kubawa Lu Xuehan duduk di sampingnya. Kedua tangan terbuka menggendong mereka berdua. Meski sadar tindakan ini berbau niat mengambil keuntungan, tapi tak bisa kukendalikan. Seperti kata Li Qing: ini dorongan tubuh yang tak terbendung.
Xin Yu terlihat takjub menyandar di bahuku. Ia menengadah: "Hari ini kau aneh. Apa karena merasa bersalah setelah bermain-main di luar?"
Lu Xuehan gugup berkata: "Kakak Lin sedang mengawasi kita!"
Aku menengok dan benar, Xu Lin yang mengenakan seragam berdiri menyandar di pintu kamar, kedua tangan disilangkan di dada, memandangi kami dengan tatapan menggoda.
"Hari ini tiba-tiba terbuka hatinya? Perlukah aku masuk kamar untuk memberi kalian ruang?" Xu Lin tersenyum, matanya melirik sofa lalu menambahkan: "Sayangnya ruangnya tidak terlalu luas, tapi tidak apa, di atas sofa atau bawah sofa sama saja, mungkin malah lebih romantis~"
Lu Xuehan langsung memerah wajahnya, sementara Xin Yu dengan manja berkata: "Jangan begitu dong, kalau sampai dilihat para mesum di gedung seberang pakai teleskop, mereka bisa mati kehabisan darah. Bagaimana kalau Kakak Lin jaga di luar sambil dengar-dengar suara kami~"
Ternyata Xin Yu yang sedang 'tak terkalahkan' membuat Xu Lin kewalahan. Ia segera berbalik mau masuk kamar, tapi aku segera memanggil: "Kakak Lin, jangan buru-buru login! Panggil Guozi dan yang lain, ada hal penting yang harus kuumumkan ke semua orang, menyangkut kepentingan kita!"
Tanpa banyak tanya, Xu Lang langsung menendang pintu kamar Li Qing.
Setelah keributan, tiga MM lainnya keluar dari kamar. Melihat banyak orang, aku menghentikan kelakuan mesumku dan melepaskan Xin Yu serta Lu Xuehan. Tapi mereka berdua tetap duduk manis, bertiga berdesakan di sofa yang sama.
Semua sudah duduk. Xu Lin menuangkan teh sambil meniup uapnya: "Sudah berkumpul semua, boleh diumumkan sekarang?"
Aku mengangguk dan mulai bercerita dari awal: "Siang tadi aku keluar bukan untuk menemui Murong Shanshan, tapi sepupu Xu Fei, pencuri anggrek hutan!"
Xu Lin terkejut: "Kapan kau menggoda dia?"
Aku tersenyum menjelaskan: "Bukan menggoda, kami sudah lama kenal. Tapi kali ini, dia membawa informasi sangat penting yang menyelamatkan kita dari bencana besar!"
"Tidak segitunya kan?" Xin Yu menatapku sambil tersenyum.
Aku tidak langsung menjawabnya, melainkan memandang semua orang: "Situasi pagi tadi sudah kalian tebak kalau Kekuasaan Sang Playboy akan bertindak? Setelah kita pukul Xu Fei kemarin, dia sudah merencanakan balas dendam."
Xu Lin yang sudah meletakkan gelas teh bertanya heran: "Dia mau balas dendam bagaimana?"
"Merusak aliansi antara kita dengan Murong Shanshan."
Li Qing tertawa sinis: "Mimpi di siang bolong! Dengan hubungan Shanshan dan Lin Fan, mana mungkin dia bisa menghasut?"
Xin Yu juga mengangguk: "Ya, fondasinya terlalu kuat untuk dihancurkan."
Sudah kuduga mereka tidak percaya. Aku berpaling ke Lu Xuehan: "Xuehan, kalau ayahmu memintamu minum teh untuk membicarakan urusan keluarga seperti tidak bisa membeli makanan, maukah kau pergi?"
Lu Xuehan mengangguk polos: "Tentu. Tapi apa hubungannya dengan aliansi kita dan Shanshan?"
Dia terlalu suci. Hati kecilku ragu melanjutkan, tapi untuk mencegah tragedi, terpaksa kuusap kulit kepala dan teruskan skenarionya.
“Kalau ayahmu menaruh obat di teh yang diminumkan padamu, pasti takkan terpikir olehmu?”
“Mana mungkin, bagaimana mungkin ayah melakukan itu?”
Aku menyeringai dingin: “Bagaimana jika Xu Fei memberinya 10 juta? Bisakah kau jamin dia takkan melakukannya? Sepengetahuanku, ayahmu tak begitu baik padamu dan kakakmu. Bahkan bukan 10 juta, mungkin 1 juta saja sudah cukup untuk menggoyahkannya.”
Lu Xuehan diam, secara tak langsung membenarkan pendapatku.
Aku melanjutkan: “Rencana Xu Fei adalah memabukkanmu, lalu membawamu ke hotel untuk sewa kamar. Urusan selanjutnya tak perlu kuceritakan. Intinya, tujuan akhirnya adalah memfitnah Shanshan agar kita putus hubungan total dengannya...”
Sebagai orang pintar, semua paham makna tersirat ucapanku. Xin Yu dan Lu Xuehan memandangku dengan wajah penuh keterkejutan. Segera kuraih tangan kecil Xue Han, menghibur: “Tenang, takkan kubiarkan ini terjadi...”
Xu Lin bergumam pelan: “Kejam sekali, Xu Fei ini benar-benar bangsat!”
Tiba-tiba Xin Yu tersenyum manis: “Lin Fan, sebelumnya kau telepon larang aku dan Xue Han keluar, apakah karena ini?”
Kuanggukkan kepala pelan: “Mulai hari ini, kau dan Xue Han tak boleh meninggalkanku sedetik pun. Sial! Sekarang kita harus hidup ekstra hati-hati. Dunia luar penuh bahaya.”
Lu Xuehan tersenyum tipis tanpa bicara. Xin Yu juga bersandar di bahuku dalam diam.
Xu Lin mengerutkan alis: “Lalu bagaimana dengan kami? Apa kita akan terus terpasif seperti ini?”
Aku menggeleng: "Tentu tidak akan selamanya seperti ini. Ayyue memberikan saran brilian yang memungkinkan kita terus berkembang sekaligus menjamin keamanan semua orang. Kompleks perumahan ini sistem penegakan hukumnya juga tidak terlalu baik."
Xu Lin bertanya penuh minat: "Coba jelaskan?"
"Memulai usaha mandiri, mendirikan perusahaan yang mengelola game baik di dalam maupun luar permainan!"
Xu Lin yang cerdik tersenyum: "Model pengelolaan perusahaannya bagaimana?" Dia tahu pasti aku sudah punya rencana matang.
"Rekrut karyawan: sebagian bertugas mengumpulkan mata uang game, sisanya menangani penjualan perlengkapan dan koin emas di dunia nyata. Fokuskan pada pembangunan platform transaksi online karena sistem transaksi dalam game saat ini terlalu kacau dan harga tidak stabil. Dengan reputasi studio kita, mempopulerkan perusahaan baru ini bukan hal sulit. Plus, rekrut satpam berkarakter baik dengan fasilitas lengkap untuk keamanan aset dan diri kita!"
Xu Lin mengangguk sedikit: "Ide bagus, tapi perusahaan internet profitabel masih tahap pengembangan. Bahkan mengurus lisensi bisnis pun sulit."
Aku tertawa: "Uang bisa membuka jalan. Lagipula ada Murong Shanshan. Ibunya di Suzhou punya jaringan ekonomi kuat. Jika mentok, kita bisa minta bantuannya."
“Benar!” Mata Xu Lin berbinar, berkata: “Daripada minta bantuan Shanshan, lebih baik langsung ajak dia bergabung. Dengan popularitasnya, pasti semudah air mengalir, perusahaan juga bisa cepat berjalan lancar!”
“Kalau begitu, kamu juga setuju?”
Xu Lin tertawa ringan: “Tentu saja, bagaimana dengan kalian?”
Semua orang segera menyatakan akan mengikuti perintah bos. Xu Lin sangat puas, sambil tersenyum berkata: “Kalau begitu saya akan mulai mempersiapkan. Tentang masalah dana, hm... cadangan kita seharusnya cukup, yang utama biaya lisensi dan sewa gedung.”
Lu Xuehan tersenyum: “Tak masalah, kalau kurang, di kartu saya masih banyak.”
Xin Yu buru-buru menambahkan: “Itu kan uang keluarga kita, jangan dicampur dengan perusahaan...”
Uang keluarga kita? Jangan-jangan Xin Yu sudah lama berniat berbagi suami dengan Lu Xuehan...
Tepat seperti dugaan, Xu Lang menangkap celah dan mengejek: “Kapan Xin Yu jadi keluarga Xuehan? Kapan acaranya?”
Xin Yu melirikku: “Kapanpun Lin Fan mau, aku tidak keberatan~”
Bangsat, ini godaan terbuka!
Aku pun berkata: “Kapanpun Xue Han mau, aku juga tidak keberatan...”
Alhasil pipi Lu Xuehan memerah, protes dengan suara kesal: “Kalian ngomong apa sih?”
Bercanda selesai, Xu Lin berkata serius: "Lin Fan cari kesempatan untuk berdiskusi dengan Shanshan tentang masalah ini, guild masih ada urusan nanti sore, jadi aku juga tidak bisa meninggalkan tugas. Besok kita ke kantor industri dan perdagangan lagi untuk urusan lisensi, Xin Yu besok juga lakukan pencarian di gedung perkantoran mana yang cocok untuk kita. Hehe, setelah perusahaan berdiri, Xin Yu akan menjabat sebagai manajer layanan pelanggan..."
Xin Yu yang sudah lama menanti, menyetujui dengan gembira.
Aku berkata: "Malam ini Shanshan minta aku mentraktirnya makan, kebetulan, gunakan kesempatan ini untuk bicara dengannya. Jika memungkinkan, besok suruh dia datang ke sini."
Xu Lin mengangguk: "Itu yang terbaik, sepakat begitu. Login dulu, selesaikan urusan guild."
Maka semua orang kembali ke kamar masing-masing.
Hanya Xu Lin yang tidak pergi, sementara aku masih duduk di samping sofa, menunggu teh dalam gelas yang tadi dituangkan Xin Yu menjadi dingin.
Xu Lin duduk di seberang, tersenyum: "Sejujurnya, perkataanmu memberiku pencerahan besar."
Aku terkejut bertanya: "Pencerahan apa?"
"Game tetaplah game, mustahil menggantikan realita hidup, bukan?" Xu Lin menyeruput teh perlahan, melanjutkan: "Kita sudah berada di Yueheng selama lebih dua bulan, dari uang pertama yang diraih sampai sekarang yang bisa menghasilkan keping emas setiap hari, bisa dikatakan tujuan awal sudah tercapai. Selanjutnya adalah mentransformasi keunggulan dalam game ke realita. Jika tidak, semua orang masih akan menganggap kita hanya sekumpulan orang kaya baru yang bermain game."
"Akhirnya akan masuk ke jalur yang benar. Sudah terpikir nama perusahaan kita nanti?"
Xu Lin tersenyum tipis: "Tidak juga, cari tanah dulu. Lebih baik beli satu gedung lengkap dengan asrama karyawan, pasti lebih nyaman."
"Kalau begitu mungkin tidak bisa beli lebih dari enam lantai. Biayanya pasti mahal, kekuatan ekonomi kita belum sanggup menanggung."
Xu Lin mengangguk: "Aku tahu. Dari awal juga tidak berniat beli gedung tinggi. Menurut harga pasar saat ini, gedung kantor kelas rendah 6 lantai dengan halaman belakang harganya minimal 30 juta. Untuk kelas menengah sekitar 50 juta."
"Lumayanlah, ini investasi yang sangat menguntungkan~ Kalau sudah tidak dipakai, bisa disewakan~"
Xu Lin tersipu: "Benar, untuk harga segitu aku masih bisa. Oh ya, biaya operasional dan kebocoran energi nanti harus kalian berdua (kamu dan Xue Han) yang bantu tanggung. Aku sendirian tidak sanggup."
"Kalau begitu, lihat dulu ada manfaatnya tidak..."
Xu Lin bersuara kesal: "Wah, sekarang sudah berani nawar sama aku? Mau apa, jangan-jangan mau kakak nikahi kamu baru mau setuju?"
Aku buru-buru menjawab: "Jangan, kamu kan bos. Nanti citranya rusak~"
Xu Lin agak canggung melihat ke jendela. Di luar ada balon udara promosi yang terbang bolak-balik.
"Pokoknya semua urusan besok saja. Malam ini beri tahu Shanshan, urus lisensi secepatnya. Kalau bisa dalam tiga hari, perusahaan kita harus sudah berdiri!"
Aku tak bisa menahan tawa: "Kakak, mendirikan perusahaan besar dalam tiga hari, kau pikir ini perusahaan bodong?"
Xu Lin memerah sedikit: "Baiklah, seminggu saja. Sekarang login dulu. Selama kita bisa mempertahankan keunggulan di game, kita harus terus pertahankan. Nantinya, ID kita akan menjadi merek dan pohon uang perusahaan, mengerti?"
Aku mengangguk setuju, penuh hormat: "Kakak Lin bijaksana dan perkasa, aku sangat kagum!"
Di tengah canda dan hujatan Xu Lin, aku kembali ke kamar dan menghidupkan komputer untuk login.
Karakterku muncul di Kota Bulan Perak. Karena terakhir kali diatur ke summon otomatis, Hongye hampir login bersamaan denganku. Kulihat bungkusannya penuh dengan ramuan.
Daya tahan perlengkapan juga semuanya penuh. Sepertinya kita bisa langsung berangkat tanpa repot.
Tapi saat melangkah, aku bingung tujuan. Latihan leveling atau mengerjakan tugas? Di perkemahan Golden Dawn, sepertinya tidak ada tugas yang layak diambil sekarang.
Segera kuhubungi Murong Shanshan. Begitu komunikator tersambung, suara manisnya terdengar: "Ini baru jam 1 siang. Bukannya kita janji ketemuan jam 4.30? Tidak sabar?"
Aku terdiam sejenak, lalu berkata: "Kau sibuk nanti sore? Ada waktu untuk misi?"
"Sore ini tidak bisa..." Murong Shanshan terdengar ragu. "Aku baru janji bantu Nian Shao Qing Kuang latihan level di Lembah Arwah-Arwah Gelisah. Membatalkan sekarang akan merusak kharisma."
Kutanya sambil tertawa: "Orang sepertimu punya kharisma?"
“Ada apa, kulitmu gatal lagi?” Murong Shanshan tersenyum dengan niat jahat.
Sudahlah, demi urusan yang ingin kuminta malam ini, aku harus merendahkan sikap.
“Kalau Shanshan sibuk, kamu bisa lanjutkan dulu. Nanti sore aku telepon～”
Mendengar ini, Murong Shanshan langsung menjawab gembira: “Baik, sampai jumpa malam～”
Matikan komunikator, aku menghela napas. Tugas batal, lebih baik lihat apakah Xu Lin butuh bantuan.
Tiba-tiba menerima pesan dari Xin Yu: “Kakak Lin dan kami akan bawa guild ke Golden Dawn untuk menetap sore ini. Main sendiri saja, kalau sempat latih level skill Hongye.”
Semuanya sudah sempurna, aku tidak punya pemikiran lain. Sudah lama tidak ke Gunung Bulan Perak, bawa Hongye jalan-jalan saja!
Aku berpaling: “Hongye, ikut aku latihan fisik di gunung!”
Hongye tampak bingung tapi tidak bertanya, hanya mengikuti dari belakang dengan patuh.
Teleportasi melalui formasi teleportasi Pedang & Mawar, langsung menuju Pegunungan Bulan Perak. Banyak pemain yang keluar dari formasi teleportasi bersamaku, target mereka semua adalah harta karun di pegunungan ini.
Setelah keluar dari pintu markas, pasukan pemain mulai berpencar. Jalan pendakian yang terinjak-injak pemain telah membuat sistem membuat default banyak jalur, setiap beberapa ratus meter ada jalan kecil sepanjang belasan li.
Karena tidak terburu-buru, aku ajak Hongye berjalan lebih jauh. Baru setelah sepuluh menit memastikan untuk naik melalui jalur sepi.
Sepi penduduk hanya relatif, di sini masih ada pemain yang lewat berkelompok-kelompok. Tidak jauh di depan, beberapa tim sedang latihan melawan monster level 55. Dari penampilan mereka, para pemain itu berkisar level 47~50. Berlatih leveling berkelompok di sini memang tepat. Berbeda dengan kekuasaan Sang Playboy di masa lalu, meskipun ada pertarungan di wilayah Pedang & Mawar, secara umum masih cukup harmonis. Pegunungan Bulan Perak yang megah dengan susah payah menanggung jumlah pemain yang sangat besar, secara bertahap mencapai keseimbangan antara pemain dan sumber daya dalam game.
Monster level 55 tidak cocok untukku, juga tidak untuk Hongye. Aku berkata: "Hongye, kita naik ke area lebih tinggi saja. Di sini terlalu ramai, cuma kita berdua, takkan bisa bersaing dengan mereka."
Hongye tersenyum lembut: "Kakak, mengapa orang-orang ingin bersaing dengan kita?"
Aku dalam hati menggerutu, kecerdasan Hongye masih level dasar. Pengetahuannya tentang dunia luar terlalu minim. Sepertinya perlu waktu lama jika harus menjelaskan secara detail.
Akhirnya kujawab: "Nanti kamu akan paham. Setiap orang ingin mendapatkan yang mereka suka, maka terjadilah konflik."
"Yang disukai..." Hongye menatapku kosong. Setelah lama terdiam, dia bertanya: "Apakah Hongye juga harus punya sesuatu yang paling disukai?"
Aku mengangguk, dalam hati berpikir: Bangsat, untung bukan di dunia nyata, kalau tidak bisa jadi benda favorit Hongye adalah burung...
Ternyata pipi Hongye memerah, dia berujar: "Hongye sudah tahu. Yang paling kusukai adalah Kakak..."
Apakah Sistem sengaja diatur seperti ini untuk mengambil hati pemain?
Bangsat, aku bukan apa-apa! Aku tidak mau jadi kontol...
