Feng Shen membentak: "Lao Er, jangan jadi sampah masyarakat seperti anggota Kekuasaan Sang Playboy! Lin Fan itu siapa? Masak dia mau mencuri perlengkapanmu?!"
Huo Shen tertegun, lalu malu-malu berkata padaku: "Maaf, tadi saya terlalu emosional..."
Saya terkejut. Jarang menemukan pemain sejujur ini. Di game, orang biasa saling tipu-menipu. Siapa yang tidak mau mengeruk keuntungan? Berebut perlengkapan, berebut EXP. Watak asli manusia terpampang nyata, hanya saja tidak bisa memperebutkan wanita.
Mereka sudah menunjukkan kesungguhan, tidak pantas saya jadi serakah. Lagipula ini cuma BOSS emas biasa, mana mungkin dapat perlengkapan bagus?
Saya tersenyum pada Huo Shen: "Ambil saja sendiri. Sudah kubilang tidak mau ambil perlengkapan."
Melihat Dewa Api ragu, aku menambahkan: "Paling-paling, peralatan yang bisa kugunakan akan kuambil. Ini boleh kan?"
Barulah Dewa Angin lega, "Lao Er, kumpulkan perlengkapannya. Cek apakah ada yang untuk prajurit."
Wajah Dewa Api berkilau sukacita. Dengan girang ia mengumpulkan keempat perlengkapan. Matanya berbinar: "Si Gila, ada Tongkat Ungu level 55! Tambahan 15% serangan elemen angin! Kau benar-benar untung besar kali ini!"
Dewa Angin juga senang, langsung mendekat dan mengambil perlengkapan itu. "Lainnya?"
"Dua perlengkapan biru biasa, mungkin cuma laku beberapa ratus ribu. Eh, ada Gelang Penyihir ungu. Bangsat, kenapa aku tidak bisa memakainya?"
Dewa Angin terkejut, "Tampilkan atribut perlengkapannya!"
Dewa Api menyentuh layar. Spesifikasi perlengkapan muncul di channel party——
【Sarung Tangan Suci Iblis】(Perlengkapan Ungu – Kain 【Khusus Prajurit】)
Pertahanan: 88
Kecerdasan: +64
Stamina: +58
Kelincahan: +36
Tambahan: Mengurangi 40% waktu pemanggilan mantra penyembuhan pengguna
Membutuhkan Level: 62
Ngank! Ini perlengkapan ungu khusus prajurit, setara dengan perlengkapan oranye pemain! Menurut Hongye yang Asli, kemungkinan BOSS mengelukan item ini cuma 0.01%, tapi kita bisa dapatkan!
Feng Shen terkejut menerima perlengkapan itu, mencoba memakainya beberapa kali, namun gagal. Akhirnya dia menggeleng kecewa, "Sayang sekali, atribut tambahan yang keren ini ternyata cuma sampah tak bisa dipakai. Mungkinkah ini hanya untuk job change tersembunyi bernama 'prajurit'?"
Dia menatapku dengan wajah menyesal, "Bro, maaf ya, nggak ada perlengkapan untuk prajurit. Gimana kalau sarung tangan Penyihir ungu ini kamu terima aja, sebagai bentuk permintaan maaf."
Aku hampir melompat kegirangan, takut mereka berubah pikiran, langsung menjawab tegas: "Oke!"
Jawabanku membuat semua orang kaget, mungkin mereka tak mengerti untuk apa aku mau perlengkapan ini. Mereka pemain yang biasa di Gunung Bulan Perak, tentu tidak tahu detail sistem pangkat militer, apalagi soal bagian prajurit.
Melihat responku, Feng Shen dengan senang hati membantu, SEGERA melakukan transaksi sarung tangan itu padaku.
Dia melirik Hongye di belakangku, bertanya heran: "Cantik ini... Boleh kenalan?"
Aku menoleh ke belakang, ternyata Hongye tersenyum manis: "Namaku Hongye..."
Feng Shen tertegun sejenak, lalu tertawa: "Studio Qingcai kayaknya nggak ada member bernama Hongye ya?"
"Hmm, memang tidak..." Aku berpikir sejenak, "Hongye itu sepupu kecil dari bibiku..."
Ternyata Feng Shen percaya dengan cerita 'bibi' ini. Orang-orang ini memang tidak secerdik Xu Lin. Kalau Xu Lin, pasti langsung tahu dari level kalau Hongye bukan pemain asli.
Beberapa "Tuhan" sudah mendekat. Melihat waktunya telah matang, aku langsung menuju inti pembicaraan: "Barusan aku tak sengaja dengar kalian para saudara sedang cari kerja. Ada minat berkembang di Suzhou?"
Fengshen tertegun: "Memangnya, kamu punya koneksi?"
Aku tersenyum: "Bosku sedang mempersiapkan perusahaan teknologi jaringan, butuh rekrut beberapa satpam. Kalian mau coba? Gratis makan-kost, gajian bulanan 3500, gimana?"
"Waduh, itu hampir dua kali lipat gajian kita di Shanghai!" pingshen membelalakkan mata.
Kilau sukacita di wajah Fengshen hanya sesaat. Dengan tenang dia bertanya: "Bosmu itu Qingcai Feiyu kan? Apa dia setuju?"
"Tenang saja, urusan segini masih bisa aku ambil alih kendali."
Fengshen terkekeh: "Lalu, saudara, kenapa repot-repot mengajak kami gabung? Tertarik dengan sisi mana dari kami? Jangan-jangan karena tampan?"
Aku menyeringai: "Menurut kalian, wajah kalian punya daya tarik seperti itu?"
Mereka saling pandang, lalu menggeleng kompak.
Aku melanjutkan: "Alasan memilih kalian adalah karena di masyarakat sekarang sulit cari orang yang bisa diandalkan. Kami butuh karyawan berjiwa keadilan!"
Fengshen tersipul senang: "Kalau sudah sepercaya ini, kami mau gabung!"
Huoshen berbisik: "Bagaimana dengan perempuan itu? Ditinggal begitu saja?"
Wajah Fengshen mendung, alisnya berkerut pelan.
……
“Sambil bawa Wang Xue juga! Kalau dia mau, jadi resepsionis juga bisa.” Aku menepuk bahu Feng Shen, menambahkan: “Selagi masih ada waktu, hargailah baik-baik. Beberapa orang sekali terlewat, hilang selamanya.”
Setelah mengatakan ini, tiba-tiba aku teringat Xin Yu.
Feng Shen terdiam di tempat, lama baru berkata: “Dulu hanya dengar pemimpin Pedang & Mawar dan Firdaus yang Hilang sangat berbudi, karakternya juga bagus. Hari ini baru kusadari, ternyata benar-benar ada orang baik...”
Aku agak canggung. Menghadapi orang sejujur ini, harus bilang apa? Setelah lama berpikir, akhirnya kukatakan: “Kalau kalian memutuskan gabung Firdaus yang Hilang, jangan lagi ucapkan kata terima kasih. Lagipula, setelah ke Suzhou kalian bukan cuma numpang makan. Bosku juga takkan izinkan fenomena seperti itu ada di perusahaan. Mungkin setelah kalian bekerja, waktu untuk main game akan berkurang. Cuma ada 7-8 jam sepulang kerja. Selain itu, posisi satpam ini cukup khusus, bertanggung jawab atas keamanan semua karyawan. Untuk ini, kalian yakin bisa?”
Feng Shen tertegun, lalu mengangguk kuat-kuat. Bing Shen dan lainnya di belakangnya menepuk dada berjanji: “Bos tenang, selama kami ada, takkan ada orang luar sentuh sehelai rambut orang dalam kita!”
Gile, jaminan kali ini benar-benar keren!
“Jangan panggil bos, panggil ‘Lin Fan’ saja. Kita semua satu perusahaan nanti, lagipula rekan kerja. Setelah kalian datang, aku juga punya beberapa teman buat minum baijiu, haha...”
Mungkin terlalu lama tertekan, mengucapkan kata-kata jujur ini membuat hatiku terasa lega.
Dewa Angin mengangguk dan berkata: "Kalau begitu, kapan kamu ingin kami datang?"
Aku berpikir sejenak, lagipula besok Xu Lin akan mulai mencari gedung perkantoran, mungkin banyak hal yang membutuhkan bantuan kuat. Lebih baik mengajak mereka yang tangguh ini datang lebih awal. Maka aku berkata: "Begini saja, kalian beli tiket kereta besok dan datang ke sini. Aku akan mengatur tempat tinggal untuk kalian. Perusahaan baru berdiri, mungkin masih banyak fasilitas yang belum memuaskan, semoga semua orang bisa memaklumi~"
Dewa Api berkata pelan: "Kami ini cuma satpam kecil, asal ada yang mau menghargai saja sudah cukup. Jangan bicara soal fasilitas atau tidak. Saudara berkata seperti itu, malah membuat kami malu..."
Mungkin karena terlalu sering menerima pandangan merendahkan, aku bisa merasakan kedewasaan spiritual dan kepahitan hidup yang tidak sesuai dengan usia mereka. Memang begitulah masyarakat, berapa banyak orang sukses yang bukan penjilat? Siapa yang mau menghargai satpam kecil? Di mata mereka, satpam dan BANGSAT mungkin sama saja.
Aku tidak akan meremehkan mereka. Karena pernah melakukan pekerjaan yang lebih hina dari mereka. Terkadang, manusia harus mengalami sendiri untuk benar-benar mengerti. Saat ini, aku sangat memahami perasaan kekecewaan dan kemarahan mereka. Memang, siapa suruh miskin? Di jaman sekarang, uang adalah raja.
Aku menghibur Dewa Api: "Mulai sekarang kita semua adalah Teman. Jangan bicara soal atasan-bawahan. Sial! Tidak tahu pekerjaan apa yang akan Kakak Lin tugaskan padaku..."
Dewa Angin ragu sejenak, lalu menoleh ke beberapa temannya: "Bagaimana? Sekarang kita log off untuk mempersiapkan, merapikan barang bawaan dan membeli tiket kereta, besok pagi langsung berangkat ke Suzhou?"
Aku segera menyetujui: "Hmm, Dewa Api, Dewa Es, Dewa Batu, kalian bertiga siapkan barang. Untuk Dewa Angin, hehe, kurasa kamu masih punya urusan sendiri. Kuharap saat datang nanti, kamu bisa membawa Wang Xue. Pasti dia cantik ya?"
Ucapanku tak lain adalah perintah. Ketiganya mengangguk cepat, sementara Dewa Angin tampak canggung: "Lumayanlah, tapi tentu tidak bisa dibandingkan dengan para cantik di studio Qingcai."
Aku tersenyum, mendekat dan mentransaksikan 10.000 RMB dari internet banking: "Ini untuk biaya transportasi kalian. Oh ya, jangan sampai memperlakukan Wang Xue dengan buruk di perjalanan! Log off SEKARANG JUGA dan temui dia. Katakan sudah kami temukan pekerjaan untuknya. Malam ini, sewa kamar di Shanghai untuknya. Besok pagi berangkat bersama kalian."
"Baik, aku log off dulu..." Dewa Angin terlihat buru-buru.
Aku segera menghalanginya: "Tunggu! Kamu belum mencatat nomor teleponku. Bagaimana caranya menemukanku nanti?"
Dewa Angin menggaruk kepala malu-malu: "Aku terlalu senang..."
"Catat ya. Nomorku 135********. Telepon nomor ini saat tiba. Jika aku sibuk, Xin Yu yang akan menjemput di stasiun."
"Xin Yu?" Dewa Angin bingung.
"Ya." Aku mengangguk: "Itu Sayur Hijau Godaan..."
Wah...
Beberapa orang Dewa Es terlihat senang: "Sayur Hijau Godaan—si cantik terkenal yang menjemput kita? Sial, sungguh membanggakan..."
Kupikir mereka tidak punya harga diri, lalu berkata: "Kedepannya kita semua rekan kerja, kalian bisa memanggilnya Kak Xin Yu. Tapi jika tidak ada halangan, tingkatnya pasti lebih tinggi dari kalian, Bangsat, mungkin bahkan lebih tinggi dariku..."
Dewa Es mendekat dan menepuk bahuku menghibur: "Tak kira kakak juga hidup susah..."
Aku terdiam, menggerutu lewat sela gigi: "Terima kasih... Aku baik-baik saja!"
Akhirnya mereka satu per satu log out. Sebelum pergi, kuingatkan Dewa Angin untuk membawa Wang Xue. Pertama, jika berhasil merekrut Wang Xue, Dewa Angin pasti berhutang budi sehingga setidaknya tidak akan berkhianat. Kedua, sebenarnya aku penasaran melihat wajah Wang Xue yang membuat Dewa Angin mati-matian melindungi. Jika cukup cantik, posisi resepsionis sebagai citra perusahaan bisa diberikan padanya. Aku tak mau Xin Yu terlalu terekspos, jangan-jangan dia kabur dengan pria tampan.
Semua selesai. Kulihat equipment ungu untuk prajurit di bungkusan, lalu melambaikan jari pada Hong Ye: "Hong Ye, kemari, ada equipment untukmu~"
Hongye dengan wajah berseri-seri mendekat, langsung mengenakan pelindung tangan yang diberikan. Tampak gelang biru air melingkari pergelangannya, menyatu sempurna dengan jubah pendetanya.
Statistik Hongye langsung melonjak drastis. Darahnya kini mencapai 2356, membuat prajurit biasa hampir mustahil membunuhnya seketika. Yang lebih penting, perlengkapan ini memangkas Waktu Pemanggilan mantra penyembuhan, meningkatkan output healingnya secara signifikan.
Aku tersenyum: "Sarung tangan ini cocok banget sama Hongye~"
Ucapanku terdengar sedikit menggoda. Hongye langsung memerah: "Makasih Kakak~"
Jujur saja, Hongye memang cantik dengan kecantikan polos layaknya bunga putih kecil di musim semi, mirip Lu Xuehan. Bandingkan dengan Xin Yu yang pasti akan mendorong dadanya montok sambil mengiyakan, atau Murong Shanshan yang malu-malu bilang: "Biasa aja sih~"
Kadang kebiasaan bandit kecil Murong Shanshan ini justru menggemaskan...
Melihat jam, tepat pukul empat sore. Tinggal setengah jam lagi sebelum janji dengan Murong Shanshan. Kuisi waktu dengan menjelajahi Gunung Bulan Perak, mencari monster di area atas.
Akhirnya melanjutkan pendakian, setelah itu hampir tidak ada manusia yang terlihat. Area sebelumnya adalah monster level 70, sementara kelompok Wind God dan lainnya adalah Penyihir level 54. Tampaknya mereka bisa bertahan di sini berkat kemampuan menggunakan empat elemen sihir untuk membunuh monster secara instan, dan beruntung menemukan BOSS emas level 70.
Setelah monster elit level 70, kami disambut oleh monster bernama "Es Raksasa". Meski termasuk monster biasa, levelnya mencapai 75 dengan efek serangan yang cukup merepotkan——
【Es Raksasa】
Level: 75
Serang: 850-1500
Pertahanan: 700
Darah: 20000
Efek serangan: Serangan dengan elemen embun beku dapat mengurangi kecepatan serang dan gerak target secara signifikan
Kecepatan serang: Lambat
……
Area ini berada di perbatasan hutan dan puncak salju. Karena ketinggian ekstrim, salju tipis mulai terlihat di atas sementara vegetasi berubah menjadi hutan konifer. Pohon pinus tinggi tertutup salju terlihat membekukan tulang dari kejauhan.
Es Raksasa adalah monster yang berkembang di iklim seperti ini. Tubuhnya terbungkus bulu tebal layaknya pemburu raksasa berbalut kulit mangsa. Cakar runcing di ujung lengannya yang panjang dipenuhi duri tajam mengerikan yang berkilau dingin.
"Baru saja mendekat, aku sudah terdeteksi oleh Raksasa Es. Makhluk itu mengaum keras, kedua tangannya bergerak cepat seolah sedang mengaktifkan mantra. Beberapa detik kemudian, cahaya kemerahan muncul di cakarnya. Bersamaan itu, informasi pertempuran menampilkan penyebab mutasi -"
Notifikasi Tempur: Raksasa Es melepaskan "Semangat Tempur", selama 10 menit kecepatan serangan dan geraknya meningkat 50! Imun terhadap serangan sihir naik 50%! Daya serang naik 10%!
Dagu saya hampir copot melihatnya. Sial, satu skill saja bisa menambahkan atribut keren sebanyak itu! Monster ini awalnya sudah punya serangan mesum 1500, sekarang ditambah 10% jadi 1650. Angka ini sangat mengerikan bagi pemain Penyihir di level saat ini - mereka bisa langsung terbunuh seketika!
Sebelum sempat berpikir, Raksasa Es sudah mendekat dengan kecepatan luar biasa. Cakarnya menggores udara membentuk busur dan menghujam tubuhku. Rasa sakit ringan terasa, darahku langsung turun 1200+! Butiran es kecil mulai membeku di sekujur tubuhku.
Notifikasi Tempur: Kamu terkena Serangan Elemen Embun Beku Raksasa Es! Kecepatan gerak berkurang 25%, kecepatan serangan berkurang 25%!
Jantungku berdebar kencang. Sungguh daya serang yang luar biasa! Dengan pertahanan 1500 yang sudah dikuatkan pun masih kehilangan 1200 darah. Kalau ini menimpa kelas Penyihir, pasti langsung mati di tempat.
"Swa~!"
Penyembuhan tingkat menengah Hong Ye tepat waktu terjadi, berhasil memulihkan 500+ darah. Namun kecepatan penyembuhannya meningkat pesat berkat perlengkapan ungu, sehingga bisa melepaskan Penyembuhan kedua dalam waktu kurang dari dua detik.
Nilai Kehidupan-ku pulih dengan cepat 1000, saat itu Raksasa Embun Beku juga sudah mendongakkan cakarnya.
Dengan tegas menyerang, aku cepat-cepat berpindah ke bawah tubuh Raksasa Embun Beku, Kombo dan Pukulan Berat hampir bersamaan kukirimkan——
“3854！”
“4025！”
“4287！”
“3710！”
“7842！”
Dalam rentetan serangan cepat, Raksasa Embun Beku menjerit kesakitan sebelum akhirnya roboh.
Ternyata cuma segini, meski serangannya mengerikan, tapi pertahanan dan HP-nya sama sekali tidak proporsional...
Raksasa Embun Beku tidak mengeluarkan perlengkapan, tapi malah ngank dapat lebih dari 6 keping emas. Jika dilihat dari level-nya, monster ini tergolong sangat kaya.
Tidak hanya itu, pengalaman yang diberikan Raksasa Embun Beku juga cukup lumayan. Setidaknya, memakainya untuk latihan leveling masih pilihan yang bagus, hanya output penyembuhan Hong Ye agak kurang. Jika yang dibawa adalah Lu Xuehan, ceritanya pasti berbeda.
Namun, jika Hong Ye bisa melatih skill Penyembuhan hingga level 7, seharusnya masih bisa digunakan. Meski pemulihan darahnya tak sebanding dengan Lu Xuehan, efeknya tetap 10 juta kali lebih baik daripada aku minum potion sendiri.
