Aku melanjutkan beberapa langkah ke depan. Tiba-tiba peta memberi notifikasi telah memasuki "Tempat Reinkarnasi". Bersamaan dengan itu, seluruh wilayah Tempat Reinkarnasi di peta besar terbuka, membentuk garis panjang yang mengelilingi Pegunungan Bulan Perak raksasa, bagaikan selempang yang melingkari pegunungan.
“Saya mulai memahami, tempat reinkarnasi ini diambil dari budaya Tiongkok, artinya kurang lebih adalah tanah kematian, sedangkan Raksasa Embun Beku adalah penjaga utama di sini yang mencegah orang asing melangkah lebih jauh.”
“Mungkin, tempat reinkarnasi ini setara dengan sebuah rintangan, rintangan yang hanya mengizinkan orang kuat melintas. Bagaimanapun, Raksasa Es dengan serangan dan kecepatan gerak yang mengerikan ini bukanlah musuh yang bisa ditaklukkan sembarang orang. Tim 5 orang biasa benar-benar tidak akan bertahan di sini. Serangan 1650 bukan hanya mengerikan untuk penyihir, bahkan bagi prajurit biasa. Selain itu, jika tidak ada pendeta handal dalam tim, sama sekali tidak mungkin memulihkan darah prajurit yang terkikis...”
“Memandang ke depan, di sepanjang jarak pandang terlihat kelompok-kelompok kecil Raksasa Embun Beku berkeliaran.”
“Saya tidak memiliki skill serangan jarak jauh, hanya bisa menoleh ke Hongye: ‘Hongye, bisakah kau memancing satu monster untukku?’”
“‘Hmm.’ Hongye mengangguk lembut, berkedip bertanya: ‘Tapi Kakak, bagaimana cara Hongye memancing monster?’”
“Saya teringat belum menjelaskan konsep pertarungan ini padanya: ‘Gunakan kutukan pada monster yang terpisah, lalu dia akan mengejarmu. Mundurlah sedikit agar tidak terkena serangan.’”
“Hongye tersenyum: ‘Mengerti.’”
“Setelah berkata demikian, Hongye menggerakkan tangannya dengan lincah. Sebuah mantra kutukan melesat, membuat Raksasa Embun Beku yang tubuhnya memerah akibat kutukan itu murka. Dengan mengaktifkan ‘Semangat Tempur’, monster itu langsung menyerbu ke arah kami.”
"Hongye menurut perkataanku mundur beberapa langkah ke belakang, lalu mulai menggunakan skill Hukuman. Baru saja aku ingin memujinya, ternyata dia menarik bukan satu, tapi dua Frost Troll!
Sial!
Dalam hati aku menggerutu, buru-buru menghunus pedang dan melindungi Hongye. Dalam sekejap, dua monster sudah berada di depan kami. Dalam hujan cakar, bahkan belum sempat mengerang, HP-ku langsung terkikis hampir 3000.
Separuh HP hilang seketika. Aku mulai panik, Pedang Kemerahan diayunkan dengan Pukulan Berat dan Kombo. Seperti dugaan, Frost Troll yang terkutuk itu langsung tewas seketika.
Tapi yang satu lagi sudah menerobos garis pertahananku, sampai di depan Hongye dengan cakar tajamnya terangkat tinggi.
Darah tipis Hongye pasti akan langsung habis! Dia sendiri sadar, buru-buru mundur panik, tapi cakar Frost Troll tetap menyambar...
"Kretak~"
Tepat saat Frost Troll hampir berhasil, Ice Blade Slash-ku menghantam punggungnya dari jarak jauh, langsung membekukan monster itu.
Hongye yang nyaris tewas itu terengah-engah, dada montok di balik jubah pendetanya naik turun.
Dengan beberapa serangan biasa, aku mengalahkan Frost Troll itu. Mendekati Hongye, aku tersenyum: "Hongye, tidak apa-apa?"
Pipi cantik Hongye memerah, berbisik pelan: "Kakak, Hongye benar-benar tidak berguna..."
Aku berkata: "Bagaimana bisa, Hongye tampil sangat baik!"
Sebenarnya aku benar-benar tulus mengatakan itu, Hongye tadi toh sudah mundur, itu juga memberiku waktu. Jika tadi yang ada di situ adalah Li Qing yang berpayudara besar tapi tak berotak, mungkin sekarang dia sudah terbaring tenang di tanah dengan kaki mengangkang.
Melihat waktu, sudah pukul 4:20. Tinggal 20 menit lagi. Dua Raksasa Es tadi saja sudah nyaris membunuh kami. Kalau ada dua lagi, pasti satu manusia satu NPC celaka. Sudahlah, lebih baik log off dan berdiskusi dengan Murong Shanshan tentang pendirian perusahaan. Xu Lin besok akan mencari gedung perkantoran. Jika dia sudah menemukan tempat tapi aku belum mengurus lisensi, itu akan sangat memalukan.
Sebelum log off, secara refleks aku tersenyum pada Hongye: "Sampai jumpa Hongye, besok aku mungkin tidak bisa login. Sampai jumpa lusa ya."
Ekspresi Hongye tiba-tiba tampak sedih. Dia bergumam: "Sampai jumpa Kakak..."
Log off. Aku merenung, sistem Yueheng ini terlalu hebat. Ekspresi NPC bisa disimulasi sedemikian nyata, hampir seperti manusia sungguhan. Tidak heran Fengshen dulu mengira Hongye benar-benar sepupuku...
Memakai jaket, menuang teh di aula. Belum sempat teh dingin, telepon Murong Shanshan sudah masuk: "Sudah selesai? Ketemuan di mana?"
Aku berpikir sejenak: "Tentu di bawah apartemenmu, lebih dekat pusat kota. Bukannya kamu ingin jalan-jalan ke pasar malam? Oh ya, ada hal penting yang harus kita bahas. Nanti ketemuan saja!"
"Baiklah, aku akan menunggumu di halte bus bawah gedung, ya?" Murong Shanshan tersenyum manis.
"Boleh, aku akan segera ke sana."
"Hm."
Setelah menutup telepon, tiba-tiba tersadar sudah 2 hari tidak bertemu dengannya.
……
Di jalanan, angin semi yang agak dingin menerpa para pejalan kaki. Aku langsung memanggil taksi, beberapa menit kemudian berhenti tepat di samping halte bus.
Melalui jendela kaca terlihat Murong Shanshan berdiri anggun di sana, matanya jelalatan mencari-cari bayanganku.
Setelah membayar dan turun, baru kusadari ada banyak orang di sekitar halte bus. Murong Shanshan berdiri di barisan depan, beberapa pemuda menatapnya terpana - kecantikan level dewi seperti ini sulit ditemui di dunia ini~
"Kamu datang~" Murong Shanshan melangkah mendekat dengan lincah, senyum merekah di bibirnya.
Aku mengangguk, "Ayo jalan kaki saja. Ada banyak yang ingin kubicarakan."
Murong Shanshan sepertinya salah paham, pipi cantiknya memerah: "Di sini ramai, lebih baik kita pergi dulu..."
Di trotoar depan deretan toko, kami berjalan berdampingan. Sorot mata takjub dari orang-orang yang lewat membuatku tak nyaman. Ini membuatku sadar: Pacar cantik harusnya dipelihara di rumah saja!
Tapi sebenarnya, saat bersama Murong Shanshan, aku juga menikmati tatapan penuh kecemburuan para pria. Aku mulai merasa diriku semakin mesum.
"Katanya ada yang mau dibicarakan? Kok malah diam saja?" Murong Shanshan memulai percakapan.
Aku menyusun kembali pikiranku, berkata: "Pertama, kamu harus punya persiapan mental, karena ada beberapa hal yang sebenarnya tidak seharusnya kamu ketahui."
"Kamu tenang saja bicara, apa kamu pikir masih ada hal yang tidak bisa kutanggung?" Murong Shanshan memandangku dengan kesal.
Kupikir juga benar, sebagai cewek cantik yang tak terkalahkan seperti dia, pada dasarnya dia kebal terhadap apapun. Lalu kukatakan: "Playboy Kaya Xu Fei berencana memecah belah kita berdua, percayalah tidak lama lagi dia akan bertindak."
"Memecah belah kita?" Murong Shanshan terkejut ringan, bertanya: "Dengan apa dia bisa?"
Keheranan Murong Shanshan memang sudah diduga. Bagaimanapun, persahabatan orang bijak tawar seperti air, persahabatan si kecil manis seperti madu. Sedangkan hubunganku dengannya jelas termasuk kategori kedua, hubungan yang sangat kokoh dan sulit dihancurkan dalam keadaan normal.
Aku tertawa kecil, berkata: "Kecerdasan Xu Fei memang luar biasa. Dia tahu tidak bisa membuat kita berdua pecah secara langsung, jadi titik tembus yang dicarinya bukan aku atau kamu, tapi Xin Yu dan Lu Xuehan."
Murong Shanshan membuka mulut kecilnya lebar-lebar, baru setelah lama berkata terkejut: "Dia ingin bertindak pada Xin Yu dan Xue Han, lalu menimpakan masalah padaku, membuatku berkonfrontasi denganmu, ya?"
Aku membeku di tempat, Murong Shanshan terlalu pintar! Aku baru mulai bicara, dia sudah bisa menebak detail-detail tengahnya!
Melihatku diam membenarkan, Murong Shanshan menggigit gigi berkata: "Benar-benar tidak kusangka Xu Fei bisa licik sampai level seperti ini. Urusan dalam game kenapa harus dibawa ke dunia nyata?"
Aku menggelengkan kepala, tersenyum getir: "Karena di dalam game dia sama sekali tidak mampu melawan kekuatan gabungan kita, jadi dia ingin menggunakan pengaruhnya di dunia nyata untuk mengancam kita. Ini masih masuk akal..."
Murong Shanshan menatapku serius dan bertanya: "Apa rencanamu menghadapi masalah ini?"
"Inilah alasan aku mencari kamu. Karena kompleks tempat kita tinggal sudah hampir terbongkar, jadi kita harus mencari solusi untuk mengamankan keamanan terlebih dahulu."
"Hmm, ini memang harus." Murong Shanshan mengangguk, tiba-tiba dia tersenyum manis: "Lin Fan, apakah kamu akan berbalik melawanku demi Xue Han atau Xin Yu, dan tidak akan lagi berbicara denganku selamanya?"
Aku tertegun. Pertanyaan ini terlalu aneh, sebuah ujian hipotetis. Tampaknya bahkan MM paling cerdas pun suka menggunakan trik ini, mungkin ini sifat umum perempuan.
"Masalah belum terjadi, mana mungkin aku tahu? Lagipula, apakah kamu sejahat itu?" Kujawab dengan gaya Tai Chi.
Murong Shanshan tersenyum kecut, tiba-tiba berhenti berjalan dan menatapku langsung: "Lin Fan... Apapun yang terjadi, tolong percayalah padaku. Selamanya... aku tidak akan pernah mengkhianatimu. Kalimat ini tidak akan kukatakan dua kali. Kuharap kamu bisa mengingatnya selamanya, oke?"
Ekspresi cewek cantik itu sangat serius. Aku mengangguk kaget, bergumam: "Mengerti. Lagipula, aku tidak pernah meragukanmu. Jika tidak mempercayaimu, mana mungkin aku membicarakan ini semua."
“Murong Shanshan memandangiku dengan geli, mengulurkan tangan kecilnya yang putih dan mengusap dahiku sambil berkata lembut: ‘Apa yang kamu takutkan sampai berkeringat dingin? Apakah aku semenakutkan itu?’”
“Ini kan musim semi, agak panas saja...”
“Panas?” Murong Shanshan menarik kerah bajunya, berpose polos. “Omong-omong, katamu ada hal lain yang mau dibicarakan. Apa sebenarnya?”
“Hmm, waktu itu kamu pernah bilang kalau ibumu—eh, maksudku Pangeran Wan—punya jaringan hubungan kuat di area Suzhou dan Shanghai. Jadi kali ini aku ingin minta bantuannya...”
Murong Shanshan tersenyum licik: “Oh, jadi ini minta bantuan orang. Kok rasanya kesungguhanmu kurang?”
“Bukannya aku mau mentraktirmu makan?”
“Baiklah, untuk kali ini kau lolos.” Murong Shanshan sepert tak ingin mempermasalahkan. “Lanjut, bantuan apa yang kau mau dari ibuku?”
“Sebenarnya tidak sulit. Hanya ingin minta bantuan mengurus lisensi perusahaan teknologi jaringan di pusat kota Suzhou.”
“Modal terdaftar berapa?”
“10 juta.”
Murong Shanshan terkejut: “Orang! Mau buka perusahaan sebesar itu cuma bilang ‘bantuan kecil’?”
Aku terpaku: “Apa hubungannya modal terdaftar?”
“Lupakan dulu modalnya.” Murong Shanshan mengalihkan topik: “Perusahaan siapa ini? Sifat usahanya? Jangan-jangan perusahaanmu sendiri?”
“Aku juga ingin, tapi sekarang tidak punya banyak waktu untuk mengelola perusahaan.” Melihat senyum manis Murong Shanshan, aku melanjutkan: “Perusahaan ini terutama untuk operasi konversi dana dalam game online dengan uang di realita. Seperti yang kamu tahu, Yueheng tidak punya sistem penukaran koin emas dengan RMB yang resmi, jadi harus diatur manual. Inilah alasan pendirian perusahaan ini. Di sisi lain, ini juga lebih formal. Kita bisa merekrut karyawan untuk tinggal di asrama perusahaan, memudahkan manajemen, sekalian mempekerjakan satpam untuk perlindungan Xin Yu dan Xue Han.”
Murong Shanshan menatapku dengan mengejek: “Oh, aku mengerti. Niat sebenarnya adalah mencari alasan sah untuk memberi Xin Yu dan Xue Han pengawal, ya?”
Aku buru-buru menjelaskan: “Tentu tidak sesederhana itu! Pikirkan, berapa lama masa hidup game online? Begitu game berakhir, bukankah kita harus tetap hidup? Kakak Lin melakukan ini karena pertimbangan itu. Lagipula, perusahaan konversi dana seperti ini sebenarnya cukup menguntungkan. Kita juga bisa bisnis jual-beli perlengkapan, prospek uangnya tak terbatas! Kakak Lin bilang, perusahaan ini adalah jalan mundur untuk kita semua.”
Aku memandang Murong Shanshan yang terus tertawa, kesal: “Sudah lama aku bicara, kamu mau bantu atau tidak...”
Murong Shanshan tersenyum cerah: “Tentu, urusanmu mana mungkin tidak kubantu. Tapi aku punya syarat...”
Aku langsung tegang: “Sial! Syarat apa lagi yang mau kamu ajukan?”
“Jangan tegang, jangan tegang～” Murong Shanshan tersenyum, melanjutkan: “Sebenarnya aku cuma ingin menanam modal saham saja, hmm, bisa dibilang juga buat menyiapkan jalan mundur untuk diri sendiri.”
Aku lega, menghibur: “Syukurlah... Tapi ini pasti sudah kami pertimbangkan. Lagipula Kakak Lin ingin memanfaatkan pengaruhmu. Menurutku, bos resmi perusahaan harusnya kamu dan Kakak Lin. Bayangkan, bos dua guild terbesar di Ibukota Perak Yueheng mendirikan perusahaan, pasti bakal keren banget! Kalau diposting di forum, siapa yang berani nggak dukung?”
Murong Shanshan berkata: “Jangan mimpi! Forum resmi Yueheng izin iklan kecil gituan?”
“Aku nggak bisa, tapi kamu beda. Kamu Murong Shanshan... Ngomong-ngomong, berapa saham yang mau kamu ambil?”
“50 juta, cukup?”
Aku kaget: “Bangsat! Total modal kita cuma 50 juta, kamu mau ngacau?”
Murong Shanshan tersipu malu: “Kalau gitu 30 juta saja. Aku bukan tipe orang yang merebut panggung.”
Aku meliriknya: “Berdasarkan ini, kamu sudah setuju bantu urus masalah lisensi?”
“Masih harus tanya ibuku dulu, soalnya yang ngurusin dia. Tapi nggak perlu khawatir berlebihan, kayaknya hal kecil begini gampang buat dia.”
“Nah, aku tenang deh～”
……
Tanpa terasa, kami sudah sampai ujung jalan. Depan sana adalah batang utama kota.
“Shanshan, mau makan apa hari ini? Aku yang traktir～”
Urusan lisensi beres, moodku langsung bagus.
Murong Shanshan mengusap perutnya, memandangku dengan bingung: "Aneh, sampai sekarang aku sama sekali tidak merasa lapar..."
Aku menunduk melihat perut rata-nya yang terlihat sempurna di balik jas hujan berikat pinggang. Tatapanku naik ke dua buah dada montok yang menggembung di balik sweater putih susu. Sial, bagaimana bisa tubuh nona-nona Murong Shanshan ini begitu seksi? Pasti Guozi akan MATI kecemburuan melihatnya.
Hanya dengan sekilas pandang aku segera mengalihkan muka. Jika terus memandang, khawatir aku akan melakukan kejahatan. Jika masih memandangnya sebagai si bandit kecil, mungkin aku bisa lebih mengasihinya. Tapi saat menyadari dia sudah berkembang sepenuhnya, berbagai pikiran dewasa tak terhindarkan muncul.
Murong Shanshan melirikku, tiba-tiba tersenyum puas: "Lihat apa lagi? Bukankah setiap hari di rumah kamu sudah puas melihat Xin Yu?"
Kujawab: "Ini berbeda. Sesekali ganti suasana juga baik."
"Hmph~" Dia membuang muka dengan genit. "Lampu-lampu mulai menyala. Hari hampir gelap, ayo cari tempat makan."
Tiba-tiba aku berhalusinasi, seolah dia berkata: "Hari sudah gelap, ayo cari tempat istirahat..."
Melihat aku tidak merespon, Murong Shanshan mendekat dan mendorongku perlahan, bertanya: "Ada apa? Meskipun aku tidak terlalu lapar, apa kamu juga tidak lapar?"
Aku baru ingin bilang tidak lapar, tapi tiba-tiba perutku memberontak dengan suara gemuruh. Seketika, aku sangat membencinya.
Murong Shanshan tersenyum dan berkata: "Aku ingin makan Ikan Rebus Pedas yang otentik..."
Aku mengangguk asal, tapi tak disangka dia melanjutkan: "Katanya ada restoran Sichuan di Xujiahui yang masakannya sangat otentik, temani aku ke sana yuk?"
Sial, larut malam begini, si nenek ini malah mau ke Xujiahui?
Semoga Langit melindungi, jangan sampai macet di jalan ke Shanghai...
Melakukan hanya beberapa kedutan otot wajahku tanpa reaksi lebih lanjut, Murong Shanshan langsung menganggapku setuju. Dia cepat-cepat menuju pinggir jalan dan menghentikan taksi, berkata ke sopir: "Ke Xujiahui Shanghai, sebutkan tarifnya!"
Sopir menjawab: "Tidak bisa, Bu. Perusahaan kami sekarang tidak mengizinkan sewa mobil. Harus pakai argo... Jaraknya jauh sekali, aku juga hampir ganti shift, tidak bisa pergi~"
Murong Shanshan langsung kesal. Dengan gesit dia mengeluarkan N lembar uang kertas merah dari tas kecilnya: "Mau atau tidak?"
"Mau! Mau! Cepat naik!"
……
Setelah melewati berbagai rintangan, ketika kami kembali dari Shanghai dan aku mengantar Murong Shanshan pulang, waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Xin Yu dan Lu Xuehan sempat menelepon, tapi telepon diangkat oleh Murong Shanshan yang dengan kelicikan malah menyapa Lu Xuehan.
Terbaring di ranjang, tak tahu apa yang menanti besok. Terlalu lelah, aku pun langsung tertidur...
