Wang Xue adalah gadis cantik khas Jiangnan dengan aura gadis kecil, ia melihatku dengan panik lalu memanggil dengan suara lemah: "Bos..."
Bos?
Aku seketika terkejut, lalu menarik Feng Shen mendekat dan bertanya dengan suara rendah: "Ada apa dengan Wang Xue? Sepertinya dia sangat takut padaku?"
Feng Shen tersenyum getir: "Kau tidak tahu, Wang Xue baru lulus dari sekolah kejuruhan langsung dialokasikan ke perusahaan properti itu. Di sana dia mengalami hal tidak menyenangkan. Seorang pimpinan perusahaan mengincarnya karena kecantikannya. Untungnya hari itu aku pulang terlambat dan berhasil mencegahnya. Tapi tampaknya peristiwa ini sangat mempengaruhi Wang Xue. Melihat orang yang beraura bos pasti membuatnya tegang."
Aku mengingat-ingat, sepertinya Feng Shen dan kawan-kawan dikeluarkan karena masalah ini. Bisa dibilang dia adalah penyelamat Wang Xue. Hanya saja gadis kecil ini terlalu pemalu. Penampilanku yang sembrono ini sama sekali tidak mirip bos. Jika dia melihat bos paruh baya berjas rapi dengan perut buncit dan botak, entah seberapa kaku reaksinya.
Feng Shen tampak gelisah. Kupukul bahunya untuk menghibur, lalu mendekat dan berjongkok di depan Wang Xue. Menatapnya langsung kukatakan: "Aku bukan bos. Bos perusahaan kita semua perempuan. Aku hanya kurir. Panggil saja Lin Fan. Wang Xue, maukah kau bergabung di perusahaan kami? Kami akan memberimu fasilitas dan lingkungan kerja yang sangat baik. Kita semua teman sebaya, tidak perlu tegang."
Begitu aku berkata, ekspresi panik Wang Xue sedikit mereda. Dia memanggil pelan, "Kakak Lin..."
Aku tak bisa menahan senyum, "Kalau begitu, mulai sekarang aku akan memanggilmu A Xue. Di perusahaan, jika ada kesulitan jangan ragu bilang padaku. Karena kau memanggilku kakak, pasti akan kuperlakukan urusanmu seperti urusanku sendiri. Terakhir, selamat datang di Suzhou, selamat bergabung dengan kami!"
Sebenarnya, aku ingin membuatnya lebih emosional. Sayangnya kemampuanku kurang, dan ekspresi Murong Shanshan semakin aneh. Pasti dia mengira aku sedang menggoda gadis polos MM.
Wang Xue terlihat baru berusia 20 tahun, tingkah lakunya masih kekanakan. Pantas saja dia digoda bos di perusahaan sebelumnya. Bagaimanapun, bunga kecil putih yang belum dipetik selalu menjadi godaan bagi pria yang sudah melewati sungai wanita.
Sudahlah, aku tak ingin terlalu memikirkannya. Yang penting setelah membawanya pulang, Xu Lin dan Xin Yu pasti bisa menenangkannya.
Aku menoleh ke Feng Shen dan yang lain, "Ayo pergi dulu. Di dalam terlalu berisik, aku akan telepon bos di luar."
Barang bawaan Feng Shen dkk tidak terlalu banyak. Hanya Wang Xue yang punya dua koper, sudah dibawa oleh Feng Shen dan Bing Shen.
Di luar, aku segera menelepon Xu Lin, "Kak Lin, staf dari Shanghai yang aku hubungi sudah sampai. Sudah cari alamat perusahaan belum? Bagaimana aku harus menempatkan mereka?"
"Di sisi Xu Lin agak berisik, sepertinya Li Qing sedang menawar dengan seseorang. Beberapa detik kemudian Xu Lin baru berkata: 'Baik, pada dasarnya kami sudah memastikan sebuah gedung perkantoran dan asrama di belakangnya. Kalian bisa langsung datang ke sini. Alamat kami sekarang Jalan XX Nomor XX, kontrak akan segera ditandatangani.'"
Aku agak terkejut: "Cepat sekali? Berapa harganya, beli atau sewa?"
"Dibeli sekaligus, semua gedung baru, total 73,5 juta."
Pembelian yang begitu lancar membuatku terkejut. Tampaknya Xu Lin juga terburu-buru, atau mungkin dia juga merasakan rencana Xu Fei yang akan segera dijalankan. Jika kami tidak segera mengambil tindakan, situasi Xin Yu dan Lu Xuehan akan sangat berbahaya. Meskipun Ayue sudah memperingatkan, Xu Fei tidak tahu bahwa konspirasinya telah terbongkar. Dia masih akan melanjutkan langkah-langkah yang sudah direncanakannya.
"Lin Fan, sekarang kita ke mana?"
Murong Shanshan membantu membawa tas kecil Wang Xue, mendekat dan bertanya. Di belakangnya, Feng Shen dan yang lain juga keluar.
Kataku: "Langsung naik taksi saja. Alamat perusahaan sementara ditetapkan di Gedung Perkantoran Jalan XX Nomor XX. Kita ke sana dulu, akomodasi tinggal akan diatur kemudian."
Feng Shen dan yang lain tidak keberatan dengan perkataanku. Mereka serempak berkata: "Bos, atur saja sesuai keinginanmu."
Murong Shanshan menatapku dengan mengejek, membuatku agak canggung. Sangat langka ada yang memanggilku 'bos'.
Jalan XX terletak di distrik baru, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, namun tetap membutuhkan perjalanan mobil selama 20 menit. Berbeda dengan kawasan industri, meskipun distrik baru ini tidak bisa dibilang maju, namun merupakan area yang cukup berkembang di bidang IT. Pilihan Xu Lin untuk lokasi ini cukup masuk akal, mengingat lokasinya yang dekat dengan banyak kompleks perumahan. Para pemain biasanya bisa naik bus dari kompleks perumahan untuk mencapai perusahaan yang menangani transaksi nyata perlengkapan game. Hal ini memudahkan klien sekaligus memastikan posisi strategis di kawasan bisnis terbaik. Jika nanti perusahaan kedua dan ketiga pengelola sumber daya game online seperti ini didirikan di Suzhou, kita bisa tetap unggul.
Setengah jam kemudian, dua taksi berhenti di depan sebuah gedung tinggi secara bergantian. Setelah turun, saya mendongak dan melihat bahwa ini benar-benar gedung perkantoran 6 lantai yang baru saja selesai dibangun. Kaca dinding luarnya berkilauan memantulkan cahaya matahari siang.
Setelah semua orang turun, dari dalam gedung muncul sosok cantik yang berlari keluar. Saya langsung mengenalinya sebagai Xin Yu, lalu memanggilnya untuk memperkenalkan beberapa anggota Tim Dewa Angin.
Akhirnya bertemu dengan Sayur Hijau Godaan yang legendaris, Dewa Es dan Dewa Api terlihat sangat antusias. Bagaimanapun juga, sebelumnya mereka hanya bisa berfantasi melalui screenshot game tentang kecantikan ini. Tapi sekarang, gadis segar nan mempesona ini berdiri di hadapan mereka. Kecuali pakaiannya yang berbeda, hampir semua detailnya persis seperti di game - menggoda dan memesona.
Pandangan Xin Yu langsung tertuju pada Wang Xue yang berdiri paling belakang. Dengan senyum dia bertanya padaku: "Apakah ini Wang Xue yang kamu sebutkan tadi?"
Aku mengangguk, berkata pada Wang Xue: "Xue, gadis cantik ini namanya Xin Yu, mungkin akan jadi atasan langsungmu nanti~"
Wang Xue tersenyum tipis: "Kakak Xin Yu~"
Xin Yu terlihat sangat senang. Dia paling suka kalau ada MM lain memanggilnya kakak, sayangnya Lu Xuehan dan Xu Lin dll tidak mau menurutinya. Sekarang bagus, ada gadis manis polos ini untuk dididiknya.
Murong Shanshan kutinggalkan di belakang untuk membayar ongkos dua taksi baru datang. Dari jauh dia sudah menyapa Xin Yu, Xin Yu pun membalas salam dengan sopan.
"Kakak Lin dan Xue Han mana?"
"Di dalam sedang mengatur lantai untuk setiap departemen! Pengembang sini menyediakan tim perencana dekorasi yang bisa membantu kita memodifikasi bagian-bagian yang kurang memuaskan. Selain itu, Kakak Lin sudah membeli tiga stan di job fair besok, tinggal menunggu kita merekrut orang lalu langsung mulai kerja!"
Aku tahu Xu Lin buru-buru, tapi tak menyangkanya sampai segini. Kutanya: "Sial, nama perusahaan apa yang dia daftarkan?"
"Tidak mendaftar, hanya membeli stan. Katanya mau berdiskusi dulu denganmu soal nama perusahaan."
Mendengar itu aku langsung semangat, "Bagus! SEKARANG JUGA kita berdiskusi dengannya. Nanti sore beri tahu Shanshan nama perusahaannya. Tante sudah janji akan bantu urus lisensi dan sebagainya."
Xin Yu berseri-seri: "Kalau begitu, semua masuklah! Kakak Lin dan yang lain ada di aula!"
“Di aula yang luas, hanya ada beberapa pot bunga di tengah. Xu Lin, Lu Xuehan, dan beberapa MM lainnya sedang berkumpul di sekitar meja persegi dengan beberapa lembar blueprints terhampar di sana.”
Melihat kedatangan orang, Xu Lin menoleh dan tersenyum: “Lin Fan, kamu sudah kembali. Apakah ini staf baru yang kamu rekrut?”
Aku mengangguk: “Benar, kubawa mereka ke sini. Apakah ada asrama karyawan di sini?”
“Tentu ada. Bukan cuma asrama, tapi juga kantin, ruang rapat, ballroom, gym, dan fasilitas lengkap lainnya. Menurutmu 10 juta yang kakak keluarkan ini sia-sia? Selain itu, ada halaman antara gedung kantor dan asrama dengan pemandangan indah~”
Xu Lin berhenti sejenak, lalu berpaling ke Lu Xuehan: “Xuehan, antar mereka ke asrama karyawan. Sesuai rencana, asrama pria mungkin agak padat - dua orang per kamar. Untuk staf wanita, satu orang per ruang privat. Tidak bermasalah kan?”
Feng Shen dan yang lain segera menyahut: “Tidak masalah sama sekali! Terima kasih, bos!”
Xu Lin tersenyum manis: “Sama-sama. Kalian bisa pergi sekarang. Lin Fan, ikutlah untuk mengenal situasi. Segera kembali setelah selesai. Ada hal yang harus kubahas. Eh, Shanshan juga datang? Bagus! Kebetulan ada banyak hal yang harus didiskusikan!”
Murong Shanshan yang lama diabaikan hanya tersenyum kecut tanpa berkata-kata.
Lalu kukatakan: “Xuehan, antar kami yuk? Xin Yu, bantu Wang Xue membawa barangnya. Jangan malas~”
Xin Yu menjulurkan bibir sambil melotot: “Aku tidak malas!”
Murong Shanshan masih ingin ikut, namun akhirnya ditarik kembali oleh Xu Lin entah untuk berunding apa.
Lu Xuehan berjalan berdampingan denganku di depan, sambil memperkenalkan situasi berbagai fasilitas kepada semua orang. Saat itulah aku baru menyadari bahwa sikap santun dan percaya diri Lu Xuehan ternyata tidak kalah dengan Xu Lin, terutama setelah mengenakan seragam kerja. Perasaan matang dan sederhana yang dipancarkannya benar-benar memesona.
Setelah melewati koridor, pemandangan hijau yang segar langsung menyambut mata. Sungguh langka menemukan pekarangan bergaya taman yang tenang dan indah di tengah hiruk-pikuk kota modern ini. Di belakang hamparan bunga dan jalan setapak berbatu, terdapat asrama karyawan. Dua baris bangunan saling berhadapan dari kejauhan. Lu Xuehan menunjuk ke bangunan di sebelah kanan dan berkata: "Ini adalah asrama untuk karyawan wanita. Feng Shen dan kalian bisa tinggal di gedung sebelahnya. Karena nanti akan merekrut banyak karyawan pria, kami minta kalian untuk sedikit berkorban, berdua sekamar. Tapi fasilitas di sini sangat bagus, hampir semua kebutuhan hidup tersedia. Di seberang jalan ada Supermarket Su Guo, kalau perlu apa-apa bisa beli di sana."
Feng Shen tertawa: "Tidak masalah, saat datang tadi aku melihat ada supermarket Carrefour besar tidak jauh dari sini. Ke sana juga tidak terlalu jauh."
"Lebih baik beli di Su Guo saja." Lu Xuehan tersenyum tipis lalu tidak berkata apa-apa lagi.
Aku melirik barang bawaan Wang Xue, lalu berkata: "Lebih baik kita tempatkan Wang Xue dulu, kebetulan Feng Shen dan kalian juga bisa membantu."
Wang Xue hanya berkata singkat "Terima kasih", sementara aku bahkan menghemat ucapan "sama-sama".
Saat mendorong pintu kamar, Wang Xue yang biasanya tidak banyak berekspresi menunjukkan sedikit keheranan. Bahkan aku sendiri juga terkejut, kualitas asrama karyawan ini terlalu mewah. Kamar sudah didekorasi lengkap dengan aroma kayu alami yang samar, jendela kaca besar menghadap ke pemandangan plaza warga di belakang gedung. Perlengkapan seperti pemanas air sudah tersedia, yang paling mengejutkan adalah TV LCD layar lebar resolusi tinggi tergantung di dinding - harganya sekitar 20.000 per unit. Aku masih ingat dulu pernah lama melongo bersama Xin Yu melihat TV semacam ini tapi tak sampai hati membelinya.
Lu Xuehan membongkar kantongnya, mengeluarkan sebatang kunci dan menyerahkannya kepada Wang Xue sambil tersenyum: "Mulai sekarang kamar ini menjadi wilayahmu. Dalam beberapa hari ke depan akan ada rekan-rekan baru pindah ke sini, tapi tenang saja - kamar ini khusus untukmu sendiri."
Wang Xue menerima kunci itu, dada montoknya naik turun menandakan gejolak emosi yang dalam.
Feng Shen dan yang lain tertegun. Fasilitas seperti ini bahkan jarang ditemui di hotel bintang lima. Tapi bagaimana mungkin seorang resepsionis level biasa seperti Wang Xue layak tinggal di tempat seperti ini?
Seolah membaca pertanyaan di benak semua orang, Xin Yu maju dengan senyum manis menjelaskan: "Awalnya gedung ini dibangun untuk departemen software anak perusahaan Auto Parts Volkswagen. Tapi karena beberapa hal mereka pindah ke kawasan industri. Kebetulan kami datang di waktu tepat sehingga bisa membeli wilayah yang sudah jadi ini. Jangan ragu-ragu, sekarang kita menikmati fasilitas setara karyawan tingkat tinggi yang resmi dipekerjakan Shanghai Volkswagen~"
Xin Yu tersenyum, lalu berkata lagi: "Selain itu, Kakak Lin berencana melengkapi setiap kamar dengan perangkat komputer sesuai jumlah staf bawahannya. Semua orang hanya perlu memiliki helm VR untuk bisa bermain game di dalam kamar. Mengingat sifat khusus perusahaan kita, dan beberapa posisi harus masuk ke game Yueheng. Kalian sebelumnya juga pemain Yueheng, asalkan tidak bermain game selama jam kerja, kami tidak akan terlalu mengintervensi waktu luang kalian."
Tuhan Es terus mengangguk, berkomentar: "Fasilitas ini benar-benar NICE! Saat dalam mobil dari Shanghai, kami bahkan berdiskusi - meski harus mendirikan tenda di bawah jembatan, kami akan berjuang di Suzhou. Tapi kami sama sekali tidak menyangka akan tinggal di rumah setingkat ini, sungguh berbeda kayak langit dan bumi dibanding bawah jembatan~"
Saat itu Lu Xuehan juga tersenyum. Begitu dia tersenyum, Feng Shen dan yang lain langsung terpana. Kecuali Murong Shanshan, mungkin tidak ada lagi yang bisa membuat mereka terkejut seperti ini.
"Lin Fan, bukankah Kakak Lin masih ada hal yang perlu didiskusikan denganmu? Cepatlah pergi. Serahkan di sini padaku. Nanti setelah semuanya diatur, kita semua akan makan di restoran sebelah. Beberapa hari lagi, kami akan merekrut koki sendiri agar kantin resmi beroperasi~"
Lu Xuehan berkata sambil tersenyum. Melihat ucapannya, Xin Yu langsung berseru: "Kalau begitu aku juga ikut Lin Fan ke depan biar tahu rasa! Itu... Feng Shen, kan? Kalian berapa tolong bantu, jangan sampai dua perempuan ini kelelahan!"
Tuhan Es dan Feng Shen terus tersenyum ramah: "Tentu tidak mungkin..."
Lalu, Xin Yu menarikku keluar dari kamar dan bergegas menuju gedung kantor.
……
Beberapa staf dari perusahaan iklan sedang mencatat instruksi Xu Lin untuk mendesain peta petunjuk terkait lapisan bangunan dan serangkaian tanda, termasuk plakat ruang manajer serta tanda toilet. Seperti yang dikatakan Xu Lin, perusahaan ini harus dijalankan dengan standar paling profesional, sama sekali tidak boleh terlihat seperti perusahaan bodong. Setidaknya, orang harus langsung tahu pada pandangan pertama: Ini perusahaan besar!
Melihat aku datang, Xu Lang segera menyambut: "Cepat berikan ide! Aku masih belum menemukan nama yang cocok untuk perusahaan. Kamu pikirkan!"
Tanpa pengalaman relevan, aku pun bingung. Saat itu Guozi berkedip-kedip matanya: "Bagaimana kalau dinamai Qingcai Network Technology Company?"
"Tidak bisa! Nama itu terlalu kampungan. Di game masih bisa diterima, tapi di dunia nyata lain cerita." Xu Lin menggeleng.
Guozi menyembulkan bibirnya: "Kalau gitu pakai nama Lin Fan Network Technology Company saja..."
Matanya Xu Lin berbinar: "Iya, menggunakan nama pribadi juga ide bagus. Tapi nama Lin Fan agak kurang keren..."
Murong Shanshan menutup mulutnya sambil tertawa kecil. Xu Lin menggigit bibirnya, melihat Xin Yu di sampingku: "Bagaimana dengan Xin Yu Network Technology Company?"
Xin Yu langsung protes: "Jangan! Ini bertentangan dengan prinsip menjaga profil rendahku!"
Xu Lin menghela napas kecewa. Ia menatap Murong Shanshan: "Shanshan, kamu juga pemegang saham. Maukah kamu memberi nama?"
“Aku? Tidak cocok!” Murong Shanshan langsung menolak, ia melirikku sambil tersenyum: “Kalau nama Lin Fan dan Xin Yu tidak bisa dipakai, kenapa tidak gabungkan kedua nama itu jadi 'Lin Yu'? Hmm... Tidak, itu nama Liu Fengshuang... Bagaimana dengan 'Perusahaan Teknologi Jaringan Yu Fan'? Lumayan keren kan?”
Xu Lin mengulang nama itu dua kali, lalu memutuskan: “Baik, pakai nama itu! Menurutku namanya sangat berkelas!”
Sebenarnya, kesan pertamaku tentang nama ini adalah warnet bernama Klub Jaringan Yu Fan. Tapi karena perusahaan kami memang terkait erat dengan game online, nama ini justru cocok dari sisi lain.
Xin Yu dengan licik bertanya: “Kalau pakai nama aku dan Lin Fan, ada royalti hak cipta nggak? Paling tidak tip lah?”
Xu Lin kesal: “Ada, tentu ada! Makan siang kalian hari ini, aku yang traktir.”
“Bangsat, pelit banget sih...”
Xu Li melihat ke asrama di belakang: “Malam ini seluruh wilayahku akan diserahkan ke kita. Tempat sebesar itu pasti tidak bisa dijaga oleh beberapa anak muda saja. Bagaimana kalau besok kita rekrut satpam berpengalaman di job fair?”
Aku menjawab: “Kamu bosnya, terserah! Tapi menurutku lebih baik rekrut koki handal dulu. Begitu perusahaan beroperasi, kantin harus siap.”
“Lagian, kita tidur di mana malam ini? Perangkat game harus dipindahkan ke sini! Tugas pangkat militernya masih harus kugarap!”
Murong Shanshan juga ikut menyemangati: "Iya iya, kamu sudah janji latihan pangkat bersamaku, tapi sudah berkali-kali mengecewakanku!"
Aku tersenyum: "Baiklah, kalau memang tidak bisa, malam ini akan kutungguimu begadang latihan."
"Jangan begitu." Murong Shanshan tersenyum kecut, "Ibu ku sekarang tinggal di tempatku, kalau dia tahu aku begadang, apakah kamu tidak ingin menemuiku lagi?"
