Aku sangat ingin mengenalnya, bahkan ingin memanggilnya "Ibu" seperti Murong Shanshan. Sayangnya, pikiran ini lebih tidak praktis daripada menenggelamkan pulau Jepang dengan sekali kencing. Keluarganya adalah keluarga terkemuka, meski lingkungan keluarga kolot seperti itu sudah tidak ada di masyarakat modern, namun perbedaan kekuasaan dan status sosial masih benar-benar ada. Dari sikap ibu Murong Shanshan terhadapku pagi tadi, meski tidak sampai membenci, tapi juga tidak menyukai. Sebagai wanita yang telah berjuang di dunia bisnis setengah hidupnya, menyembunyikan pikiran sejati tanpa meninggalkan jejak seharusnya sudah menjadi kemampuan dasar. Di hadapannya, mencoba membaca ekspresinya sama saja dengan menunjukkan kelemahan.
Terlalu banyak berpikir mungkin tidak baik bagiku maupun Murong Shanshan. Yang terpenting, aku sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Murong Shanshan, bagaimana dia memandangku. Ketergantungannya padaku sepertinya hanya terbatas di dalam game. Di dunia nyata, dia jauh lebih mandiri dariku.
Murong Shanshan menguap lalu berkata: "Cukup sudah! Ayo cepat muncul kembali! Setelah menyelesaikan tugas ini aku mau makan, lalu tidur sampai besok pagi!"
Ku hitung-hitungan lalu tertawa: "Shanshan, kamu benar-benar babi malas kecil. Siapa yang tidur sampai 20 jam?"
“Benarkah?” Murong Shanshan menyeringai sambil tertawa: “Dulu aku suka bangun siang, tapi setelah mulai bermain game jadi jarang. Sekarang kan bisa menambah waktu tidur. Oh ya, besok aku daftar ke kampus. Bukannya kamu sudah janji mau temani urus administrasi cuti belajar? Jadi besok pagi jemput aku ya, sekalian beli sarapan!”
Aku berpikir sebentar: “Nanti sore mungkin banyak yang datang melamar pekerjaan. Bisa jadi aku malah tidak bisa tidur siang. Kamu tega menyuruhku bangun pagi besok belikanmu sarapan?”
Murong Shanshan tersenyum simpul: “Baiklah, besok pagi aku yang beli sarapan dan menjemputmu. Sudah kuminati?”
“Hmm, mending kita nge-grind quest dulu. Semakin cepat selesai, semakin cepat bebas...”
……
Fakta membuktikan kecepatan nge-grind quest sangat terkait karakter. Quest yang seharusnya selesai jam 11:30 malah molor satu jam, membuat Murong Shanshan hampir runtuh. Untungnya, hasil selama nge-grind quest sepadan dengan pengorbanan semalam.
Saat mengumpulkan 200 kaki laba-laba selesai, kami juga telah membunuh sekitar lima ratus iblis gua. Setiap iblis gua memberikan 500 poin persahabatan kubu yang fantastis. Hanya dari monster tugas sebuah misi saja, kami mendapatkan 200.000 poin persahabatan kubu. Pangkat militer Murong Shanshan langsung melonjak tiga tingkat dari Perwira Penjaga menjadi Wakil Komandan Ibu Kota, setara dengan pangkatku. Sementara progres pangkat militerku hanya bergerak lambat, bahkan setelah menyerap begitu banyak poin persahabatan, baru mencapai sepertiga dari total bar progres.
Selain hadiah poin persahabatan, hasil ngangk perlengkapan juga cukup memuaskan. Dari 500 monster, keluar lebih dari 200 perlengkapan dimana separuhnya adalah perlengkapan biru level tinggi. Meskipun harga perlengkapan sedang lesu, setidaknya hasil ini bisa memberi kami pendapatan hampir 1,5 juta. Jika dipikir-pikir, uang segini bisa membeli rumah sekunder.
Bukan berarti game ini penuh dengan RMB. Faktanya, separuh dari mereka yang berencana mencari uang di game sejak awal justru gagal. Untuk bisa ngangk perlengkapan bagus, kita sendiri harus punya perlengkapan yang lebih hebat. Kalau tidak, malah bisa meledak oleh monster.
Memandang tulisan "Wakil Komandan Ibu Kota" di pangkat militernya, Murong Shanshan berkata dengan kelelahan namun penuh sukacita: "Sekarang aku juga bisa merekrut asisten, akhirnya!"
Kenyataannya, seringkali harapan itu indah namun realita selalu memberi ancaman.
Saat kami kembali ke Perkemahan Golden Dawn untuk mengambil prajurit, Murong Shanshan malah mendapat notifikasi reputasi tidak cukup. Dengan reputasi 50.000+ masih tidak bisa mengambil, apakah harus mencapai 100.000?
Aku melihat reputasiku 150.000 dengan senyum licik. Untung aku banyak membunuh BOSS, kalau tidak Hongye masih terjebak di memori sistem!
Setelah mencoba beberapa kali tetap gagal, Murong Shanshan akhirnya berkompromi: "Sudah, nanti setelah reputasi cukup muncul kembali. Lagi pula Hongye tetap bisa menyembuhkanku. Ayo serahkan tugas sekarang, setelah ini benar-benar bebas..."
Dari pukul delapan tadi malam sampai sekarang, 16 jam penuh. Murong Shanshan kelelahan, wajah cantiknya lesu. Hanya senyumannya yang masih memancarkan kecerahan seperti dulu. Tugas intensitas tinggi selama ini, bukan hanya dia, bahkan aku juga hampir tak kuat. Melihat NPC tugas di depan, aku mengangguk: "Ayo, selesaikan tugas lalu log off untuk makan, kemudian rebut kesempatan tidur."
Murong Shanshan terkekeh: "Kasihan sekali, sampai kesempatan tidur pun harus direbut..."
Tanpa bicara, kulempar 200 kaki laba-laba ke NPC. Setelah diam 2 detik, dia berseru penuh semangat: "Prajurit pemberani! Kalian telah mengalahkan iblis yang bersembunyi dalam kegelapan dengan keberanian! Keberanianmu akan mempertahankan kekuatan Golden Dawn. Ini hadiahmu!"
Sebenarnya, hanya hadiah yang nyata. Pujian sebanyak apapun tidak berguna. Apa gunanya keberanian? Di zaman sekarang, keberanian mungkin hanya akan menjadi alat promosi dan pamer belaka.
"Ding～"
Sistem mengingatkan: Timmu telah menyelesaikan misi oranye 【Pembersihan Makhluk Aneh di Desa】, memperoleh pengalaman 16 miliar, Reputasi +2000, poin persahabatan kubu +150.000, dan hadiah misi: Pedang Penghancur Sihir!
Hmm? Hatiku berdebar kencang. Hadiah ini, apakah perlengkapan atau buku skill?!
Buru-buru membuka bungkusan, terlihat sebuah buku skill oranye terbaring tenang. Setelah diklik, kegembiraan langsung melanda -
【Pedang Penghancur Sihir】：Memahami kebenaran alam, menggunakan semburan pedang yang memadatkan unsur-unsur sihir untuk menyerang lawan, membuat mereka tidak bisa menggunakan mantra maupun skill selama 30 detik! Syarat: Pedang, job change kedua level 60.
Pikiranku langsung kosong. Bukankah skill hebat ini setara dengan menyegel aksi penggunaan skill lawan selama setengah menit? Hampir menyamai skill Segel Master yang pernah kujumpai dulu!
Dengan satu klik ringan, kolom skillku langsung bertambah ikon indah. Level 1, durasi penghancuran terkait tingkat - level 1 bisa menyegel penggunaan skill target selama setengah menit. Mungkin level 10 bisa menyegel sampai setengah jam...
Melihat Murong Shanshan yang kehilangan semangat, aku hampir tertawa. Mulai sekarang aku tidak perlu takut padanya lagi. Setelah satu kali Pedang Pemecah Hukum, dia akan diam selama setengah menit. Skill-skill hebat seperti Semburan Pedang, Tebasan Embun Beku, Kombo - semua tidak bisa digunakan. Tiga puluh detik itu sudah cukup untuk mengalahkannya...
"Apa yang kamu lakukan? Kok senyumnya jahat begitu?"
Murong Shanshan mengangkat kepala dan melihatku dengan heran.
Aku menggeleng: "Bukan apa-apa. Cuma merasa kamu jadi lebih cantik..."
Skill ini adalah senjata pamungkas dalam PK. Lebih baik tidak memberitahunya dulu. Nanti kalau ada kompetisi PK tingkat global atau acara besar semacam itu, baru kita tunjukkan kejutan ini. Pasti bakal sangat memuaskan!
Perkataanku membuat Murong Shanshan semakin bingung. Dia melirikku kesal lalu diam. Beberapa detik kemudian, dengan wajah kecewa dia bertanya: "Misi oranye ini tidak ada hadiah perlengkapan. Kalau kamu?"
"Dapat buku skill," jawabku singkat.
Murong Shanshan tersenyum kecut tanpa bertanya lebih lanjut. Dia mengusap matanya. "Aku mau log off untuk makan, lalu tidur. Mungkin tidak online lagi malam ini. Tapi besok pagi pasti bangun awal. Nanti aku hubungi kamu lagi."
Aku mengangguk. Tak lama kemudian, karakternya menghilang dari game.
"Untuk memudahkan leveling saat login berikutnya, saya memperbaiki perlengkapan di perkemahan dan menambahkan beberapa potion. Harus diakui, pangkat militer sangat berpengaruh dalam hal belanja. Dengan jabatan Wakil Komandan Ibu Kota saat ini, saya bisa mendapat diskon 30% untuk potion - lebih murah bahkan dibanding anggota guild Pedang & Mawar yang membeli di markas mereka. Kalau nanti kekurangan uang, tinggal duduk di sini farming uang dari menjual potion."
Saat log off, waktu sudah menunjukkan jam 1 lebih. Melepas helm VR, kaget melihat ada pesan dari Lu Xuehan di telepon yang menanyakan apakah saya sudah makan siang, serta memberitahu bahwa makanan siang sudah dibungkus dan ditaruh di meja kamarnya, tinggal dihangatkan saja.
Setelah mandi, saya pergi ke kamar Lu Xuehan. Benar saja ada bungkusan makanan di meja kopi yang masih hangat. Langsung saja saya makan di situ. Di tengah makan, Xin Yu datang dengan penampilan percaya diri mengenakan setelan jas wanita.
"Ternyata kamu di sini! Kakak Lin menyuruhku mencarimu. Hari ini semua orang sibuk MATI, tapi kamu malah asyik curi-curi santai di kamar Xue Han sendirian..."
Ucapan Xin Yu nyaris bikin aku tersedak, "Apa maksudmu curi-curi? Xue Han saja tidak ada di sini..."
Xin Yu mengangguk, lalu berbalik mengambil segelas air dan meletakkannya di hadapanku: "Makan pelan-pelan. Ngomong-ngomong, pagi tadi tidak melihatmu. Apa semalam begadang?"
"Iya, menerima misi oranye."
"Kalau begitu tidurlah nanti. Urusan-urusan itu tidak usah kamu urusi..."
Aku menatapnya: "Urusan apa? Coba ceritakan dulu."
Xin Yu tersenyum tipis: "Pagi ini kami beberapa orang pergi ke pameran rekrutmen, total ada lima stan, menerima banyak CV. Sudah menghubungi hampir seratus orang untuk wawancara sore ini. Untuk bagian CS dan marketing, aku dan Kakak Lin masih bisa menangani wawancara. Tapi untuk jaringan dan platform website, kami sama sekali tidak paham. Bukannya kamu bilang sendiri lulusan terbaik jurusan komputer? Kebetulan, calon-calon itu biar kamu yang wawancarai."
Aku mengangguk sambil terus makan, dalam hati berpikir: Meski framework website dan feedback informasi dasar masih kupahami, tapi untuk platform transaksi tingkat lanjut dan prosedur interaktif lainnya, aku juga masih awam. Namun umumnya platform transaksi website sudah punya arsitektur jadi yang bisa diadopsi. Pengguna tidak harus benar-benar bisa membuat dari nol.
Setelah makan, Xin Yu sudah tidak sabar menunggu. Setelah minum air, aku ditarik ke gedung kantor depan.
Di aula perusahaan, segala sesuatunya sangat sederhana. Beberapa satpam mondar-mandir di luar pintu. Wang Xue bertugas menyambut para pelamar di pintu masuk. Di lantai satu, beberapa pintu kantor ditempeli kertas bertuliskan "Lokasi Wawancara Divisi CS", "Lokasi Wawancara Divisi Marketing", dll yang dicetak dengan printer.
Penasaran, kulihat melalui jendela kaca. Lu Xuehan dan Li Qing sedang duduk di kantor divisi CS. Di hadapan mereka, seorang MM muda sedang tegang menjalani "interogasi".
Xin Yu menarik lenganku, mengarahkan dagu ke depan: "Di depan. Karena Departemen Teknologi terlalu vital, jadi aku dan Kakak Lin akan mendampingimu selama wawancara."
Di sebuah kantor yang lebih besar, Xu Lin duduk tegak di sana, menunjuk ke kursi di tengah dan berkata padaku, "Kamu duduk di sini, nanti kamu yang bertugas mengajukan pertanyaan utama."
Aku sangat tegang, tapi tetap berpura-pura tenang, menarik kursi dan duduk, kedua kakiku gemetaran tak henti.
Xin Yu mengambil satu berkas dari tumpukan resume di meja, keluar memanggil seorang pemuda masuk.
Seorang pria berambut eksplosif dengan anting-anting seperti orang kaya baru di telinganya, melirikku sebentar lalu matunya terus menempel pada Xu Lin dan Xin Yu.
Xu Lin hanya sedikit mengerutkan alis, lalu menatapku dan berkata, "Mulai saja."
Aku mengangguk, mengambil resume orang itu dan bertanya, "Pernah mengerjakan proyek website sebelumnya?"
Pria rambut eksplosif menjawab, "Tidak, aku lulusan baru. Tapi aku sangat berharap bisa berkecimpung di bidang website."
"Oh, kamu lulusan jurusan komputer... Kalau begitu apakah paham tentang teknologi web? ASP, HTML, CSS bisa? Bisakah menulis program feedback informasi untukku?"
Pria rambut eksplosif tertegun, "Kampus tidak mengajarkan itu... Tapi CS aku paham!"
"......, mestinya bisa ambil mata kuliah pilihan kan?"
"SKS ku sudah cukup, jadi tidak ambil."
Aku langsung bingung, dia terlalu jujur, bagaimana caranya cari kerja nanti?
Aku menutup map resume sambil tersenyum, "Baiklah, untuk sementara sampai di sini, kami akan memberi kabar dalam seminggu."
Kalimat itu seperti vonis akhir, pria rambut eksplosif melirik Xin Yu sekali lagi sebelum akhirnya keluar.
Aku melihat Xu Lin, berkata: "Lulusan baru tanpa pengalaman, berani juga kalian menerima?"
Xu Lin mencibir: "Aku juga tidak paham, jadi semua yang melamar langsung kuantar ke sini... Tapi soal pengalaman kerja, ada beberapa yang punya pengalaman lebih dari tiga tahun, tapi tuntutan gajinya cukup tinggi, gaji pokok bulanan minimal 5000 ke atas."
Aku berpikir sejenak, berkata: "Rekrut beberapa dulu saja. Desain arsitektur dan halaman beli studi kasus bagus dari perusahaan lain, suruh mereka urus backend sementara. Untuk teknisi kita sendiri, lebih baik rekrut dari perusahaan lain dengan cara headhunt, tapi dalam waktu singkat ini sulit."
Xu Lin tersenyum tipis: "Ya, nanti akan kuperhatikan. Begitu ada bakat yang cocok langsung kuambil."
Aku tidak tahu maksud "mengambil" yang dia sebutkan, tapi yakin dia pasti bisa melakukannya.
Xin Yu melihat resume: "Yang sudah datang cuma segini. Hanya empat yang punya pengalaman kerja lebih dari dua tahun. Mau dipanggil masuk sekarang?"
"Kalau begitu, panggil empat orang ini dulu..."
Tak lama, seorang pemuda berkacamata tebal masuk.
Kali ini aku terkejut. Dia menjawab lancar semua pertanyaanku, sementara konsep profesional yang diajukannya terlalu teknis, membuatku kalang-kabut. Xu Lin dan Xin Yu hanya tertawa nakal di samping.
Setengah jam kemudian, keringat dinginku mengucur. Akhirnya kukonfirmasi: "Besok bisa mulai kerja?"
Pemuda itu terpana. Lama kemudian dia bertanya pelan: "Apa... saya benar diterima?"
“Aku mengangguk serius. Xu Lin juga berkata, "Benar, kamu sudah resmi diterima. Gaji bulanan sesuai permintaan di CV-mu. Tentu saja, selama masa percobaan tiga bulan, performamu harus memuaskan kami. Besok bawa foto dokumen untuk lapor masuk. Selain itu, kami menyediakan asrama karyawan di gedung belakang. Kamu bisa melihat dulu, kalau cocok bisa ajukan pindah ke asrama."
Pemuda itu terlihat sangat terkejut. Xin Yu menunjuk Xu Lin sambil tersenyum ke arah pemuda itu, "Tenang saja, dia adalah bos perusahaan ini. Apa kamu masih tidak percaya ucapannya? Datanglah besok untuk mulai bekerja. Kami menantikan performamu!"
Setelah pemuda itu keluar, kami langsung mendengar sorak gembira dari luar pintu. Xin Yu bertanya bingung, "Apa sesukses itu sampai senang sekali?"
"Kamu tidak perlu mencari pekerjaan, tentu tidak mengerti..."
Xu Lin tersenyum tipis, wajahnya menunjukkan sedikit pemahaman.
Tiga orang berikutnya yang punya pengalaman kerja secara umum cukup memadai. Meski tidak sebagus yang pertama, mereka semua diberitahu untuk datang bekerja besok. Alasannya sederhana, Xu Lin ingin perusahaan ini bisa mulai operasi besok, setidaknya dalam setahun bisa mulai untung.
Empat anggota Departemen Teknologi sudah selesai. Selanjutnya hanya para pemula tanpa pengalaman. Sekalipun ada yang berbakat, harus dilatih sendiri. Aku tidak tertarik urusan pelatihan, jadi bertukar posisi dengan Xu Lin sambil berkata, "Kamu yang jadi pemimpin ujian. Aku mau istirahat sebentar di sini, jangan diganggu..."
Xu Lin melirikku kesal, "Kemarin malam begadang lagi ya? Mau pulang tidur tidak?"
“Tidak perlu, tidur di sini buat kasih kalian dukungan moral, kalo ada yang berani BANGSAT di sini, bangunin aku…”
Xu Lin tertawa ringan: “Di wilayahku, siapa yang berani BANGSAT? Hmph, jujur saja, di kantor polisi sepanjang jalan ini, aku sudah minta orang untuk jaga-jaga. Dua hari lagi kita traktir mereka makan, nanti bahkan kalo Xu Fei bawa orang bikin onar, tetap ga bakal dapet manfaat!”
Urusan "Jalan Hitam" begini aku ga ngerti, usap-usap mata lalu diam. Langsung nangkring di meja, sebentar kemudian udah masuk fase ngantuk setengah sadar.
Ga tau tidur berapa lama, cuma dengar samar-samar Xin Yu bilang: “Dia staf, ga usah diganggu…”
Ga tau apa dia ngomongin aku, yang jelas Xu Lin tertarik banget sama para pemula yang minim pengalaman kerja ini. Sampe ngobrol hampir tiga jam lebih buat seleksi belasan pelamar sisanya. Pas mereka bangunin aku, udah mau jam makan malam.
"Istirahat" tiga jam lebih yang menyiksa ini ternyata bikin stamina aku pulih dikit. Habis makan malam, mending login ajarin Hong Ye skill. Lagian Pedang Pemecah Sihir yang baru kupelajari masih level 0.
