"Ditransmisikan ke perkemahan Golden Dawn, dalam kabut pagi yang pekat, tempat ini terlihat agak sunyi. Namun ketenangan itu hanya berlaku di dalam area perkemahan. Di luar, di sekitar NPC tugas telah berkumpul banyak pemain yang menunggu respawn misi. Pada daftar tugas NPC, masih tersisa dua tugas ungu di posisi teratas yang belum diklaim, mungkin karena syarat pangkat militer yang tidak memadai. Tanpa kejutan, kedua tugas ungu itu pasti akan jatuh ke tangan Xin Yu dan Lu Xuehan."
"Pangkat Wakil Komandan Ibu Kota memungkinkan aku masuk ke dalam kemah militer tanpa hambatan. Di depan pejabat logistik cantik, aku menemukan opsi menghidupkan kembali prajurit. Karena level Hong Ye yang tinggi, syarat revival-nya juga berat: membutuhkan 5000 keping emas dan 1500 poin Reputasi. Untungnya, kedua sumber daya ini tidak kurang. Yang kutunggu sekarang adalah kehadiran Hong Ye, sang pendeta kecil ini."
"Cahaya kuning keemasan menyembur di udara. Bayangan indah Hong Ye perlahan muncul, tetap secantik dulu. Jubah pendetanya yang lembut, wajah manisnya yang memesona."
"Ding～!"
"Sistem mengingatkan: Menghidupkan kembali prajurit level 70 telah menghabiskan 5000 keping emas dan 1500 poin Reputasi! Kecerdasan prajuritmu meningkat ke level menengah!"
……
"Hong Ye yang penuh gejolak emosi segera berlari mendekatiku. Tangan mungilnya yang pucat menggoyangiku yang masih bingung."
"'Kakak... akhirnya kau datang menjemput Hong Ye...'"
"Matanya memerah, suaranya serak: 'Terjebak di ruang gelap itu, Hong Ye pikir akan terus begini selamanya... Sangat menakutkan...'"
"Aku terkejut: 'Hong Ye, bahkan setelah tewas, kesadaranmu masih tetap utuh?'"
"Hong Ye mengangguk perlahan: \"Hmm, saat itu Hong Ye hanya merasa seluruh tubuh sangat sakit, lalu muncul di dunia yang hitam pekat, tidak ada apapun, bahkan tidak ada berkas cahaya. Hong Ye bahkan tidak bisa melihat tangan sendiri, Kakak, aku tidak akan pernah pergi ke ruangan gelap kecil lagi!\""
"\"Baik, Hong Ye tidak akan pernah pergi ke ruangan gelap kecil lagi~\""
Setelah berkata demikian, tiba-tiba aku merasa seperti paman aneh yang membujuk gadis kecil. Yang berbeda adalah, postur Hong Ye proporsional, bagian yang seharusnya matang sudah benar-benar matang. Pada dasarnya, jika diklasifikasikan termasuk dalam kategori wanita dewasa, sama sekali tidak terkait dengan lolita.
Mengingat kecerdasan Hong Ye telah meningkat, aku memutuskan untuk mengujinya: \"Hong Ye, ada pertanyaan untukmu.\""
Hong Ye menangkat kepala sambil tersenyum: \"Katakanlah, selama aku tahu, pasti akan kuberi tahukan.\""
\"Hmm, di sebuah peternakan terdapat 50 ekor hewan. Jumlah cakar ayam dan kaki kuda domba jika digabungkan adalah 80. Kaki kuda kuda dan cakar ayam jika digabungkan 70. Berapa jumlah ayam, domba, dan kuda di peternakan itu?\""
Angka-angka ini kususun sembarangan, pada dasarnya cukup membuat persamaan linear dua variabel untuk mendapatkan konsekuensinya. Tidak tahu apakah kecerdasan menengah Hong Ye bisa memecahkan ini.
Namun yang tak kusangka, Hong Ye malah tersenyum kecut: \"Kakak, masalah ini terlalu bermasalah. Cakar ayam disebut cakar, kaki domba dan kuda disebut kuku kuda, benar kan?\""
Bangsat, dia sudah tahu mempertanyakan premis soal...
Tidak, harus diuji lagi. Aku mengubah topik pembicaraan dan bertanya: "Hong Ye, saat kamu di ruang gelap itu, apakah kamu merindukanku?"
Hong Ye tersenyum lagi, "Jangan tanya hal langsung seperti itu..."
Aku semakin terkejut. Dia bahkan bisa meniru perasaan manusia dengan sangat sempurna. Kecerdasan ini jauh melampaui Guozi, jauh lebih baik daripada MM-MM otak rusak yang hanya tahu mengetik tulisan Mars!
Aku terpana oleh kecerdasan Hong Ye. Dia berjalan mendekat sambil tersenyum manis, menggenggam tanganku dan berkata: "Kakak, Hong Ye sudah jadi pintar, harusnya Kakak senang dong? Jangan cemberut gitu."
Aku tersenyum getir: "Perasaan seperti ini mana bisa kamu pahami. Aku manusia, kamu sekumpulan data virtual. Tapi sekarang pikiran aku semuanya bisa dibaca oleh AI komputer. Kalau Xue Han dan yang lain tahu, pasti akan menertawakanku..."
Hong Ye terdiam sejenak, lalu berbisik pelan: "Hong Ye memang tidak mengerti hal-hal itu. Tapi Hong Ye tahu diri berbeda dengan Kakak. Kita hidup di dua dunia yang berbeda sama sekali. Hong Ye tidak bisa membayangkan ruang tempat Kakak tinggal. Tapi, di ruang ini Hong Ye bisa bertemu Kakak, itu hal paling berharga untuk Hong Ye..."
Aku justru merasa malu. Apakah Hong Ye benar-benar pintar, atau hanya katak dalam tempurung yang naif?
Dia adalah AI. Sulit bagiku memperlakukannya dengan kejujuran layaknya manusia. Kalau sampai begitu, aku sendiri yang akan menertawakan diri.
……
Setelah memperbaiki perlengkapan, aku mengajak Hong Ye kembali ke Kota Bulan Perak. Di dekat gerbang timur, Murong Shanshan berdiri anggun sambil melirik ke sana-sini, sepertinya sudah mulai tidak sabar menunggu.
“Ketika aku mendekat, dia melihat Hong Ye dengan heran dan berbisik: ‘Hong Ye, hari ini sepertinya agak berbeda.’”
Aku terkejut, apakah dia bisa melihat peningkatan kecerdasan Hong Ye?
“Tidak ada yang berbeda, mungkin karena sudah mati sekali, jadi lebih matang. Sama seperti wanita, pasti ada perubahan setelah yang pertama kali.”
Murong Shanshan sedikit memerah, melirikku dengan manja dan berkata: “Putuskan, nanti sore kita ke Lembah Bulan Bayang. Satu tim latihan leveling guild kita juga ada di sana.”
“Bukannya semua anggota guildmu latihan di Gunung Bulan Perak?”
Murong Shanshan tersenyum tipis: “Tentu tidak. Banyak orang di game ini datang untuk bersantai, tidak ingin dibatasi. Lagipula, tidak semua suka area monster ganas seperti Gunung Bulan Perak. Orang yang berperangai lembut akan memilih area dengan monster yang lebih jinak, seperti Lembah Bulan Bayang. Level monsternya memang tinggi, tapi serangannya tidak kuat, cuma darahnya agak tebal.”
“Ngomong-ngomong,” Murong Shanshan menatapku, “Sudahkah kau berikan belati oranye legendaris itu pada si cantik Ayue? Jika belum, kirim SMS untuk memanggilnya. Aku melihatnya di lelang tadi, tapi tidak menyapa.”
Aku tertawa: “Kenapa tidak menyapa? Kau harus menjalin hubungan baik dengannya. Sebenarnya Ayue sangat baik. Jika dia bukan sepupu Xu Fei, mungkin kita bisa menjadi teman.”
Murong Shanshan mengedipkan mata besarnya, tersenyum: "Mungkinkah, sampai sekarang kamu masih belum menganggapnya sebagai teman?"
Aku tertegun sejenak, agak canggung: "Ada hal-hal yang harus kamu ketahui, sebaik apapun Ayue, dia tetap sepupu Xu Fei. Meski aku tak akan melawannya, setidaknya aku takkan bergaul dengannya. Apalagi, masalah Liu Yun masih menjadi luka yang terus menghantui Kakak Lin. Meski Kakak Lin sekarang sibuk tiada henti, saat sepi tiba, dia masih akan terus memendam Liu Yun. Tidakkah kamu perhatikan? Gelang perak itu masih melekat di tangan Kakak Lin. Aku ingat, itu hadiah ulang tahun dari Liu Yun setahun lalu. Menurutmu, dengan kekayaan terbatasnya sekarang, perlukah dia memakai gelang perak yang harganya tak sampai 200? Hanya ada satu alasan: dia tak bisa melupakan Liu Yun..."
Murong Shanshan terkejut, membuka mulut kecilnya: "Apakah ada masa lalu tersembunyi antara Kakak Lin dan Liu Yun?"
Aku tak bisa menahan tawa, menepuk bahu mungilnya: "Jangan berpikir macam-macam. Kakak Lin adalah wanita yang sangat normal. Dia pun terkadang mengeluarkan air liur saat melihat pria ganteng."
“Ah, Kakak Lin seperti yang kamu bilang pasti tidak seperti itu～” Murong Shanshan tersenyum, lalu melanjutkan: “Ceritakan padaku, sejak dulu aku selalu ingin tahu tentang masa lalu kalian, tapi aku tidak berani bertanya kepada siapa pun. Bahkan Guozi dan Li Qing, setiap kali aku menyebut masa lalu mereka, responsnya selalu dingin. Aku tahu, banyak hal yang seharusnya tidak kutanyakan, tapi rasa penasaranku terlalu besar. Jadi, lebih baik kamu yang memberitahuku.”
Haruskah kusampaikan? Mungkin, beberapa hal lebih baik tetap terkubur dalam kenangan yang terus memudar.
Aku menggeleng: “Hal-hal ini lebih baik tidak kamu ketahui.”
Ekspresi Murong Shanshan terlihat polos: “Aku tahu, kamu dengan Xin Yu, Kakak Lin, Xue Han... kalianlah orang dalam sepenuhnya. Sedangkan aku, hanyalah orang luar, bukan? Apa yang harus kulakukan agar kalian mau menerima...”
Kepalaku langsung pusing. Daya tahan tubuhku terhadap ekspresi memelasnya hampir nol.
Murong Shanshan dengan tenang berkata perlahan: “Beberapa hal memang kuketahui, seperti job change mereka sebelumnya. Tentang itu kamu tidak perlu menjelaskan. Yang ingin kuketahui adalah, apa alasan Kakak Lin begitu pentingkan Liu Yun?”
“Bukan pentingkan Liu Yun, tapi pentingkan setiap anggota kita...”
“Saya sudah memutuskan,” lanjutku, “Karena kamu tahu garis besarnya, aku tak akan mengulang. Sebenarnya, Kakak Lin tidak ingin terjun di bidang ini. Bahkan, dalam hati ia merasa sangat bersalah terhadap Xin Yu, Liu Yun, Li Qing, dan semua orang. Setelah sekian lama bersama, kita pasti paham Kakak Lin bukan orang jahat. Ia baik hati dan penuh empati. Hanya saja, ia terlalu ngotot ingin membuktikan hal-hal yang sebenarnya tak perlu.”
Murong Shanshan mengangguk halus, memberi isyarat agar aku melanjutkan.
“Empat tahun lalu, Kakak Lin kabur dari rumah. Ia hanya membawa beberapa ratus yuan ke Suzhou, berpindah-pindah perusahaan. Lalu merintis usaha sendiri, tapi hasilnya buruk. Hingga dua tahun lalu, ia mengambil alih bisnis hiburan dewasa dari temannya. Di sanalah ia bertemu Liu Yun, Li Qing, JOLY, Guozi, dan lainnya.”
Aku menghela napas, membalikkan badan dan duduk di bawah tembok pertahanan. Pedang Kemerahan bersandar di paha. Murong Shanshan berjongkok di samping, memeluk kaki putih bersihnya, memandangku dalam diam.
“Katanya Liu Yun pernah gagal bunuh diri dengan menggorok pergelangan tangan sebelum kabur. Detilnya, Kakak Lin tak mau bocor lebih banyak.” Senyum getirku mengembang. “Dulu Kakak Lin bilang, sebenarnya ia bisa menghentikan Xin Yu, tapi tak dilakukan. Saat baru datang, Xin Yu masih gadis polos. Tapi sekarang... segalanya berubah. Xin Yu sudah matang, sangat matang... Hanya, harga kedewasaan ini terlalu mahal. Terlalu berat untuk dia, dan aku.”
Tiba-tiba, perasaan menjadi sangat berat.
"Lin Fan～～～"
Murong Shanshan memanggilku dengan lembut, "Cobalah legawa, lupakan saja masa lalu. Xin Yu sekarang ini bukankah baik? Jika dia baik-baik saja sekarang, mengapa harus memikirkan masa lalu? Lagipula, yang benar-benar terluka adalah Xin Yu. Jangan ikut-ikutan membuat keributan. Yang harus kamu lakukan sekarang adalah memperlakukannya dengan baik."
Aku mengangkat kepala, sedikit terkejut, "Shanshan, kalau di masa lalu, aku pasti tidak percaya ini ucapanmu!"
Murong Shanshan tersenyum tipis, "Aku hanya merasa kamu tidak boleh meremehkan Xin Yu, bukan?"
Menghadapi pertanyaan ini, aku merenung sejenak sebelum menjawab, "Aku tidak akan meremehkan siapa pun di sekitarku. Konsep keluarga sudah lama hilang dariku. Sekarang, bagiku, arti persahabatan lebih penting dari segalanya..."
Murong Shanshan sedikit kesal, "Apakah dalam pandanganmu, aku hanya termasuk kategori teman?"
Dalam hati aku bergumam: Sial, kamu mau apa lagi? Cukup sudah berteman, apa harus kukaryakan 'Kau adalah listrik, kau adalah cahaya, kau mitos satu-satunya' sekarang?
Tapi melihat ekspresi seriusnya, aku harus mengeluarkan jawaban lain: "Kamu berbeda, kamu lebih spesial dari yang lain..."
Murong Shanshan menatapku dengan tatapan mengejek, tersenyum bertanya, "Lalu, di mana letak spesialku?"
Aku mulai mengarang cerita: "Tentu saja spesial. Dulu kamu adalah klienku, sial! Klien adalah Tuhan. Pengaruhmu padaku bisa dibayangkan..."
"Hmph, semoga benar begitu~"
“Murong Shanshan berhasil kucuekin, dia berdiri sambil berkata: "Hubungi Ayue, setelah transaksi selesai kita harus latihan skill. Juga, hadiah tugas belum diambil. Setelah makan malam nanti, mari cari-cari di kota sekadar jalan-jalan sore~”
Aku mengangguk, membuka komunikator dan mencari ID Ayue: Anggrek Hutan. Dia masih online, permintaan koneksi langsung diterima.
Suara Ayue tetap merdu: "Kenapa? Tidak sibuk persiapan ke Beijing? Masih ada waktu luang menghubungiku?"
“Haha, rupanya kamu sudah tahu juga...”
Terpilih dalam lomba hidup dan MATI, tak bisa kusembunyikan rasa banggaku.
Ayue bertanya agak geli: “Lalu, ada perlu apa mencariku kali ini? Jangan-jangan mau mengorek informasi lagi? Aku bilang dulu, 2 hari ini aku sibuk di perusahaanku, sama sekali tidak ketemu sepupu. Jadi info yang kamu mau aku nggak tahu.”
Kukecutkan tawa: “Tenang, kali ini nggak minta kamu jadi mata-mata. Aku sekarang di pintu gerbang timur Kota Bulan Perak. Kamu free? Datanglah, ada hal penting harus dibicarakan tatap muka~”
“Hal penting apa sampai harus tatap muka?” Ayue terlihat heran.
“Pokoknya datang saja, ini benar-benar urusan krusial.”
Tanpa banyak tanya, Ayue setuju dan bilang akan tiba dalam beberapa menit.
……
“Ternyata, saat aku dan Murong Shanshan membahas persiapan logistik ke Beijing, Ayue sudah pergi jauh. Dia mengenakan zirah kulit yang seksi, mirip dengan Xin Yu. Satu-satunya perbedaan adalah Ayue membawa belati pendek yang tajam, sementara Xin Yu memegang busur panjang oranye legendaris yang megah dan mematikan.”
Melihat Murong Shanshan di belakangku, Ayue terlihat agak tidak nyaman. Ketika dia mendekat, Murong Shanshan mengambil inisiatif menyambutnya dengan sopan: “Halo Ayue, lama tidak berjumpa~”
Murong Shanshan juga mulai pandai bermain permainan permukaan. Jika ingatanku tidak salah, terakhir kali dia bertemu Ayue di dunia nyata adalah sebelum Tahun Baru Imlek. Saat itu kami makan nasi goreng telur di bawah gedung, sementara Ayue sedang makan mi daging sapi. Sekarang dipikir-pikir, kelompok kami memang sangat luar biasa.
Menyambut keramahan Murong Shanshan, Ayue terlihat tersanjung dan buru-buru menjawab: “Shanshan juga baik~”
Dengan kalimat singkat yang asal-asalan untuk si cantik, Ayue langsung berpaling padaku: “Lin Fan, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan? Aku sudah datang~”
Aku tersenyum: “Sebenarnya tidak terlalu penting, hanya ingin memberimu hadiah kecil~”
“Apa? Hadiah?” Ekspresi Ayue berbinar sesaat sebelum kembali gelisah: “Kenapa tiba-tiba ingin memberiku hadiah? Hari ini kan bukan hari spesial apa pun~”
Aku juga tidak banyak bicara, mengeluarkan belati itu dari bungkusan dan menaruhnya di menu transaksi bersama Ayue——
【Belati Naga】（Belati——Perlengkapan Oranye）
Serang：375-480
Kekuatan：+90
Stamina：+85
Kelincahan：+105
Kecerdasan：+90
Tambahan：Meningkatkan kecepatan serangan 25%, memiliki kemungkinan 15% membuat target pingsan selama 0.5 detik saat menyerang
Membutuhkan Level：65
……
Cahaya belati ini berkilauan, terlihat sangat mencolok di bawah pintu gerbang kota yang relatif gelap.
Belati ini menempati peringkat pertama kategori belati di Peringkat Senjata, bahkan masuk 10 besar Peringkat Komprehensif Senjata. Posisinya lebih tinggi dari Pedang Cahaya Tersembunyi milik Murong Shanshan yang masing-masing menempati posisi 3 dan 4. Pedang Kemerahan-ku juga kehilangan tahta pertama, sekarang berada di posisi kedua. Peringkat pertama saat ini adalah kapak oranye dengan atribut yang tidak ditampilkan, tapi dari namanya saja sudah terasa hebat: Penghakiman Tuhan!
Meski tak sehebat kapak itu, nilai Belati Naga telah melampaui imajinasi kebanyakan pemain. Apalagi dengan serangan dan atribut tambahan yang begitu kuat, mustahil pencuri mana pun tidak bergemuruh hatinya melihat belati ini.
Ayue adalah seorang pencuri. Dia juga bergemuruh, tapi setelah gejolak itu dia menenangkan diri dan menatapku: "Lin Fan... Kamu memanggilku hanya untuk memperlihatkan belati ini?"
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum lalu menekan tombol konfirmasi transaksi.
Ayue sedikit ragu, menolak transaksi, bertanya: "Orang ini, apakah kamu gila? Belati berharga seperti ini bisa sembarangan diberikan? Hmph, meski untuk merayu MM, biaya seperti ini terlalu besar, apalagi..."
Ayue melirik Murong Shanshan di belakangku, "Selain itu, perlengkapan seperti ini jangan terbuang percuma padaku, berikan saja pada Shanshan..."
Maksud Ayue sangat jelas - kalau mau merayu, carilah MM kelas premium. Meski Ayue pantas disebut si cantik, tapi dibanding Murong Shanshan masih sedikit kalah bersinar.
Aku buru-buru menjelaskan: "Jangan begitu. Setiap job change punya bonus atribut senjata dan kemahiran sendiri. Kalau prajurit seperti Shanshan pakai belati, itu pemborosan. Jangan sungkan, selain perlengkapan aku memang tak punya hal lain yang layak ditunjukkan."
