Untuk meningkatkan keyakinanku, pertama kali aku menggunakan Pukulan Berat level 8 yang kuat. Damage output hampir dua kali lipat dari serangan biasa ini selalu membuat keyakinanku bertambah.
"Dang~" Setelah efek suara itu, keyakinanku langsung pupus. Ternyata hanya berhasil mengurangi 1400 poin darah Tetua Golem, artinya serangan biasa-ku hanya bisa mengurangi 700 poin darahnya saja...
"Hong Ye, kutuk dia, bangsat!"
Hong Ye tersenyum tipis, skill kutukan segera mencapai tubuh Tetua Golem.
Melihat efeknya sudah terwujud, aku mencoba serangan biasa sekali lagi. Kali ini cukup memuaskan, satu serangan biasa bisa mengurangi sekitar 900 poin darahnya.
Dengan begini lebih mudah. Setelah kalkulasi cepat, kira-kira aku bisa menghabiskan 20.000 poin darahnya dalam satu menit. Meski darah Golem Tetua sangat banyak, tapi dalam satu jam aku bisa menggerusnya. Sebagai BOSS Peringkat Platinum, menghabiskan satu jam untuknya sudah termasuk kehormatan besar.
Baru saja aku memikirkan ini, lengan kanan Tetua Batu sudah menghantam dengan desau angin, sama sekali tidak memberi muka. Tamparannya membuatku pusing tujuh keliling, darahku juga turun drastis hampir dua ribu. Hong Ye yang awalnya hendak menggunakan Hukuman terpaksa buru-buru mengganti ke sihir Penyembuhan untuk menyembuhkanku. Kecepatan serangan Tetua Batu tidak seperti batu biasa, tamparannya sangat cepat. Tanpa penyembuhan, nyawaku akan melayang dalam setengah menit.
Lima menit kemudian, aku terkejut menemukan bahwa penyembuhan Hong Ye tidak cukup untuk mengejar kecepatan darahku yang berkurang. Untungnya di bungkusanku masih ada banyak ramuan Hong yang bisa digunakan untuk menahan sebentar.
Setengah jam kemudian, akhirnya seimbang. Ditambah efek menghisap darah dari Pedang Kemerahan, bisa dibilang selamat meski deg-degan. Meski aku tak mengerti dari mana batu besar bodoh ini punya nilai Kehidupan untuk dihisap, tapi game tetaplah game. Jika semuanya nyata, itu bukan game lagi. Hidup sudah cukup menakjubkan.
Pukul sebelas lima puluh, darah Tetua Batu tinggal sekitar sepersepuluh. Di saat itu, aku menerima SMS Xin Yu: "Kami sudah kembali dari latihan leveling. Shanshan juga setuju untuk segera log off. Kamu masih perlu berapa lama?"
Tanpa pikir panjang aku balas: "Tunggu sepuluh menit lagi. Setelah mengalahkan BOSS ini aku log off. Kalian semua tunggu di kamar Xue Han dulu. Aku akan langsung datang memanggil kalian setelah log off."
Xin Yu tidak membalas lagi, mungkin sudah pergi memanggil Murong Shanshan dan Lu Xuehan.
Lanjutkan perang gesekan dengan Golem Tetua. Setelah pertempuran ini, aku mengevaluasi ulang kekuatanku. Dulu, seorang diri menghadapi BOSS Platinum pasti hanya bisa kabur. Sekarang berbeda! Dengan perlengkapan oranye yang hampir lengkap dan bantuan artefak spiritual, aku benar-benar bisa melawan BOSS Platinum sekuat Golem Tetua secara frontal!
Melalui helm VR, masih bisa mendengar tawa merdu seperti lonceng perak dari MM-MM sebelah. Mereka sudah mulai berkumpul.
Beberapa menit kemudian, Tetua Golem hanya menyisakan seutas urat darah terakhir.
Saat itu, aku khawatir dia akan bermutasi. Hasilnya sesuai harapanku – bahkan ketika berubah menjadi tumpukan serpihan batu, Tetua Golem sama sekali tidak mengeluarkan suara erangan.
Melihat koin emas dan perlengkapan yang bertebaran, aku menghela napas lega. Waktu yang kuhabiskan mencapai satu jam penuh, tapi ini sepadan. Pengalaman dari Tetua Golem cukup membuat levelku naik ke 77 94%, tinggal sedikit lagi akan mencapai level 78.
Mungkin karena perbedaan level yang kecil, perlengkapan dan koin emas dari Tetua Golem tidak terlalu banyak. Koin emas hanya sekitar 1000-an, perlengkapannya juga tampak biasa saja. Singkatnya, tidak terlihat kilau oranye. Satu kapak perang, helm Zirah, dan sebuah cincin.
Satu per satu kuperiksa atributnya——
【Kapak Perang Petrify】(Kapak Perang – Equipment Ungu)
Serang: 275-400
Kekuatan: +55
Stamina: +52
Kelincahan: +48
Kecerdasan: +40
Tambahan: Saat menyerang lawan, memiliki 1% kemungkinan membuat target pusing selama 5 detik
Membutuhkan Level: 65
Sebuah kapak yang cukup bagus, serangannya masih bisa diterima, sedangkan efek pusing 1% itu pada dasarnya bisa diabaikan. Namun, durasi efek pusing cukup lama, 5 detik. Asalkan efek pusing muncul, itu sama dengan serangan mematikan. Perkiraan kasar, nilai kapak ini sekitar 3000 RMB.
【Helm Kokoh】（Helm Zirah - Perlengkapan Hijau）
Pertahanan: 112
Stamina: +24
Kekuatan: +8
Kelincahan: +34
Kecerdasan: +40
Tambahan: Meningkatkan 1% pertahanan dasar
Membutuhkan Level: 65
Ini barang lapak berantakan, cukup 5 RMB bisa dapat, langsung buang saja, hanya memakan ruang di inventory.
【Cincin Proteksi Batu】（Cincin - Equipment Ungu）
Kekuatan: +64
Stamina: +50
Kelincahan: +40
Kecerdasan: +25
Tambahan: Menambah 100 poin nilai pertahanan bagi pemakai
Persyaratan Level: 65
Cincin yang cukup baik, jarang ada cincin yang menambah pertahanan. Penambahan kekuatan dan stamina juga lumayan, cocok untuk job change Ksatria.
Setelah membereskan semua ini, aku harus istirahat. Parkirkan karakter di pintu masuk lapisan tiga ke lapisan empat, log off!
Malam masih agak dingin. Kenakan jaket, keluar rumah, langsung melihat Murong Shanshan sedang menunduk di balkon mengintip ke bawah.
"Shanshan, lihat apa?"
"Xue Han pergi ke bawah minta kunci gerbang ke satpam. Xin Yu tidak tenang, ikut turun."
"Sial! Bukannya nanti kita akan lewat sana juga? Kok mereka berdua jadi bodoh begini?"
Murong Shanshan tertawa kecil: "Ini kan cuma iseng. Kami bertiga sudah siap lama, tapi kamu keluar terus-terusan, akhirnya mereka cari kegiatan."
“Benar-benar membosankan, ayo kita pergi juga. Bawa uang tidak?”
“Xin Yu bawa banyak uang tunai, kita tinggal makan saja.”
Turun lantai, dari kejauhan terlihat Xin Yu dan Lu Xuehan sedang di ruang jaga. Feng Shen mengeluarkan seikat kunci.
“Bos, mau keluar sampai larut begini?”
Aku menjawab: “Iya, laper tengah malam. Mau ikut? Makan bakar-bakaran?”
Feng Shen melirik Murong Shanshan di sampingku, tersenyum kecut: “Tidak perlu, kalian pergi sendiri saja. Perutku agak sensitif, tidak bisa menikmati nikmatnya～”
Dia cukup tahu diri. Aku segera tersenyum: “Bagaimana progress dengan Wang Xue akhir-akhir ini? Jangan sia-siakan usahaku. Aku sampai ngotot sama Kakak Lin biar pos satpam ditempatkan di sebelah resepsionis.”
Xin Yu di samping tertawa ringan: “Ini perlu kamu urusi? Hmph! 2 hari terakhir mereka gak berhenti manis. Sarapan diantar ke kamar Wang Xue, makan siang bareng, malem... bahkan makan malam sudah dipersiapkan. Lihat saja si nona Wang Xue itu, bahagia sampai MATI! Sepanjang hari senyum-senyum sendiri!”
Feng Shen langsung salah tingkah. Pria kekar itu terbata-bata tak bisa berkata-kata.
Aku tak tega. Segera menarik Murong Shanshan dan Xin Yu sambil bilang ke Feng Shen: “Kami pergi dulu. Nanti kembalikan kuncinya sepulang.”
“Selamat menikmati～”
……
Tiba di luar perusahaan, separuh dari toko-toko di sepanjang jalan sudah tutup. Namun sebuah warung kecil di kejauhan masih terang benderang dengan asap mengepul, di luar dugaan saya. Bisnis di sini luar biasa ramai—bukan hanya kursi di dalam yang sudah penuh, bahkan beberapa meja tambahan dipasang di luar. Beberapa pelanggan yang pulang larut sedang memanggang di sana. Jam segini petugas ketertiban sudah pulang menggendong istri tidur, kalau tidak, pasti lapak luar ini sudah lama disita.
"Berapa orang?" Bos gemuk mendekat dan bertanya sopan.
"Empat orang." Saya menjulurkan kepala melihat ke dalam, "Masih ada tempat kosong?"
Bos tersenyum minta maaf: "Pelanggan terlalu banyak, di dalam sudah tidak ada meja kosong. Bagaimana kalau kami pasang satu meja untuk kalian di luar?"
Saya ragu sebentar. Kalau begini, saya sendiri tidak masalah, tapi takut beberapa MM merasa tidak nyaman.
Murong Shanshan memandangku dengan senyum tipis: "Tidak apa-apa. Memanggang sambil menyerap energi alam semesta, ada embunnya malah lebih enak, rasanya pasti lebih nikmat."
Bos langsung menyambung: "Iya betul! Pacar Bapak ini benar sekali!"
Mungkin karena Xin Yu dan Lu Xuehan berdiri agak jauh, ditambah sikap akrab Murong Shanshan padaku, wajar saja dia salah paham.
Lu Xuehan melirik ke arahku, bibirnya bergerak tapi tak bersuara.
Murong Shanshan sedikit memerah, berkata pada bos: "Cepat siapkan saja, kami sudah lapar. Oh ya, bagaimana perhitungan harganya di sini?"
“Dua algoritma: Perhitungan dasar, satu tusuk sayur 2 yuan, satu tusuk daging 4 yuan. Atau paket all-you-can-eat 80 yuan per orang. Mau pilih yang mana?”
“Yang terakhir aja, makan lebih bebas.” Murong Shanshan menoleh berkata: “Xin Yu, hari ini kami mengandalkan traktiranmu~”
Xin Yu dengan sukarela membayar. Empat orang mencari empat bangku dan duduk di meja kosong. Tak lama, dua baki arang datang. Murong Shanshan dan Lu Xuehan masuk ke dalam memilih berbagai tusuk daging dan bahan lain hingga meja penuh terisi.
Aku duduk di sebelah Lu Xuehan sambil tersenyum: “Xue Han mau makan apa? Aku bakal panggangin!”
Lu Xuehan tersenyum manis: “Aku mau tusuk kambing, matang 80%!”
Murong Shanshan di sebelah ikut nimbrung: “Lin Fan, aku juga mau!”
“Kalian berdua urus sendiri! Bukannya kemarin kamu baru bilang dijuluki Raja Panggang saat acara BBQ kelas? Sial, urus sendiri!”
Murong Shanshan mencibir, mulai membantu Xin Yu mengolesi minyak pada tusukan daging.
Minyak licin menetes ke arang, mengeluarkan suara "syrr" disertai kepulan asap. Tertiup angin, asapnya membuat beberapa pemuda di sebelah batuk-batuk.
“Hei, tolong perhatikan dong!!” Seorang pemuda menegur sambil menoleh.
Aku segera meminta maaf: “Maaf, maaf, fasilitas di sini terbatas~~”
Seorang pria paruh baya berkata: "Jangan dipermasalahkan. Semua orang sudah keluar larut malam untuk makan, tidak mudah. Mari kita bahas masalah dengan Xu Fei ini. Sial, aku selalu merasa ada yang jangkal. Menurut kalian, pengaruhnya akan besar jika kita meninggalkan Kekuasaan Sang Playboy?"
Anak muda itu menenggak bir sebotol dengan suara "Gulung~", lalu berkata: "Pengaruhnya pasti ada. Pikirkan, dengan karakter Xu Fei mana mungkin dia bisa mentolerir kelompok kita?"
Murong Shanshan dan Xin Yu saling memandang dengan heran. Aku berbisik: "Membakar makanan, makan saja. Jangan ikut campur. Malam sudah larut, kita harus menjaga profil rendah. Tapi tidak apa mendengarkan!"
Murong Shanshan mengangguk halus. Xin Yu menyerahkan tusuk sate tahu kering yang sudah matang padanya.
Kulihat meja sebelah. Ada enam orang total. Di depan masing-masing setidaknya ada tiga botol bir. Tusuk sate besi berserakan di meja. Tampaknya mereka sudah banyak makan-minum. Pantas saja urusan rahasia dibicarakan begitu keras.
Tiba-tiba seorang pria jorok berkata: "Tak bisa ditolerir? Bangsat! Ayah juga tak tahan dengan Xu Fei si bajingan itu! Dia pikir siapa? Cuma punya uang busuk! Ingatkah kalian kejadian adik perempuan Lao Wang yang datang ke perusahaan cari kakaknya?"
Pria paruh baya segera menghentikannya: "Jangan lanjutkan! Bagaimanapun adikku juga tidak sampai dirugikan!"
“Sial! Sabar sekali kamu. Kalau dia berani pegang payudara adik perempuanku di depan umum, ayah pasti sudah menghancurkan tangannya!” Pria jorok itu sangat emosional.
Pria paruh baya menggeleng kepala sambil tersenyum getir: "Siapa yang tidak punya nyali? Tapi uang sekolah adik perempuanku saja aku dapatkan dari Xu Fei. Kalau bisa mengusir, sudah lama aku lakukan!"
"Menurut kalian, janji Pinmingzhe memberi fasilitas yang sama dengan angka 665 ini benar atau tidak? Jangan-jangan setelah kita berjuang mati-matian, dia tidak bisa membayar gajian."
Pria jorok itu tertawa terbahak: "Tidak usah khawatir. Bukankah Wu Jia kabur bersama Pinmingzhe? Kalau tidak salah tebak, Wu Jia bukan hanya menyerahkan tubuhnya tapi juga seluruh kekayaannya. Tahukah kalian? Kekayaan Wu Jia tidak sedikit! Dengan uang ini, Pinmingzhe bisa membayar gajian kita selama beberapa tahun!"
Pria paruh baya itu merendahkan suara: "Ngomong-ngomong, kenapa Wu Jia kabur dengan Pinmingzhe? Aku belum paham sampai sekarang. Sekarang kita tidak perlu waspada terhadap Xu Fei lagi, jelaskan dong!"
“Masalah ini berawal dari kakak Pinmingzhe. Awalnya, Xu Fei tertarik pada perlengkapan dan skill Pinmingzhe, lalu memutuskan untuk menyuapnya. Sayangnya kakak Pinmingzhe lumpuh di rumah sakit, jadi Xu Fei pura-pura menjenguk dan menanggung semua biaya. Tak disangka wajah kakak Pinmingzhe cukup cantik, malah membuat Xu Fei tergila-gila. Beberapa hari lalu Xu Fei pergi sendirian ke rumah sakit, entah bagaimana caranya, tiba-tiba kakak Pinmingzhe MATI begitu saja.”
“Bagaimana MATI?”
“Andai aku tahu. Sejak hari itu, Pinmingzhe langsung mengusir Xu Fei. Kebetulan sebelumnya Xu Fei menugaskan Pinmingzhe untuk mengurus tempat tinggal dan kebutuhan harian Wu Jia. Pinmingzhe dan Wu Jia ternyata berani, setelah lama bersama, muncul perasaan di antara mereka. Entah apakah perasaan ini hanya berdasarkan fisik. Tapi Wu Jia diam-diam mengetahui nomor kartu bank Xu Fei, mentransfer lebih dari 20 juta ke rekeningnya sendiri, lalu kabur membawa uang bersama Pinmingzhe.”
“Intinya, mengikuti Xu Fei hanya membuat kita sengsara. Lebih baik ikut Pinmingzhe. Pemuda ini punya nyali. Dulu di Kekuasaan Sang Playboy, dia selalu bersikap jantan pada kita. Jauh lebih baik daripada si pemboros Xu Fei yang tak tahu berapa kali lipat lebih buruk.”
"Pria jorok sampai di sini tak kuasa menjilat-jilat air liur, terkekeh: 'Ngomong-ngomong, si Pinmingzhe itu juga dapat berkah dari tujuh turunan. Tak cuma tiba-tiba punya uang segudang, tapi juga dapet istri kayak Wu Jia. Meski katanya si Xu Fei udah mainin dia entah berapa kali, tetap aja lumayan. Bayangin, wanita kayak Wu Jia yang payudaranya gede, pantatnya montok sekarang jarang lho. Lagian mukanya juga cantik.'"
Pria paruh baya mengeluarkan suara ssshh! sambil tertawa: "Wawasanmu cuma segitu doang? Wu Jia itu apa? Kalau soal tubuh, baru Sayur Hijau Godaan dari Firdaus yang Hilang yang levelnya wah! Kabarnya 【Nama Sejati】nya Xin Yu. Hmm, nama yang bagus! Udah liat screenshot gamenya? Katanya datanya hasil pindai full body, wuih... Wuih... Dada yang tegak, bokong yang melengkung, 180 kali lipat lebih ok dari Wu Jia! Kalo bisa dapet istri kayak dia, sekali pun MATI, worth it!"
"Byur～!"
Gelas dan piring bergetar. Xin Yu membanting meja, alisnya mencuat sambil melotot ke meja itu: "Apa yang kalian bicarakan?!"
Pria paruh baya terkejut menoleh. Begitu dia dan beberapa kawan melihat Xin Yu, wajah mereka pucat pasi, senyum membeku. Setelah lama baru bisa keluarkan: "Kamu... Kamu Sayur Hijau... Godaan!!"
Xin Yu masih marah tak terbendung: "Barusan bilang apa? Siapa yang dadanya tegak? Siapa yang bokongnya melengkung?!"
Pria itu gemetar tak bisa bicara. Beberapa orang di sampingnya juga terpana memandang Xin Yu.
"Di bawah cahaya remang-remang, Xin Yu berdiri tepat di depan ku. Dada montoknya menutupi sebagian besar cahaya lampu, benar-benar tidak kecil."
Beberapa orang ini adalah calon sekutu di masa depan, sebaiknya jangan sampai menghina. Ku tarik helai baju Xin Yu sambil berkata: "Xin Yu, jangan marah-marah. Yang mereka katakan juga fakta kok. Lihatlah baju di dadamu yang meregang ini, mirip anak sapi kecil～"
Xin Yu memerah bagai api, menoleh sambil bersuara kesal: "Lin Fan～～Bahkan kau juga bilang begitu!"
"Lin... Lin Fan..." Pria jorok itu gagap berbicara.
Murong Shanshan sedang memanggang sate, tersenyum manis: "Xin Yu, kemarilah. Sate kambing pesananmu sudah matang. Jangan dengarkan mereka. Bentuk tubuhmu memang bagus, mereka sedang memujimu～!"
Di bawah cahaya lampu, wajah Murong Shanshan yang putih salju terlihat sangat memikat. Kecantikan ini langsung dikenali oleh para pemain tersebut.
"Sial, bahkan Murong Shanshan ada di sini. Keberuntungan macam apa yang kita alami hari ini?!" Ujar pria paruh baya dengan senyum getir.
Murong Shanshan tak bisa menahan senyum manisnya: "Jangan takut. Lin Fan dan Xin Yu juga tidak akan memakan kalian. Lagipula, bukankah kalian sudah meninggalkan Kekuasaan Sang Playboy dan bersiap bergabung dengan Pinmingzhe yang tak terkalahkan? Kebetulan, Pedang & Mawar dan Firdaus yang Hilang berencana bersekutu dengan mereka. Ke depannya kita semua adalah sekutu, bisa dianggap orang dalam sepenuhnya."
Pria paruh baya menunjukkan ekspresi gembira, berkata: "Aku mengerti, ucapan tadi benar-benar memalukan～～"
Xin Yu duduk sambil menggerutu, melahap satu tusuk daging kambing dengan tiga kali gigitan.
Murong Shanshan tersenyum berkata: "Perkataan Lin Fan tadi sangat tepat, semua orang tahu postur tubuh Xin Yu bagus, kalian hanya menekankan saja. Tapi, kalimat terakhirmu salah! Jika ingin meminang Xin Yu jadi istri, harus minta izin Lin Fan dulu!"
Pria paruh baya buru-buru menjawab: "Tidak berani, tidak berani..."
