Saat aku sedang asyik terlibat dengan BOSS, tiba-tiba menerima permintaan panggilan dari Murong Shanshan. Kebetulan tangan kiriku sedang kosong, langsung kubuka komunikator.
“Tidak mengganggumu, kan?” Suara merdu si cewek cantik terdengar dari sana.
“Tentu tidak, ada apa?”
“Gak ada. Tapi suaramu kok terburu-buru? Lagi ngapain sekarang?”
Aku tersenyum, “Shanshan, mau lihat apa yang sedang kulakukan sekarang?”
“Tentu, aku mau lihat!”
Murong Shanshan langsung mengirim permintaan video sambil berbicara.
Kusesuaikan posisi sudut pandangku agar Murong Shanshan bisa melihatku dan BOSS dengan jelas, lalu kuterima permintaannya.
Jelas-jelas situasiku saat ini sangat aneh. Murong Shanshan terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menahan tanya sambil menahan senyum, “Lin Fan, kamu ngapain sih? Kok kayak daging panggang ditusuk pedang? Monster itu BOSS ya? Level berapa? Kok bisa-bisanya mempermalukanmu seperti ini?”
Sudah biasa dihina olehnya, kujawab santai, “Gak apa-apa. Memang agak memalukan, tapi dengan begini aku bisa gerus BOSS level 95 ini. Gimana? Iri kan? Siapa tau ngedrop artefak spiritual~”
Murong Shanshan tertawa kecil, “Kamu cuma mau bohongi aku!”
“Bohong apanya?”
“Aku baru cek data. Perlengkapan level artefak spiritual cuma bisa ngedrop dari BOSS legendaris level 100 ke atas. Senjata dewata harus dari BOSS level 120. Itu cuma level 95!”
“Hah? Gak bisa ngedrop? Perlengkapan oranye juga oke. Level tinggi pasti atributnya bagus!”
“Hmm, ini BOSS terakhir lantai 6 ya?”
“Iya. Kalau lantai 7, entah bisa menang atau tidak!”
Murong Shanshan tersenyum manis: "Silakan pergi, aku 100% yakin padamu, BOSS apapun tidak bisa menghentikan Lin Fan kita!"
Entah dia sedang mengejekku atau tidak, aku melanjutkan: "Sudah, aku harus cepat menyelesaikan BOSS ini. Mungkin malam ini kita bisa menyelesaikan lapisan berikutnya. Lagipula, daya tahan peralatanku sudah tipis, harus cepat menentukan, kalau tidak di lapisan berikutnya mungkin harus berlari telanjang lawan BOSS."
Murong Shanshan mengangguk patuh sambil tersenyum: "Baiklah, kalau sudah menyelesaikan tugas lihat apakah aku masih online. Kalau masih, panggil saja. Aku dan Xue Han akan mengunjungi tempatmu untuk inspeksi kondisi hidupmu."
Matikan komunikator, aku heran sendiri. Urusan hidup apa yang perlu diinspeksi? Saat ini, sumber daya hidupku sangat melimpah, kecuali wanita tidak ada yang kurang. Tapi kalau dua si cantik ini datang, pasti akan sempurna.
Pertarungan berlanjut. Kutujukkan Ice Blade Slash untuk membekukan BOSS, serangan skill bertubi-tubi membuat darahnya habis.
Serangan terakhir, "Langit yang Berhasrat" bersuara lagi: "Manusia hina, kau akan membayar perbuatanmu!"
Sebelum mengakhiri hidupnya, aku menarik napas lega: "Pergilah dengan tenang!"
"Puff~!"
Dibantu skill Pukulan Berat, Pedang Kemerahan pertama kali menembus zirah dada "Langit yang Berhasrat". Tidak hanya itu, momentumnya terus menerobos dada, darah unggu berhamburan di udara.
"Ding~!"
Sistem mengingatkan: Tugas 【Nyanyian Berbisik】terus berlanjut!
"Syuuk~!"
"Yang membuatku kecewa, pedang raksasa hitam yang menusukku selama lebih dari satu jam itu menghilang begitu saja setelah Tuannya tewas. Yang lebih mengecewakan, meskipun nilai Kehidupan BOSS ini sudah kosong, dia tidak meledak, dan juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghilang. Jangan-jangan, usahaku yang melelahkan ini sia-sia belaka?"
"Cahaya merah di tubuh BOSS perlahan memudar. Tidak hanya itu, setelah melepaskan 'jubah merah' ini, bagian-bagian hitam di tubuhnya juga perlahan menghilang. Setelah beberapa menit, akhirnya terlihat warna aslinya - zirah biru tua!"
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Kekuatan kontrak jiwa perlahan memudar. "Hasrat Langit" mengembalikan prajurit Langit ke wujud aslinya. Namun, kontrak jiwa telah menggunakan terlalu banyak Kehidupan-nya. Kini dia tidak memiliki nyawa lagi, hanya eksis sebagai tubuh spiritual substansial! Bimbing jiwanya untuk mencari sumber nyanyian yang bergumam!
Perlahan, nama asli prajurit Langit yang telah tewas ini terungkap: Edela!
Aku terkejut. Situasi justru mengambil opsi terburuk. Kasihan Amy kecil masih menunggu ayahnya, padahal sang ayah sudah tiada.
"Pemuda..."
Edela berdiri, tubuhnya terlihat lemah. Meski berbentuk substansial, itu tidak berarti dia hidup.
Edela menatap tangannya sendiri, bergumam: "Apakah hanya jiwa yang tersisa dariku sekarang?"
Aku mengangguk: "Benar. Lagipula, Amy masih menunggumu di atas... Mari kita segera mencari sumber nyanyian bergumam itu!"
Alderan menatap empat reruntuhan prajurit perak yang tergeletak di tanah, suaranya gemetar, "Kebodohan dan kesombonganku yang membuat mereka kehilangan nyawa! Semua ini seharusnya menjadi tanggung jawabku sendiri... Apa katamu barusan... Amy sedang menungguku di atas? Maksudmu? Bagaimana mungkin Amy ada di sini?"
Aku merenung sejenak, lalu menjawab, "Amy khawatir dengan keselamatanmu, jadi dia datang mencari."
"Maksudmu, Amy sudah memasuki domain arwah-arwah gelisah ini?"
Aku mengangguk, "Ya, di lantai bawah tanah kuil, dia sedang menunggumu di sana!"
Alderan memandangku dengan gejolak dalam hati, "Kau yang membawanya masuk? Amy masih terlalu muda, mustahil dia punya kemampuan masuk ke kuil sendirian!"
Aku tidak ingin menyembunyikan fakta darinya, toh cepat atau lambat dia harus menghadapi kenyataan ini.
"Tubuh Amy di sana hanyalah jiwanya, dan terikat oleh mantra membelenggu jiwa."
"Apa? Amy sudah hanya tersisa sebagai roh?!"
Emosi Alderan meledak, dia bangkit dengan kasar sambil menggigit gigi, "Ras terkutuk! Bahkan Amy kecil pun tidak dia lewati?!"
Pedang besar itu mulai terkondensasi lagi di tangan Alderan, kali ini bukan hitam lagi melainkan putih susu yang menyilaukan. Badan pedang berpendar, jelas terlihat sebagai senjata setidaknya setara artefak spiritual.
“Aku melanjutkan: 'Amy kecil sudah keluar lebih dari seminggu. Kakek Jethro khawatir akan keselamatan cucunya, jadi menyuruhku mencari jejak Amy kecil di Kuil yang Hilang. Tapi tak kusangka, Amy kecil sudah tewas beberapa hari lalu. Bahkan kalian juga dikendali sihir Penyihir Arwah hingga kehilangan rasional. Di sini, setidaknya sudah kubunuh 50 buah prajurit perak yang mengalami Transformasi Iblis.'”
Aedra menghela napas: "Mereka dulu adalah prajurit paling pemberani di Aliansi Manusia. Tak disangka akan terkubur semua di tangan penyihir jahat ini. Pemuda, tak perlu merasa bersalah. Kehidupan mereka sudah berakhir saat dibunuh. Yang kaubunuh hanyalah boneka-boneka yang dikendalikan."
Tiba-tiba aku teringat sesuatu: "Mengapa jiwa prajurit perak langsung menghilang setelah dibunuh, tapi kau bisa membentuk Roh mandiri?"
Aedra mengangkat pedang besarnya dengan senyum getir: "Kau pikir aku tak ingin jiwa-ku hancur bersama mereka? Hanya saja, pedangku ini sudah melebur dalam tubuhku, menyatu dengan jiwaku. Dialah yang mempertahankan sebagian kesadaranku. Karena itu aku bisa berdiri di sini berbicara denganmu. Sekarang waktuku hampir habis. Reaksi jiwa di pedang roh semakin lemah. Kita harus segera menemukan Laszlo dan membunuhnya untuk menghentikan pembentukan Formasi Sihir Nyanyian!"
"Formasi Sihir Nyanyian? Eksistensi seperti apa itu?"
Wajah Edra sempat menunjukkan kilasan ketakutan, "Itu adalah mantra yang digunakan Las untuk mengendalikan kesadaran kami. Saat ini, kekuatan formasi magis belum sepenuhnya aktif, hanya bisa mengontrol petualang di area Kuil yang Hilang. Begitu formasi magis benar-benar terbentuk, daya hancurnya mungkin akan mencapai Kota Bulan Perak! Saat itu terjadi, seluruh tentara dan rakyat jelata di kota pasti akan menjadi budak arwah-arwah gelisah!"
Aku langsung panik mendengarnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Meski pemain tidak terpengaruh formasi magis, jika semua NPC di kota menjadi memberontak, mustahil kita bisa bertahan di Kota Bulan Perak. Lebih parah lagi, semua NPC di markas guild akan berhenti bekerja. Segala upaya akan sia-sia! Uang Xu Fei dan kerja keras kita semua akan hilang begitu saja!
Kutatap Edra, bertanya, "Dalam kondisi seperti ini, masih bisakah kau bertarung?"
Edra tersenyum tipis, "Tenang saja. Dengan kemampuanku seharusnya masih bisa. Sebelum jiwaku benar-benar menghilang, aku ingin membantumu untuk terakhir kali. Sebelumnya, pasti aku sudah banyak merepotkanmu, ya?"
"Tentu saja! Seranganmu waktu itu sangat ganas. Untung yang kena aku, kalau orang lain mungkin sudah tewas seketika."
Melihat tangga gelap di bawah, kukatakan, "Ayo turun! Waktu kita tidak banyak!"
……
Aku berjalan di depan, sementara Edra mengikuti di belakangku di bawah kendali sistem. Pedang besarnya memancarkan cahaya menyilaukan yang seketika menerangi ruang gelap di bawah kami.
“Pemandangan di depan mataku membuatku terkejut, ruang lapisan ketujuh yang kecil ini dipenuhi dua barisan benda seperti kepompong tergantung di kedua sisi. Yang berbeda, warna kepompong-kepompong ini adalah merah darah, mirip alien dalam film. Tingginya sekitar dua manusia, dan terlihat jelas cangkang kepompong itu terus bergerak-gerak, mengembang dan mengempis.
Kepompong-kepompong itu berdiri di kedua sisi, menyisakan jalan di tengah yang lurus menuju ujung paling bawah Kuil yang Hilang. Di sana terdapat singgasana hitam mengilap, seseorang berjubah Penyihir Kegelapan duduk dengan tongkat sihir tembus pandang dari giok putih. Seluruh jubah Sihir Kegelapannya memancarkan cahaya hijau kebiruan.
Jarak terlalu jauh untuk memverifikasi, tapi aku yakin itu adalah BOSS akhir legendaris Kuil yang Hilang: Mentor Pengkhususan Arwah Gelisah, Ras!
Melihat kepompong-kepompong di samping, aku bertanya: "Apa ini? Apa Ras pikir bisa mengandalkan ini untuk menghalangi petualang?"
Edra memandang kepompong dengan takjub: "Mungkinkah mereka?! Kukira Ras sudah membunuh mereka. Ya Langit, perjalanan kita tak akan mudah!"
Sesuatu yang bisa membuat Edra terkejut pasti tidak biasa. Kutanya: "Siapa mereka?"
"Prajurit Petir, mereka adalah Prajurit Petir! Di benua ini, mereka adalah eksistensi terkuat manusia setelah Prajurit Langit!"
Edra maju ke depan, mengupas beberapa sumber daya merah dari kepompong ulat sutra, ekspresinya semakin dingin: "Apakah Ras telah memperkuat konstitusi Prajurit Thunder melalui racun arwah ini?"
Tangan Edra belum sempat ditarik kembali, kepompong di depannya sudah mulai mengelupas kulitnya secara masif karena kedatangan orang asing. Hanya dalam hitungan detik, seorang prajurit berbaju zirah biru tua yang mencolok telah berdiri di posisi bekas kepompong.
"Ding～!"
Sistem mengingatkan: Prajurit Thunder yang tertidur panjang telah terbangun olehmu, bunuh mereka! Hanya dengan membunuh 20 Prajurit Thunder kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk menantang Mentor Fokus Arwah Ras. Waktu tersisa: 480 menit!
Bahkan Edra pun terkejut, dia berteriak: "Ratz, benarkah ini kamu?"
Namun yang menjawabnya adalah serangan ganas dari Prajurit Thunder bernama "Ratz" ini. Bilah pedang merah darah menghempas di dada Edra, tapi tidak menyebabkan kerusakan nyata.
Aku segera memanfaatkan kesempatan berharga ini untuk memverifikasi atribut Prajurit Thunder——
【Ratz】(Calon BOSS putih keemasan)
Level: 90
Serangan: 2200-2650
Pertahanan: 1600
Darah: 400000
Jenis serangan: Serangan mengamuk, memiliki rasio serangan mematikan 25%, dan kemungkinan efek Thunder yang mengurangi kecepatan serangan target sebesar 25%
Jenis pertahanan: Zirah berat, menerima peningkatan kerusakan dari serangan sihir
……
“Aku diam-diam terkejut, ini agak berlebihan. Jika dilihat dari sini, 20 prajurit petir ini seharusnya semuanya calon BOSS level 90. Asyik! Meski Drop rate calon BOSS biasa saja, tapi pengalamannya sangat melimpah. Setelah membunuh 20 calon BOSS ini, sulit bagiku untuk tidak naik ke level 80.”
“Terhadap pemberontakan mendadak mantan bawahannya ini, Edela sebenarnya sudah siap mental. Namun tetap terkejut, untung dia BOSS resmi level 95 dengan darah yang sangat tebal dan pertahanan jauh melebihi Ratz. Serangan Ratz hanya seperti garukan gatal baginya.”
“Puff~!”
“Pedang besar Edela menusuk luka besar di dada Ratz. Seketika, 400.000 darah Ratz tiba-tiba turun sepertiga! Aku terperanjat, skill apa yang digunakan Edela? Hanya melihat kilatan cahaya hijau bisa membuat Ratz hancur seperti ini!”
“Buru-buru membuka notifikasi pertempuran. Baris terakhir membuatku terdiam kaku——”
“Informasi pertempuran: Edela menggunakan skill tempur 【Zhuren】(level 10) untuk menyerang Ratz. Efek skill muncul, serangan meningkat drastis! Menyebabkan 110342 poin kerusakan pada Ratz!”
“Bangsat! Skill yang luar biasa kuat. Untung saat melawan Edelas aku tidak lupa menggunakan Pedang Penghancur Sihir. Jika tidak, dia cukup menggunakan Zhuren level 10 sekali saja langsung akan mengirimku ke kota dengan skill teleportasi! Tapi sekarang, dia malah membantuku membunuh BOSS. Pasti ada bagian pengalamanku di situ. Sungguh beruntung! Tadi masih kecewa karena mengalahkan Edelas tidak dapat experience, sekarang akhirnya saatnya panen hasil! Hanya dengan membunuh 20 calon BOSS ini saja sudah sepadan dengan tiket masukku, air liur hampir menetes!”
Sambil bersenang-senang dalam hati, aku mengusap air liur dan memberi perintah pada Hong Ye: “Lemparkan Kutukan ke target, mari bantu Edelas!”
Hong Ye mengangguk “Oh” dan menurut, tapi tatapannya padaku agak aneh. Entah mengapa, ada kesan seperti Murong Shanshan. Ekspresinya persis seperti Shanshan saat melihatku ngiler. Ternyata semua cewek sama, bahkan NPC pun begitu.
Mengayunkan pedang maju, calon BOSS yang sudah dikurangi pertahanannya oleh Hong Ye tidak terlalu sulit. Setiap tebasan bisa menghabiskan 2000+ darah. Edelas jauh lebih hebat, setiap serangannya menyebabkan kerusakan lebih dari 5000 poin. Sekali lagi aku bersyukur, untung waktu itu menggunakan daging tubuhku untuk menjepit pedangnya. Edelas yang membawa senjata benar-benar mengerikan.
Meski prajurit petir pemberani, di bawah penghancuran kami dan Edelas mereka tak bisa berbuat banyak. Terutama Edelas, serangannya terlalu tinggi dan performanya luar biasa. Saat skill Zhuren dua menit sekali digunakan lagi, langsung mengakhiri nyawa prajurit petir.
“Ding～!”
Sistem mengingatkan: Kamu berhasil membunuh Thunder Warrior Latz (Calon BOSS level 95), mendapatkan 8 miliar pengalaman, 1200 koin emas, dan Reputasi +1500.
Mayat Thunder Warrior segera respawn, menjatuhkan tiga item perlengkapan.
Setelah diambil, terdapat sarung tangan zirah kulit biru level 75, sebuah kapak biru level 75. Karena level perlengkapannya tinggi, nilai serangannya sudah mencapai 480 - melebihi Pedang Cahaya Tersembunyi milik Murong Shanshan. Namun pedang itu telah dikoleksi secara eksklusif oleh Shanshan. Katanya, itu adalah perlengkapan pertama yang kuberikan secara cuma-cuma, memiliki nilai koleksi tinggi. Jika dijual pun hanya bernilai beberapa juta, sementara dia sama sekali tidak membutuhkan uang sebanyak itu.
Pedang ini mungkin unggul dibandingkan senjata mainstream saat ini, tapi masih jauh di bawah Pedang Spiritual baru Murong Shanshan yang memiliki serangan fantastis 750. Kini pedang itu telah menduduki tahta pertama Peringkat Senjata dengan stabil. Senjata hebat ini juga memberikan keuntungan besar bagi pemiliknya. Dua hari terakhir, level Shanshan melesat secara drastis. Jika hari ini aku tidak menyelesaikan misi yang memberikan pengalaman 20 BOSS, besok gelar Level Tertinggi Dunia pasti akan direbut Murong Shanshan.
Peralatan terakhir yang di-ngank oleh prajurit petir adalah sarung tangan Penyihir ungu dengan syarat level 75. Atributnya cukup bagus, bagian yang paling menarik perhatianku adalah kemampuan meningkatkan 100% kecepatan regenerasi MP pengguna. Masih kuingat, Xu Lin sering mengeluh bahwa skill area-nya "Serangan Api Hantu" menghabiskan MP terlalu cepat. Hanya mengandalkan ramuan biru saja tidak cukup. Mengingat MP Xu Lin yang besar, pasti kecepatan regenerasi magisnya tidak buruk. Sarung tangan ini sangat cocok untuknya.
Sambil menyimpan perlengkapan, kukatakan pada Edalar: "Lanjutkan!"
Edalar mengangguk dan mulai menantang prajurit petir berikutnya.
Kumedekati dan memverifikasi, ternyata semua atribut prajurit petir ini sama persis, data mereka tidak berbeda. Satu-satunya perbedaan hanya nama. Membunuh mereka sama mudahnya seperti memotong sayuran.
Saat ini Edalar jelas-jelas menjadi artileri berat. Dialah damage dealer utama. Jika harus kuhadapi sendiri, satu prajurit petir butuh lebih dari 10 menit. Dengan serangan Edalar, setiap lima menit sudah bisa diselesaikan.
Melihat jam, baru pukul 8 setengah. Masih banyak waktu tersisa. Sepertinya malam ini tugas panjang ini bisa selesai.
