Hah? Mengapa wajah Ibu jadi muda kembali?
Dia berjongkok, menggoda anak yang sedang duduk di bangku kecil. Senyum indahnya bagai bunga mekar.
“Xiao Lin Fan, Ayah pergi kerja paruh waktu. Saat pulang nanti akan membawakanmu banyak biskuit～”
Aku ingat, saat kecil, biskuit adalah perhatian besarku. Demi biskuit, tak jarang aku dipukul Ayah. Tapi aku tetap ngotot. Waktu itu, tetangga bilang: “Anak ini kelak sulit diajari sopan santun, wataknya terlalu keras. Kalian berdua akan banyak susah nantinya.”
Ibu tersenyum. Dia tak menghiraukan. Pandangannya pada anak tetap penuh kehangatan kasih sayang.
Anak yang duduk di bangku kecil itu adalah aku? Hehe, mirip sekali...
Secara perlahan, gambaran semakin menjauh, dalam hamparan kegelapan, cahaya semakin banyak muncul. Ketika pandanganku kembali jelas, terlihat suatu pemandangan yang sangat familiar. Di bawah pohon willow, seorang gadis berambut panjang tersenyum manis. Dia berkata pada pria di sebelahnya: "Lin Fan, kamu sudah janji akan menafkahi seumur hidupku, jangan sampai mengemplang ya~"
"Tidak akan, aku akan selalu membiayai Xiao Yu, membuatnya menjadi gadis paling bahagia di dunia..." kata sang pemuda dengan penuh keyakinan.
Aku tak bisa menahan senyum kecil. Dialog yang sangat cengeng. Apakah ini dua orang itu, diriku yang bodoh dulu, dan Xiao Yu yang polos?
Senyum Xiao Yu semakin kabur. Tiba-tiba, terlihat beberapa pemuda berbaju olahraga putih dengan tulisan besar "TOT" di dada. Lampu fluoresens berkedip-kedip tak henti. Di bawah panggung, mahasiswa Universitas Selatan memenuhi kursi, mengibarkan bendera tim TOT tinggi-tinggi sambil meneriakkan dukungan untuk tim idola mereka.
Ye Qiu yang berseri-seri itu menitikkan air mata haru sambil memeluk piala Juara liga erat-erat tanpa bisa berkata-kata. Di sampingnya, seorang pemuda lain yang tak kalah emosional justru menatap seorang gadis di bawah panggung, senyum mengembang di bibirnya.
Di barisan paling depan, gadis itu adalah Xiao Yu.
Adegan berubah kembali ke malam hujan itu. Air mata Xiao Yu menyatu dengan rintik hujan, sementara mimpi naifku hancur berkeping-keping di malam itu.
"Ada yang bisa kubantu?"
Di telinga bergema suara merdu, menoleh ke belakang kulihat seorang gadis berdiri anggun di halte bus yang dingin, mengenakan seragam rok abu-abu dan sepatu kulit. Ia menatapku sambil tersenyum: "Namaku Xu Lin, apakah kau tersesat? Jika tak keberatan, mari singgah ke tempatku..."
Xu Lin... apakah itu Kakak Lin?
Oh iya, di malam yang membeku itu, dialah yang menampungku yang terlantar di jalanan, diriku yang putus asa.
Gambaran mulai kembali kacau, di telinga terdengar suara banyak orang yang sedang bertengkar, seolah-olah mereka mengejek.
"Lin Fan, maafkan aku..."
Tiba-tiba kudengar suara Xin Yu, itu Xin Yu, suaranya!
Tapi tak kulihat apapun, hanya tangisan Xin Yu yang bergema: "Maaf... Aku tak akan mengecewakanmu lagi..." Tangis Xin Yu terputus-putus: "Percayalah, aku mencintaimu, aku mencintaimu..."
Apakah ini malam di bar itu?
Xin Yu benar-benar berubah, meski banyak kebiasaan lama masih tersisa, setidaknya dia takkan jatuh dalam dosa lagi, mulai belajar menghargai dirinya...
Dalam tangisan Xin Yu, kulihat Lu Xuehan tersenyum manis dengan lesung pipit: "Lin Fan, mulai sekarang jangan ganggu Xin Yu lagi~"
Suara lain berkata: "Dia malah harus berterima kasih kalau tak menggangguku..."
Lu Xuehan tersenyum lembut, kecantikannya tak tertandingi.
Pemandangan di depan mata perlahan mengabur, tak lama kemudian, aku melihat wajah yang cantik sempurna, kulit putih salju, mata manusia yang indah, senyum nakal di bibir, selain Murong Shanshan, tidak ada MM lain yang bisa begitu memikat hati.
"Lin Fan, pagi ini aku ingin jalan-jalan, bisakah kamu memanjat tembok ke asrama perempuan untuk menjemputku?"
Suara Murong Shanshan terdengar sangat manis.
Gambaran berubah menjadi chaos, kemudian dingin menyergap, Langit mulai dihujani salju, Murong Shanshan berdiri di tengah salju, menengadahkan wajah putih salju-nya, membiarkan serpihan salju lembut jatuh di wajahnya yang segera meleleh, mantel luarnya dipenuhi salju putih yang menumpuk.
"Lin Fan, aku harapan setiap musim adalah musim dingin, setiap hari turun salju..."
"Bagaimana mungkin? Itu pasti membuat orang MATI kedinginan! Aku suka musim panas, aku ingin melihatmu memakai rok pendek!"
"Jangan mimpi, bahkan jika aku pakai rok pendek takkan kuperlihatkan padamu~"
"Lalu syarat apa yang bisa membuatmu memperlihatkannya?"
"Ingin melihat? Syaratnya sederhana, aku ingin setiap musim adalah musim dingin..."
Bayangan indah Murong Shanshan perlahan menghilangkan, aku tak lagi bisa melihat apapun. Setelah lama, sekeliling masih membeku dalam kesunyian, tak ada suara manusia, bahkan napasku sendiri tak terasa.
Apakah ini yang disebut MATI?
Segalanya yang baru saja terlihat, adalah rekaman nyata masa lalu. Benar, saat kehidupan manusia menjelang akhir, intisari Kehidupan akan diputar ulang, kemudian nyawa mencapai ujung Jalan. Apa yang kusaksikan tadi, hampir merupakan siklus penuh dari hidupku ini.
“Hehe, memiliki semua ini, sepertinya bahkan jika MATI, itu sepadan.”
……
Suara terdengar lagi.
“Dia... masih belum sadar?”
Itu suara Xin Yu, tapi agak serak, hampir membuatku tidak bisa mengenalinya.
“Tidak, dokter bilang, jika terus tidak sadar, Lin Fan... hanya punya 36 jam lagi.” Suara Murong Shanshan terdengar sangat rentan, hampir menangis saat mengucapkan kata-kata ini.
Kemudian terdengar suara Xu Lin: “Bawa Xue Han kembali istirahat dulu, dia menangis sepanjang malam, kalau terus begini tubuhnya akan ambruk.”
Xin Yu tersenyum pahit: “Tidak perlu, Xue Han ingin tetap menemani Lin Fan. Kakak Lin, apakah kamu ingin CABUT haknya untuk menemani Lin Fan di 36 jam terakhir ini?”
Xu Lin menghela nafas: “Beberapa nona-nona bodoh, kalian terus tidak makan-minum-istirahat, saat Lin Fan bangun nanti, kalian ingin dia melihat kalian dalam keadaan lesu?”
“Kakak Lin, bukankah kamu juga belum istirahat?”
“Aku tidak bisa tenang...”
Murong Shanshan tersedu: “Xin Yu, jika bisa dibagi rata separuh nyawa kita ke Lin Fan untuk memperpanjang hidupnya satu tahun, apakah kamu mau?”
Xin Yu mengendus: “Jika memungkinkan, tentu aku mau, tapi...”
“Yang penting kemauan. Aku yakin Xue Han juga pasti mau. Setidaknya... setidaknya kita masih bisa menemani Lin Fan hidup selama tiga tahun...” Murong Shanshan berkata sambil menangis lagi.
Sekumpulan nona-nona bodoh ini, apakah pantas melakukan semua ini untukku?
“Dokter bilang aku akan tewas dalam 36 jam jika tidak bangun, benarkah ini? Yang penting, bagaimana cara bangun? Sekarang bisa dengar percakapan Xin Yu dan Murong Shanshan, tapi tak bisa memberi sinyal kalau sudah sadar. Ini bagaimana sih?”
Aku bertarung mati-matian untuk menggerakkan tubuh, tapi badan tetap lumpuh. Apa harus mengeluarkan air mata seperti di sinetron?
Sepertinya ini satu-satunya cara. Aku memaksa mata mengeluarkan air mata, tapi sialan, air mata itu tetap tak mau keluar.
“Ah, Xin Yu! Barusan aku lihat bulu mata Lin Fan bergerak!” Teriak Murong Shanshan tiba-tiba.
Setelah mengamati lama, Xin Yu berkata: “Shanshan, jangan bohong ya...”
Perlahan aku mulai merasakan anggota tubuh. Tangan kiri bergerak, menyentuh sesuatu yang hangat.
Suara Murong Shanshan kembali terdengar: “Xin Yu, tangan Lin Fan bergerak! Sungguhan, menyentuh bagian situ...”
Xin Yu tersenyum getir: “Belum sadar sudah mau BANGSAT? Lin Fan, cepatlah bangun. Shanshan tidak keberatan sedikit kerugian itu...”
Dengan selang oksigen di mulut, aku tak bisa bertanya pada Murong Shanshan soal itu. Tapi fakta bahwa anggota tubuhku sudah bisa bergerak tak terbantahkan.
Saat akhirnya aku menggenggam tangan kecil Xin Yu, dia berteriak gembira: “Lin Fan benar-benar sadar! Dokter! Cepat ke sini! Lin Fan sudah bangun...”
Dokter segera datang berkelompok, mengukur detak jantung lalu suhu tubuh, berlangsung lama baru bubar. Salah satu berpesan: "Bisa bangun berarti tak ada masalah, rawat setengah bulan bisa pulang. Ingat beri dia makanan ringan, juga hari ini biarkan dia banyak istirahat, jangan bicara terlalu banyak."
Xu Lin terus mengucap terima kasih: "Mengerti mengerti, terima kasih dok!"
Akhirnya, aku membuka mata, akhirnya melihat ketiga MM yang bahkan di ambang kematian pun kukenang. Tak terkecuali, kondisi mental ketiganya kurang baik, dan mata mereka semua merah.
"Xuehan, dudukkan aku..." Baru kuucap, kusadari tak ada tenaga sama sekali.
Lu Xuehan mendengar suaraku, menangis bahagia: "Jangan, dokter bilang kamu harus banyak istirahat!"
"Kalau begitu, topang kepalaku lebih tinggi. Aku ingin memandangimu, juga Xin Yu... dan Shanshan... Hmm, tadi bagian mana ya yang kusentuh... sensasinya enak banget~"
Murong Shanshan tertawa sambil menitik, sambil mengusap air mata: "Tak akan kuberi tahu, tebak sendiri..."
Xin Yu mengganjal bantal di bawah kepalaku: "Kamu harus banyak istirahat, kalau ada yang mau disampaikan cepatlah!"
Kulihat sinar merah di luar: "Sudah pagi ya? Aku pingsan semalaman? Pantas rasanya seperti melewati satu abad."
“Bukan pagi, sore! Kamu sudah pingsan selama 27 jam penuh, beberapa nona-nona bodoh ini juga tidak menutup mata selama 27 jam...” Xu Lin berkata dengan mata merah.
“Kenapa tidak segera pulang tidur! Nanti kalau dapat lingkaran hitam seperti panda, aku tidak mau semua!”
Xu Lin juga mencegah: “Benar, sekarang pulang makan sedikit, tidur sebentar, malam nanti datang lagi juga boleh. Di sini, aku sudah panggil Guozi dan Li Qing.”
Lu Xuehan melirikku: “Kalau begitu, kami datang lagi malam nanti. Ngomong-ngomong, Kakak Lin, kamu juga lelah. Saat mereka datang, ikut pulang bersama kami ya!”
Xu Lin mengangguk: “Baik!”
Setelah beberapa MM pergi, Feng Shen dan Tuhan Es masuk. Di luar ada empat satpam yang disebut siap melindungiku kapan saja. Sementara aku karena stamina terlalu lemah, minum sedikit bubur dari perawat lalu lanjut tidur.
……
Terbangun lagi sudah tengah malam.
Li Qing dan Guozi bersandar di pinggir ranjang pasien, tertidur dengan pusat gravitasi tidak stabil.
“Qing’er?”
Kupanggil, Li Qing tidak merespon. Sial! Harus pakai jurus berat!
Kubersihkan tenggorokan: “Wah! Pria perkasa nih!”
Li Qing langsung membuka mata, melihat sekeliling, lalu menatapku dan menilai: “Ini status sementara tidak layak pakai, tidak memenuhi standar!”
Brengsek! Berani-beraninya bilang aku tidak layak pakai!
Guozi juga terbangun, dia tertawa: “Lin Fan kamu benar-benar beruntung. Kata dokter, pisau itu menusuk di antara paru-paru. Sedikit saja melenceng kamu sudah perdarahan internal!”
“Sial! Aku benar-benar tidak menyangka kakak Xue Han benar-benar akan bertindak, eh…” Sedikit saja aku menunjukkan kemarahan, luka langsung terasa seperti terkoyak, keringat dingin segera mengucur di dahi.
Li Qing segera berdiri, mengambil handuk dan menyeka keringatku.
“Urusan-urusan itu tidak perlu kau pikirkan dulu. Sebelum pulang, Kakak Lin sudah mengatur segalanya. Kau fokus saja menyembuhkan luka. Setengah bulan lagi, kau pasti kembali jadi pria kekar yang gesit dan penuh semangat!”
Kukatakan: “Qing'er, kau benar-benar pandai bercanda ya...”
Li Qing menghapus senyumnya, berkata serius: “Ini bukan bahan lelucon sama sekali. Tahukah kau? Saat melihatmu terluka, semua orang panik. Bahkan wajah Kakak Lin sampai keunguan ketakutan. Kemarin sore saat kau di ruang operasi, dia sama sekali tidak mau bicara – saat itu dia terlihat sangat menyeramkan. Aku belum pernah melihatnya marah seperti itu.”
Li Qing menarik napas panjang, lalu tersenyum tipis: “Xin Yu dan Xue Han terus menangis, itu sudah bisa ditebak. Tapi yang tak disangka, Murong Shanshan juga menangis untuk orang ini! Meski sehari-hari dia terlihat acuh tak acuh, tapi tempatmu di hatinya… Sungguh tak terkira pentingnya! Bahkan mungkin dia sendiri tidak menyadarinya…”
Aku tak berkata apa-apa, memejamkan mata, namun teringat semua kejadian yang pernah terjadi bersama Murong Shanshan. Selama ini, aku hanya mempertimbangkan untuk menjadikan Lu Xuehan dan Xin Yu sebagai istri, tapi tak pernah terpikirkan Murong Shanshan. Namun ketika mengingat kontras latar belakang kami berdua, hatiku langsung ciut untuk menganggapnya sebagai pacar. Dibandingkan dengannya, kegelapan dalam diriku membuatku merasa tak layak.
Dengan tertawa getir, Li Qing memandangku penuh tanya: "Urusan tertentu harus kau tentukan sendiri. Sebagai orang luar, aku tak ingin banyak komentar."
Aku mengangkat kepala bertanya: "Sekarang pukul berapa?"
"Sudah pukul 9 malam. Xue Han dan Shanshan mungkin masih belum bangun. Setelah begadang semalaman, pastilah mereka kelelahan..."
Aku terkekeh: "Shanshan memang doyan tidur. Biarkan dia istirahat lebih lama. Qing'er, malam ini temani aku di sini ya. Aku akan bacakan cerita-cerita kuning untukmu..."
Li Qing tertawa genit: "Tak usah. Cerita mesummu sudah habis kurasakan. Lebih baik kakak yang bacakan untukmu, banyak yang berdasarkan pengalaman pribadi~ Tapi aku khawatir lukamu yang parah ini, kalau sampai terangsang, mana bisa kuatasi 'kebakaran'-mu~"
Bangsat, terlalu cabul!
Saat Xin Yu tidak ada, nona-nona ini selalu lebay. Aku memalingkan muka tak mau menggubrisnya.
Li Qing tersenyum lagi: "Lin Fan, setelah lukamu sembuh nanti, kita harus pergi bersembahyang ke Gunung Lingyin. Siapa tahu bisa bertemu lagi dengan biarawan gila itu!"
Biksu gila... Bangsat, biksu gila!
Otot di wajahku kejang-kejang, pengalaman itu takkan terlupakan seumur hidup.
Setelah Xin Yu sembuh dari flu, dia memaksa semua orang menemaninya bersyukur di kuil. Saat itu di luar kuil aku bertemu seorang biksu yang tiba-tiba "Swoosh~" mengeluarkan pisau sambil berkata: "Kejahatan terbesar adalah nafsu! Nyonya, lebih baik kamu kebiri saja!"
Aku langsung berkeringat dingin: "Bisa tidak usah? Aku cuma mau sembahyang..."
Belakangan baru tahu, biksu itu mencuri biarawati dari biara sebelah lalu dihukum kepala kuil, akhirnya mengalami gangguan mental.
Tapi sejak itu, Li Qing selalu menggodaku: "Masak sarapan saja tidak becus, mending kebiri saja..."
……
Tak lama kemudian, perawat datang mengganti perban.
Saat kain kasa dibuka masih terasa sakit. Tusukan pisau ini memang sangat dalam, untung tidak langsung mengenai jantung, kalau tidak pasti sudah tamat.
Topi perawat yang mengganti perban ada garis biru, mungkin kepala perawat. Wajahnya mirip tante-tante, sama sekali tidak menarik.
Setelah ganti perban, kulihat lampu di luar jendela sambil berpikir: Mungkin malam ini Lu Xuehan dan yang lain tidak akan datang lagi. Bagus juga, bisa istirahat tenang. Di sini masih ada Li Qing dan Guozi yang menemani.
Tapi saat aku menoleh, wajah manis Lu Xuehan sudah ada di depan mata.
Xin Yu sedang meletakkan thermos di meja samping ranjang. Aku baru sadar belum makan, perut sudah keroncongan.
“Murong Shanshan kondisi mentalnya jelas membaik, melihatku ia tersenyum manis dan bertanya: "Ada nafsu makan?"
Aku mengangguk, dia tersenyum lagi: "Sepertinya situasinya sangat baik～”
Xu Lin datang dari belakang sambil berkata: "Guozi, Li Qing, kalian berdua nanti ikut aku pulang. Perusahaan tidak boleh tidak ada orang. Tempat ini, serahkan saja pada mereka bertiga!”
Li Qing dan Guozi langsung terlihat lega bagai mendapat pengampunan, terus mengangguk-angguk.
Aku mencoba bergerak, dada terasa sakit tak bisa bangun sendiri, lalu berkata: "Shanshan, bantu aku duduk. Aku mau bersandar di kepala ranjang untuk makan.”
Murong Shanshan ragu sebentar, aku langsung bilang: "Tenang saja, pemulihan belasan jam ini sudah hampir sembuh. Ini bukan luka dalam serius, selama organ dalam tidak terluka, hanya luka kulit～”
Murong Shanshan tak bisa berkutik, terpaksa menuruti.
Xu Lin tahu aku ingin bicara sesuatu, mendekat dan bertanya: "Ada apa? Ada yang mengganjal?”
Aku mengangguk, berujar: "Kakaknya Xue Han, bagaimana akhirnya?”
"Aku lapor polisi setelah itu, termasuk Li Guanghui dan beberapa orang lain semuanya dibawa. Pagi ini, Li Guanghui sudah dibebaskan oleh Xu Fei. Tapi mereka jangan berpikir bisa lepas begitu saja! Hutang ini pasti akan kuhitung sampai tuntas!” Suara Xu Lin penuh niat membunuh, membuatku dan Murong Shanshan terkejut.
"Kakak Lin, ayah Xue Han dan wanita itu... mereka kan tidak bersalah......”
Xu Lin mengangkat alisnya, berkata: "Mengapa tidak ada kesalahan? Mereka datang bersama Li Guanghui, jelas-jelas sudah merencanakan sebelumnya untuk merebut Xue Han ke sisi Xu Fei. Hanya saja, Xu Fei hanya berkomplot diam-diam dengan kakak Xue Han untuk menjebakmu."
Xu Lin berkata dengan tegas: "Sudah jelas, kali ini Xu Fei ingin menggunakan tangan orang lain untuk membunuhmu!"
