Di tengah gemericik semak, aku masih mempertahankan gaya saat log off ketika muncul di antara pepohonan. Di sampingku, Murong Shanshan menatap tajam formasi magis di depan, rambut halusnya tertiup angin di bahunya terbang bolak-balik.
Aku bertanya: "Bagaimana, Shanshan, ada situasi baru?"
"Ada situasi. Setelah kau pergi, sekitar lebih dari 100 pemain datang lagi, terlihat dilengkapi persenjataan mewah. Setelah bertemu sebentar dengan satu orang yang tersisa dari kelompok sebelumnya, mereka semua langsung menyeberang."
Murong Shanshan mengedipkan matanya, bertanya: "Sudahkah kau beri tahu Ye Qiu untuk membawa pasukan?"
"Sudah, tapi hanya menyuruhnya membawa beberapa ratus saudara dengan perlengkapan keren. Tidak tahu apakah bisa menahan Serang mereka."
Murong Shanshan terkekuk: "Seharusnya tidak bermasalah. Elit pemain TOT kebanyakan adalah garis langsung klub, kualitasnya termasuk yang terbaik di Kota Bulan Perak. Mengapa harus takut dengan beberapa pemain Jepang ini? Tadi kuperhatikan, level tertinggi di antara pemain Jepang ini hanya 72. Bonus pengalaman hidup dan MATI selama satu minggu di zona China bukanlah bohong! Di TOT, pemain dengan level melebihi 72, kalau tidak 1000 setidaknya ada beberapa ratus!"
Aku sedikit lega: "Baik, kita pergi. Setengah pantas pagi terkungkung di sini, tidak ada kemajuan sama sekali."
Murong Shanshan tersenyum manis dan berkata: "Jangan terburu-buru, nanti ada banyak yang harus kau bunuh. Baik monster maupun pemain, kita akan menghadapi banyak hal. Dan sebaiknya kau juga mempersiapkan mental untuk tewas. Aku baru saja menyelidiki data, ternyata meskipun di antara benteng-benteng Jepang ini penuh gunung tinggi, tapi di lembah-lembah mereka membangun benteng pertahanan. Untuk melewatinya, mustahil tanpa melewati rintangan. Artinya, musuh kita juga termasuk NPC level tinggi mereka!"
Aku tidak bisa menahan decak kagum. Meskipun level kita jauh lebih tinggi dari pemain biasa, tapi kalau harus dipaksakan bertarung dengan NPC, sepertinya kekuatan kita belum cukup. Perlu diketahui, bahkan NPC sistem di benteng level 2 saja minimal level 85. Jika ketemu pemimpin pasukan kecil sekalipun, NPC level 100 bukan musuh yang bisa diatasi dalam 2-3 detik!
"Shanshan, menurutmu kita datang ke sini untuk apa? Jangan-jangan cuma mau membunuh Binatang Suci mereka? Binatang Suci bukan makhluk yang bisa dibunuh sembarangan. Jangan-jangan sebelum menyentuh sehelai rambut mereka, kita sendiri sudah dibunuh seketika..."
Murong Shanshan menepuk bahuku sambil tersenyum manis: "Kalau tidak mencoba, bagaimana kau tahu bisa atau tidak? Tujuan perjalanan ini, bisa kujelaskan: pertama karena bosan di Kota Bulan Perak, ingin melihat pemandangan. Kedua, survei kondisi geografis untuk persiapan ekspansi kita nanti. Bonusnya, kita bisa menghabisi NPC Jepang di sepanjang jalan sebagai bentuk demonstrasi! Lagipula, menghidupkan kembali NPC itu butuh uang dan pengalaman yang diambil dari pendapatan kota. Dengan kata lain, semakin banyak NPC Sistem yang lebih tinggi levelnya kita bunuh, Kota Jifeng harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk regenerasi. Biaya itu akan dibebankan ke pemain melalui kenaikan harga ramuan dan perbaikan perlengkapan - pukulan kecil untuk ekonomi Jepang!"
Aku berkata kesal: "Biaya segitu bagi Jepang cuma sehelai rambut dari sembilan ekor sapi. Tapi setidaknya sekarang aku merasa kita ada tujuan di sini."
Murong Shanshan tersenyum puas: "Ayo, terus jalan ke depan. Mungkin kita akan menemukan pos penjagaan."
Kami berjalan terus selama sekitar satu jam. Sangat membosankan.
Di hutan purba tidak ada jalan yang formal, di sekelilingnya dipenuhi pohon-pohon raksasa. Sinar matahari menembus celah-celah daun dan memproyeksikan bayangan belang-belang di tanah. Suasana ini sangat mirip musim panas. Saat aku hendak berbicara, Murong Shanshan sudah lebih dulu menoleh sambil berjalan mundur, lalu berkeriaan: "Lin Fan, musim panas hampir tiba. Bawa aku ke kampung halamanmu, ya?"
Dulu pernah kuceritakan pada mereka, di kampung halamanku ada banyak pohon, air, permukiman rendah, dan petani-petani sederhana. Meski bagiku ini biasa saja, bagi Murong Shanshan yang tumbuh di kota, semua itu penuh misteri - termasuk momen spektakuler ketika kotoran sapi meledak oleh petasan.
"Nanti saja. Di sana musim panas sangat panas, takut kamu tidak tahan."
Murong Shanshan tampak kesal: "Hmph, kalau Xin Yu atau Xue Han yang mau ke rumahmu, pasti kau tidak banyak alasan. Hanya padaku kau selalu cari-cari alasan, benar kan?"
Aku terkekeh: "Apa yang kamu pikirkan? Aku memperlakukan kalian sama rata. Lagipula aku tidak ingin pulang. Kau tahu, dua tahun lalu aku sudah bertengkar dengan orang tua. Sekarang mana berani menemuinya lagi..."
"Apa kamu meninggalkan koneksi untuk mereka?"
"Tidak... Kenapa tanya?"
Murong Shanshan terkekuk: "Tidak ada. Mereka sama sekali tidak bisa menghubungimu, sudah lama sekali, hal seperti apa yang membuat orang tua tidak bisa memaafkan anaknya sendiri? Kurasa, sekarang mereka pasti sangat merindukanmu, tidak tahu bagaimana keadaanmu di luar, juga tidak tahu apakah suatu hari kau bisa pulang, mungkin mereka terus menanti suara ketukan pintumu, dan selalu membersihkan kamarmu agar tetap rapi..."
Aku dibuat gelisah oleh ucapannya, setelah setengah menit baru berkata: "Baiklah, kalau ada waktu, akan kubawa kau pulang untuk menemui orang tua, beri tahu mereka aku menemukan menantu secantik ini..."
Murong Shanshan segera memerah wajahnya, bersuara kesal: "Siapa yang jadi menantu cantikmu..."
Melihat wujudnya yang mempesona, hatiku tak bisa menahan berdebar, Sial, bisa memiliki calon pacar secantik ini, entah berapa jasa terkumpul di kehidupan sebelumnya.
Tiba-tiba Murong Shanshan menunjuk ke depan: "Lin Fan, lihat! Server Jepang ternyata ada makhluk undead juga!"
Kulihat ke atas, benar, beberapa Ghoul sedang berlarian riang di hamparan hijau.
"Server Jepang juga bagian dari latar besar Yueheng, perlawanan antara arwah-arwah gelisah dan manusia ada di mana-mana. Wajar saja ada beberapa Ghoul, masa kau kira mereka sekutu Ghoul bisa hidup damai?"
Murong Shanshan tersenyum kecut dan berkata: "Tentu saja tidak, aku lebih berharap arwah-arwah gelisah di sini bisa langsung menghancurkan benteng-benteng ini. Nanti saat kita menyerbu Kota Kehidupan, sekalian kita hancurkan Kota Jifeng bersama Ghoul dan arwah-arwah gelisah lainnya!"
Aku berkata: "Tidak tahu. Apa kita bisa menerima tugas di Jepang? Lihat pondok kayu usang di depan itu, ayo kita periksa! Mungkin benar-benar bisa meminjam misi!"
Murong Shanshan mengangguk dan mengikutiku berjalan menuju pondok kayu.
Ghoul di sekitar pondok hanya level 65. Levelku dan Murong Shanshan jauh lebih tinggi dari mereka. Jadi meski saat kami membuka pintu pondok, Ghoul tetap tidak menyadari penyusup orang asing.
Begitu masuk, bau apek langsung menyergap hidung. Murong Shanshan langsung menarik mantelku untuk menutupi hidungnya. Aku hanya bisa menghela nafas dan membiarkannya.
Melihat sekeliling, ruang pondok sangat sempit. Kompor sederhana sudah rusak. Balok besi patah tergeletak di tanah dengan debu-debu tua di bawahnya. Bangku berkaki tiga miring di samping kerangka manusia pucat yang masih menggenggam pedang besi berkarat parah di tulang tangannya - mungkin karena atapnya bocor.
Murong Shanshan menutupi mulutnya dengan tangan dan berkata terbata-bata: "Lin Fan...mayat kok diliatin...ayo kita keluar..."
“Pandanganku tertuju pada bagian dada kerangka ini, di sana ternyata ada gulungan kertas kulit yang belum membusuk! Dan yang lebih aneh, struktur tulang orang ini sangat unik—terlihat sangat pendek tapi kokoh, bukan seperti kurcaci. Jelas sekali, kerangka ini pasti milik elf!”
“Lokasi ini tidak terlalu jauh dari perbatasan Kota Kehidupan. Ini membuatku bertanya-tanya: mungkinkah kerangka ini ada hubungannya dengan Kota Kehidupan?”
Murong Shanshan menarik lenganku dan bertanya heran: “Apa menariknya dari setumpuk tulang? Ayo kita keluar dari sini!”
Aku menggeleng kepala: “Shanshan, bersabarlah sebentar. Aku ingin memastikan apakah ada tugas tersembunyi di sini.”
Setelah berkata demikian, aku merunduk dan mengambil gulungan kertas kulit dari tulang rusuk kerangka tersebut. Saat hendak membukanya, tiba-tiba terdengar suara lonceng sistem yang merdu——
“Ding～!”
Sistem mengingatkan: Timmu memicu misi 【Sepenggal Kertas Kulit】. Terima?
Tentu saja diterima. Segera, detail misi muncul——
【Sepenggal Kertas Kulit】(Misi Oranye)
Konten misi: Makhluk undead di sekitar semakin banyak, namun musuh yang paling menakutkan adalah komandan regu dari suku terpencil di Benteng Padang Luas. Dia telah membunuh beracun para penjaga di Kota Kehidupan. Saat kau mendapatkan setengah kertas kulit ini, para penjaga sudah MATI. Namun mereka berhasil melindungi setengah kertas kulit ini. Setengah lainnya telah direbut oleh Kapten benteng. Kertas kulit ini berisi catatan sangat penting. Bunuh Kapten Benteng Padang Luas, ambil setengah kertas kulit lainnya, dan serahkan kepada Archdruid Stormrage - Malfurion di Kota Kehidupan.
……
Murong Shanshan menjulurkan lidah sambil tersenyum: "Tak kusangka benar-benar ada tugas, beruntung Lin Fan bersikeras tadi! Nah, kebetulan Benteng Padang Luas juga berada di rute menuju Kota Jifeng, kita bisa sekalian menyelesaikan misi ini. Kapten Benteng Padang Luas, entah NPC level berapa. Tapi dengan kekuatan kita, membunuh pemimpin pasukan kecil seperti ini pasti tidak bermasalah."
Aku punya keyakinan ini: "Ayo, targetnya Benteng Padang Luas! Monster di jalan sepertinya levelnya tidak berarti, sama sekali tidak cocok untuk latihan leveling kita."
Murong Shanshan terkekuk: "Kau harus siap mental. Dari peta yang kulihat, jarak Benteng Padang Luas dari posisi kita sekarang masih sangat jauh. Perkiraanku, jika berjalan kaki, kita butuh waktu sekitar tiga jam waktu nyata untuk sampai!"
Aku berkata dengan kekecewaan: "Tak ada pilihan lain. Ksatria bisa meningkatkan kecepatan gerak 100% saat menunggang peliharaan. Sebagai infantri, kita cuma bisa mengandalkan kaki."
Murong Shanshan tertawa kecil: "Andai kita punya naga terbang, hippogriff, atau drake. Terbang di udara keren dan praktis! Ke Benteng Padang Luas tak sampai sepuluh menit!"
Sial, dia mulai berkhayal lagi!
Menyimpan kertas kulit yang sobek, kutarik Murong Shanshan keluar dari pintu gubuk. Seekor Ghoul langsung menyerang. Dengan kompak kami mengayunkan pedang. Ghoul level 65 itu langsung mati seketika.
Tak ingin berurusan dengan monster level rendah berpengalaman sedikit, kami menghindari konsentrasi Ghoul dan melanjutkan ke utara di tepi hutan. Seperti kata Shanshan, perjalanan terasa tak berujung.
Hingga siang hari benteng tak juga terlihat. Malah kami temui beberapa pemain solo Jepang yang sedang leveling di hutan purba. Jelas pemain yang bisa mencapai titik leveling ini punya kekuatan mumpuni. Tapi sekuat apapun, mereka takluk juga di tangan kami, pemain high-level dengan perlengkapan mewah.
Sepanjang jalan kami habisi belasan pemain Jepang. Di sini MEMBUNUH tak menambah nilai kejahatan, cuma tingkatkan kebencian antar ibukota kerajaan. Kenapa tidak?
Memandang sejauh mata memandang, ujung jalan hutan masih tak terlihat, akhirnya aku menyarankan: "Shanshan, log off untuk makan siang, nanti sore lanjutkan lagi, usahakan dalam satu sore kita habisi Kapten benteng padang luas itu."
Murong Shanshan tidak keberatan, lalu log off untuk makan.
Sekalian memanggil Xin Yu dan Lu Xuehan keluar, beberapa orang berbaris masuk ke kantin. Dari kejauhan, seorang pemuda tampan mendekat, langsung menghampiri Lu Xuehan sambil tersenyum tulus: "Xue Han baru saja log off? Pagi tadi ada masalah kecil di departemen kami, awalnya aku ingin menyuruh Wang Xue memanggilmu, tapi akhirnya Ny. Xu sendiri yang menanganinya. Bagaimana, menyenangkan bermain game?"
Lu Xuehan memegang lengan bajuku, terdiam tak bersuara.
Aku heran, bertanya pada si cantik di samping: "Shanshan, ini siapa?"
Murong Shanshan juga terkejut, menggeleng: "Aku tidak tahu..."
Melihat Murong Shanshan, mata pemuda itu langsung berbinar, membungkuk hormat: "Anda pasti Wakil Manajer Murong Shanshan? Ny. Xu sering menyebut Anda, hari ini akhirnya bisa bertemu, benar-benar kecantikan yang luar biasa!"
Jelas terlihat Murong Shanshan belum pernah menghadapi pujian berlebihan seperti ini, hanya bisa mengangguk kaku dengan senyum dipaksakan.
Xin Yu menjelaskan: "Dia adalah karyawan baru departemen CS, He Yu, yang pernah kubicarakan padamu..."
Aku teringat, sepertinya itu anak orang kaya yang sangat tertarik pada Lu Xuehan. Orang tuanya mengirimnya ke sini untuk belajar, tapi si bocah ini malah fokus mengejar atasan langsungnya.
Aku tak tahan tertawa: "He Yu... Hmm, nama yang cukup feminim ya..."
He Yu tidak marah, lalu kembali berkata pada Lu Xuehan: "Xue Han, makan siang bareng yuk?"
Orang awam pun bisa melihat hubunganku dengan Lu Xuehan tidak biasa, apalagi tangannya masih setengah menggenggam lenganku. Tapi He Yu ini tetap tidak tergoyahkan, masih menganggap Lu Xuehan sebagai MM lajang.
Aku melangkah maju menghalangi Lu Xuehan, berkata pada He Yu: "Maaf, Xue Han sudah janji makan siang dengan kami. Cari kursi sendiri ya. Dan untuk staf yang setara dengan manajer ke bawah, harap makan di lantai satu. Peraturan ini pasti kau tahu kan?"
Kartu dadanya menunjukkan posisinya - hanya staf administrasi kecil.
Otot wajah He Yu bergetar dua kali. Hari ini aku tidak pakai kartu dada, tapi orang yang bisa jalan bareng Xin Yu dan Lu Xuehan (pimpinan tinggi) jelas bukan figuran. Meski penuh Kemarahan, He Yu tak bisa berkata-kata.
"Kalau Xue Han sibuk siang ini, bagaimana kalau malam? Malam ini departemen CS makan bersama di Dejiang Hotel, Xue Han harus datang ya!" He Yu masih belum menyerah.
Aku langsung MATI marah. Dasar lancang! Saat Xue Han menghadapi krisis kemarin tak kelihatan, sekarang baru berani bersikap seperti ini.
Tanpa basa-basi kusampaikan: "Xuehan sudah disetujui cuti sebulan. Waktu selama ini hanya untuk urusan pribadinya, tidak akan ikut acara apapun. Urus sendiri makan dengan staf CS! Dan mulai sekarang panggil dia Manajer Lu, pantaskah kau memanggil namanya langsung?"
Lu Xuehan memerah pipinya sambil menarik helai bajuku: "Lin Fan～～Kakak Lin cuma bilang cuti seminggu, kok jadi sebulan?"
Kujawab santai: "Gapapa. Kalau kubilang sebulan ya sebulan. Paling-palian potong gajian bulan ini, kita sih nggak peduli!"
Melihat keakraban kami, He Yu langsung menggigit gigi marah. Tapi setelah mendengar Xuehan memanggilku Lin Fan, seluruh staf Yufan pasti tahu identitasku. Nama perusahaan ini gabungan nama Lin Fan dan Xin Yu. He Yu tak bisa meluapkan amarah, wajahnya memerah hati babi.
Xin Yu melirik He Yu lalu nambah masalah: "Lupakan saja. Xuehan sudah jadi orangnya Lin Fan dari dulu. Ngapain repot-repot? Lagipula kalian baru kenal berapa hari? Jangan tergesa suka cuma karena dia cantik. Kuberi tahu, Xuehan punya banyak kekurangan: suka tidur larut, doyan camilan, juga tidak bertanggung jawab..."
Aku terdiam sejenak, bergumam: "Kelemahan-kelemahan itu... kayaknya lebih cocok untuk Shanshan ya?"
Murong Shanshan tersipu malu: "Aku tidak!"
He Yu cukup tahu diri. Melihat situasi ini, dia buru-buru pamit: "Kalau begitu aku makan di bawah dulu. Dah semuanya!"
Setelah berkata, dia pergi dengan cepat.
"Masih ada orang seperti itu..." Xin Yu bergumam.
Aku berkata: "Ayo makan, jangan biarkan dia merusak selera makan semua orang."
Murong Shanshan mengangguk, bersama Lu Xuehan di kiri dan kanan menopangku naiki tangga. Mereka khawatir gerakanku merugikan, sampai Shanshan mendekat untuk siap menyangga.
Di lantai atas, Xu Lin menyilangkan lengan di dada sambil tersenyum mengamati kami. Jelas, dia melihat situasi tadi.
