Sang pandai besi jelas menolak memperbaiki perlengkapanku. Bahkan, dia mengayunkan kapak besar yang baru ditempa ke arahku. Aku tak tinggal diam - NPC non-kombat seperti ini biasanya lemah. Namun dalam konstruksi benteng, profesi seperti pandai besi dan apoteker justru termahal. Membunuh mereka sekarang mungkin bisa menjadi pukulan bagi dompet game virtual Jepang.
Tanpa ragu lagi, Pedang Lagu Perang berkilat menusuk. Gerakan pandai besi terhenti. Bilah pedang yang berlumuran darah kusarungkan dari dadanya.
"Shifu!"
Seorang murid di sampingnya mengamuk, menusukkan belati pencuri. Setelah kuperiksa, level aslinya hanya 60 karena status pekerjaannya yang rendah.
Kulewarkan pedangku untuk kedua kalinya ke dada pandai besi yang sudah MATI. Sambil itu, kuhantamkan tinju kiriku ke wajah murid itu. Braak! Tubuhnya terlempar ke belakang dengan bibir berdarah dan gigi depan rontok. Darahnya turun drastis separuh - desain realismenya luar biasa.
Aku terkejut. Ternyata serangan tangan kosongku juga sekuat ini, tak menyia-nyiakan fondasi kekuatan dari seluruh perlengkapan yang kupakai.
Maju selangkah, mengirimkan pukulan berat lagi, murid itu langsung terlempar ke pintu, darahnya habis, kemudian terjatuh lemas. Sebelum MATI, dia menjerit sesuatu dalam bahasa Jepang. Aku tidak paham bahasa Jepang, hanya tahu istilah seperti "iku" atau "yamete". Setelah memeriksa rekaman terjemahan bahasa China, barulah tahu dia berkata: "Kota Jifeng akan membalaskan dendamku!"
Aku tidak peduli, lagipula tujuan datang ke sini adalah untuk mengembalikan harga diri yang hilang. Sejak awal kedatangan, sama sekali tidak berniat menunjukkan sikap bersahabat.
Saat itu, Murong Shanshan sudah dengan cepat membunuh dua murid lainnya. Hanya menggunakan dua tebasan pedang, lalu menggendong pedang di dada sambil tersenyum melihat pertunjukanku.
"Shanshan, haruskah kita mencari NPC lain lalu membunuhnya satu per satu?" Aku menjenguk ke luar melihat situasi, hanya beberapa penjaga malam yang mondar-mandir di sekitar plaza.
Murong Shanshan terkekuk: "Tidak perlu. Kita hanya perlu Bunuh habis semua NPC tempur dan NPC fasilitas umum seperti Milisi, Apoteker, administrator titik transmisi, dll. Tanpa administrator, kota ini tidak bisa meminta bantuan cepat."
Aku mengangguk: "Kalau begitu cepatlah, cari titik transmisi!"
Murong Shanshan bertanya sambil tersenyum: "Lin Fan, setelah membunuh NPC tak bersalah ini, apakah kau merasa sedikit bersalah?"
Aku tertegun sejenak, lalu berkata: "Sedikit memang. Tapi ketika kupikirkan NPC ini melayani pemain Jepang, hatiku pun menjadi tenang."
"Sebenarnya, tidak boleh ada sedikitpun rasa bersalah!" Murong Shanshan menatapku sambil berkata: "Tahukah kau? Pagi tadi, saat kau memberitahu Ye Qiu, mereka sudah terlambat. Ketika Ye Qiu membawa tim ke sana, belasan pemain yang sedang latihan leveling di luar Kota Kehidupan sudah dibunuh oleh pemain Jepang, termasuk empat pemain baru yang baru mencapai Level 30. Selain itu, tiga kelompok NPC patroli Kota Kehidupan juga dihabisi. Yang paling memuakkan, satu tim kecil NPC ahli obat yang sedang memetik ramuan di Hutan Elf Kegelapan juga dibantai! Kematian NPC-NPC itu menyebabkan kerugian langsung yang tak terhitung. Karena ini, harga ramuan di Kota Kehidupan langsung naik 15%!"
"Saat Ye Qiu dan timnya tiba, mereka hanya menemukan mayat-mayat NPC berserakan. Saat itu mereka langsung mengamuk, mengepung dan membantai seratus lebih pemain Jepang di dalam hutan. Hehe, ini postingan Ye Qiu di forum sebelum aku login. Dia juga mengajak pemain Tiongkok untuk membunuh NPC di server Jepang, tapi yang berani melakukannya tidak banyak."
Aku menarik napas dalam: "Sial, biaya ramuan langsung naik 15%! Kalau dikonversi ke RMB juga pasti jumlahnya tidak sedikit! Shanshan, baru sekarang aku sadar kalau aksi pembakaran dan pembunuhan kita di sini ternyata tindakan heroik..."
Murong Shanshan tertawa kecil: "Baru sadar? Pantas Xin Yu bilang responmu lambat~"
Apa Xin Yu pernah bilang aku lambat? Dalam ingatanku, Xin Yu tidak pernah menyebutkan kekuranganku.
Aku mengangkat pedang keluar dari bengkel pandai besi, menoleh serius pada Murong Shanshan: "Mulai! Basmi kota ini, bunuh habis semua orang tua muda tanpa kecuali!"
Murong Shanshan membuka mulut kecilnya lebar-lebar: "Tidak perlu kejam sampai menghilangkan sifat kemanusiaan? Kita bukan ekstremis, cukup bunuh semua pria dewasa yang kuat saja. Para penduduk biasa biarkan, mereka cuma ornamen dalam game."
Saat itu, suara kami telah menarik perhatian beberapa penjaga malam di plaza. Mereka segera mengerumuni kami dengan obor. Sekilas kulihat mereka membawa pedang pendek, berarti punya kemampuan perlawanan - langsung kumasukkan dalam daftar target pembunuhan!
Penjaga malam hanyalah NPC level 80 biasa dengan daya serang menyedihkan 2200, sama sekali tidak bisa menembus pertahananku. Kutarik Pedang Lagu Perang dengan leluasa, bagai harimau masuk kandang domba. Setiap sabetan pedang menyemburkan percikan darah, serangan 3000-ku membuat milisi ini tak bisa bertahan sampai hitungan ketiga.
Sementara bertarung, seorang penjaga malam langsung lari ke bukit membunyikan lonceng alarm. Seketika seluruh kota berpendar oleh cahaya. Sial! Tadi makhluk kebencian sudah membantai banyak orang di gerbang kota mereka tidak membunyikan alarm. Sekarang cuma ada seorang Pedang Putih Keemasan muda dan wanita pedang cantik di belakangku, malah dapat sambutan siaga level satu seperti ini.
Aku berlari cepat mendekati lonceng besar di lereng bukit, mengayunkan pedang membabat penabuh lonceng. Saat menoleh kembali, setidaknya 20-30 milisi telah mengikuti di belakang. Murong Shanshan di samping Cahaya sedang bertarung sengit dengan sekelompok NPC, bahkan menggunakan semburan pedang. Daya hancurnya nyaris meratakan kolam air mancur di pusat plaza, sayangnya patung putri duyung telanjang di dalamnya hancur berkeping-keping dan tenggelam ke dalam air.
Dengan pedang terkembang, aku menerobos barisan musuh membuka jalan berdarah langsung ke sisi Murong Shanshan. "Shanshan, para milisi ini sepertinya semakin banyak. Membunuh mereka tidak memberi pengalaman, apa perlu kita bunuh sebanyak ini?"
Murong Shanshan tampak kesal juga, lalu mengangguk: "Kalau begitu langsung cari apotek dan bunuh apotekernya!"
Segera kupimpin jalan di depan. Karena kelincahanku melebihi NPC, lariku sangat cepat. Tak lama kemudian kutemukan apotek di sudut kanan kota. Kutebak pintu dengan tendangan "Braak~!", ternyata orang di dalam sudah siaga. Seorang apoteker mengacungkan tongkat langsung menerjang.
Seketika kuhunuskan pedang, kombo meledak di dada apoteker. Hanya satu gebrakan langsung tumbang. Entah kapan NPC ini akan muncul kembali.
Umumnya, pemain lokal tidak bisa menyerang NPC di server negara Viscount karena dalam jarak pandang mereka, NPC tersebut basically tak terkalahkan kecuali ada tugas yang memungkinkan. Ini juga mencegah insiden pembunuhan NPC yang disengaja. Tapi setelah perang negara dibuka, NPC sudah tidak teraman lagi. Bahkan NPC berbahan emas lebih mudah jadi target dibanding pemain.
Aku melanjutkan masuk ke apotek. Beberapa murid pemula juga kuhabisi tanpa basa-basi. Akhirnya, pandanganku tertuju pada tumpukan botol dan guci - sepertinya ini semua adalah ramuan!
Aku langsung bersorak gembira, akhirnya menemukan persediaan! Dengan gesit kusarungkan semua obat ke dalam bungkusanku. Hasilnya dengan cepat, setengah ruang dimensi bungkusanku penuh obat. Melihat jumlahnya, kira-kira cukup untuk setengah bulan.
Di belakang, beberapa Milisi berhamburan masuk dan segera menjadi arwah di bawah pedang. Tapi memalukannya, saat berjalan aku malah tersesat di apotek kecil ini. Beberapa rak obat berjejer seperti labirin yang memisahkan semua cahaya.
Hmm? Di depan ada pintu, jangan-jangan ada barang bagus lagi tersembunyi di dalam?
Tanpa ragu kugedor pintu itu lagi. Isinya membuatku tercengang - benar-benar barang berharga——
Di dalam kamar terdapat sebuah ranjang sederhana, seorang wanita yang bagian atas tubuhnya tidak mengenakan pakaian sedang menatapku dengan terkejut. Di tangannya tergenggam sebuah baju berwarna putih susu, jelas terlihat dia sedang berganti pakaian ketika secara kasar kuganggu. Entah apa yang dipikirkan desainer game ini, untunglah aku sudah dewasa, kalau tidak, wanita dengan lekuk tubuh sangat berisi ini hanya dengan dua gumpalan daging di dada saja sudah cukup membuat orang gila, dua titik merah muda di puncak gunung mempertegas nuansa musim semi yang tak terbatas.
Wanita ini adalah NPC, di atas kepalanya tertampak identitasnya: Putri pemilik apotek!
Kulitnya halus dan lembut, sepertinya didesain berdasarkan prototipe wanita Jepang. Tiba-tiba aku teringat FIRE yang bilang ingin ke Jepang untuk "mencuri" beberapa MM mainan, sepertinya menculik orang itu ilegal, tapi kalau menculik NPC tidak tahu bagaimana...
Saat aku hendak mendekati MM ini untuk berdiskusi, tiba-tiba sosok manusia berkelebat dengan cepat di depanku. Setelah kuperhatikan, ternyata Murong Shanshan yang tidak sabar menunggu di luar akhirnya masuk ke dalam.
Murong Shanshan menoleh melihat wanita telanjang di dalam kamar, wajahnya langsung memerah. Dia melotot padaku: "Aku heran kenapa lama sekali tidak keluar, rupanya sedang asyik memetik bunga di sini!"
Segera kupegang bahunya yang bulat nan halus, kujelaskan sambil tersenyum: "Shanshan, ini cuma NPC saja kau sudah cemburu. Aku sedang berpikir, apakah bisa membeli NPC perempuan grosiran dari server Jepang ini, kita buka Rumah Hiburan Yi Hong di Kota Bulan Perak, pasti sangat menguntungkan..."
Murong Shanshan langsung berkata kesal: "Kau pikir ini sungguh realita? Hubungan semacam itu dilarang dalam game! Lagipula, bagaimana kau mau membawa NPC untuk transmisi?"
Aku langsung bingung, lalu bertanya: "Kalau wanita ini gimana, dibunuh atau bagaimana?"
"Dia tidak pakai baju ganggu kau? Cepat ikut aku keluar! Kita serbu titik transmisi di sini sampai darahnya tumpah. Begitu tugas selesai, bisa log off makan rayakan kesuksesan Serangan Mendadak hari pertama!"
Aku segera menutup pintu kamar, menarik Murong Shanshan keluar dari apotek. Di luar tidak sebanyak milisi yang kubayangkan, hanya beberapa orang terpencil. Tapi banyak mayat milisi berserakan di tanah - jelas ini hasil kerja Murong Shanshan saat bosan tadi.
Kubalik melihat ramuan berlebih di sudut apotek. Sayang sekali. Membunuh NPC berarti bisa merampas, tapi aku tidak mau bawa lebih banyak ramuan. Nanti mungkin masih harus cari perlengkapan, bawa banyak juga akhirnya dibuang. Lagipula ramuan dalam bungkusan sekarang, bahkan untuk aku dan Murong Shanshan berdua pun cukup untuk setengah bulan. Apalagi kita punya Hong Ye yang bisa menyembuhkan.
Murong Shanshan yang melihatku menengok langsung marah: "Ada apa? Masih sayang sama wanita itu? Tubuhnya bagus ya?!"
Jika kujawab "bagus", pasti MATI. Terpaksa kukatakan: "Posturnya jauh kalah darimu. Dadanya dibandingkanmu paling cuma seperti bakpao kecil..."
Murong Shanshan berkata dengan hati nurani: "Dia tidak bisa dianggap sebagai bakpao kecil, Li Qing-lah yang lebih mirip..."
"Bangsat, nanti saat makan akan kusampaikan kata-kata ini langsung ke Qing'er..."
"Jangan... Nanti aku akan ke belakang kantin, mengajukan makan siang mewah untukmu, setuju?"
Hanya Xu Lin dan Murong Shanshan yang memiliki otoritas untuk mengajukan makan siang mewah. Kesempatan ini harus dimanfaatkan. Aku mengangguk cepat, lalu menarik Murong Shanshan berlari menuju titik transmisi yang tertera di peta kota.
Dalam kegelapan malam, cahaya-cahaya gemerlap bintang terus beterbangan di sekitar formasi magis. Tiga prajurit bersenjata lengkap sedang berjaga di sana. Di samping formasi magis, seorang penyihir paruh baya memegang Tongkat berdiri - dia administrator formasi teleportasi. Hanya melalui dialog dengannya kita berhak menggunakan formasi magis ini.
Murong Shanshan menghentikan langkahnya: "Kau tangani tiga prajurit itu, aku yang akan membunuh administrator formasi teleportasi!"
Aku mengangguk, langsung meluncurkan serbuan Inisiatif untuk mengunci salah satu prajurit. Skill Pukulan Berat ditambah Kombo langsung membunuh seketika. Pada dasarnya, tingkat kebencian kami terhadap Kota Jifeng sudah memenuhi syarat hubungan permusuhan. Sekarang setiap NPC akan menyerang kami secara Inisiatif begitu melihat kami.
Dua prajurit lainnya segera melancarkan serangan, pedang panjang mereka menciptakan suara "Ding Ding Dang Dang" di zirah dadaku dengan menggunakan berbagai skill, namun tidak menyebabkan kerusakan signifikan. Sebaliknya, tiga kali serangan biasa-ku kembali membunuh seketika satu prajurit. Prajurit terakhir yang nekat memilih bertarung tanpa takut mati, hasilnya seperti perkiraan, dia pun segera tumbang di samping rekannya.
Ketika aku menoleh ke belakang, kaget melihat pemandangan di sana. Bola api raksasa meledak di depan Murong Shanshan. Untungnya hanya mengurangi sekitar sepersepuluh darahnya. Saat itu baru kusadari, karena kecerobohan tidak memverifikasi, paman administrator ini ternyata NPC calon BOSS level 100! Daya hancur Bola Api-nya cukup besar, bahkan Murong Shanshan yang memiliki resistensi sihir kehilangan lebih dari 1000 darah dalam satu serangan.
Aku segera berlari mendekat, mengayunkan Pedang Lagu Perang untuk melancarkan Ice Blade Slash, disusul skill Pukulan Berat dengan efek serangan nafas naga. Di bawah daya rusak skill Pukulan Berat, bar darah administrator langsung turun drastis terlihat jelas.
Murong Shanshan juga tak diam saja. Dengan kerjasama yang kompak, kami terus menekan administrator. Pedang Penghancur Sihir-ku sudah digunakan setelah efek beku berakhir, tapi tetap muncul notifikasi "Tidak Efektif". Ini membuatku benar-benar kehabisan akal. Rupanya di kemudian hari mustahil memanfaatkan BUG Penghancur Mantra tak terbatas saat melawan BOSS.
“Calon BOSS memang masih kalah jauh dari bos asli. Administrator ini, di bawah serangan gabungan aku dan Murong Shanshan, sama sekali tidak bisa melawan. Bahkan setiap kali mencoba mengangkat tongkat untuk melepaskan skill, kombo kami langsung memotongnya. Cepat saja, darahnya yang hanya 500 ribu itu langsung habis.”
“Tepat saat itu, formasi magis di samping tiba-tiba bersinar terang dengan titik cahaya berkedip. Banyak NPC ditransmisikan, termasuk Pedang Istana yang memiliki job attack tinggi. Tampaknya kejadian di kota ini telah mengguncang seluruh Kota Jifeng, bahkan penjaga istana pun dikerahkan. Kali ini mereka benar-benar memberi cukup muka padaku dan Murong Shanshan.”
“Pedang Istana adalah elite level 95 yang diperkuat. Penjaga Baja Istana adalah level 100 yang diperkuat, ditambah Penyihir Istana elite level 105. Jelas, puluhan orang kuat ini sama sekali tidak sebanding dengan kami berdua Pedang Putih Keemasan level 80-an.”
“Murong Shanshan juga menyadari parahnya situasi. Dengan satu tebasan mengusir seorang Pedang Istana yang mendekat, dia berteriak: 'Lin Fan, cepatlah kabur! Kita berdua akan dikejar-kejar!'”
“Aku langsung tegas menjawab: 'Kau yang pergi dulu, aku akan menahan di belakang. Tenang, aku punya skill siluman paksa, tidak akan MATI!'”
“'Baik! Kita bertemu di tempat makhluk kebencian itu muncul. Kalau sudah datang, SMS saya saja!'”
Murong Shanshan bukan tipe yang ragu-ragu. Ia segera mengangguk dan setelah menyerang balik Pedang Istana dengan pedangnya, dia mundur. Aku segera menutup posisi kosong itu. Pedang Lagu Perang memancarkan kilau spektakuler - biru Ice Blade Slash dan biru laut formasi teleportasi saling berpadu. Beberapa Penjaga Baja dan Pedang Istana di sekitar langsung terkunci efek membekukan diri, menghentikan semua gerakan mereka.
Melihat administrator formasi teleportasi di kejauhan yang sudah kehabisan darah, aku tak bisa menahan tawa. "Kalau kau kabur dan memanggil bala bantuan lagi, bukankah aku dan Murong Shanshan akan dikejar-kejar sampai ke ujung gunung?"
Saat pedang terayun, darah administrator menyirami formasi magis. Beberapa Pedang Istana dan Penyihir Istana segera mengepung. Serangan Pedang Istana ini tidak bisa diremehkan - hanya satu kombo membuat darahku turun drastis hampir dua ribu. Ketika aku hendak kabur, Pedang dari belakang sudah menggunakan skill serbu untuk membatasi gerakanku. Disusul serangan sihir yang ganas. Aku hanya bisa menyaksikan bar darahku menyusut drastis tanpa bisa berbuat apa-apa. Dalam status pusing, semua skill dan item tidak bisa digunakan.
Aku mati-matian menekan tombol pertahanan absolut. Akhirnya, di sela-sela serangan musuh, aku berhasil kabur. Lingkaran pertahanan absolut sementara menahan semua serangan. Waktuku hanya 60 detik!
Aku melirik darahku sendiri, terkejut—tidak sampai 100, benar-benar HP habis. Hari ini karakter lagi beruntung, andai Pedang itu sempat menghabisi sekali tebasan lagi, perkiraannya aku sudah pulang dengan patuh ke Kota Bulan Perak.
Tangan menggapai segenggam bubuk fluoresen lalu ditaburkan ke udara. Seluruh diri ini memanfaatkan layar cahaya ini untuk menghilangkan diri dalam kekosongan. Puluhan NPC di belakang langsung kehilangan target, tapi segera mereka memandang arah kaburnya Murong Shanshan dan ikut mengejar.
Hati ini mendadak Dang—Sial, apa orang-orang ini semuanya tipe tanpa henti hingga mati?
