Aku khawatir Murong Shanshan akan menertawakanku karena tak berguna. Untungnya dia masih memberi muka, menahan komentar dan hanya memberiku senyum nakal. Seketika kusadari diriku kembali menjadi bahan godaannya.
Darah dan pertahanan monster badak sangat tebal. Bisa dibilang setara dengan BOSS kecil. Tentu, BOSS kecil ini memberikan pengalaman yang luar biasa. Meski dibagi rata dengan Murong Shanshan, setelah membunuh belasan monster badak, pengalaman kami masing-masing naik satu persen.
Tidak mudah! Banyak yang mengeluh naik level setelah level 60 terlalu sulit, seringkali melihat pengalaman mereka dihitung dalam ribuan poin. Sekarang, aku dan Murong Shanshan di level 85 dan 84 masih bisa naik secepat ini, jelas jauh lebih kuat dibanding yang menghitung pengalaman per mil.
Sekilas pandang, tanah lapang ini tepat berada di dasar lembah antara dua gunung besar, cukup luas, bahkan bisa dibilang sangat luas. Melihat ke seberang lembah, tampak tak berujung. Tentu saja, kabut pagi yang tebal juga menjadi salah satu alasannya.
Murong Shanshan berkata: "Pengalaman monster badak ini jauh lebih tinggi dibanding monster biasa setingkat. Menurutku, alasan dinilai sebagai monster penguatan selain berperisai tinggi dan darah tebal, pastilah karena pengalamannya yang melimpah. Hari ini kita berhenti di sini saja, gunakan pasukan gratisku untuk menyapu bersih seluruh dataran, bagaimana? Kira-kira jika semua dibunuh habis, level kita pasti naik!"
Aku mengangguk. Dapat pengalaman berlimpah tanpa perlu bertindak, ditemani si cantik jelita di samping, hanya orang bodoh yang tidak mau!
Maka mengikuti empat pemimpin orc dari belakang, terus memungut perlengkapan yang kadang jatuh serta koin emas yang selalu ngank. Murong Shanshan yang harus terus dipotong uang untuk mempertahankan peliharaan tersegel setelah log off, juga belajar hemat dengan tak melewatkan satu pun koin emas, perak, bahkan tembaga di tanah.
Efek Dahaga Darah hanya bisa bertahan selama 10 menit. Yang luar biasa adalah Murong Shanshan bisa dengan sabar berulang kali memanggil dukun imam yang langka itu. Setelah memberikan Dahaga Darah pada beberapa orc, dia menarik kembali sang dukun imam. Saat ini aku tak bisa tidak berpikir: jika ada cheat yang melakukan ini, Murong Shanshan akan jauh lebih hemat tenaga. Namun, begitu sebuah game memiliki cheat, tidak diragukan lagi game itu akan cepat merosot menjadi game sampah. Ini adalah hukum purba yang tak berubah. Developer Yueheng tidak begitu berpandangan picik, tentu tidak akan melakukan kebodohan seperti ini. Dalam game Yueheng, seluruh port game sudah terpasang di perangkat. Jangankan menggunakan cheat, cheat itu sendiri bahkan tidak bisa diimplantasi ke dalam sistem, sama sekali tidak ada kesempatan untuk digunakan.
Selama waktu membunuh monster, aku terus mengamati daya tahan Pedang Lagu Perang. Akhirnya di suatu momen aku menemukan keajaiban: senjata artefak spiritual benar-benar bisa memulihkan daya tahan sendiri. Meskipun kecepatannya agak lambat, sekitar setengah jam hanya pulih 1%, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Satu persen daya tahan kira-kira cukup untukku menebas selama sepuluh menit. Dengan begini, kemampuan bertempur berkelanjutan aku dan Murong Shanshan sama-sama meningkat signifikan.
Ketika daya tahan Pedang Lagu Perang kembali ke 90%, akhirnya aku tak tahan lagi. Aku maju membantu pemimpin orc membunuh monster. Saat daya tahan pedang turun ke 85%, aku segera mundur dan menunggu naik lagi. Murong Shanshan menganggapku terlalu membosankan. Padahal, serangan 4 orc dahaga darah sudah cukup ganas, keikutsertaanku sebenarnya tidak diperlukan.
Daya tahan senjata bisa dipulihkan, tapi daya tahan perlengkapan yang dikenakan tidak. Untungnya pertahananku cukup tinggi. Monster biasa atau NPC tak bisa menembus pertahanan. Dalam aturan tersembunyi Yueheng, jika tak bisa menembus pertahanan maka tak akan mengurangi daya tahan perlengkapan lawan. Jadi daya tahan seluruh perlengkapanku hanya turun sedikit. Yang menyedihkan adalah zirah dada yang rusak oleh makhluk kebencian tak bisa memperbaiki diri. Hingga kini masih ada celah besar di bagian dada.
……
Sambil merenungi zirah dada, tiba-tiba terdengar jeritan kaget Murong Shanshan dari kejauhan: "Lin Fan, cepat ke sini lihat, ini apa!"
Aku segera berlari. Terlihat Murong Shanshan sedang memegang batu berbentuk oval seukuran bola kaki berwarna abu-abu gelap. Di permukaan batunya mengalir urat-urat transparan, seolah ada energi yang tersegel di dalamnya.
Aku bertanya: "Dapat dari mana?"
"Dijatuhkan badak. Aku tak bisa melihat atributnya. Bukannya kau punya skill memverifikasi? Cepat periksa apa ini! Ada firasat kita akan jadi kaya!"
Murong Shanshan tampak bersemangat, aku meliriknya dan berkata kesal: "Kau sudah punya banyak keping emas, masih saja memikirkan kekayaan setiap hari. Tak tahu dari apa kepalamu dibuat..."
Murong Shanshan tersenyum tipis dan menyodorkan batu itu: "Ayo, lihat apa sebenarnya benda ini～～"
Segera kugunakan skill True Sight untuk memverifikasi. Seketika, batu itu memancarkan gelombang cahaya putih pekat seperti susu. Dalam sekejap cahaya itu terserap kembali seluruhnya, namun atribut batu telah terpampang jelas di depan mata——
【Batu Segel Tunggangan】(Badak Baja)
Simpanan kekuatan kuno memberi batu segel ini daya magis luar biasa, mampu menyegel spesimen hidup di dalamnya. Setika batu segel digunakan pemain, pemain akan mendapatkan peliharaan dalam batu sebagai tunggangan, tingkat penjinakan 100%, khusus job change Ksatria, Membutuhkan Level 80!
Spesimen yang tersegel dalam batu ini adalah Badak Baja, memberikan atribut tunggangan berikut untuk pemain job change Ksatria:
Kecepatan gerak: +100%
Kecepatan serang: +5%
Daya putar: Turun 50%
Batas darah maksimum: +20%
Kekuatan: +50%
Pertahanan: +500
Tambahan: Efek menghilang setelah mode tunggangan dibatalkan, waktu tunggu tunggangan 120 detik
……
Memandang batu segel itu, Murong Shanshan bergumam: "Lin Fan, kita benar-benar jadi kaya..."
Kukatakan: "Shanshan, uang hasil jual ini, bagilah setengah untukku, setuju?"
"Semuanya untukmu juga boleh～"
Murong Shanshan terlihat sangat murah hati, lalu berkata: "Kau menemani aku bersenang-senang kali ini, anggap saja ini sebagai upah lelah! Tapi Lin Fan, menurutmu berapa kira-kira harga yang bisa didapat dari benda ini?"
Aku berpikir sejenak, lalu menjawab: "Tingkat penjinakan Ksatria sangat rendah, semakin kuat target jinakan semakin kecil kemungkinannya. Jika gagal menjinakkan dan terdeteksi target, Ksatria akan dianggap musuh dengan penurunan 50% kemungkinan penjinakan ulang. Makanya sering terlihat Ksatria mesum berhari-hari di alam liar demi peliharaan tanpa hasil. Pada dasarnya, jika tiga kali percobaan awal gagal, berarti sudah gagal total."
Melihat Murong Shanshan menyimak intens, lanjutku: "Seperti yang kau lihat tadi, tingkat penjinakan Badak Liar ini 0.2%. Artinya kau harus menjinakkan 500 ekor baru mungkin berhasil sekali. Ini juga membuktikan atribut tunggangan badak sebenarnya sangat kuat. Yang terpenting, saat monster merasa dijinakkan, biasanya mereka akan langsung menyerang. Menurutmu, adakah Ksatria yang bisa bertahan dari amukan Badak Liar ini?"
"Kalau begitu, Batu Segel badak ini pasti bisa dijual dengan harga selangit?!"
Aku mengangguk mantap: "Tepat! Jika kita bisa dapatkan banyak Batu Segel jenis ini, bisa kita lelang satu dulu untuk menguji harga. Siapa tahu pasukan Ksatria mau beli partai besar~"
"Beli partai?"
Murong Shanshan tak kuasa tertawa: "Bagaimana kau bisa memikirkan itu! Tapi, kita sudah bertempur lebih dari tiga jam, membunuh begitu banyak badak. Sebenarnya kemungkinannya tidak jauh berbeda dengan menjinakkan Ksatria, meski kecepatan membunuh monster kita sudah cukup cepat."
"Tak masalah, kita masih dapat pengalaman dan koin emas. Batu Segel ini anggap saja pendapatan tambahan!"
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Baik, batu segelnya kutaruh di tempatmu ya!"
"Uang hasil penjualan, bagi lima-lima..."
"Oke..."
……
Fakta tak sesuai harapan. Setelah aku dan Murong Shanshan membersihkan kawanan Badak Mengamuk di depan mata, tidak ada batu segel kedua yang ngank. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Kutanya: "Shanshan, mau log off makan?"
Murong Shanshan berkata: "Aku tidak terlalu lapar. Lebih baik lanjutkan membunuh monster saja. Nanti sekitar pukul 10 kita log off, ajak Xin Yu dan Xue Han, sekalian bawa Kakak Lin juga. Makan barbekyu minum bir bersama, bagaimana? Cuaca hari ini agak pengap, pasti akan sangat menyenangkan ~~"
Kurenungkan sejenak, melihat Murong Shanshan cukup bersikukuh, akhirnya kukatakan: "Baiklah. Tapi kalau kita tidak makan malam, Xue Han tidak akan memanggilmu log off?"
"Tak apa, Xue Han sangat pengertian. Jika aku tidak aktif log off, dia pasti tahu aku sedang sibuk di dalam game!"
“Masuk akal juga,” Aku lalu menunjuk ke sisi lain lembah di kejauhan, “Setengah area badak di sini sudah bersih. Bagaimana kalau kita ke sana? Sepertinya masih banyak di sana.”
“Hmm, ayo pergi~”
Kami berdua menyeberangi jalan lebar lembah. Di sisi lain terbentang dataran luas, sejauh mata memandang dipenuhi monster badak. Pantas saja di area pegunungan tadi masih ada badak.
Pembantaian monster berlanjut. Empat pasukan utama Murong Shanshan tetap menjadi tulang punggung serangan.
Kali ini keberuntungan berpihak. Dalam waktu kurang dari setengah jam, kami berhasil mendapatkan dua Segel Batu Badak sekaligus. Murong Shanshan berseri-seri, “Untuk merayakan ini, nanti kita pesan bir terbaik saat makan!”
Tapi selanjutnya, tak ada lagi segel yang muncul. Hingga lewat pukul 9 malam saat kami hendak log off, tiba-tiba pintu masuk lembah dibanjiri pemain!
Bendera merah bertitik putih berkibar-kibar. Murong Shanshan mengerutkan kening jijik, “Mereka benar-benar melancarkan operasi pengepungan... Lin Fan, perutku sangat lapar. Aku tak mau buang waktu dengan mereka. Harus bagaimana?”
Aku menghitung kasar, sekitar 200 orang. Level tertinggi sekitar level 74, yang terendah hanya level 47. Sungguh tak mengerti bagaimana mereka bisa melewati hutan purba yang penuh monster. Kemungkinan besar, jumlah mereka awalnya lebih banyak dari ini, sudah banyak yang tewas di tangan monster di jalan.
Mayoritas pemain ini memilih job change dekat seperti prajurit. Pemain Jepang menjunjung tinggi Bushido, suka bertarung dengan pisau. Jadi yang memilih job change serangan jarak jauh seperti Penyihir atau pasukan panah justru sedikit.
Lalu aku berkata ke Murong Shanshan: "Kau minggirlah lebih jauh. Aku akan memancing sekelompok monster badak untuk menjamu mereka, hehe. Bawahanmu juga bisa ditarik dulu. Tunggu sepuluh menit, persiapkan untuk makan~"
Murong Shanshan sangat yakin dengan kemampuanku memancing monster. Ia tersenyum kecut: "Baik, pelan-pelan. Aku sudah mulai merekam. Nanti setelah makan akan kuunggah ke internet, biar pemain Tiongkok lihat betapa gagahnya pemain Jepang~"
Aku tak tahan tertawa terbahak, lalu menyelusup ke kawanan badak di depan. Baru masuk sudah terasa aneh - monster badak ini kecepatannya luar biasa, bahkan hampir menyamai kecepatanku dengan perlengkapan yang menambah hampir seribu poin Kelincahan. Kali ini kesulitan memancing monster sangat besar. Dalam situasi ini aku harus tetap memastikan tidak terkepung, kalau tidak bakal malu besar. Murong Shanshan sekarang sudah siap merekam sambil tersenyum di kejauhan. Jika aku tewas, 90% dia tetap akan tanpa hati mengunggah rekaman itu.
Di sisi lain, sekelompok pemain Jepang sudah menyerbu maju dengan mengandalkan jumlah mereka. Saat mereka memasuki lembah, aku juga sudah memancing sekitar 20 ekor badak untuk berlari ke sini. Kecepatan badak hampir seperti serangan menyerbu, jadi aku merasa kecepatan gerakku kurang. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengaktifkan skill Swordsman's Swiftness. Seketika, seluruh tubuhku menjadi ringan seperti burung layang-layang, SEKARANG JUGA menerobos masuk ke kubu pemain Jepang. Mereka sama sekali tidak bisa menghalangi momentum seranganku, bahkan ada seorang pencuri yang terlempar akibat tabrakanku.
Sial, tidak menambahkan Kekuatan memang membuatku begitu lemah.
Target orang-orang ini adalah aku. Sekumpulan besar orang langsung menghunus pedang mempersiapkan serangan. Beberapa prajurit sudah mengaktifkan skill menyerbu. Tepat pada saat itu, dengan cekatan aku menyebarkan bubuk fluoresen, seketika berubah menjadi bayangan samar dan menghilang di udara. Mendadak, beberapa prajurit yang sedang menyerbu kehilangan pusat perhatian, terdiam bingung di tengah jalan.
Yang kehilangan target juga 20 ekor lebih monster badak yang sedang Mengamuk. Begitu melihatku menghilang, mereka SEKARANG JUGA mencari sasaran baru. Tidak diragukan lagi, para pemain Jepang ini segera menjadi penyusup dalam pandangan monster badak.
Monster badak level 100 melawan monster di bawah level 70 memiliki keunggulan mutlak.
“Saat itu, pemain Jepang akhirnya menyadari mereka menabrak tembok besi, sudah terlambat untuk mundur. Monster badak mengamuk di tengah kerumunan, jerit kesakitan bergantian terdengar. Beberapa pemain terlempar ke udara oleh tandukan badak dan langsung tewas saat jatuh, Penjinak Binatang dengan Kekuatan rendah bahkan langsung diinjak sampai MATI, pemandangan yang menyayat hati.
Aku tidak diam saja, memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan serangan mendadak dari belakang. Pedang Lagu Perang menyapu seperti pisau dewa kematian dari kosong, menghabisi beberapa nyawa sebelum kembali masuk ke mode siluman dengan bubuk fluoresen. Gaya PK ala pencuri ini membuat pemain Jepang menjerit-jerit "bakayaro!" kesal.
Teriakan itu semakin membuatku tidak nyaman. Setelah merobohkan seorang Ksatria yang mengira pertahanannya kuat dengan kombo, Pedang Lagu Perang langsung menusuk dada montok seorang Pedang di belakangku hingga tembus. Saat kucabut pedang, dia sudah jadi mayat.
“Bruk～ Bruk～”
Seorang Penjinak Binatang mencoba menyuruh serigala level 58-nya menyerangku, sayangnya kerusakan yang dihasilkan sama sekali tidak berarti. Dengan putus asa dia hanya bisa terdiam, bahkan saat pedangku mengirimkannya kembali ke kota dengan skill teleportasi, dia tetap tak bereaksi.
Saat menghabisi Penyihir terakhir, aku sekaligus memaksa menggunakan Siluman paksa lagi. Setelah pertempuran sengit beberapa menit, semua pemain Jepang yang masuk lembah telah tewas, tak ada yang selamat. Sebaliknya, monster badak ini justru sangat lancang—tak satu pun darah mereka turun di bawah setengah. Setelah aku masuk siluman, mereka kehilangan semua target dan segera kembali tenang merumput.
Tak jauh dariku, Murong Shanshan memberiku gestur OK. Tampaknya ini akan menjadi pertunjukan solo yang sempurna!
Di tanah, tak ada jiwa-jinak berharga. Aku asal mengumpulkan beberapa ramuan lalu pergi.
Mendekati Murong Shanshan, tak ada monster di sekitar. Aku berkata: "Log off di sini saja, aku hampir kolaps kelaparan!"
Murong Shanshan mengangguk dan segera log off.
Melepas helm VR, aku menarik napas dalam. Sensasi tadi... sungguh memuaskan. Bahkan membunuh anggota Kekuasaan Sang Playboy tak seenak ini. Pemain-pemain tadi benar-benar orang Jepang asli. Seketika, aku merasa hampir menjadi pahlawan nasional. Tapi ucapan seperti ini pasti akan dihinakan—banyak yang akan mengacungkan jari tengah tanda merendahkan. Ini cuma game, membunuh beberapa pemain Jepang bukanlah hal istimewa.
Keluar kamar, kebetulan melihat Xin Yu muncul dari kamarnya. Melihatku, dia langsung menyalahkan: "Kenapa baru log off SEKARANG? Kondisimu baru pulih, jangan sampai kelaparan..."
Aku berkata: "Lain kali tidak akan lagi. Kebetulan, ayo makan bersama, sekalian ajak Kakak Lin. Kalau tidak, dia akan menggerutu seperti istri yang kesal, bilang kita selalu pergi makan tanpa mengajaknya, dikira dia sok jaga gengsi sebagai bos~"
Xin Yu tersenyum manis, menjawab: "Baik!"
Setelah itu, dia mengeluarkan telepon dan menelepon Xu Lin. Tak lama kemudian, Xu Lin bergegas turun dari lantai atas, dasinya masih belum rapi.
Murong Shanshan dan Lu Xuehan juga sudah siap. Beberapa orang itu langsung turun ke bawah. Xu Lin membawa kunci, lalu langsung keluar pintu.
Cuaca mulai menghangat. Di tepi jalan sudah ada MM yang mulai memakai rok pendek. Aku tak bisa menahan pandangan iri: "Masih muda memang enak, pakai rok sependek itu tidak takut kakinya kedinginan..."
Xin Yu segera tertawa: "Lihatlah betapa gemuknya kaki itu, lemaknya seabrek, mana mungkin kedinginan!"
Aku mengangguk setuju. Tak lama kemudian, rombongan tiba di depan restoran barbekyu itu. Hari ini datang lebih awal, masih ada meja kosong di dalam. Pengunjungnya tidak banyak, beberapa pasangan muda sedang asyik makan manis-manis, mulut berminyak berkilau di bawah lampu.
Tiba-tiba bos paruh baya keluar, tertegun melihat ke arah kami. Ia menatap Xu Lin heran: "Ny. Xu, kenapa Anda datang ke warung kecil seperti ini?"
