Tanpa sadar, demi pembentukan Resimen Kavaleri Armor Badak yang menggiurkan, perjalanan kami ke Kota Jifeng molor. Di dataran habitat badak, kami tinggal hampir setengah bulan. Setiap hari terus-menerus mengincar Batu Segel Tunggangan Badak. Senjata biru yang aus tak terhitung jumlahnya. Untungnya senjata adalah drop utama badak, jadi masih bisa bertahan.
Yang lebih aneh lagi, beberapa pasukan orc Murong Shanshan mengalami perubahan setelah lama membunuh monster. Nama yang awalnya putih berubah menjadi hijau muda, kemudian biru muda, lalu biru tua, dan akhirnya berhenti di warna oranye. Murong Shanshan menjelaskan bahwa peliharaan yang dipanggil melalui atribut perlengkapan seperti Pedang Penghubung Roh memiliki peringkat. Semakin banyak monster yang dibunuh peliharaan, semakin banyak pengalaman yang terakumulasi. Ketika pengalaman cukup, peringkat akan naik dan atribut peliharaan meningkat drastis. Keempat pemimpin orc-nya kini telah mencapai Level Empat - kemungkinan tingkat tertinggi - setelah membunuh banyak badak.
Unit Level Empat orc jelas memiliki daya rusak yang mengerikan. Sebelumnya, empat orc membutuhkan setengah menit untuk membunuh satu badak. Sekarang, hanya satu orc yang bisa mengalahkan badak dalam waktu kurang dari setengah menit bahkan duel satu lawan satu, dengan darah (HP) yang hampir tidak berkurang.
Justru karena alasan ini, kecepatan leveling kami meningkat secara eksponensial. Dalam waktu singkat setengah bulan tanpa mengerjakan misi apapun, hanya dengan membunuh monster, kami langsung mencapai level 90. Mungkin karena pembagian pengalaman langsung dari membunuh monster lebih besar. Sekarang level Murong Shanshan sudah menyusulku, sama-sama 90. Di saat yang sama, kecepatan leveling pemain lain juga tidak kalah cepat. Lu Xuehan, Xin Yu dan Xu Lin berturut-turut telah mencapai level 80 dan menyelesaikan misi three-job-change. Di dalam guild selain mereka, ada hampir 50 pemain high-level lainnya yang juga menyelesaikan three-job-change, termasuk Tak Pernah Menyerah dan Ye Sha. Ini adalah perintah mutlak dari Xu Lin, katanya: "Kalian berdua sebagai manajemen inti Firdaus yang Hilang, kalau level tidak lebih tinggi dari yang lain, siapa yang akan menghiraukan kalian?"
Akibatnya, selama hampir satu minggu, Xu Lin, Xin Yu dan Lu Xuehan fokus membawa Tak Pernah Menyerah dan Ye Sha ke level 80. Jika tidak, dengan kecepatan membunuh monster mereka berdua, butuh setidaknya setengah bulan lagi untuk memenuhi syarat three-job-change.
Di Dataran Badak, selima mendapat banyak pengalaman, hal lain yang membuatku lega adalah dengan jumlah monster yang dibunuh, jumlah Batu Segel Badak yang kami dapatkan telah melebihi 200. Ini juga tujuan kami bertahan begitu lama di sini. Total 250 Batu Segel Badak, sudah cukup untuk membentuk pasukan kavaleri kecil.
Melihat tumpukan batu segel di inventory, aku berkata lega: "Akhirnya menyelesaikan langkah pertama! Selanjutnya tinggal menunggu para Ksatria di guild cepat mencapai level 80!"
Murong Shanshan sedang membunuh monster, dia menarik kembali pedangnya sambil tersenyum: "Bukankah kau sudah meminta Xin Yu untuk makan bersama N hari yang lalu sekaligus memberikan pesan padanya? Menurutku, di Gunung Bulan Perak, dengan bantuan ratusan penyihir tinggi yang membantu latihan leveling, seharusnya level kelompok ksatria itu naik dengan cepat. Kau tidak perlu khawatir, apakah kau meragukan kemampuan Xin Yu?"
Aku tersenyum: "Tentu saja, Xin Yu dan Xue Han sama-sama sangat mampu. Aku sudah tahu itu sejak lama. Ngomong-ngomong Shanshan, pagi tadi beberapa pencuri yang kita bunuh, sudah kelompok keberapa itu?"
"Mana mungkin aku ingat sejelas itu, kira-kira dua kelompok setiap hari..."
Dalam setengah bulan terakhir, kami hampir setiap hari mendapat gangguan dari pemain Jepang. Awalnya mereka datang dalam kelompok besar, biasanya ratusan orang sekaligus. Tapi setelah beberapa kali kelompok badak yang kupancing menghancurkan pasukan mereka, mereka beralih ke taktik gangguan oleh kelompok kecil. Serangan paling ganas terjadi empat hari lalu dengan hampir seribu pemain yang nyaris memblokir mulut lembah. Akhirnya, Murong Shanshan dan aku mundur ke kedalaman dataran. Berhadapan dengan badak-badak level 100, para pemain Jepang itu tak berdaya - bahkan tak punya keberanian untuk masuk. Kalaupun nekat masuk, takkan ada yang selamat. Level tertinggi mereka hanya sekitar 80-an, sama sekali bukan tandingan monster penguatan level 100. Apalagi badak-badak ini respawn cepat. Setiap kali muncul di tengah kerumunan, efeknya seperti bom kecil yang membuat mereka menderita.
Murong Shanshan melanjutkan: "Lin Fan, kita sudah terlalu lama di sini. Mari kita pergi nanti sore. Aku mulai merasa seperti akan mati di perantauan. Sudah lama tidak melihat Kota Bulan Perak dan guild Pedang & Mawar, jadi rindu juga. Selama ini, komunikasi dengan guild hanya lewat telepon ke Nian Shao Qing Kuang. Banyak anggota guild yang mengira aku sudah quit, untungnya di forum masih ada cerita tentang petualangan kita di Kota Jifeng yang membuat mereka tenang."
Aku berkata: "Selesaikan misi benteng padang luas, lalu cari di pegunungan belakang Kota Jifeng. Kalau tidak ketemu, kita kembali ke Kota Bulan Perak, setuju?"
"Hmm."
Murong Shanshan mengangguk, berkata: "Ayo pergi sekarang ke benteng padang luas. Seharusnya kita sampai saat waktu makan malam."
Aku juga teringat misi setengah bagian kertas kulit itu. Kita harus menemukan komandan regu di benteng padang luas, menghabisinya dan merebut separuh kertas kulit lainnya untuk dikembalikan ke Kota Kehidupan dan lapor ke imam besar.
Melewati lembah langsung meninggalkan dataran. Tempat ini sudah kehilangan nilai untuk membuat kami bertahan. Mampu bertahan sampai mengumpulkan 250 buah Segel badak di sini sudah merupakan batas maksimal yang bisa kami lakukan. Untung ada si cantik menemani, kalau tidak pasti aku sudah gila. Di kota tepi Kota Jifeng ini, selain kami berdua, bahkan setengah pemain yang bisa berbahasa China pun tidak ada. Aku merasa terisolasi dari dunia.
Di luar lembah tidak ada pemain, ini memudahkan kepergian kami. Perkiraanku, nantinya tetap akan ada pemain Jepang yang nekat masuk ke dataran ini. Tapi yang menunggu mereka hanyalah badak level 100.
Sesuai tanda peta yang dibuat Xin Yu, kami berjalan menuju arah Benteng Padang Luas. Di perjalanan kami bertemu beberapa pemain Jepang yang cukup ramah. Mereka hanya terlihat agak terkejut melihat kami, tidak sampai bertindak. Aku dan Murong Shanshan pun tidak menghabisi mereka. Meski mungkin membocorkan jejak kami, tapi dalam game tidak ada konsep "orang MATI tidak bisa membocorkan rahasia". Jika kau membunuh mereka, mereka akan hidup kembali di kota. Justru itu akan merusak penampilan kami. Dalam operasi Kota Jifeng ini, prinsip kami adalah "Bunuh lebih banyak NPC bernilai, hindari membunuh pemain tak bernilai". Di game, NPC jauh lebih berharga daripada pemain.
Ternyata jaraknya jauh lebih pendek dari perkiraan. Hanya dalam tiga jam, kami sudah mencapai tepi gunung. Berdiri di atas tank, terlihat bangunan megah memenuhi lembah luas, menghalangi jalan keluar lembah dan dataran di seberangnya. Lembah besar ini benar-benar dipadati oleh struktur buatan manusia.
Fondasi benteng dan struktur bawahnya seluruhnya terbuat dari batu raksasa pegunungan. Temboknya tinggi, dipenuhi NPC pasukan panah manusia. Pintu gerbang benteng terbuka lebar, ramai oleh pemain yang masuk-keluar pegunungan. Nampaknya area pegunungan ini merupakan titik leveling yang cukup bagus. Banyak pemain Kota Jifeng pasti memilih tempat ini sebagai area latihan leveling jangka panjang.
"Aku menghitung, berkata: 'Pasukan panah yang terlihat di tembok pertahanan hampir seratus, penjaga di bawah kota lebih dari 50. Tak tahu apakah masih ada tentara di dalam benteng. Jika ada, ini akan rumit. Kita bukan melawan organisasi kecil, tapi menantang seluruh pasukan militer.'"
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Tak perlu takut! NPC itu cuma level 90. Orc tingkat empatku setara kemampuan NPC elit level 110. Kita bisa bertarung habis-habisan!"
"Tapi jangan lupa banyak pemain yang sedang logistik di sini. Jika situasi normal, begitu kita muncul, mereka pasti akan membantu NPC menyerang kita! Reputasi kita di Kota Jifeng sangat buruk. Sekarang hampir tak ada pemain Jepang yang tak kenal nama kita. Karakter Han lebih mudah dikenali daripada tulisan Jepang, mereka pasti cepat mengenali nama kita!"
"Lupakan! Tidak mungkin kita membatalkan tugas ini? Lagipula, benteng ini memblokir semua jalur, fungsinya seperti ZONE peta. Jika kita tidak menerobos dari sini, mustahil mencapai ibukota kerajaan Kota Jifeng. Lihat sana."
Murong Shanshan menunjuk ke kejauhan: "Kota besar itu pasti Kota Jifeng. Sudah di depan mata, tidak mungkin usaha kita selama ini sia-sia. Sebenarnya tak ada yang perlu ditakuti. Jika tidak mencoba, bagaimana kau tahu diri sendiri tidak mampu?"
Setelah berkata demikian, Murong Shanshan menghunus Pedang Penghubung Roh, memandang tegas ke benteng di bawah. Angin gunung menerpa wajahnya, mengibarkan beberapa helai rambut. Mantel merah api berkibar ditiup angin, gambaran keseluruhannya sangat mirip Dewi Perang Suci.
Aku hanya bisa berkata: “Ayo pergi, tapi hati-hati, jangan sampai pemimpin orc tewas! Beberapa peliharaan ini bagus, bisa dibawa latihan leveling sampai kita mencapai level 100!”
“Hm, tahu, mari berangkat!”
Saat kulihat lagi, Murong Shanshan sudah turun dari lereng bukit. Berhadapan dengan benteng megah dan pengawal yang ketat, sama sekali tak gentar.
Aku pun mengikutinya berlari turun. Beberapa menit kemudian sudah sampai di depan pintu gerbang benteng. Beberapa pengawal manusia terkejut. Kemunculan dua pemain musuh di tepi wilayah inti sama sekali di luar perkiraan mereka. Para pengawal segera mulai berteriak peringatan:
“Serangan musuh! Serangan musuh!”
Di atas tembok pertahanan, seseorang yang berwujud petugas militer langsung berteriak perintah: “Segera tutup pintu gerbang! Semua pasukan panah fokuskan tembakan!”
Tapi aku tak membiarkan mereka menutup pintu dengan lancar. Dengan cepat aku berlari maju, menghujamkan pedang ke seorang pengawal yang sedang berusaha menutup pintu. Sekalian kusumbangkan tendangan kaki, menyepak keras pintu besar berlapis besi itu hingga terbuka lebar. Kaki terasa nyeri akibat getarannya. Untungnya memakai sepatu tempur artefak spiritual, kalau tidak mungkin darah akan berkurang.
Murong Shanshan mengayunkan Pedang Penghubung Roh. Empat orc yang baru saja diberi dahaga darah langsung muncul di hadapan para pengawal. Pedang lebar mereka menebas tanpa ampun. Ditambah, suara orc sangat keras. Empat ekor ini mengeluarkan raungan mengerikan yang membuat gentar. Para pengawal yang lama hidup damai semuanya terkejut. Ditambah serangan orc yang ganas, segera saja tanda-tanda kekalahan mulai terlihat di antara pengawal di luar pintu!
Di atas tembok pertahanan, hujan panah yang tak terbendung datang. Melihat situasi ini, aku segera mendekati Murong Shanshan sambil mengayunkan pedang untuk menangkis!
"Prak-prak-prak~!"
Karena kecepatan terbatas, aku hanya bisa menangkis sebagian kecil anak panah. Sisanya masih menghantam zirah kami. Serangan NPC level 90 memang terbatas, apalagi pasukan panah tanpa skill khusus. Jadi hanya terasa gatal saja. Murong Shanshan tertawa terkikik: "Cepat masuk ke dalam kota! Diserang pasukan panah ini menyebalkan seperti diterjang hujan es!"
Dia bicara santai, tapi beberapa pemain Jepang di dekat kami yang tak sempat menghindar menjadi tumbal hujan panah. Setelah beberapa jeritan, mereka semua berubah menjadi cahaya putih teleportasi ke kota. Entah siapa yang bertanggung jawab atas kematian salah sasaran oleh NPC ini.
Para orc dengan cepat membersihkan beberapa pengawal yang menghalangi gerbang. Saat aku dan Murong Shanshan berlindung di dalam gerbang, para orc sudah meraung-raung sambil mengacungkan pedang lebar menyerbu kerumunan penjaga kota.
Sungguh bangsat, sangat berani!
Tak kuasa menahan diri, aku menarik Pedang Lagu Perang dan ikut menyerbu. Murong Shanshan terkejut dan berteriak dari belakang: "Hei orang ini, jangan gegabah! Tunggu aku..."
NPC biasa level 90 jenis prajurit memang daya serang dan pertahanannya rendah. Setelah menghabisi penyihir NPC paling mengancam dengan Kombo+Pukulan Berat, aku langsung memverifikasi jenis pasukan penjaga utama di sini——
【Penjaga Benteng】(NPC Biasa - Status: Bermusuhan)
Level: 90
Serang：2400-2850
Pertahanan：1600
Darah：40000
Jenis serangan：Biasa
Jenis pertahanan：Zirah berat
……
Karena hanya memiliki 40.000 poin darah, ini jadi lebih mudah. Dengan serangan 3000-ku, saat menyerang pertahanan 1600 setidaknya bisa memberikan kerusakan di atas 5000, mungkin lebih. Jika muncul serangan mematikan, hampir bisa menghabiskan sepertiga darah seorang Pengawal sekaligus.
Saat aku berpikir, tiba-tiba dua NPC di samping tertembus pedang lebar, darah beterbangan di udara. Seluruh tubuh mereka terlempar lalu segera respawn saat menyentuh tanah. Di posisi NPC tadi, muncul dua orc berwajah garang!! Mata biru mereka menatapku, lalu mereka segera kembali bertempur!
Tak lama kemudian, petugas militer di tembok pertahanan turun dan mulai memimpin pertempuran di kejauhan.
"Penyihir! Kita butuh penyihir! Cepat minta bantuan ke Asosiasi Penyihir Kota Jifeng! Sialan, dari mana orc-orc ini? Bukankah mereka sudah dihalangi di luar pegunungan? Apakah orc mulai menyatakan perang lagi pada Aliansi Manusia? Ras kotor ini bisa dengan mudah dimusnahkan oleh sihir manusia. Prajurit, tahan serangan orc! Asosiasi Penyihir akan segera mengirim bantuan!"
Seorang ajudan di samping berkata: "Tuan! Asosiasi Penyihir kebetulan memiliki tim petualang yang sedang beristirahat di kedai minum petualang benteng. Apakah Anda ingin menghabiskan 1000 Koin emas untuk merekrut mereka? Tanpa surat resmi dari asosiasi, mereka hanya akan bertempur sebagai tentara bayaran."
Sang komandan langsung marah: "Si kecil yang hanya melihat uang ini! Sudahlah, segera rekrut mereka! Katakan kita akan mengganti biaya dari anggaran militer. Asalkan bisa mengusir orc kasar ini, semua bisa dinegosiasikan!"
Ajudan itu pun berlari cepat ke dalam kota benteng. Di sisi lain, Pengawal terus berdatangan tanpa henti.
Serangan Pengawal tidak bisa sepenuhnya menembus pertahananku. Setiap serangan hanya menyebabkan kerusakan di bawah 100 poin. Regenerasi darah alami dan efek menghisap darah 5% dari Pedang Lagu Perang membuat HP-ku tetap penuh. Murong Shanshan di sampingku membunuh seorang Pengawal lalu tersenyum: "Andai saja membunuh penjaga ini memberi pengalaman, level kita pasti akan melonjak di sini!"
Benar. Empat orc yang haus darah ini sangat ganas. Daya serang mereka luar biasa tinggi, kecepatan serangannya pun membuat frustasi - mungkin dua kali lebih cepat dari seranganku. Pada dasarnya, penjaga level 90 hanya bertahan beberapa kali serangan sebelum hancur seperti sayuran. Mereka dengan mudah membantai penjaga kota yang menghabiskan biaya pelatihan besar ini.
Perkiraan kali ini di benteng, zona Yueheng Jepang pasti harus mengeluarkan uang lagi untuk maintenance. Hanya untuk menghidupkan kembali NPC saja sudah menghabiskan banyak, sebenarnya ini hanya karena keberuntungan mereka yang buruk. Saat ini, level pemain mainstream adalah 70, jadi sistem default level NPC benteng padang luas adalah 90 yang sudah termasuk sangat tinggi. Tapi mereka malah bertemu dengan pemain elite seperti aku dan Murong Shanshan yang juga level 90. Atribut kami memiliki keunggulan absolut dibanding NPC, jadi kematian NPC ini sebenarnya tuduhan sembarangan karena tidak bisa menunjukkan nilai sebenarnya. NPC dengan serangan 2800 biasanya bisa membunuh seketika pemain level 70 saat PK, tapi saat melawan kami, mereka bahkan tidak bisa menembus pertahanan.
Lima menit berlalu cepat. Empat orc dahaga darah terus merobek-robek Pengawal benteng yang datang membantu seperti mesin penggiling daging. Perhitungan kasar menunjukkan dalam waktu singkat ini, lebih dari 500 Pengawal benteng tewas. Semburan pedang Murong Shanshan membersihkan satu area, sementara Pedang Es Misterius-ku masih terus bersabar.
Bahkan jika benar ada pasukan yang ditempatkan di dalam kota, seharusnya tidak bisa bertahan dengan konsumsi seperti ini!
Tiba-tiba, suara riuh orang terdengar dari kejauhan. Murong Shanshan menoleh dan terkejut: "Bahaya, benar ada pemain yang datang membantu!"
Baru saja selesai bicara, belasan Bola Api sekaligus menghujam tubuh orc yang paling depan. Setelah suara Braak, untuk pertama kalinya orc itu menerima luka parah - darahnya turun drastis lebih dari setengah. Dalam situasi seperti ini, jelas dia tidak bisa bertahan dari serangan sihir gelombang kedua.
Murong Shanshan dengan refleks cepat segera menarik kembali orc yang anemia, lalu tubuhnya bergerak gesit dan tiba-tiba sudah berada di sisi puluhan Penyihir. Pedang Penghubung Roh memancarkan cahaya yang melonjak drastis, Semburan Pedang kedua pun dilepaskan dengan dahsyat.
"Splash~" Seketika, seluruh barisan Penyihir roboh dalam genangan darah. Para Penyihir dari Asosiasi Penyihir ini terlihat begitu tak berdaya di bawah skill ampuh Murong Shanshan.
