Aku hendak bersorak, tapi Murong Shanshan sudah lincah berlari ke sampingku, menggenggam lenganku dan menarikku lari keluar. Di sisi lain, tiga orc tersisa juga telah ditarik kembali ke ruang segel.
"Shanshan, ini kenapa? Bukannya NPC Penyihir itu sudah kita bunuh?"
"Lihat darahku!"
Hah? Kapan darah Murong Shanshan turun sampai separuh?
Kuamati sekali lagi dan langsung paham. Di sisi lain para Penyihir Asosiasi, hampir seratus pemain Penyihir telah berkumpul di sana. Jelas, yang bisa membuat Shanshan sekelabakan itu pasti mereka.
Kami berlari keluar dari pintu benteng. Para Penyihir di belakang sepertinya ingin mengejar, tapi kecepatan gerak kami berdua jauh lebih tinggi. Akhirnya, hanya dengan belok di pinggang gunung, kami sudah menghilang dari pandangan mereka semua.
Murong Shanshan terengah-engah berkata: "Sayang sekali tadi, kalau tidak ada para pemain ini, kita pasti bisa membersihkan para Pengawal dengan cepat dan akhirnya menghabisi sang komandan. Kurasa, komandan itu pasti membawa separuh kertas kulit itu!"
Aku menjawab: "Selain harus membunuh komandan itu untuk menyelesaikan tugas, kita juga harus menerobos benteng ini agar bisa menuju Kota Jifeng. Di pegunungan Kuno belakang kota itu, kita akan mencari Binatang Suci yang mungkin ada seperti katamu."
"Lupakan, kita lanjutkan malam saja. Saat itu pemain online lebih sedikit, mungkin kita bisa breakthrough cepat dan menyelesaikan tugas. Tadi, hampir semua Pengawal di benteng sudah kita habisi. Jika kembali, perlawanan tidak akan sekuat tadi."
Kupikir masuk akal, lalu bertanya: "Kalau sekarang bagaimana? Kembali latihan leveling lagi? Kayaknya terlalu jauh..."
Murong Shanshan terkikik: "Tidak usah leveling, log off dan istirahat sebentar saja. Sudah lama tidak ke gedung kantor depan, aku temanimu jalan-jalan sekalian. Kau bisa melihat situasi departemenmu sekarang. Tadi sore, Xin Yu dipanggil lagi oleh Kakak Lin, sekarang sedang kerja ekstra~"
Waktu masih pagi, aku mengangguk setuju lalu log off.
Karena harus ke gedung kantor, aku berganti seragam kerja. Xu Lin sudah menetapkan aturan: Siapapun karyawan perusahaan ini, harus memakai seragam saat masuk area kerja.
Saat keluar, Murong Shanshan sudah berdiri di luar. Seragam biru tua dan kemeja putih polos membuatnya terlihat semakin anggun, bahkan dasi yang tidak diikat rapat di dadanya terlihat sangat penuh karakter.
Aku menutup pintu, lalu merapikan dasinya sambil berkata: "Wakil manajer sekalipun harus memperhatikan penampilan!"
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Ayo pergi～"
Saat kami melewati area hijau rumput menuju gedung depan, Wang Xue yang sedang bertugas melihat kami. Ia menyapa sambil tersenyum: "Ada waktu main kesini hari ini?"
Aku segera mendekat, menyandar di konter resepsionis sambil menggoda: "Iya, mau lihat ada yang main mata di jam kerja... Wah, A Xue semakin cantik setelah beberapa hari tidak bertemu! Bagaimana dengan Feng Shen? Si bocah itu ada mengganggumu? Kalau ada, laporkan padaku, akan kupotong gajinya!"
Murong Shanshan tertawa: "Jangan! Kalau gaji Feng Shen dipotong, dana es krim A Xue akan berkurang. Katanya terakhir dengar, Feng Shen sudah menyerahkan seluruh gajinya ke A Xue～"
Wang Xue langsung memerah. Saat aku hendak melanjutkan godaan, tiba-tiba terlihat bayangan familiar di depan lift. Xu Lin sedang membawa seikat dokumen mendekat. Melihat kami dan Wang Xue yang merah padam, dia langsung paham situasinya. Dengan kesal dia berkata: "Kalian berdua baru datang sudah menggoda A Xue. Bukannya fokus kerja malah main-main saja?"
"Murong Shanshan segera membantah: 'Mana ada, aku dan Lin Fan cuma datang untuk melihat pekerjaan Departemen Teknologi.'"
"Kalau begitu, cepatlah pergi, jangan mengganggu Wang Xue yang sedang bekerja~"
Wang Xue melirik penuh rasa terima kasih ke arah Xu Lin. Kira-kira jika aku menggoda beberapa patah kata lagi, wajah Wang Xue akan memerah seperti telur ayam yang matang dibakar.
Xu Lin harus pergi mengambil sampel di perusahaan lain. Kami pun tidak berkata apa-apa, langsung naik ke lantai atas.
Di dalam Departemen Teknologi, selain suara ketukan keyboard, terdengar juga suara obrolan.
"Lin Xin, aku mau tanya satu pertanyaan. Menurutmu, ayam dulu atau telur dulu yang ada?"
Ini suara Xiao Chen yang sedang bicara. Nada suaranya runcing, mudah dikenali.
Lin Xin yang duduk di seberangnya langsung kebingungan, terbata-bata setengah hari tak bisa menjawab. Aku segera mendekat sambil tersenyum bertanya: "Xiao Chen memang berwawasan luas ya? Aku mau tanya, saat kencing, kaki kiri dulu yang diangkat atau kaki kanan?"
Xiao Chen tertegun sejenak, lalu berkata: "Biasanya... aku tidak perlu mengangkat kaki..."
"Ah, Manajer Umum Shanshan juga datang?" Lin Xin tiba-tiba menyadari keberadaan Murong Shanshan di belakangku, langsung panik berdiri. Menurut peraturan, dilarang berkumpul mengobrol selama jam kerja.
Murong Shanshan tersenyum anggun: "Aku cuma menemani Lin Fan melihat-lihat. Lanjutkan saja, anggap saja aku tidak ada~"
Meski dia berkata begitu, Lin Xin tetap menyerahkan kursinya padanya. Aku langsung duduk bersandar di meja kerja dan bertanya pada Lin Xin: "Bagaimana kabar Departemen Teknologi belakangan ini? Di bawah kepemimpinan Kakak Kacamata, pasti semakin berkembang pesat kan?" Lin Xin mengangguk: "Iya, cukup baik. Platform transaksi semakin disempurnakan, basically sudah jarang bermasalah."
Aku terkekeh dan berkata: "Sudah lama tidak datang ke sini, Lin Xin. Apakah kalian merindukan bos kalian yang bijaksana dan perkasa ini?"
Lin Xin tertegun sejenak, matanya gelisah menatap Murong Shanshan, tidak berani berbicara.
Karena tidak ada hubungannya dengan Lin Xin, berani-beraninya aku berbicara seperti ini di depan Murong Shanshan. Kalau yang ada Xin Yu atau Lu Xuehan, justru tidak berani.
Murong Shanshan mengambil rubik's cube dari meja kerja Lin Xin, memutarnya beberapa kali lalu menyerah sambil tersenyum: "Gak apa-apa, sudah kubilang anggap saja aku tidak ada di sini."
Lin Xin tetap diam, semburat merah merona di pipinya.
Tiba-tiba suara familiar terdengar dari belakang: "Hah, Lin Fan kok ada di sini?"
Aku menoleh dan melihat Xin Yu yang kebetulan lewat. Dia melirik ke dalam lalu langsung mendekat. Baru setelah dekat dia melihat Murong Shanshan yang bersandar di partisi, segera tersenyum: "Shanshan juga di sini? Hari ini ada waktu luang ke area depan?"
"Gak ada, cuma ingin santai sebentar."
Aku memandangnya dan bertanya: "Ngomong-ngomong Xin Yu, daftar ksatria di guild yang kuminta kamu rapikan beberapa waktu lalu, sudah selesai belum? Yang punya waktu luang hampir seperti pemain profesional itu?"
"Tentu sudah! Tunggu lima menit ya, aku akan print dulu untukmu lihat!"
Setelah selesai berbicara, Xin Yu berlari kembali ke kantornya. Beberapa menit kemudian, dia kembali sambil membawa beberapa lembar kertas A4.
"Nih, daftar pemain yang memenuhi syarat secara garis besar ada di sini. Ini data mereka tiga hari lalu. Sekarang, pasti level mereka sudah naik satu tingkat lagi!"
Aku melihatnya. Total ada lebih dari 1100 pemain. Level tertinggi mencapai 79, terendah 75. Basically semuanya termasuk golongan menengah atas di antara pemain saat ini.
Aku memuji: "Kerja bagus. Kalian pasti cukup repot membawa grup ini latihan leveling akhir-akhir ini ya?"
Xin Yu tersenyum: "Lumayan. Yang utama serangan elemen api Kakak Lin cukup efektif. Hehe, demi latihan leveling para Ksatria ini, Kakak Lin sudah mengorbankan banyak waktu latihan levelingnya sendiri. Kalau tidak harus membawa orang latihan, level Kakak Lin sekarang pasti sudah 87, bukan 84 seperti sekarang."
Aku berkata: "Dia kan bos, wajar harus mengorbankan sedikit waktu!"
Murong Shanshan berdiri dan bersandar pada partisi di sampingku sambil tertawa: "Sepertinya, pasukan kavaleri pemain ini kan ide spontanmu sendiri. Sekarang malah dengan mudah menghapus jasa Kakak Lin. Khas sekali gaya kamu..."
Aku tersenyum tipis tanpa membantah, lalu berkata: "Shanshan, 250 buah Segel batu yang kita dapatkan bisa diberikan ke pemain yang pertama mencapai level 80. Untuk sisanya, carilah peliharaan dengan kualitas lebih rendah. Asalkan peningkatan kecepatannya bisa mencapai 50% untuk efek serbuan, itu sudah cukup. Tidak perlu terlalu menuntut."
"Hmm, aku sudah menyuruh Nian Shao Qing Kuang mencari kelompok monster yang memproduksi tunggangan dalam jumlah besar. Begitu menemukan yang cocok, kita akan kirim orang untuk menguasai area latihan leveling tersebut."
Aku agak terkejut: "Bukannya kau selalu memimpin dengan kebajikan, tidak melakukan hal kejam seperti ini?"
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Ini tergantung situasi. Sekarang, membentuk pasukan kavaleri sebenarnya terutama untuk menyambut perang negara di masa depan. Memiliki resimen kavaleri yang kuat adalah impian setiap ketua guild. Job change ksatria juga akan menjadi yang paling mencolok dalam sistem pertempuran Yueheng nanti. Di saat seperti ini, kita harus menunjukkan sikap tegas. Apalagi setelah Xu Fei pergi dari Kota Bulan Perak, hampir tidak ada yang bisa melawan kita, bukan?"
Xin Yu berkata: "Kakak Lin juga berpikir begitu. Untuk kepentingan yang lebih besar, melakukan transaksi kecil juga bisa diterima."
"Nanti kita bicarakan lagi!"
Aku melirik Lin Xin di samping dan bertanya: "Lin Xin, kau juga main game ini?"
Lin Xin mengangguk: "Iya, baru terdaftar belum lama. Tapi ada rekan kerja di perusahaan yang membimbingku, jadi level naik cukup cepat. Sekarang sudah hampir Level 30, sebentar lagi bisa masuk ibukota kerajaan Perak..."
Aku dan Murong Shanshan saling tersenyum. Level 30, hal yang sangat jauh. Aku hampir lupa seperti apa penampilanku saat Level 30 dulu.
Xin Yu berkata: "Sebentar lagi makan siang, ajak Kakak Lin bersama. Suruh dia memerintahkan koki untuk membuat makan siang mewah!"
"Tidak perlu, Shanshan saja sudah cukup."
Bagiku, makan bersama Murong Shanshan bahkan membuat lauk pauk yang didapat lebih banyak. Di semur kentang orang lain hanya ada kentang, tapi semurku penuh daging, itu pun daging pilihan. Terlihat jelas bahwa membangun hubungan baik dengan pimpinan adalah hal yang sangat penting.
Xin Yu bertanya: "Setelah makan, kalian naik untuk latihan leveling tidak?"
Murong Shanshan menggelengkan kepala: "Tidak, kami ingin istirahat sebentar, login lagi tengah malam. Ada tugas yang paling cocok dikerjakan saat itu~"
"Paling cocok dikerjakan saat itu? Mungkinkah..."
Aku segera menghentikannya melanjutkan, di sini masih ada sekelompok staff Departemen Teknologi. Jangan lihat mereka sibuk menatap komputer masing-masing, sebenarnya, sialan, mereka semua menjadi telinga menguping.
"Lebih baik kita makan saja, sambil makan sambil bicara."
"Tidak menunggu Kakak Lin?"
"Dia keluar urusan bisnis, perkiraannya makan malamnya ada yang mentraktir, kita makan sendiri saja!"
Akhirnya, memanggil Lu Xuehan, beberapa orang berkumpul di satu meja memaksa makan siang mewah. Setelah kenyang, berkumpul di kamar Lu Xuehan bermain tiga kurang satu. Baru bubar ketika Xu Lin pulang ke perusahaan ditemani Tuhan Es lewat pukul 8 lebih. Lu Xuehan dan Xin Yu masuk game mengurus berbagai urusan markas guild, sementara aku dan Murong Shanshan janjian tidur dulu, bangun setelah jam 12 malam untuk operasi. Malam ini pasti bisa rebut pertahanan Benteng Padang Luas!
Kembali ke kamar sendiri, setel alarm, berbaring di ranjang langsung tertidur.
Waktu berlalu dengan cepat. Persis ketika tidur nyenyak seperti antara hidup-mati, alarm berbunyi. Meraba bantal, ternyata basah. Rupanya tadi mimpi makan, makanya air liur mengalir deras.
"Bangun, meneguk kopi dingin di atas meja yang langsung membuatku terjaga sepenuhnya. Mengetuk pintu sebelah, Murong Shanshan sedang mengusap mata sambil bangun. Kembali ke kamarku, menunggu setengah jam kemudian masuk ke game. Tepat pukul 1 dini hari, saat para pemain mulai mengantuk. Kini mungkin hanya sedikit pemain yang masih bertahan di Benteng Padang Luas untuk berjaga."
"Masuk ke game, kebetulan di dalam game juga malam. Kita bisa memanfaatkan kegelapan untuk melakukan serangan mendadak ke benteng di bawah."
"Murong Shanshan segera login, menguap manja sambil berkata: 'Aku hampir membatalkan login, pengen banget tidur~'"
"Kubalas: 'Kalau gitu pulang tidur saja?'"
"'Gak mau, sekarang sudah hilang kantuk.'"
"Memandang benteng di kaki bukit, Shanshan tersenyum: 'Ayo, kali ini harus sukses!'"
"Dia segera memanggil pasukan orc. Setelah beberapa jam istirahat, orc-orc yang hampir mati ini sudah pulih HP penuh. Dengan tambahan efek dahaga darah, menarik kembali imam dukun, lalu mengerahkan pasukan menyerbu bukit."
"Dalam gelap, cahaya biru mata orc menggetarkan. Ketika empat orc ini menerobos gerbang benteng, langsung menimbulkan gempar besar. Aku dan Shanshan menyusup masuk sambil memanfaatkan keributan."
"Bagian dalam benteng terlihat sepi, jelas berbeda dengan keramaian siang hari."
"Belasan pengawal mengeroyok, tapi dengan cepat dirobek menjadi fragmen oleh orc-orc itu."
“Ada apa? Gerombolan orc kasar itu muncul lagi?” Komandan mengancingkan chainmail di bajunya sambil membentak ajudan: “Mengapa orang dari Asosiasi Penyihir dikembalikan! Sekarang bagaimana!?”
Ajudan memasang wajah masam: “Tuan, itu perintah Anda sendiri. Anda bilang anggota Asosiasi Penyihir makannya terlalu banyak, jadi kami mengembalikan mereka ke Kota Jifeng...”
“Sial, pasti aku mabuk!”
Begitu komandan selesai bicara, aku sudah melesat ke depannya. Pedang Lagu Perang menghembuskan aura dingin yang langsung MEMBEKUKANnya, sementara semburan pedang Murong Shanshan berikutnya LANGSUNG MEMBUNUH ajudan. Tapi darah komandan hanya turun sedikit.
Sepertinya ini BOSS. Pagi tadi terburu-buru sampai tidak sempat memverifikasi. Cek atributnya SEKARANG JUGA——
【Pemimpin Benteng Padang Luas】(BOSS Legenda)
Level: 100
Serangan: 2300-2950
Pertahanan: 1350
Darah: 500.000
Jenis Serangan: Normal
Jenis Pertahanan: Zirah Berat
Skill: Kepatuhan Komando, kharisma pemimpin membuat prajurit Benteng Padang Luas bertempur gigih. Keberadaan pemimpin meningkatkan pendapatan benteng 25% dan pertahanan benteng naik 50%
……
Aku tidak bisa menahan tawa. BOSS legendaris ini ternyata sangat lemah, hanya memiliki 500 ribu darah, pertahanannya juga sangat rendah. Tapi peran komandan ini cukup penting. Di benteng padang luas ini, dia bagaikan raja kecil yang bisa meningkatkan pendapatan kota dan pertahanan benteng. Jika kita menghabisinya, ini akan menjadi pukulan telak bagi benteng. Nanti, ketika pemain Kota Kehidupan menyerang ke utara, sistem pertahanan yang tadinya kuat ini akan mudah dihancurkan.
BOSS seperti ini seharusnya dihadapi oleh orc dengan damage tinggi. Kubilang: "Shanshan, kita gantikan orc! Suruh mereka bunuh BOSS ini!"
Murong Shanshan langsung paham: "Baik!"
Kami berlari ke samping orc dan mengambil alih beberapa pengawal tersisa. Tak lama, komandan dikepung orc. Meski dia mencabut pedangnya untuk melawan, atributnya jelas tak sebanding dengan orc. Bar darahnya turun drastis dengan suara swoosh swoosh, akhirnya tewas seketika.
Setelah menghabisi pengawal terakhir, kudatangi mayatnya. BOSS level 100 yang megah ini ternyata tidak menjatuhkan perlengkapan, hanya segunung koin emas dan potongan kedua kertas kulit.
Sudahlah, yang penting tugas ini selesai. Lagipula membunuh BOSS ini tidak menguras banyak tenagaku.
Murong Shanshan tersenyum: "Ayo pergi, jangan sampai pasukan bantuan mereka datang. Nanti kita tidak bisa kabur."
Aku mengangguk, membawa Murong Shanshan melewati jalanan kota benteng. Saat mendekati bagian belakang, tiba-tiba kami dihadang ledakan api raksasa. Meski memiliki resistensi sihir dan tidak terkena serangan langsung, darahku langsung turun drastis lebih dari 5000 poin.
"Apa itu?" Murong Shanshan terkejut.
Aku menengadah ke atas tembok pertahanan. Sesuatu yang mirip meriam sedang mengarah ke kami.
Jangan-jangan ini meriam sihir legendaris? Sial, benar-benar sial! Kok bisa ketemu senjata secanggih ini...
Murong Shanshan menunjuk ke kejauhan: "Lin Fan, lihat! Sudah kuduga tidak akan semudah ini, pertahanan terkuat ternyata ada di bagian belakang benteng..."
Kulihat di belakang meriam sihir, berdiri belasan menara panah raksasa yang terlihat sangat mematikan. Segera kugunakan skill verifikasi——
【Penjaga Batu】（Menara Panah）
Serang: 2600-3200
Pertahanan: 1400
Darah: 200 ribu
Jarak serang: 500
Jenis pertahanan: Tipe Fortifikasi, mengurangi kerusakan dari semua jenis serangan
……
Aku langsung panik: "Shanshan, menara ini punya serangan 3200! Kalau nekat serbu, pasti kita mati!"
Murong Shanshan merenung sejenak, lalu tatapannya tertuju pada meriam sihir. Dengan senyum licik dia berkata: "Sepertinya... meriam keren ini bisa kita manfaatkan?"
