“Braak～!”
Dentuman dahsyat mengguncang. Tentakel tanah dari sihir Earth Dragon langsung hancur berantakan. Di bawah pandangan para ahli Jepang, bayanganku sudah berpindah ke belakang mereka. Pedang Lagu Perang menyambar leher seorang Ahli Sihir dengan cahaya putih. Skill Pukulan Berat menghancurkannya seperti daun kering, melayangkan tubuhnya ke udara yang langsung tewas dan mulai proses regenerasi.
Setelah terkejut sejenak, beberapa Pendekar langsung menyerbu. Skill menyerbu mereka bertubi-tubi menghujam tubuhku. Sementara itu, para Ahli Sihir yang masih hidup berhasil mengaktifkan skill mereka. Langit tiba-tiba dipenuhi debu, beberapa tornado magis berwarna hitam mulai mengamuk di tanah yang tadinya tenang.
“Ding～!”
Notifikasi pertempuran: Pemain XXX menggunakan sihir naga angin level tinggi, menyebabkan kerusakan 4124 poin padamu!
Seketika, darahku turun drastis! Sihir-sihir ini ternyata lebih mematikan daripada serangan beberapa pedang!
Murong Shanshan menjerit kaget, buru-buru memanggil empat orc pendukung. Tapi orc yang tadinya terlihat hebat ini terus mundur di bawah gempuran sihir, kurang dari dua menit darah mereka sudah tinggal separuh!
Sekarang bahkan Aku juga tercengang, belasan pemain Jepang ini ternyata kuat sampai ke tingkat seperti ini, tampaknya kami benar-benar meremehkan mereka. Skill yang bisa menyaingi Petir Unggu Langit ini benar-benar memiliki Daya Hancur yang luar biasa! Bayangkan, jika digunakan dalam Perang Negara yang melibatkan jumlah pemain begitu besar, efeknya pasti luar biasa!
Pedang Lagu Perang dengan keras menusuk dada seorang Pedang separuh darah. Aku berputar dengan panik, sudah berada di belakangnya. Dengan tenaga kedua tangan, mayatnya kubuat berguling di udara tepat menangkis serangan naga angin. Pedang Lagu Perang terus melesat, mendarat di bahu seorang Ahli Sihir. Seketika ekspresi ketakutannya terpampang, sejenak melupakan situasi yang terjadi.
Aku menggigit gigi, tangan tiba-tiba terasa berat. Pedang Lagu Perang langsung memancarkan cahaya terang dan menghujam miring ke bawah, membelah Ahli Sihir beserta tongkat sihirnya menjadi dua. Tongkat berperingkat ungu itu hancur berkeping-keping, mengikuti tuannya menuju langit.
Tiba-tiba, sekelompok naga angin menghilang. Sebelum sempat bergembira, punggungku terkena serangan keras. Rasa sakit luar biasa menyergap saat seekor naga angin seolah menembus tubuhku, lalu menerjang beberapa orc di seberang. Setelah serangan mendadak yang mematikan ini, bar darahku nyaris tak terlihat, hanya tersisa sedikit darah di ujung.
Tak jauh, Murong Shanshan hampir menahan tangis, berteriak keras: "Lin Fan, pertahanan absolut!"
Tanganku telah berada di tombol pertahanan absolut. Saat diaktifkan, kubah pelindung biru laut seketika mengelilingiku. Beberapa perisai kecil kuning keemasan berhasil menghalangi serangan lanjutan para Pedang.
Murong Shanshan berlari cepat mendekat, menarikku untuk kabur sambil memberi perintah pada orc: "Hadang mereka!"
Beberapa orc langsung bersemangat meraung dan berlari maju. Namun setelah dua kali serangan naga angin, HP orc langsung habis. Bukan bertarung, bertahan hidup pun bermasalah!
Melihat orc hampir mati, Murong Shanshan merasa tidak tega. Dia berbalik dan melepaskan semburan pedang untuk mengusir beberapa ksatria pedang. Namun dua ahli sihir yang tersisa memiliki perisai sihir, meski darah mereka tinggal sedikit, tetap tidak dalam bahaya maut. Dengan geram, Shanshan menggigit bibir dan menarik kembali orc itu. Dia menoleh padaku: "Lin Fan, para pemain ini terlalu tangguh. Peluang kita untuk menang mutlak kecil. Lagipula kita masih punya misi penting. Lebih baik kita kabur sekarang!"
Aku mengangguk, menggenggam tangan Shanshan dan berlari ke depan. Hutan mengelilingi kami, hanya arah yang dipenuhi rumput hijau dan batu ini yang mungkin menjadi jalan pelarian.
Di belakang, belasan pemain dari Kota Jifeng terus memburu. Beberapa anak panah gejolak melesat di udara. Berkat medan pegunungan yang sulit dan penurunan akurasi serangan saat bergerak, kami berhasil menghindar. Namun beberapa detik kemudian harapanku pupus - di depan kami terbentang tebing curam bagai sungai langit. Bukan batas peta biasa, tapi tebing nyata dengan desau angin pegunungan "Wuuwu~" yang mencekam...
Aku berhenti mendadak. Tubuh lembut Shanshan terhuyung ke pelukanku. Melihat kegelapan tak berdasar di bawah, dia menelan air liur. Matanya yang berkaca-kaca menatapku: "Harus bagaimana ini?"
Bagaimana bisa aku tak menyadari bahwa diriku sendiri akan menghadapi alur cerita di mana harus melompat dari tebing, mati-matian menolak untuk melompat. Namun saat menoleh, kulihat debu beterbangan di langit disertai semburan angin naga yang daya hancurnya mengerikan sedang menyedot mendekat.
Kulemparkan pandangan ke kabut misterius di bawah tebing, dengan penuh perasaan berkata: "Shanshan, hanya dengan melompat. Di kehidupan selanjutnya, ingatlah untuk tetap menjadi istriku..."
Murong Shanshan langsung melotot padaku, kesal: "Siapa yang mau jadi istrimu! Apa... kita benar-benar harus melompat?"
"Tentu harus! Gerombolan bajingan di belakang ini tak mungkin kita kalahkan. Poin aura naga untuk Jurus Perang Naga kita berdua masih kurang sedikit untuk penuh. Tanpa Jurus Perang Naga, mustahil kita bisa membalikkan situasi. Seperti yang kau lihat tadi, bahkan semburan pedang pun tak mampu membunuh mereka! Jika kita melompat sekarang, meski kolaps, perlengkapan kita tak akan bisa mereka ambil. Pokoknya, aku tak mau peralatanku dijarah gerombolan ini. Lagipula, melompat belum tentu berakhir MATI..."
Dasar jurang yang gelap gulita itu jelas-jelas mengindikasikan omong kosong tentang "tidak akan MATI".
Namun, Murong Shanshan tetap mengangguk lembut: "Baik, kita lompat bersama. Kau harus erat-erat memegangiku~"
Bukan sekadar memegang, bahkan sebelum melompat aku sudah merangkul erat Murong Shanshan. Apapun yang ada di bawah, sama sekali tak boleh kulepaskan.
Para ahli dari Kota Jifeng telah mengepung. Beberapa kesatria pedang Jepang dengan senyum jorok khas mereka sudah siap menyerang.
"Sial! Sungguh tak rela tak bisa membunuh mereka!" geramku menggigit.
Murong Shanshan tersenyum manis: "Sudah, jangan buang waktu ngomong kosong dengan mereka, ayo lompat!"
Aku mengangguk, menggendong Murong Shanshan dan berbalik lalu melompat tanpa ragu. Seketika, yang tersisa di telinga hanyalah desiran angin. Aku ingat dalam mitos, manusia jatuh dengan posisi berdiri tegak. Tapi kali ini, kami justru cepat berubah menjadi posisi kepala di bawah.
Murong Shanshan menempel erat di pelukanku, tiba-tiba tertawa: "Lin Fan Bodoh, kalau jatuh seperti ini, kepala kita pasti pecah!"
Baru mau bicara, tapi kami sudah mendarat. Lebih tepatnya, jatuh ke air!
Guncangan dahsyat membuat kami terhempas dalam-dalam ke air. Beberapa kali aku hampir terlepas, tapi berjuang mati-matian memeluk si cantik dalam dekapan. Dia juga mencengkeramku erat, memejamkan mata menahan derasnya arus. Akhirnya, tubuh kami berhenti tenggelam. Kubuka mata, segala sesuatu dalam game terlihat jelas. Ikan laut dalam berenang di samping. Untung bukan ikan piranha. Sekarang ingat ikan piranha, dadaku langsung berdebar. Segera kutarik Murong Shanshan ke permukaan.
Saat kami hampir kehabisan oksigen dan tewas, akhirnya muncul ke permukaan. Murong Shanshan menarik napas panjang, memandang pemandangan sekitar lalu tersenyum: "Tak kusangka ada pemandangan unik di sini!"
Kutanya khawatir: "Shanshan, kau tidak apa-apa?"
"Tentu tidak. Di game, kalau ada masalah pasti langsung tewas. Mana bisa masih ngobrol sama kau gini..."
"Aku hampir lupa, ini di dalam game, bukan jatuh dari tebing sungguhan," segera aku mulai mengamati sekeliling.
Benar, pemandangan di bawah sangat ajaib. Seluruh kondisi geografis menyerupai dasar ngarai, di kedua dunia terdapat pilar-pilar batu dan tebing curam. Di air, tepat di depan kami, ternyata ada pulau batu alami yang dipenuhi ornamen berbagai ukuran.
Murong Shanshan langsung menarikku berenang ke sana. Tak lama, kami tiba di pulau yang luasnya tidak terlalu besar ini. Di bawah kaki, di mana-mana terlihat dinding batu keras.
"Dipaksa turun oleh mereka, entah ini keberuntungan atau malapetaka..." Melihat sekeliling yang kosong, Murong Shanshan berkata dengan nada khawatir.
"Yang penting, belum tewas berarti sudah beruntung!"
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Hmm, mungkin kau benar!"
Tiba-tiba pandangan Murong Shanshan tertuju ke permukaan air. Dengan gugup dia berkata: "Lin Fan, kau lihat riak di air? Pulau kecil tempat kita berdiri ini sepertinya bergerak!"
Mustahil! Tapi ketika kuperhatikan, pulau ini benar-benar bergerak. Sensasinya semakin kuat, perlahan getaran terasa di bawah kaki. Batu-batu raksasa mulai meledak keras, dari bawah batu muncul cangkang keras berornamen!
"Ya Tuhan, benda apa ini?!" Teriak Murong Shanshan sambil panik.
Si cewek cantik sudah kehilangan kendali. Cepat kusurvei sekeliling, kutunjuk ke arah kanan: "Shanshan, di sana sepertinya ada gua! Ayo cepat kita ke sana!"
Tepat saat kami baru saja melompat menjauhi pulau kecil, riak air bergolak di belakang, seekor kepala raksasa tiba-tiba muncul dari dalam air, sepasang mata hitam pekat menatap kami seperti lubang hitam.
Murong Shanshan terkejut bukan main, bergumam: "Lin Fan, apa itu..."
"Seekor kura-kura..."
Ini sangat jelas, karena nama kura-kura sudah tampil: Kura-kura Hitam Air!
Murong Shanshan mengedipkan matanya: "Makhluk seperti kura-kura mistis ini, bukankah hanya ada dalam legenda kuno Tiongkok?"
Aku menggeleng sambil tersenyum: "Kau salah, kura-kura di Jepang juga sialan banyaknya, tak ingat Ninja Turtle?"
"Ini seharusnya juga termasuk binatang suci Jepang ya?"
"Aku tidak tahu, verifikasi saja baru tahu!"
Kemudian, kulempar skill True Sight, atribut kura-kura mistis segera muncul di channel berbagi tim——
【Kura-kura Hitam Air】(BOSS Sub-Tuhan)
Level: 120
Serangan Sihir: 3600-4200
Pertahanan: 3200
HP: 5 juta
Tambahan: Kura-kura mistis tinggal lama di perairan ekstrim dingin, ahli menggunakan berbagai sihir es, damage sihir meningkat 50%
Tambahan: Cangkang kura-kura mistis sangat tebal, memberikan efek pertahanan luar biasa, mengurangi semua damage serangan sebesar 50%
……
"BOSS tingkat dewa yang sangat kuat, benar-benar pantas menyandang kata 'dewa'! Dibandingkan dengan makhluk kebencian level 110, kekuatannya bukan hanya dua kali lipat lebih kuat, tapi benar-benar lompatan kualitas! Serangan sihir 4200 ini setara dengan meriam sihir di Benteng Padang Luas, dan efek serangan BOSS ini pasti lebih kuat dari meriam sihir. Perkiraanku, dengan resistensi sihirku dan Murong Shanshan, mungkin kita tidak bisa bertahan dari serangan kedua!"
Kura-kura Hitam Xuan jelas sangat membenci orang asing yang menginvasi dan mengganggu tidurnya. Mulutnya mengembung, matanya membelalak lebar.
Bahaya!
Aku cepat-cepat menarik Murong Shanshan bersembunyi ke dalam gua. Begitu kaki kami meninggalkan tempat, ruang di area itu sudah dipenuhi tetesan air yang langsung membeku menjadi es oleh suhu ekstrem dari mulut kura-kura!
Aku terkejut, "Kalau begitu, setiap serangan Xuan Gui sama dengan Ice Blade Slash-ku?"
Murong Shanshan memandang balok es besar di sampingnya, menjulurkan lidah dan tersenyum: "Lin Fan, cari cara untuk menghabisi kura-kura ini!"
"Habiskan dia?"
Mataku membelalak, menarik Murong Shanshan lari ke dalam gua: "Ampun, Nenek, itu BOSS tingkat dewa! Bukan level yang bisa kita lawan!"
Baru saja selesai bicara, batu besar yang jadi tempat persembunyian kita dihancurkan oleh kepala Xuan Gui!
Aku tak tahan berkata: "Bangsat, kepala kura-kura ini benar-benar B hebat!"
“Meski Murong Shanshan menggigit gigi karena kebencian, dia tak bisa menemukan kesalahan dalam ucapanku, akhirnya hanya mendengus kesal.”
Baru masuk ke dalam gua aku langsung memaki: “Gua apa ini? Kok bisa selebar ini? Leher kura-kura sialan ini kepanjangan amat!”
Di belakang, kepala Kura-kura Hitam menyusul dengan cepat, serangan pembekuan kedua sudah di depan mata!
Murong Shanshan sama sekali tidak takut, langsung melancarkan skill semburan pedang andalannya. Cahaya putih menyilaukan meski tidak memberikan kerusakan signifikan pada kura-kura, setidaknya berhasil menggagalkan serangannya kali ini.
“Lin Fan, cepat mundur lebih dalam! Tempat ini terlalu berbahaya!”
Aku malah membeku, menatap ke dalam gua sambil bergumam: “Shanshan, hari ini kita jangan sampai keluar. Sial sekali. Lihatlah apa yang ada di belakang...”
Begitu menoleh, Murong Shanshan langsung menjerit kaget, lalu menutupi dadanya dan bersandar ke pelukanku.
Yang membuat Murong Shanshan begitu ketakutan bukanlah kucing atau anjing biasa, melainkan ular raksasa yang begitu besar hingga memenuhi seluruh gua. Lebih mengerikan lagi, ular itu memiliki 8 ekor dan 8 kepala!
Murong Shanshan bertanya: “Ini... jangan-jangan Yamata no Orochi dari legenda?”
Faktanya, bukan, Yueheng tidak langsung menggunakan nama itu, melainkan menggunakan nama "Ular Khayalan", mungkin untuk menghindari asosiasi berlebihan dari pemain. Tapi tak diragukan lagi, ular besar ini adalah legenda Yamata no Orochi, binatang suci yang sangat terkenal di Jepang!
【Ular Khayalan (Kategori Naga Palsu)】(BOSS Tingkat Semi-Dewa)
Level: 120
Serangan Sihir: 3800-4500
Pertahanan: 3600
Darah: 10 juta
Tambahan: Ular Khayalan menguasai berbagai elemen sihir, delapan kepalanya memiliki atribut sihir berbeda, kerusakan sihir meningkat 50%
Tambahan: Sisik Ular Khayalan sangat keras, dapat memantulkan 50% efek kerusakan dari serangan sihir dan serangan fisik
……
Atributnya ternyata lebih hebat dari Kura-Kura Mistis, delapan kepala bisa menggunakan delapan jenis sihir. Sial, kalau bisa melakukan mantra bersamaan, bukankah ini sama dengan delapan BOSS Tingkat Semi-Dewa menyiksa Kura-Kura Mistis?
Sangat tidak seimbang!
"Lin Fan, bagaimana? Kita tidak punya jalan keluar!" Dua BOSS mengerikan muncul bersamaan, Murong Shanshan sudah kehilangan akal sepenuhnya.
Saat itu, Yamata no Orochi telah menemukan kami, beberapa kepalanya saling melilit sambil menjulurkan lidah ular ke arah sini.
Kulihat sekeliling, ternyata ada cabang gua kecil di sebelah kanan kami. Mulut guanya sangat sempit, entah bisa dimasuki atau tidak.
"Bagaimanapun juga harus dicoba!" Aku segera menarik Murong Shanshan dan menyelip masuk, hasilnya butuh waktu lama baru bisa memaksanya masuk, sampai Murong Shanshan menjerit kesakitan. Aku menggerutu: "Sial, tiap kali makan kebanyakan, lihat ini, sekarang jadi gemuk!"
Murong Shanshan cemberut tanpa bicara, menarik tanganku dan menyelipkan aku masuk. Anehnya, tubuhku yang lebih besar darinya justru masuk dengan mudah!
Gua kecil ini cukup dalam. Setelah masuk jauh, kami menemukan pertempuran sudah dimulai di ujung sana. Sihir es biru tua dari Yamata no Orochi dan berbagai serangan sihir elemen saling serang, pertarungan sengit antara dua musuh!
Murong Shanshan bersemangat, tersenyum berkata: "Begini saja, kita tunggu sampai mereka saling melukai baru kita ambil keuntungan!"
Kukatakan: "Kali ini tidak semudah itu. Pertarungan dua BOSS tingkat dewa ini tak bisa kita ikut campur. Tidakkah kau lihat damage semburan pedangmu ke Kura-kura Misteri tadi? Tak perlu periksa, kuberi tahu: hanya 214 poin kerusakan! Semburan pedang saja seperti itu, apalagi serangan biasa?"
"Lalu bagaimana? Tidak mungkin kita hanya nonton dua BOSS tewas tanpa dapat experience kan?" Jelas, Murong Shanshan si oportunis ini takkan rela pulang tanpa keuntungan.
Kubalas: "Kalau begitu, bagaimana kalau kita langsung pakai skill teleportasi ke kota sekarang?"
“Jangan, aku mau menunggu sampai salah satu dari mereka MATI! Lihat, mungkin bisa dapat manfaat apa, Lin Fan～～Kali ini kita datang memang untuk mencari Binatang Suci, masa harus menyerah begitu saja?” Murong Shanshan memegang lenganku, berkata dengan suara manja.
Si cewek cantik ini malah agak manja, hatiku langsung melambung bahagia, tanpa ragu langsung mengangguk, apapun yang dia minta pasti ku-iyakan.
Di luar, pertarungan dua BOSS tingkat dewa begitu sengit, suara Braak tak henti bergema, sementara informasi di Sistem Pertarungan terus berkedip——
Notifikasi pertarungan: Kura-kura Hitam menggunakan skill embun beku menyerang Ular Khayal, menyebabkan kerusakan 17845 poin!
Notifikasi pertarungan: Ular Khayal menggunakan sihir meteor menyerang Kura-kura Hitam, menyebabkan kerusakan 18746 poin!
Serangan mereka saling membalas, sepertinya waktu kematian mereka sudah semakin dekat...
