Hong Merah sangat mengagumiku. Menurutnya, menjaga integritas di tengah masyarakat materialistis ini langka. Dia berkata: "Awalnya kusangka tidak ada orang suci di dunia, sekarang akhirnya percaya. Lin Fan, kau begitu mulia... Kecuali kalau kepalamu memang ditendang keledai!"
Lu Xuehan berbisik di belakangku: "Kakak Lin juga bilang kepalamu ditendang keledai~"
Aku terdiam, lalu bertanya ke Hong Merah: "Untuk apa kalian ke sini dengan pasukan besar? Kenapa tidak jaga wilayah utara Silver Moon City? Katanya kau juga mau ajukan markas?"
Hong terkekeh heran: “Cuma lima orang disebut kerahkan pasukan besar? Hahaha, ke sini cuma buat nyelesein tugas saudara, soal markas mungkin minggu ini saya ajukan aplikasi, kalian jangan-jangan…”
Hong tampak khawatir, aku langsung tertawa: “Tenang aja, Pedang & Mawar, Firdaus yang Hilang sama TOT udah punya markas sendiri. Markas loe gak bakal kami incer. Lagian sekarang kita sekutu, gak mungkin nyerang sekutu sendiri, level moral segitu masih ada lah.”
Hong akhirnya lega, tersenyum bilang: “Yaudah, kami gak ganggu acara mesra kalian. Lanjutin aja, anggap kami transparan~”
Usai bicara, Hong nyepak anak muda di sampingnya: “Ayo pergi! Ngapain melototin, itu kan istri orang!”
Anak muda itu baru sadar, matanya susah lepas dari Lu Xuehan. Aku sambil nonton rombongan Hong pergi, bilang ke cewek cantik di sebelah: “Xuehan, kata orang cewek cantik bawa sial emang bener~ Kalo bukan karena aku ngumpulin perlengkapan hebat dan levelku jauh di atas mereka, bisa-bisa Hong ngirim anak buah buat ngejar loe jadi istri kepala markas!”
Lu Xuehan terkikik: “Jangan melebih-lebihkan. Hong yang sopan itu kok dianggap kayak Barbar~”
Saya tidak bisa menahan tawa: "Langit Berdarah dianggap sopan? Haha, jujur saja, dari jarak puluhan li aku sudah mencium bau logamnya. Dia menjalin hubungan baik dengan kita hanya karena nilai utilitas kita, sekaligus kekuatan kita yang membuatnya harus berpikir dua kali. Kalau ini guild kecil seperti 'Rumah Hiburan Yihonglou' yang baru didirikan kemarin, mungkin sejak awal Langit Berdarah sudah mengerahkan pasukan untuk merebut markas kita!"
Lu Xuehan tersenyum lembut: "Selama ini, kamu, Kakak Lin, Xin Yu, Guozi, dan semua orang sudah berusaha keras. Prestasi kita sekarang adalah hasil jerih payah sendiri. Saat ini kekuatan Firdaus yang Hilang pasti masuk tiga besar di Silver Moon City. Langit Berdarah tentu tidak akan berani bermusuhan dengan kita~"
Secara kasar, Firdaus yang Hilang sekarang adalah guild level 2 dengan 40.000 anggota berpengalaman. Di Silver Moon City, mungkin hanya Pedang & Mawar yang bisa menyaingi. Meskipun anggota TOT garang, perlengkapan dan level mereka masih kalah. Personel Langit Berdarah terlalu kompleks komposisinya, loyalitas kepada pemimpinnya masih dipertanyakan, jadi kekuatan tempurnya bisa ditebak. Hanya Pedang & Mawar yang memiliki kekuatan dan daya pemersatu untuk melawan Firdaus yang Hilang - ini jelas terlihat oleh orang yang berpengalaman.
Ku genggam tangan kecil lembut Lu Xuehan: "Ayo, kita jelajahi area depan. Guild Ayue menggunakan landak raksasa sebagai tunggangan, itu tidak layak dipertimbangkan. Jika kita bisa menemukan monster tunggangan lain dengan atribut bagus, pasukan kavaleri guild kita bisa segera dibentuk!"
Lu Xuehan mengangguk, patuh mengikuti langkahku maju.
Setelah melewati hutan konifer, semak belukar di depan tiba-tiba bergetar. Kuangkat tangan menghalangi Lu Xuehan: "Sepertinya ada sesuatu di sana..."
Suara Lu Xuehan terdengar tegang: "Apa itu..."
"Ini siang bolong, tak perlu takut."
Kutekan pedang mendekat. Sebelum sampai separuh jalan, semak berguncang hebat lalu terbelah. Di antara dedaunan yang beterbangan, kilau hijau menyergap langsung ke arahku.
Jarak yang terlalu dekat membuatku tak sempat bertahan. Kukencangkan Pedang Lagu Perang di dada dengan mata pedang menghadap keluar - apapun itu, tebas saja dulu!
"Puff~!"
Benturan dahsyat memaksaku mundur beberapa langkah. Sang penyerang terlihat jelas: seekor Landak Raksasa Berduri Besi, monster tunggangan yang rencananya akan digunakan Ayue untuk mempersenjatai pasukan ksatria!
Seluruh tubuh Landak Raksasa Berduri Besi dipenuhi duri hitam tegak sekeras jarum baja. Kilau tajam di ujung duri-duri itu menunjukkan daya rusak yang mengerikan.
Saat ini, landak raksasa ini sedang menatapku dengan mata hijau, dua taring tebalnya sudah patah setengah - hasil karya Pedang Lagu Perang tadi. Landak ini hanya level 75, sama sekali tak mampu melawan senjata artefak spiritual selevel Pedang Lagu Perang. Serangan balasan pasif kali ini langsung menghabiskan sekitar sepertiga darah landak berduri besi. Tapi, satu baris di log pertempuran membuatku terkejut——
Log Pertempuran: Kau diserang Landak Berduri Besi, kehilangan darah 124 poin. Setelah efek tremor, koordinat bergeser 5 poin. Dalam kondisi pusing sementara, kecepatan serang dan gerak turun 25%, durasi 5 detik!
……
Apa ini efek serbuan Landak Berduri Besi?
Sepertinya cukup bagus. Memperlambat kecepatan gerak lawan seperempat, efek ini sudah relatif memadai. Dalam serbuan seperti ini, infantri basically tak punya banyak kesempatan melawan. Apalagi Ksatria terkenal dengan pertahanan fisik mesum, jadi melawan Prajurit atau Pencuri, peluang menang job Ksatria mungkin akan meningkat drastis.
Awan kecil ungu mengambang di atas kepala landak. Efek Kutukan Lu Xuehan setelah three-job-change telah mengalami perubahan kualitas, tidak hanya mengurangi darah target secara berkala, tapi juga memperlambat 40% kecepatan gerak dan serang target. Bisa dibilang, tanpa skill imun sihir, profesi apapun yang terkena kutukan ini akan sangat menderita.
Hampir bersamaan, lingkaran cahaya keemasan turun dari langit, langsung menyelimuti seluruh tubuhku. Perlahan, lingkaran itu mengendap dan berkedip samar di sekitar kaki.
Bahkan Api Spiritual setelah three-job-change juga mengalami perubahan——
【Api Spiritual】：Meningkatkan daya serang target sebesar 17%, nilai pertahanan bertambah 600 poin, memiliki kemungkinan kecil untuk melawan efek sihir apapun!
Sepengetahuanku, efek Api Spiritual sebagian bergantung pada energi sihir pengguna, juga level dan peringkat skill. Api Spiritual Lu Xuehan sudah level 9, jadi wajar saja dengan energi sihirnya bisa mencapai hasil seperti ini. Yang membuatku tidak seimbang adalah, seranganku yang awalnya sudah tinggi (basis 2300), setelah berbagai bonus mencapai sekitar 3200. Sekarang ditambah stimulus Api Spiritual, serangan benar-benar melebihi 3500. Entah berapa banyak pemain jarak dekat yang akan gila mendengar angka ini.
Seiring naiknya level pemain, perlengkapan juga semakin bagus. Tapi daya serang kelas dekat tetap relatif rendah. Bahkan yang mencapai 2000 saja sudah dianggap ahli. Jika ada yang mengklaim serangannya melebihi 2500, pasti dijuluki "manusia legenda". Murong Shanshan adalah salah satunya – daya serangnya kini sekitar 3000. Di area Kota Bulan Perak ini, mungkin hanya aku yang melebihinya.
“Huu~!”
Saat aku berpikir, landak raksasa itu sudah berlari mendekat. Tubuh sebesar benteng kecil itu bergerak gesit, dalam sekejap sudah di depan mata.
“Krak~!”
Pedang Lagu Perang diayunkan ke depan, semburan pedang putih bersih menyembur keluar. Efek serangan Ice Blade Slash cukup memuaskan, seperti senjata pendingin cepat yang langsung membekukan Landak Raksasa. Tak hanya itu, bonus serangan hampir dua kali lipat dari Ice Blade Slash juga memberikan kerusakan masif pada Landak Raksasa. Saat salju meleleh, Landak Raksasa itu mengeluarkan jeritan panjang sebelum ambruk dengan suara "Braak!".
Lu Xuehan berlari kecil dengan lincah mengumpulkan koin emas dan perlengkapan yang dijatuhkan Landak Raksasa. Itu adalah zirah level 68 berwarna hijau. Aku tidak tertarik dan tidak mau mengambilnya, tapi belasan keping emas itu membuatku ngiler setengah mati. Namun aku malu memintanya pada Lu Xuehan, akhirnya hanya bisa menggerutu sambil menjilat bibir.
Lu Xuehan berkata: "Sepertinya kita sudah sampai di Hutan Landak Raksasa. Ini adalah domain Landak Raksasa Berduri Besi. Haruskah kita menghindar? Jika tidak, bertemu dengan orang-orang Ayue di dalam nanti bisa merepotkan. Mereka mungkin akan curiga kita sedang memata-matai~"
Aku tersenyum tipis: "Ayue bukan tipe orang seperti itu. Tapi untuk mekanisme pengaman, lebih baik kita menghindar. Biar mereka tidak mengira kita berebut monster di sini. Lagipula monster level 75 ini tidak memberikan banyak pengalaman, sama sekali tidak menarik bagi kita!"
Lu Xuehan mengangguk: "Ayo pergi!"
Akhirnya kami berbelok melewati Hutan Landak Raksasa, melanjutkan melalui jalan setapak gelap di sampingnya. Semakin jauh kami berjalan, semakin sepi pemandangan. Monster-monster yang sesekali muncul di pinggir jalan juga semakin kuat - mulai dari rusa besar level 65 di awal perjalanan hingga Dryad Pegunungan level 95 di kemudian hari, semakin sulit dilalui. Yang lebih membuat tidak nyaman adalah lingkungan sekitar yang mulai diselimuti kegelapan. Hutan yang awalnya hijau segar berubah menjadi hijau tua, dedaunan terlihat terkikis setengah layu terkulai. Tanah di tepi jalan yang semula kuning kecokelatan berubah menjadi abu-abu pucat yang memualkan.
Lu Xuehan melirik ke sekeliling, berkata dengan nada khawatir: "Lin Fan~~ Apa kita sudah terlalu jauh masuk? Tempat ini terlihat sangat aneh..."
Aku tersenyum: "Justru ini yang benar. Julukan 'Wilayah Arwah Gelisah' di sebelah barat Kota Bulan Perak bukanlah omong kosong. Fakta bahwa Hutan Landak Raksasa belum terkontaminasi kekuatan arwah gelisah hanya membuktikan bahwa tempat itu masih berada di tepi area latihan leveling barat Kota Bulan Perak. Sungguh mengherankan Ayue dan kawan-kawannya masih bisa latihan leveling dengan riang di sana. Jika kita ingin mendapatkan hasil besar, tentu harus masuk lebih dalam lagi. Tenang saja, pengalaman bertahun-tahunku bermain game ini tidak sia-sia. Hari ini kita harus bisa mendapatkan setidaknya tugas oranye!"
Lu Xuehan tersenyum kecut sambil mengangguk: "Hmm."
Terus berjalan, tak jauh kemudian menemukan jejak manusia. Di pinggir jalan kecil yang tertutup rumput, ternyata ada papan penunjuk usang. Tulisan di papan itu sudah tak terbaca, kayunya lapuk, beberapa helai daun rumput menempel, dan seekor gagak hitam sedang bertengger sambil menatap kami tajam.
Lu Xuehan bertanya: "Mengapa dia menatap kita seperti itu?"
Aku menjawab: "Dia sedang mencari bagian tubuh kita yang paling banyak dagingnya..."
Lu Xuehan tersenyum, mengayunkan tongkatnya dan mengaktifkan dispel level 1. Dalam cahaya putih yang menyilaukan, gagak itu langsung mengepakkan sayap dan terbang. Makhluk kegelapan selalu tak tahan cahaya suci.
Lu Xuehan hendak bicara, tiba-tiba menatap arah kanan bawah kami dengan wajah penuh kengerian.
Apa yang membuatnya begitu takut? Aku segera berbalik, dan pemandangan berdarah langsung menyergap mata——
Di sebuah lapangan kosong, tiang kayu runcing menjulang. Di ujung tiang itu tertancap mayat manusia yang ditusuk dari bawah hingga tiang menembus leher, membuat kepala korban terpisah dari tubuh hanya dihubungkan seutas kulit. Mayat yang membengkak akibat tusukan tiang itu bergoyang-goyang, darah hitam mengalir turun membentuk pola yang mengerikan di tanah.
Lu Xuehan mengerutkan alis, mengeluarkan suara "Wuuwu", lalu bertanya: "Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa pelakunya? Ini hukuman eksekusi tingkat tinggi, kan?"
Aku menjawab: "Selain arwah-arwah gelisah, siapa lagi yang bisa melakukan hal kejam seperti itu? Tapi anehnya, bukankah mayat sangat berharga bagi mereka? Secara logika, mayat ini seharusnya dimakan dan dicerna, ditinggalkan di sini sayang sekali. Setelah dikeringkan angin, apa gunanya? Jangan-jangan Ghoul dan Gargoyle mereka juga belajar mengeringkan mayat manusia?"
Lu Xuehan tak bisa menahan tawa dan menepukku pelan: "Kau masih becanda! Adegan menjijikkan seperti itu, kok malah terpikir hal-hal begitu?"
Kepalan tangan Lu Xuehan lemah tak bertenaga, jauh lebih menyenangkan daripada pukulan Murong Shanshan. Setidaknya dipukul pun tidak sakit.
Kukatakan: "Lalu harus memikirkan apa lagi? Desain Yueheng memang sejak awal segarang ini, kita harus belajar beradaptasi~"
Lu Xuehan tiba-tiba menunjuk ke kejauhan: "Lin Fan lihat, di sana sepertinya ada sebuah kota!"
Kulihat ke arah yang ditunjuk. Benar, di sana memang ada sebuah kota kecil kumuh. Dari sini selain bisa melihat atap kayu yang lapuk menghitam, juga tampak menara jam yang mencolok di pusat kota.
"Xue Han, mari kita mendekat. Jika tebakanmu tidak salah, mayat ini pasti ada hubungannya dengan kota itu. Bisa jadi ada tugas level tinggi di sana!"
Lu Xuehan mengangguk bersemangat: "Ya, ayo pergi!"
……
Sebelum sempat mendekati kota kecil, kami sudah diserang sekumpulan Ghoul. Mereka menyembul keluar dari hutan, gerakannya luar biasa lincah dan cepat.
Aku sedang bersiap untuk menyerang, tiba-tiba seorang prajurit manusia melompati pagar pelindung. Dengan berani dia menghalangi di depan aku dan Lu Xuehan sambil berteriak: "Petualang tak dikenal, cepat mundur ke desa! Ini terlalu berbahaya!"
Kulihat NPC ini hanya level 80, sedangkan para Ghoul semuanya monster level 100 dengan daya serang dan kecepatan serangan yang mengerikan. NPC manusia level 80 mungkin masih bisa menang dalam duel satu lawan satu, tapi terkepung oleh sekawanan Ghoul, nasibnya pasti MATI.
Kutanya: "Saudara, bagaimana denganmu?"
Dia langsung menjawab: "Melindungi bala bantuan dari luar adalah tugasku yang unik! Meski harus MATI, aku akan pertahankan pos jaga ini! Kalian cepat pergi, biar kuhadapi gerombolan Ghoul kejam ini! Makhluk-makhluk kotor!"
Sepertinya ini bagian dari alur cerita. Terpaksa kugandeng tangan kecil Lu Xuehan dan berlari. Lu Xuehan khawatir bertanya: "Bagaimana dengannya? Dia cuma level 80..."
Kumenghibur: "Tenang saja. Kalau dia bilang bisa bertahan, pasti bisa!"
Lu Xuehan masih ragu, menoleh memandang prajurit itu dengan wajah cemas. Tapi kekhawatirannya tidak berlangsung lama. NPC level 80 jelas tak sanggup menghadapi gerombolan Ghoul. Sekejap dia sudah terkubur kerumunan, diikuti suara "kresek~ kresek~" Ghoul yang mengunyah mayatnya.
Aku juga merasa tidak tega, menarik tangan Lu Xuehan dan berlari lebih cepat. Di pintu masuk kota, sebuah dinding pertahanan dari tumpukan batu menghalangi kami. Namun segera, pintu besi kecil terbuka. Seorang pendeta tua menjulurkan kepala: "Masuklah, petualang muda!"
Aku segera membawa Lu Xuehan masuk. Ghoul-Ghoul di belakang menyusul seperti bayangan, tapi terhalang di luar pintu besi. Dengan cepat, pintu besi diserang Ghoul-Ghoul mengeluarkan bunyi "Dang~" yang nyaring.
Memburu nafas sambil bersandar di dinding batu, Lu Xuehan berkata dengan sedikit marah: "Lin Fan, kau sudah tahu orang itu akan dibunuh Ghoul, tapi tetap menolak menyelamatkannya, ya?"
Apa yang dia katakan adalah fakta. Aku hanya bisa mengangguk.
Lu Xuehan menghela napas, lalu melanjutkan: "Mungkin yang kau lakukan benar. Ini hanya game, segalanya harus mengikuti aturan game. Tapi menurutku, beberapa hal tetap perlu dipertahankan. Jangan anggap game terlalu sepele, nanti kau bisa kehilangan rasionalitas dalam memilih di dunia nyata."
Aku tertegun. Awalnya mengira Lu Xuehan hanya gadis kecil yang manis dan lembut, tapi tak menyangka dia bisa mengucapkan kata-kata rasional seperti ini. Benar, jika terlalu banyak pertimbangan dalam game sampai tak bisa memilih, pasti akan mempengaruhi dunia nyata. Karakter manusia mudah berubah mengikuti lingkungan sekitar.
Saat ini baru kuperhatikan kekuatan pertahanan di kota: hanya tiga prajurit menyedihkan, seorang pendeta tua, dan sekelompok rakyat jelata yang memandang dari jauh.
Pendeta tua melihat lencana di bahuku, dengan gejolak dalam hati berkata: "Kota Bulan Perak tidak meninggalkan kita... Kota Bulan Perak tidak meninggalkan kita... Kota Malam Abadi akan diselamatkan!"
Seorang prajurit paruh baya di sampingnya terdiam lama, akhirnya membuka mulut: "Tapi Guru, Delin telah kehilangan nyawanya!"
Wajah pendeta tua itu menyiratkan kesedihan, seolah menghibur diri sendiri, bergumam: "Tak apa, nyawa Delin telah dilepaskan. Kita harus percaya pada prajurit muda dari Kota Bulan Perak ini. Mereka pasti bisa membantu kita merebut kembali Kota Malam Abadi, menyelamatkan rakyat jelata dari cengkeraman arwah-arwah gelisah!"
Prajurit paruh baya itu melirikku dan Lu Xuehan dengan pandangan merendahkan: "Dengan mereka?!"
