Lencana pangkat emas di bahu perwira itu memantulkan cahaya indah. Aku iri, seragam militernya kerennya sampai-sampai seperti sampah, bergaya postmodern.
Perwira itu langsung menghampiri, tiba-tiba menepuk bahuku: "Saudara, masih ingat aku?"
"NPC yang kukenal sangat banyak, yang berposisi tinggi seperti Komandan Golden Dawn, Dark dan Kapten Pasukan Pengawal Istana Silver Moon City, Nana. Yang tak berkedudukan juga banyak, contohnya Kepala Desa Desa Serigala - desa pemula yang dulu kubagi bersama Murong Shanshan. Waktu itu bahkan pernah berjanji akan mengunjunginya lagi, sekarang? Aku hampir lupa wajahnya!"
NPC di depanku ini memiliki alis tebal dan mata besar yang memancarkan aura gagah, pandangannya jernih dan tegas. Terasa sangat familiar, setelah lama berpikir akhirnya tersadar, buru-buru berkata: "Tentu ingat! Kau Kapten Koma! Dulu kelompok tentara bayaranmu bergabung ke Golden Dawn atas rekomendasiku!"
Koma tertawa keras: "Ingatanmu luar biasa! Aku baru kembali dari tugas. Mendengar dari pengintai di kamp bahwa kau yang bertugas mengawal gerobak transportasi kayu, jadi kusambut langsung. Lagipula, dua hari ini Komandan Dark terus menyebut-nyebut namamu. Ayo, kubawa kau menemuinya. Pasti dia sangat senang!"
Aku ragu sebentar, tapi Koma malah menatap beberapa MM di belakangku, bertanya sambil tersenyum: "Ini siapa?"
"Temanku." Jawabku santai. Tiba-tiba merasa Xin Yu mungkin tak suka jawaban itu, lalu menambahkan: "Teman yang sangat dekat~"
Ekspresi Koma langsung berubah menggoda, terkekeh: "Aku paham! Keterampilanmu memang hebat. Karena mereka bukan orang luar, ikut saja. Kebetulan Putri Misha dan Master Lancelot juga di sini. Teman-temanmu bisa menemani Putri Misha menghibur diri~!"
Aku bertanya heran: "Putri Misha juga di sini? Saat itu, apakah racun dalam tubuhnya sudah berhasil dilepaskan?"
Koma tersenyum: "Dengan kehadiran Lancelot, apoteker terbaik dari Aliansi Kota Bulan Perak, racun sang putri tentu bukan masalah lagi. Lagipula, bukankah resep penetral racun itu yang kau berikan kepada Lancelot? Sekarang malah bertanya padaku! Mengenai alasan Putri Misha berada di sini, jujur saja aku tidak tahu. Mungkin sang putri khawatir dengan Komandan Dark di garis depan!"
Tiba-tiba aku teringat rencana Firdaus yang Hilang membentuk resimen kavaleri. Jika bisa menjalin hubungan baik dengan Dark, mungkin benar-benar bisa mendapatkan lebih dari seribu tunggangan. Perlu diketahui, kavaleri Golden Dawn saat ini sudah hampir 50.000 personel, sedangkan kekuatan infantri bahkan melebihi 100.000. Dengan skala seperti ini, menyediakan seribu kuda perang seharusnya tidak bermasalah.
Langsung kujawab Koma: "Baiklah, bagaimana dengan sumber daya untuk pasukan ini?"
Koma berkata: "Serahkan saja ke pejabat logistik. Mari langsung ke kemah Komandan Dark! Masalah imbalan bisa dibahas di sana."
Aku tertegun sejenak. Hadiah tugas ternyata diputuskan nanti. Benar-benar tidak tahu apakah ini termasuk keberuntungan atau malapetaka.
Koma melirik ke arah para MM dan tersenyum: "Teman-teman ini juga ikut saja!"
Xu Lin masih ragu, sementara aku berbisik padanya: "Cepat bawa Xin Yu dan Xue Han ikut! Ini kesempatan langka untuk berbagi pengalaman dengan karakter level tinggi!"
Wajah Xu Lin berseri-seri. Ia segera memerintahkan yang lain segera mengikuti.
Koma berjalan di depan sambil menuntun kuda, membawa kami melewati tenda-tenda komando di perimeter. Kemah Dark terletak cukup dalam, namun tata letaknya sangat mengkhawatirkan. Tenda-tenda saling berdekatan, dikelilingi semak belukar yang mudah terbakar dan rumput kering musim gugur. Jika musuh menyadari kelemahan ini dan melancarkan serangan api, Dark pasti akan menangis darah.
Di padang rumput, bahan seperti kayu, tambang besi, dan debu tidak cukup untuk membangun istana peristirahatan. Tempat tinggal Dark hanyalah tenda yang sedikit lebih besar. Koma berjalan paling depan, berkata pada pengawal: "Aku membawa tamu yang ingin ditemui marsekal, lewati!"
Para pengawal segera berpencar membuka jalan. Saat tirai tenda dibuka, pandangan pertama yang menyambut adalah Dark yang duduk di singgasana. Dark sudah jauh berbeda dari komandan pemberontak yang linglung di Dataran Kuda Terbang dulu. Kini ia berbinar-binar penuh wibawa, senjata dewata Pedang Suci Cahaya tergeletak di meja dengan cahaya lembut memancar.
Di sisi lain, apoteker tua Lancelot sedang sibuk memunguti daun teh yang berhamburan di meja. Putri Misha yang mengenakan gaum mewah juga turut membantu. Penampilan Misha sekarang membuatku terkejut. Dulu saat menyelamatkannya dari pemakaman Raven, ia masih terlihat seperti gadis 15-16 tahun. Kini ia telah tumbuh menjadi si cantik dengan aura polos namun memancarkan kefemininan yang memikat.
Putri Misha menoleh ke arahku, wajahnya bersinar kegembiraan. "Kau datang~~" ujarnya sambil tersenyum.
Aku mengangguk sebagai balasan salam, Lancelot juga mendekat sambil tertawa, "Pemuda, sungguh beruntung bisa bertemu lagi denganmu di sini hari ini. Nanti harus mencicipi varietas teh baru hasil penelitianku!"
Aku tak berani langsung menyetujui. Aku tak mau jadi kelinci percobaan untuk hal seperti ini. Kulihat Putri Misha sekali lagi, ternyata dia benar-benar semakin mempesona. Ada nuansa kewanitaan yang berbeda. Dulu yang kusukai adalah Misha yang seperti LOLI, ini membuktikan Dark memang punya wawasan strategis.
Dark kini telah berdiri, mantel lebar di belakangnya menambah aura kewibawaannya. Kapten Koma di sampingku langsung memberi hormat dengan khidmat sebelum berdiri tenang di sisi.
Dark tersenyum padaku, "Terima kasih atas kerja kerasmu. Tak kusangka kali ini kamu yang mengawal pengiriman sumber daya militer! Untunglah kamu yang datang. Kalau orang lain, pasti barang penting itu sudah dirampas Resimen Kavaleri Harimau. Si licik Turin, selain serangan mendadak dia tak punya kemampuan lain!"
Dark melanjutkan, "Beberapa hari ini, Golden Dawn mengeluarkan tantangan terakhir pada Kekuasaan Raja Angin Puyuh. Tapi tak kusangka para kolot itu melakukan perlawanan sekeras ini. Tiga resimen kavaleri Kekaisaran berhadapan dengan kami di dataran selama setengah bulan. Resimen Harimau yang sial itu berubah jadi pengecut, terus menyabotase jalur logistik kami. Bahkan banyak kemah pos terdepan kami yang dihancurkan malam hari!"
Cepat kusela, "Komandan tak perlu khawatir, aku sudah membunuh Turin untukmu!"
Dark terkejut: "Benarkah? Aku tahu kekuatan Terin, meski sekarang dia tidak bisa mengalahkanku yang memiliki Pedang Suci Cahaya, tapi Terin termasuk ahli terbaik di kerajaan. Kau yakin sudah membunuhnya?"
Aku segera mengeluarkan Pedang Feiyu sambil tertawa: "Lihat, ini barang rampasan perang! Ksatria menganggap pedang sebagai nyawanya. Karena aku mendapatkan pedang ksatria Terin, kau bisa bayangkan akhirnya!"
Dark bersorak gembira: "Hahaha! Tak kusangka pertemuan kita membawa kejutan sebesar ini, saudara! Katakan, apa yang kau inginkan? Selama bisa kulakukan, pasti akan kupenuhi!"
Aku langsung menjawab tanpa ragu: "Permintaanku sederhana, hanya 2000 ekor kuda perang. Tentu dengan syarat: levelnya tidak terlalu tinggi, idealnya antara level 70 dan 80."
Dark mengernyit: "Ini agak sulit. Meski Pasukan Ksatria Emas punya banyak kuda perang, yang di atas level 70 tidak banyak. Jika kuberikan sebanyak itu, serangan andalan kami bisa terganggu!"
Hatiku jatuh. Misha membisikkan sesuatu ke Dark. Setelah berpikir, Dark berkata: "Dengan pertimbangan khusus, jika kita bisa menghancurkan Empat Resimen Kerajaan, kuda-kuda berkualitas itu akan kuserahkan. Maukah kau membantu menyelesaikan misi merebut kembali Kerajaan Angin Puyuh?"
“Begitu mendengar ada harapan, aku langsung menyetujui. Dark kemudian berkata: "Kalau begitu, aku akan mengatur posisimu di ketentaraan. Semakin cepat kita menghancurkan empat resimen besar Angin Puyuh, semakin cepat janjiku padamu terpenuhi! 2000 ekor kuda perang level 75 berkualitas tinggi akan sepenuhnya menjadi milikmu!"
“Ding～!”
Sistem mengingatkan: Timmu menerima tugas kustom 【Menghancurkan Empat Resimen】 (Level Legenda)!
Isi tugas: Kalahkan empat resimen besar Kerajaan Angin Puyuh untuk menukar 2000 kuda perang Golden Dawn!
……
Setelah urusan tugas selesai, aku berpamitan pada Dark dan Misha. Lancelot mengajakku minum teh, tapi aku lebih ingin mengobrol dengan Lu Xuehan dan Xin Yu, jadi kutolak ajakannya.
Keluar dari tenda komando Dark, kami berjalan menyusuri perkemahan hingga ke tepi padang rumput. Di seberang, berjarak cukup jauh terlihat markas empat resimen besar Kota Angin Puyuh. Bendera-bendera berkibar, derap kaki kuda bergema, menciptakan gelombang suara yang sangat megah.
Xu Lin menarik napas panjang dan berkata pelan: "Kota Angin Puyuh ternyata masih memiliki begitu banyak kuda perang. Tampaknya Golden Dawn tidak akan mudah membersihkan tentara kekuasaan Raja. Tugas kustom yang kita terima ini mensyaratkan penghancuran empat resimen besar. Bisakah kita benar-benar melakukannya?"
Xu Lin berbicara tanpa keyakinan. Xin Yu dan Lu Xuehan juga mengangguk setuju. Setelah berpikir sejenak, aku berkata: "Tugas ini belum tentu mengharuskan kita menghabisi semua personel empat resimen secara langsung. Jika kita bisa membantu Dark menyatukan Kota Angin Puyuh, menurutku tugas ini tetap akan dianggap selesai. Artinya, tugas kita pasti akan tercapai, hanya tinggal menunggu waktu saja.”
Xin Yu tersenyum kecil dan berkata: "Kau terus memikirkan 2000 ekor kuda perang itu, pasti sangat ingin cepat menyelesaikan tugas untuk mendapatkan reward kan?"
Aku mengangguk: "Perang negara sudah semakin dekat. Ibukota kerajaan kita dengan ibukota negara tetangga baru-baru ini terus terjadi konflik. Begitu kebencian antar kedua negara mencapai syarat yang ditentukan, perang negara akan segera meledak. Jika sampai saat itu kita masih belum bisa mendapatkan 2000 kuda perang untuk membentuk pasukan kavaleri yang kuat, kita akan kehilangan posisi dominan dalam perang besar itu. Pemain Prancis kebanyakan menggunakan Ksatria, pasti bisa mengorganisir banyak kavaleri!"
Xu Lin tertawa: "Kavaleri Firdaus yang Hilang ini kau yang membentuk sendiri. Andai pasukan kavaleri buatanmu benar-benar bisa melakukan serangan mendadak dalam perang eksternal Kota Bulan Perak, hehe, pasti akan terkenal ke seantero dunia!"
Aku melihat dinamika kubu. Tampilkan tidak ada pertempuran malam ini, tapi besok sore akan ada pertempuran besar antara Golden Dawn dari Pasukan Ksatria Emas melawan empat resimen besar Kerajaan Angin Puyuh. Jangan sampai terlewatkan.
Xin Yu juga melihat situasi ini lalu berkata: "Lagian malam ini juga tidak ada hal yang harus dilakukan. Sebaiknya log off saja, istirahat lebih awal. Beberapa hari terakhir Lin Fan sibuk mengurusi resimen kavaleri, sudah cukup lelah."
Waktu menunjukkan pukul 9, tidak terlalu pagi maupun malam. Meski tidak terlalu lelah, seperti kata Xin Yu, saat online pun tak ada hal yang bisa dilakukan. Kembali ke Kota Bulan Perak sekarang juga tidak efisien, besok harus menempuh jarak jauh yang kurang aman. Meski di Dataran Kuda Terbang ada monster tingkat tinggi seperti Singa Padang Rumput, senjataku sudah rusak. Dengan pedang besar hijau ini, motivasi latihan leveling benar-benar hilang. Mungkin lebih baik besok kembali ke Kota Bulan Perak untuk mengambil Pedang Kemerahan dari gudang. Tapi mengganti pedang artefak spiritual dengan pedang oranye tetap terasa tidak seimbang.
Xu Lin dan Guozi berniat berburu singa di padang rumput sebentar. Lagipula setelah log off tak ada kegiatan lain. Guozi mengenakan zirah oranye dan lance ksatria baru, pertahanan dan daya serangnya meningkat drastis. Dia bertugas jadi perisai hidup. Awalnya Xu Lin ingin mengajak Xin Yu leveling bersama, mengingat serangannya yang mematikan. Tapi Xin Yu mengaku haus dan ingin log off untuk minum. Lu Xuehan yang kelelahan juga ikut log off.
Memandang bayangan dua MM yang perlahan menghilang, aku menekan tombol exit. Seketika pandangan menggelap, muncul notifikasi untuk melepas helm VR.
Bangkit dari ranjang, tak ada suara dari kamar sebelah. Mungkin Lu Xuehan benar-benar lelah dan sudah tertidur.
"Aku juga tidak ada hal yang bisa dilakukan, akhirnya menyalakan lampu. Kamar langsung dipenuhi cahaya suci. Di atas meja ada beberapa majalah yang dibawa Xu Lin, isinya cuma berita renda seputar hiburan atau tes cinta ala gadis kecil. Mungkin cuma Guozi dan Li Qing tipe wanita cerewet yang suka."
"Menyalakan TV, ada acara varietas. Tingkah selebriti kelas tiga yang dibuat-buat bikin mual. Tak tahan melihatnya, aku cepat ganti saluran. Akhirnya program berhenti di channel pemutaran lagu. Mendengar lagu request orang lain lumayan juga."
"Aku merebah di sofa, mengambil majalah dan membukanya di atas wajah. Aroma segar tinta cetak menyergap dari depan. Tiba-tiba teringat buku pelajaran kesayangan masa kecil. Sekarang, setelah sekian lama, memori itu perlahan hilang dalam pertumbuhan. Tapi kadang teringat, masa polos itu tetap dirindukan."
"Saat itu, TV sedang memutar lagu dengan ritme bagus. Kupikir perlu dinikmati. Kukonsentrasi mendengar, tapi konsekuensinya hampir MATI terkejut. Liriknya ada kalimat 'sambil melakukan, sambil mencintai'. Apa maksudnya? Apa sambil beraksi lalu muncul cinta sejati yang polos? Apa cinta bisa di-'buat'?"
"Creek～!"
"Pintu terbuka. Xin Yu masuk membawa sekaleng keripik kentang, dengan santai menutup pintu. Suara hujan di luar kamar lenyap."
"Aku terkejut, tak sadar kapan hujan turun."
"Xin Yu, bukannya kau bilang haus? Kenapa sekarang malah makan?"
Xin Yu tersenyum menjelaskan: "Awalnya haus, lalu jadi lapar. Rencananya mau beli makan di supermarket lantai bawah, eh ternyata di luar hujan deras. Jadi mampir ke sini buat jenguk kau～"
Aku tersenyum berkata: "Cuaca mulai panas, hujan musim panas pun datang lebih awal."
Selesai bicara, pandanganku melirik ke bawah. Benar saja Xin Yu memakai kemeja kotak-kotak, bawahan cuma celana pendek ketat. Kaki putih bersihnya memancarkan kilau menggoda di bawah lampu.
Xin Yu duduk empuk di sampingku, tubuh lenturnya bersandar. "Tadi kudengar volume bisnis dan omset perusahaan naik signifikan. Sekarang perlengkapan murah, susah dijual. Untung tipis volume besar, tapi untungnya malah lebih banyak. Kakak Lin senyum-senyum terus. Katanya kalau Yueheng mulai merosot, kita langsung ganti bidang. Bisa ke software atau game mobile～"
Aura panas dari tubuhnya menyengat. Tangan penuh remah keripik tergeletak di pinggangku. Saat dia membungkuk sedikit, lenganku tiba-tiba terhimpit kelembutan.
Biar pun aku biksu pencerahan yang tak goyah, tetap tak kuasa melawan godaan ini. Dengan susah payah menggeser lengan, tubuh lembut Xin Yu langsung terkapar di pelukan. Ember keripik masih melekat di tangannya.
Aku menelan air liur, berkata: "Kakak Lin... Dia bilang harus ganti haluan? Sebenarnya, meskipun Yueheng bangkrut, masih ada game lain yang bisa diinvestasikan. Lagipula, Yueheng sekarang sedang berada di puncak kejayaannya, mana mungkin tiba-tiba bangkrut? Kita masih bisa mengeruk banyak uang dari Yueheng!"
Xin Yu mendengus: "Masih bicara mengeruk uang? Pedang Jepang sub-senjata dewata minggu lalu itu kau sama sekali tidak ambil uangnya. Kalau begini terus, mau pakai apa nanti menghidupi aku dan Xue Han? Mungkin Shanshan juga perlu kau tanggung..."
Aku tertegun sebentar, lalu berkata: "Uang bisa dicari kapan saja. Jujur saja, uang kita sekarang sudah cukup untuk beberapa keturunan. Buat apa kau ingin sebanyak itu? Untuk investasi properti dan menggoreng harga atau setiap hari menghamburkan uang di tempat mewah seperti Li Gongdi? Menurutku, manusia harus bersyukur. Yang kunikmati adalah proses mendapatkan kekayaan tambahan ini, bukan hasil akhirnya siapa yang dapat. Lagipula, uang itu lebih baik disumbangkan ke lembaga amal, sekalian menabung karma. Pasti anak kita nanti makannya enak, tidurnya nyenyak, hati tenang tidak bisulan~~"
Xin Yu terkikik Prakhh: "Rupanya semua ini kau lakukan agar anak tidak bisulan? Tapi... sekarang kita belum punya anak~~ Mau tidak, bikin satu sekarang juga?"
Xin Yu berbaring di dada saya, sedikit bergerak saja, aku langsung merasakan dua bola daging hangat bergesekan di dada. Sial! Xin Yu si nona ini ternyata tidak memakai bra, godaannya benar-benar terlalu jelas!
Xin Yu bergerak tak karuan beberapa kali, gesekan intim tubuh langsung membuat sekujur tubuhku terbakar. Tiba-tiba aku sadar diriku telah dinyalakan oleh Nafsu.
Xin Yu menatapku, berkata dengan sendu: "Lin Fan, apakah kau mencintaiku?"
Aku bingung menatap diri sendiri. Mata Xin Yu penuh kebingungan, tiba-tiba dia menggenggam tanganku dan menekannya ke dadanya yang montok. Seketika, tentakel meraih kulit lembut nan hangat. Meski terhalang kemeja, tetap bisa merasakan betapa lembut dan elastisnya dada montok perempuan muda ini.
Melihat ekspresi terkagumku, Xin Yu tersenyum tipis. Tangannya mulai membuka kancing kemeja. Aku menatap tak berkedip, hampir sesak napas.
