Tak lama kemudian, rintik-rintik hujan sebesar kacang mulai jatuh. Di dataran, tempat-tempat berteduh merambat ke segala penjuru. Bunyi Tik! Tok! tetesan hujan memercikkan cipratan air besar di zirah. Baju zirah ketat di tubuh pun cepat berubah menjadi lapisan lengket yang menempel.
Kuangkat mantel takut dan hormat di punggungku dengan Pedang Terbang Yu, menarik Lu Xuehan ke dalam pelukanku untuk melindunginya dari hujan. Tapi semua ini sia-sia. Hujan terlalu deras, bahkan payung pun tak berguna, apalagi selembar mantel. Pakaian Lu Xuehan cepat basah. Jubah sihir putih susu melekat erat di tubuhnya yang berlekuk indah. Dada montoknya tetap tegak tanpa bra, menyiratkan warna kulit yang samar-samar.
Aku hampir mengeluarkan air liur. Cepat kutarik mantel untuk menutupi bagian dadanya yang menggoda. Lu Xuehan tersenyum manis, mendekat seperti kucing kecil yang penurut.
Di sisi lain, Xin Yu, Xu Lin, dan MM lainnya juga tak luput. Xin Yu masih lebih baik. Seragam pasukan panahnya memang sudah terbuka, memperlihatkan dada dan pantat putih bersih yang menggoda. Setelah diguyur hujan, semuanya berkilau seperti dilumuri minyak. Aku teringat foto bintang AV Jepang yang dilumuri minyak. Tapi Xin Yu jauh lebih cantik dari wanita-wanita genit itu, dengan postur tubuh yang puluhan kali lebih baik. Saat ini, tubuh Xin Yu bisa dibilang "memicu pendarahan" sekalipun tak berlebihan.
Yang paling memalukan adalah Xu Lin. Pakaian tipis Penyihir kecilnya yang berbahan sutra basah kuyup menempel ketat di tubuh, menonjolkan postur menakjubkannya. Sebelumnya kami hanya tahu posturnya bagus, tapi tidak menyangka sebaik ini. Sebagai bos guild, Xu Lin tak boleh mempermalukan diri. Tapi para pemain pria di sekitar terus melototinya dengan mata berapi-api. Andai bukan karena kehadiran Xin Yu dan Lu Xuehan yang mengalihkan pandangan jorok itu, mungkin sekarang Xu Lin sudah malu sampai ingin menggali lubang untuk bersembunyi.
Kutarik Xin Yu ke pelukanku. Xu Lin memandangku dengan wajah memelas. Merasa bersalah, kucari jubah Penyihir di bungkusan dan melemparkannya padanya: "Nah, selimuti ini untuk menghangatkan diri. Untung di game kita tidak bisa masuk angin, kalau tidak kalian harus segera log off untuk mandi air hangat."
Xu Lin mengangguk syukur, menutupi dada montoknya dengan jubah itu. Para bajingan kesal: dua si cantik sudah punya pasangan, dan dada sempurna bos cantik mereka juga tak terlihat lagi. Pasti sekarang mereka sangat membenciku.
Li Qing mengangkat tangan kecil putih bersihnya untuk meneduhi dahi, lalu berseru gembira: "Hah, di bukit kecil sana ada pohon! Ayo kita berteduh di sana!"
Semua orang melihat ke arah itu. Pohon setinggi dua manusia itu hanya memiliki beberapa helai daun yang tersisa setelah diterjang hujan deras.
Xin Yu membujuk: "Si nona Qing, cepatlah berteduh di sana, sekalian biar kami bisa melihat pemain pertama di Yueheng yang tewas tersambar petir!"
Li Qing membantah dengan tidak terima: "Hmph, karena sudah punya pria jadi tidak peduli nyawa kami. Aku tidak percaya petir itu benar-benar akan menyambar!"
Baru saja dia mengucapkan itu, sebatang kilat meledak di pohon kecil di depan. Saat dilihat kembali, pohon itu telah hangus menjadi tongkat hitam.
Li Qing terdiam lama tak berkata-kata, akhirnya menyeka air hujan yang menggenang di lekuk payudaranya: "Ayo, kita tidak usah berteduh..."
Semua orang bertarung mati-matian menahan tawa sambil terus berjalan. Baru mereka sadar, Kerajaan Angin Puyuh karena hujan deras ini ternyata tidak menyiapkan pasukan penyambut di depan kemah. Hanya dua penjaga di menara pengawas reyot yang memandang ke bawah. Namun dengan hujan sebesar ini, jarak pandang pun nyaris nol, deru hujan hampir menenggelamkan semua suara - termasuk derap kaki kuda mistis Golden Dawn.
Di sekitar hanya ada kurang lebih seratus orang dari Firdaus yang Hilang, tak ada pemain lain. Xu Lin berbisik gembira: "Ternyata hanya kita yang tahu akan ada 'pertempuran' di sini malam ini!"
Aku tertawa lebar. Tiba-tiba Guozi menunjuk ke kanan sambil terkejut: "Lihat, di sana sepertinya ada tentara mendekat... Eh, memang pasukan Golden Dawn. Yang memimpin... bukankah itu Dark?"
Semua orang segera menatap ke arah itu. Benar, yang bergerak dalam hujan adalah pasukan yang dipimpin Dark. Dalam kegelapan pekat hanya terlihat kilauan keemasan samar. Seharusnya kusuruh mereka semua memakai jubah hitam - ini memang kelalaianku. Toh ini hanya game, tak serumit perang nyata. Kalau tidak, dengan strategiku yang pas-pasan, pasti sudah kudibunuh orang lewat taktik adu domba.
Dari kejauhan, anak panah penerang menyala di perkemahan Kerajaan Angin Puyuh. Dark segera berbalik ke seratus lebih ksatria di belakangnya: "Pasukan mati! Pasti ada penyergapan di dalam. Punyakah kalian keberanian untuk mengikuti jejakku?"
Serentak pasukan kavaleri menghunus pedang ksatria, mengangkatnya ke dada sebagai sumpah.
Dark tertawa lebar: "Bagus! Mari kita serbu dan ajari para ksatria bangsawan yang menyebut diri pasukan elit kerajaan, apa artinya pasukan baja berdarah panas!"
Sambil berkata demikian, Dark mengayunkan Pedang Suci Cahaya. Seketika pedang itu memancarkan cahaya gemilang yang menyobek kegelapan malam. Dari perkemahan Kota Angin Puyuh terdengar teriakan panik: "Sial! Dark sendiri yang menyerbu! Katanya Pedang Suci Cahaya-nya sudah membabat 14 penegak hukum tingkat Bumi! Kita celaka! Lari!"
Dari kejauhan terdengar raungan marah di perkemahan: "Bajingan! Jangan panik! Siapa yang berteriak? Gantung yang ngacau itu!"
"Suara itu sangat jelas," Lu Xuehan tertawa di telingaku, "Bukankah itu Saru yang kau bujuk untuk menyerah? Hehe, baru sekarang dia benar-benar menunjukkan posisinya, terhadap kekuasaan Raja Angin Puyuh, dia adalah loyalis~ Tapi kalau bukan Saru, lalu siapa yang mengatur prajurit untuk menghasut semangat pasukan di dalam perkemahan?"
"Mungkin Koma, kecerdasannya cukup bagus~" kataku sambil tersenyum.
Meskipun Saru berusaha keras menenangkan pasukan, saat itu gemuruh petir menggelegar, di luar perkemahan terlihat jelas cahaya berkilau Pedang Suci Cahaya, serangan Dak ke perkemahan pasti asli, prajurit Kerajaan langsung panik.
Dak tersenyum dingin, mengangkat pedang dan memacu kuda perangnya maju. Gerbang perkemahan hancur berkeping-keping di bawah Daya hancur tak terbatas Pedang Suci Cahaya, prajurit di menara pengawas kedua sisi gerbang segera melepaskan anak panah ke bawah. Dak tidak menghindar, anak panah itu langsung menyimpang dari jalur di tengah hujan.
"Splash~!"
Pedang Suci Cahaya melesat seperti meteor menggambar pola di kedua sisi, dua menara pengawas itu langsung terpotong di tengah dan roboh dengan Braak!, menghancurkan banyak prajurit yang baru keluar dari tenda komando.
Ratusan ksatria mengikuti Dak menyerbu masuk ke perkemahan besar. Meski jumlahnya sedikit, gelombang opini publik mereka dahsyat, bagai masuk ke wilayah tak bertuan di tengah kekacauan. Prajurit Kota Angin Puyuh yang baru keluar dari tenda kebanyakan langsung menemukan kepala mereka terpisah dari leher saat kilatan cahaya pedang menyambar.
Xin Yu berkata: "Tidak mungkin semudah itu, seharusnya pihak Kota Angin Puyuh sudah mempersiapkan diri?"
Begitu ucapannya selesai, beberapa kavaleri terdepan tiba-tiba terjatuh ke dalam parit dalam. Dari dasar lubang yang tak terlihat itu segera terdengar jeritan menyayat hati, disertai suara cak-cak tubuh yang tertusuk benda tajam dan kulit terkoyak.
"Sial! Mereka ternyata sudah siap!" kataku dengan geram.
Xin Yu khawatir: "Lalu bagaimana? Kita harus menyerang sekarang, kalau tidak Dark di dalam mungkin sudah MATI!"
"Tenang, Dark memegang Pedang Suci Cahaya. Mati tak semudah itu. Lagipula tadi kau dengar sendiri, anak buah Dark sudah siap mengorbankan diri. Dark pun tahu, tapi pengorbanan ini harus dilakukan."
Xin Yu mengangguk: "Baiklah, kita tunggu terus. Kecuali Dark tertusuk jadi 'char siu', jangan bergerak."
Fakta sebenarnya, Dark takkan menjadi char siu. Dengan Pedang Suci Cahaya di tangan, dia hampir merupakan tak terkalahkan. Daya hancur senjata dewata tingkat langit ini tak terbendung. Hampir setiap kali diayunkan, ujung pedang itu mengeluarkan sinar putih susu yang sanggup memotong apapun - bahkan kavaleri beserta zirahnya terbelah dua.
"Blek～!"
"Dalam gemerincing zirah, pasukan prajurit Kota Angin Puyuh yang lengkap dengan perlengkapan membanjir keluar dari kegelapan. Pasukan infantri mengangkat perisai membentuk barikade depan, sementara pasukan panah di belakang menghujani anak panah bagai air terjun. Pasukan Kavaleri Golden Dawn di sekitar Dark langsung berjatuhan dari kuda, tak lama kemudian hanya tersisa Dark seorang diri bertarung dengan gigih."
"Syuuk～!"
"Sinar pedang panjang menyapu garis cakrawala. Seketika, perisai sebarisan infantri terbelah dua. Pasukan di belakang pun tak luput, hampir semua dada mereka menyemburkan darah sebelum MATI dengan kondisi yang sangat menyedihkan."
"Serangan panah gelombang berikutnya menghujani kuda perang tunggangan Dark. Meski tubuh kuda itu tertancap beberapa anak panah dan terus mengucurkan darah, ia tetap tegak berdiri. Dark sendiri terlindungi zirah tebal yang memantulkan semua serangan, ditambah efek perlindungan Pedang Suci Cahaya yang tak bisa ditembus oleh serangan panah lemah itu."
"Puff~ Puff~!"
"Beberapa tombak menancap ke tubuh kuda perang. Binatang itu mengerang kesakitan sebelum roboh. Dark terkejut sesaat, tubuhnya sudah melesat beberapa meter ke depan. Dengan lompatan tinggi, pedang suci di tangannya menyapu tanpa henti—beberapa pasukan panah pun tumbang bergelimpangan."
"Sebelum Dark sempat mengatur kuda-kuda, sebarisan tombak sudah menghujam ke arahnya. Terapung di udara, Dark menyabetkan pedangnya sebelum mendarat. Ujung-ujung tombak langsung terpotong rata, diikuti prajurit pembawa tombak di belakang yang bersimbah darah."
Hujan deras dengan cepat membersihkan segalanya, darah segar yang baru mengalir langsung tercairkan, lalu kembali ke bumi. Meski Dark sangat ganas, dia tetap seorang diri, dan kekuatannya pasti akan habis. Setelah lebih dari 10 menit, gerakannya mulai melambat, situasi kritis sudah di depan mata.
Xin Yu yang menyaksikan tak tahan berkata: "Sepertinya Dark benar-benar akan tewas. Kenapa belum ada reaksi dari belakang? Kenapa Koma dan kawan-kawannya begitu lamban? Mereka sibuk berlambat-lambat sementara calon raja ini akan dikalahkan di sini!"
Aku berkata: "Tunggu sebentar lagi, pasti akan segera dimulai!"
Tak lama setelah ucapanku, kobaran api menyala-nyala di belakang perkemahan Kota Angin Puyuh. Dengan hujan sebesar ini masih bisa menyala, jelas Koma entah menggunakan banyak penyihir elemen api, atau mungkin memakai puluhan tong bensin super.
Beberapa kurir berteriak: "Bahaya! Mereka merampok gudang makanan! Sekarang sedang mengepung istana sementara Raja! Pasukan Pengawal hampir tak sanggup mengejar! Atas perintah Yang Mulia, Resimen Kavaleri Terbang harus mundur untuk melindungi keselamatan Raja!"
Seketika, prajurit Resimen Kavaleri Terbang yang mengepung Dark kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Beberapa menit kemudian, kurir dari belakang kembali datang: "Perintah rahasia dari Pemimpin pasukan Fang Ge! Seluruh Resimen Kavaleri Terbang mundur untuk melindungi istana!"
Sekelompok besar orang segera mundur ke belakang, sementara Dark melirik ke belakang. Tiba-tiba, teriakan pembunuhan mengguncang langit. Pasukan besar Resimen Kavaleri Emas yang bersembunyi di luar membanjir masuk. Resimen Kavaleri Terbang yang semula sedang mundur berubah menjadi pelarian, dipukul hingga melepas baju zirah, dengan korban jiwa tak terhitung.
Aku buru-buru menoleh dan berkata: "SEKARANG waktunya! Serang! Fokuskan serangan pada NPC darah tipis! EXP, uang, dan perlengkapan semuanya milik kita!"
Setelah berteriak, aku menyeret Pedang Bulu Terbang dan berlari maju. Di tengah jalan baru ingat levelku belum cukup untuk menggunakan Pedang Bulu Terbang, dan tidak ada waktu kembali ke Silver Moon City untuk mengambil Pedang Kemerahan. Akhirnya terpaksa mengganti dengan pedang besar hijau lalu melanjutkan serangan.
Kerumunan besar mengikuti kavaleri Golden Dawn menerobos masuk ke perkemahan. Di mana pun bertemu orang langsung ditebas, untuk sementara waktu terlihat sangat perkasa. Prajurit NPC Kota Angin Puyuh saat ini sudah tidak berniat bertahan, masing-masing hanya lari pontang-panting. Akibatnya, setiap Anak Panah Gejolak dari pasukan panah kami bisa merenggut nyawa seorang NPC.
Xu Lin bahkan lebih ganas. Sihir elemen apinya sudah mencapai tingkat kesempurnaan. Hampir setiap bola api yang dilemparnya bisa menghabisi nyawa prajurit NPC darah tipis. Dengan cepat, poin persahabatan kubu dan EXP di channel party mulai Swoosh swoosh naik deras.
Li Qing tak bisa menahan decak kagum: "Ini jauh lebih cepat puluhan kali lipat dibanding kecepatan leveling dengan membunuh monster!"
Semua orang tidak sempat berkomentar, serangan masing-masing semakin mematikan. Kesempatan sekali dalam seribu tahun seperti ini, tak ada yang mau membuang waktu berharga untuk omong kosong.
Waktu berlalu cepat, sekitar satu jam pembantaian, 100 pemain Firdaus yang Hilang dengan kerugian nol berhasil menerobos dari depan perkemahan Kota Angin Puyuh ke belakang, menembus seluruh garis. Jumlah NPC yang terbunuh sudah tak terhitung, yang pasti bar pengalamanku melonjak dari level 96 84% langsung ke 88%. Perkiraanku pemain di bawah level 90 pasti naik lebih banyak, soalnya pengalaman per level di bawah 90 tidak sebanding dengan level 96.
Belakang perkemahan adalah gudang makanan. Saat ini Dark sudah memimpin pasukan elite kavaleri melakukan tujuh kali serangan bolak-balik. Resimen Kavaleri Terbang yang siang hari terlihat begitu perkasa sama sekali tak berdaya, jeritan panik bergema di mana-mana. Komandan Resimen Fangge dan raja tua entah ke mana.
Tak lama kemudian, pasukan kavaleri pimpinan Koma bergabung dengan Dark. Kedua pasukan melakukan serangan gabungan dan basically memusnahkan sebagian besar kekuatan pasukan gabungan Angin Puyuh. Pertempuran ini menjadi pukulan telak bagi kekuatan hidup Kota Angin Puyuh, sekaligus penanda peralihan kekuasaan Raja lama dan baru.
Sekitar lewat jam 10 malam, Koma dan Rick menyelesaikan pembersihan medan perang. Dengan senyum lebar mereka melapor ke Dark: "Resimen Kavaleri Terbang mengalami kerugian lebih dari 70%, 14% ditawan. 3.000 prajurit Resimen Kavaleri Harimau yang ikut serta habisi semua, tak ada yang lolos. Total sisa kekuatan empat resimen besar sekitar 20.000 jiwa. Pasukan pengawal kerajaan juga menerima luka parah, 15.000 prajurit mustahil bangkit lagi dalam hujan, jiwa mereka akan menjadi persembahan ritual perang."
Dark tertawa puas dan berkata padaku: "Saudara, kali ini kau memberikan kontribusi luar biasa. Maukah kau tinggal bersama tentara dalam waktu lama untuk melatih pasukan?"
Tinggal bersama tentara?
"Itu seharusnya atribut tambahan dari mempertahankan pangkat militer. Dengan begitu, sebenarnya masih cukup menguntungkan."
Untuk berjaga-jaga, aku bertanya: "Tetap berada di ketentaraan? Apakah aku perlu melakukan sesuatu?"
Koma berkata: "Tidak perlu melakukan apa-apa, hanya memeriksa latihan prajurit, mengelola berbagai urusan militer, memimpin pasukan saat perang berkecamuk. Sekarang Arwah Gelisah begitu merajalela, kurasa tugasmu bertambah satu lagi, yaitu memimpin tentara bertarung melawan arwah-arwah dalam perjuangan kelangsungan hidup. Sebenarnya urusannya tidak banyak, hanya perlu menjaga afinitas dengan para prajurit."
Aku terkejut. Sial, mana ada waktu sebanyak itu untuk dihabiskan di sini. Di guild Firdaus yang Hilang masih ada segudang urusan yang harus diselesaikan. Apalagi, mungkin aku sedikit lebih ahli daripada NPC dalam hal tipu muslihat. Tapi kalau benar-benar harus melatih prajurit, pasti akan kacau. Aku tidak mau Resimen Kavaleri Emas yang perkasa berubah menjadi pasukan lemah di tanganku.
Melihatku hendak menolak, Xin Yu segera mencegahku. Dengan tersenyum dia bertanya pada Dark: "Tuan Komandan, jika dia tetap menjabat posisi militer, apakah dia bisa menerima reward luar biasa besar dan gajian setiap bulan?"
Dark tertawa kecut: "Tentu saja. Para perwira kami memang menerima gaji. Namun Resimen Kavaleri Emas selalu menganut integritas. Jadi perwira tinggi kami hanya menerima 50 Koin Emas per bulan."
"50 Koin Emas?" Xin Yu terkejut sampai mulutnya terbuka lebar, bergumam pelan: "Hanya 50 koin? Kalau Lin Fan cuma dapat gaji 50 koin per bulan, dengan apa menghidupi keluarga?"
Aku juga terkejut, persediaan logistik sebulan cuma segini, jangan-jangan pejabat di game ini juga sudah belajar cari uang pelicin besar-besaran?
Dark melihat ekspresi aneh kami, lalu menambahkan: "Tidak masalah, Saudara adalah perwira tertinggi kami, pasti dapat lebih banyak dari yang lain!"
"Lalu berapa banyak?" Xin Yu bertanya lagi.
"200 koin emas..." Dark kesakitan hatinya.
Xin Yu membuat wajah cemberut: "Sudahlah, lebih baik ngejar BOSS putih keemasan untuk dapat lebih banyak. Koin emas yang kita kumpulkan di medan perang tadi saja sudah cukup untuk gajian seumur hidup pemimpin ini!"
Aku menghitung puluhan ribu koin emas di bungkusan sambil senyum-senyum. Resimen Kavaleri Terbang dan Pasukan Pengawal Istana memang layak disebut resimen elite, uang pelicinnya luar biasa banyak. Bahkan Li Qing dan JOLY yang biasanya miskin dang juga berhasil mengumpulkan banyak perlengkapan dan koin emas. Tapi pendapatan mereka tetap kalah dari aku. Saat aku mengumpulkan barang, prajurit di sekitar tidak berani mendekat untuk membersihkan medan perang, sedangkan Li Qing dan JOLY seperti berebut perlengkapan dengan NPC.
Dark melihat keteguhanku, akhirnya berkata: "Baiklah, sekarang situasi sudah stabil. Tapi Raja dan Fang Ge sudah mundur ke dalam ibu kota. Kita harus memperluas kemenangan lebih jauh, untuk ini masih perlu bantuan dari Saudara."
Aku mengangguk, merasa agak lelah, lalu berpamitan pada Dark dan Koma serta yang lain. Melihat ke belakang, Xu Lin dan Lu Xuehan sedang berbicara sesuatu. Ketika melihatku datang, dia berkata: "Istirahatlah lebih awal, besok bangun pukul 8, usahakan sampai rumahmu untuk makan siang. Saat liburan May Day, jalanan mungkin macet. Lagipula, Xuehan dan Xin Yu juga butuh istirahat lebih. Kalau besok mertua melihat ada lingkaran hitam, hehe, itu tidak baik!"
Lu Xuehan dan Xin Yu tidak keberatan. Akhirnya Li Qing dan Guozi serta yang lain tetap latihan leveling, sedangkan anggota lain yang akan bepergian besok semuanya log off untuk tidur.
