Keesokan harinya, semua benar-benar baru bangun setelah jam 10. Ibu sudah menyiapkan makan siang mewah. Saat makan, Ibu berulang kali mengingatkanku untuk lebih baik pada Lu Xuehan. Ayah menyuruh Murong Shanshan sering-sering membawaku pulang main ke sini. Xu Lin melihat ke sana-sini bingung memahami situasi, akhirnya fokus makan saja.
Setelah makan, Ayah masuk ke kamar mempersiapkan ubi jalar lokal untuk kami bawa. Aku merasa bingung, di perusahaan bahkan tidak ada tempat untuk memasak, apakah kami harus memakannya mentah-mentah? Namun niat baiknya sulit kutolak. Xin Yu segera menghampiriku, berbisik lembut: "Bawa saja, nanti kalau ada waktu aku akan ke kantin masak sup ubi jalar untukmu. Cepat, bantu Ayah membawa barang-barang ini. Dan..."
Xin Yu tiba-tiba menyodorkan bungkusan kertas hitam padaku. Kuketahui isinya setumpuk uang kertas tebal. Melihat kebingunganku, Xin Yu tersenyum menjelaskan: "Kau sudah dewasa, harus memberi uang saku ke Ayah Ibu. Ini, aku tahu sarafmu tebal pasti takkan mempersiapkan keping emas. Ayah Ibu tidak biasa mengambil uang di bank, lebih baik beri mereka uang receh. Sudah kusiapkan, total 88.000 keping emas, angka keberuntungan. Lainnya kita bicara bulan depan!"
Hatiku tersentuh, yang paling perhatikan orang tua justru Xin Yu yang sering mereka abaikan!
Masuk ke kamar, kutaruh tumpukan uang sebesar batu bata di meja. Ayah heran bertanya: "Itu apa?"
Kujawab: "Ayah dan Ibu sudah di-PHK, sumber penghidupan juga terbatas. Ini persiapan Xin Yu untuk kalian. Ada juga kartu ini berisi uang, password-nya tanggal lahirku. Kalau butuh uang, ambil di bank ICBC. Dan... kutinggalkan nomor teleponku, kalau ada masalah hubungi aku. Insyaallah tiap bulan aku akan pulang sekali."
Ibu berjalan mendekat dan membuka kemasannya, ternyata isinya adalah RMB baru yang masih segel, lalu berkata terkejut: "Nak, dari mana kau dapat uang sebanyak ini?"
Aku terkekeh tetapi bingung menjawab. Untung Ayah menyela: "Ngapain banyak nanya? Apa kau takut anak kita melakukan hal keji? Simpan saja uangnya di kotak. Jumlah segini terlalu mencolok."
Ibu menuruti. Ayah mengambilkan beberapa ubi dari sudut kamar, tersenyum: "Jaga diri baik-baik di luar. Jangan sampai Shanshan dan Xue Han ditindas orang, mengerti?"
Aku manggut-manggut, menyerahkan kartu padanya. Ibu juga mendekat, mengantarku keluar.
Kubuang beberapa ubi ke bagasi belakang BMW Murong Shanshan. Kombinasi ini agak kocak.
Murong Shanshan bertanya: "Kalian langsung kembali ke Perusahaan Yufan?"
Xu Lin mengangguk: "Iya, tentu. Shanshan juga ikut ke sana sekalian. Lagipula kau sudah lama tidak muncul di perusahaan. Bagus juga sekarang melihat kondisi terbaru. Staf bawahannya yang cuti seharusnya sudah kembali. Kamarmu setiap hari kami bersihkan. Malam ini menginap di sini saja."
Murong Shanshan berpikir sejenak: "Baiklah, nanti di perusahaan kita bicara. Untuk bermain game, mungkin aku harus kembali ke kampus."
Xu melirikku: "Lin Fan, bagaimana kalau kau naik mobil Shanshan?"
“Aku tiba-tiba teringat gaya Murong Shanshan saat ngebut, tak bisa menahan diri menggelengkan kepala. Murong Shanshan yang melihatnya jadi tak nyaman, langsung menyodorkanku ke kursi penumpang, lalu berpamitan pada ayah ibu. Semua orang terlihat enggan berpisah, orang tuaku terus memandangi dua mobil itu hingga melewati jembatan kecil di ujung kota.
Melirik ke belakang melihat ayah ibu berdiri berdampingan di jalan kecil, aku limbung bersandar di jok. Pulang kali ini banyak manfaatnya, bukan hanya mendapat pengertian orang tua, bahkan hubungan dengan Murong Shanshan pun sudah jelas. Meskipun rumit, setidaknya Murong Shanshan sudah mengakui hubungan kita.
Mengeluarkan telepon dan menelepon Lu Xuehan, mereka ada di mobil depan. Lu Xuehan tertanya, "Kenapa, kuota pulsamu banyak ya?"
Kujawab, "Iya, jadi sekarang mau dihabisin buat nelpon jarak jauh~"
Lu Xuehan tersenyum tipis, tiba-tiba berkata, "Temani Shanshan baik-baik, dia jarang keluar dari kampus. Nanti balik ke perusahaan, urusan lain kita bicarakan lagi~"
Dengar begitu, terpaksa kumatikan telepon.
Murong Shanshan melirikku, tak berkata apa-apa. Malah membuka sistem audio mobil yang kualitasnya bagus, musik mengalun sempurna di kabin.
Murong Shanshan menatap mobil bis yang dikemudikan Xu Lin di depan, tak tahan berkata, "Lin Fan, kita nyalip mereka yuk?"
Langsung kutolak, "Shanshan, jangan main-main. Ini bukan becanda, bahaya!"
"Oh..."
Murong Shanshan mengangguk patuh, tetap mengemudi dengan kecepatan stabil.
Lebih dari 2 jam kemudian, kami memasuki pusat kota Suzhou. Perusahaan segera terlihat, dua mobil masuk satu demi satu.
Dari kejauhan terlihat Li Qing berlari turun dari lantai atas dengan semangat. Ia heran bertanya, "Shanshan juga ikut?"
Aku tertawa sambil mendengus, "Jangan pura-pura. Bukankah kau yang kasih alamat rumahku ke Shanshan?"
Li Qing menjulurkan bibir, "Memang aku yang kasih. Apa masalahnya? Ini kan untuk mencarikanmu istri tambahan!"
Kupikir, meski niat si nona ini tidak polos, faktanya memang dialah yang mempercepat konfirmasi hubunganku dengan Murong Shanshan. Sesaat muncul keinginan untuk mentraktirnya makan.
Seorang sopir datang membantu Xu Lin memarkir mobil. Aku mengangkat koper Lu Xuehan. Murong Shanshan memarkir BMW-nya di sudut halaman tanpa perlakukan khusus.
Melihat kehadiran Murong Shanshan, banyak karyawan perusahaan datang bersilaturahmi, termasuk wanita dari divisi marketing dan pria gemuk paruh baya dari departemen operasi.
Murong Shanshan tak berlama-lama. Setelah menyetir tiga jam lebih, ia terlihat lelah: "Lin Fan, ayo naik. Bersihkan dulu kamarku. Malam ini aku tidak kembali ke kampus."
Kurenungkan sejenak, "Baik. Tapi malam ini kau tidak bisa main game."
"Tak apa. Nonton TV saja. Aku akan tidur cepat."
“Aku mengangguk, mengangkat barang bawaan Lu Xuehan dan naik. Barang Xin Yu juga dimasukkan ke dalam tas Lu Xuehan, jadi dia tidak membawa apa-apa, sedang bertanya pada si cerewet dari divisi marketing tentang situasi bisnis perusahaan selama beberapa hari ini. Si cerewet itu berkata: "Selama tiga hari ini operasional berjalan normal, selain itu kami juga telah menghubungi sebuah mall elektronik di Wuxi. Pemain yang membeli perangkat game di sana akan mendapat sebuah hadiah kecil dan brosur promosi yang telah kami persiapkan. Jika mereka membutuhkan bantuan dalam game, mereka bisa menghubungi kami melalui cara terkait. Dengan begitu, kami juga bisa menjalankan bisnis di Wuxi."”
Xin Yu mengangguk dan berkata: "Baik, bagian terkait promosi pasar sepenuhnya saya serahkan pada Anda!"
“Itu memang bagian tugas saya～”
Mendengar percakapan mereka, aku merasa terlalu dibuat-buat, buru-buru membawa Lu Xuehan dan Murong Shanshan naik ke lantai atas. Ubi di bagasi BMW juga sudah diserahkan ke kantin untuk disimpan dengan baik.
Pertama membantu Lu Xuehan menata barang-barangnya, lalu pergi melihat kamar Murong Shanshan. Semuanya masih seperti dulu, sangat rapi, seprainya juga terlihat sering diganti.
Aku duduk di ranjang, meraba selimut yang lembut sambil mencium aroma harum, tak tahan berkata: "Tempat ini terlalu bersih!"
Murong Shanshan tertawa: "Bagaimana kalau malam ini kau juga tidur di sini?"
Aku menggelengkan kepala: "Tidak bisa, tempat ini terlalu bersih. Ranjang sebersih ini membuatku tidak bisa tidur!"
Murong Shanshan melotot padaku: "Benar-benar tidak mengerti mengapa Xin Yu dan Xue Han bisa menyukaimu!”
“Aku tertawa lebar, melihat jam. Sudah pukul lima sore, waktu makan. Lalu kukatakan: 'Apa rencanamu malam ini? Aku harus masuk game untuk menyelesaikan misi di Kota Angin Puyuh, besok bisa tenang pergi ke Kota Kehidupan.'”
“Kau boleh pergi. Malam nanti, aku mau nonton TV di kamarmu~”
“Kenapa harus ke kamarku? Bukannya di sini juga ada?”
Murong Shanshan berkata: “Aku suka ada yang menemani. Ada orang di samping, rasanya lebih tenang.”
Aku tak paham logikanya, terpaksa menyetujui.
Makan malam kami selesaikan di kantin dengan beberapa menu sederhana. Selama makan, dari Li Qing kami mendapat informasi situasi Kota Angin Puyuh sudah hampir stabil. Pasukan kerajaan terus terdesak sampai ke istana dalam. Kubu Golden Dawn melanjutkan pengejaran, membantai sampai ke kaki tembok istana. Raja Angin Puyuh hanya tersisa beberapa jenderal inti resimen, pasukannya hampir habis. Resimen Kavaleri Terbang dan Resimen Kavaleri Macan sudah dibubarkan. Bahkan pasukan pengawal kerajaan hanya tersisa kurang dari seribu orang, sisanya tewas dalam perang atau menjadi tawanan Golden Dawn.”
“Raja tua tidak menyerah, dia mencoba menggerakkan rakyat kerajaan untuk bersama-sama melawan SERANGAN Golden Dawn. Sayangnya rakyat jelata sama sekali tidak mau patuh, perintah raja tidak bisa dijalankan. Malah sebagian warga yang kacau memanfaatkan habisnya pasukan Kerajaan untuk merampas logistik tentara. Gudang makanan kerajaan dijarah habis dalam 2 hari, katanya sekarang Grand Mage di istana hanya bisa makan roti gandum kasar.”
Li Qing tersenyum berkata: "Kalian kembali di waktu yang tepat. Dalam 2 hari ini segala perselisihan masa lalu antara Golden Dawn dan Kerajaan Angin Puyuh akan selesai. Jika terlambat sehari, mungkin kalian hanya akan melihat Dark duduk di takhta kerajaan!"
Aku bertanya: "Qing'er, menurutmu apakah malam ini pasti bisa merebut istana Kerajaan Angin Puyuh?"
“Hm, masa hidup raja tua mungkin sudah hampir habis!”
Aku tidak setuju: “Mana mungkin? Raja tua adalah mertua Dark. Meskipun musuh bebuyutan, masak Dark tega membunuh mertuanya sendiri tanpa mempertimbangkan keinginan Putri Misha?”
Li Qing menyeringai: “Kau yang belum mengalami pencucian nafsu kekuasaan, tentu tidak tahu seberapa besar godaan takhta. Meskipun raja tua tak bermoral, dia tetap ortodoks kerajaan. Masih ada yang mendukungnya, terutama bangsawan-bangsawan keras kepala. Jika Dark benar-benar ingin mengukuhkan posisinya, takdir raja tua mungkin akan berakhir tragis.”
Lu Xuehan juga tak percaya berkata: "Seharusnya tidak, Dark bukan orang jahat, tidak perlu membunuh raja sebelumnya~"
Xu Lin tersenyum: "Sekarang debat tidak ada gunanya. Nanti setelah login kita akan tahu semuanya. Lin Fan, jangan lupa minta 2000 kuda perang itu! Guild kita akan jadi tim ksatria pertama dengan tunggangan lengkap. Siapa berani meremehkan kita, langsung diinjak 2000 kavaleri!"
Mendengar Xu Lin, Murong Shanshan heran: "2000 kavaleri? Kenapa aku tidak paham?"
Xin Yu menjelaskan: "Beberapa waktu lalu, Lin Fan dapat tugas. Asal bantu Dark kalahkan 4 resimen besar Kerajaan Angin Puyuh, Dark janji kasih 2000 kuda perang elite. Sekarang Golden Dawn menang, janji harus ditepati!"
Murong Shanshan langsung cemburu: "Lin Fan, jual semua tunggangan bekas ke guild Pedang & Mawar! Aku beli dengan harga tinggi. Sekarang sulit dapat tunggangan. Guild besar kesulitan supply, guild kecil tak mampu penuhi kebutuhan ksatria. Ksatria dengan tunggangan sekarang sangat berharga! Kalau ada Batu Segel Tunggangan lebih, simpan untuk kami!"
Aku tertawa: "Tentu saja, jika para pemain memiliki Batu Segel, akan kujual ke kalian dengan harga tinggi~"
Lagipula Murong Shanshan tidak kekurangan uang, lebih baik kami yang diuntungkan. Ini juga membantu menyeimbangkan situasi.
Murong Shanshan tidak menolak, setuju membeli Batu Segel Tunggangan level 50+ dari Firdaus yang Hilang dengan harga 100.000 per buah. Kebetulan, untuk mempersenjatai anggota guild, kami sudah mengumpulkan ratusan batu segel sebelumnya. Semuanya bisa dijual ke Pedang & Mawar, sementara guild kami memiliki 250 Batu Segel Badak dan 2000 tunggangan Kuda Perang Manusia yang sepenuhnya memenuhi kebutuhan anggota.
Setelah makan malam, semua login ke game. Murong Shanshan yang tidak punya perangkat game tetap di asramaku. Lu Xuehan dan Xin Yu singgah sebentar sebelum kembali ke kamar masing-masing. Mereka tidak banyak bicara, mungkin karena Murong Shanshan jarang datang, jadi mereka mentolerirnya.
Murong Shanshan melirik ke sekeliling dan melihat Lu Xuehan serta Xin Yu sudah kembali, lalu mendekat dengan hati-hati sambil tersenyum: "Xuehan dan Xin Yu terlalu percaya padaku!"
Kukatakan dengan kesal: "Bukan percaya padamu, mereka percaya padaku. Jangan salah sasaran~"
"Pokoknya sama saja, hmm, kamu masuk ke game saja. Pastikan menyelesaikan misi Kota Angin Puyuh! Setelah aku menyelesaikan misi Kota Kehidupan, akan ke sana untuk menyelesaikan misi utamanya. Pasti dapat banyak pengalaman kan?"
Aku mengangguk: "Hmm, pengalamannya pasti tidak sedikit. Bagaimanapun ini tugas besar yang berlangsung hampir setengah tahun. Separuh pemain di Kota Bulan Perak juga ikut serta. Meski yang bisa bertahan sampai akhir tidak banyak, yang pasti ini adalah tugas terbesar di Kota Bulan Perak sejauh ini. Kira-kira, apakah pengalaman yang kudapat bisa langsung naik ke level 100 dan empat kali transformasi? Haha, pasti hampir mati kegirangan!"
Murong Shanshan melirikku sambil terkekuk: "Kau juga sudah dewasa, masih suka berkhayal? Dari sumber internal Yueheng, naik dari level 99 ke 100 juga kriteria yang sangat tinggi. Katanya harus memenuhi syarat tertentu untuk naik ke level 100. Setelah empat kali transformasi, prajurit dapat skill pedang laser dan kapak cahaya raksasa - ini sudah jadi rahasia umum. Sekarang tinggal lihat siapa yang pertama kali menembus level 100. Katanya, pemain pertama yang empat kali transformasi akan dapat reward ganda~"
Aku segera penasaran: "Shanshan, kau dapat banyak informasi berharga dari perusahaan Yueheng ya~ Ada info lain? Syarat apa untuk naik ke 100? Seperti apa reward untuk orang pertama yang empat kali transformasi?"
Murong Shanshan menghela nafas: "Masalah rahasia seperti ini bahkan internal mereka sendiri tidak paham detailnya, apalagi orang luar seperti aku? Katanya sistem reward ini terintegrasi global dengan cabang sistem, maintenance server lokal pun tidak bisa intervensi, apalagi melakukan kecurangan."
Aku membuka komputer: "Aku mau masuk game ambil reward. Kalau kau nonton TV, jangan terlalu keras. Xue Han di sebelah, nanti terganggu."
"Iya, tahu. Kau login saja, aku akan mengawasimu."
“Tidak, ada orang yang melihat aku jadi malu……”
“Baiklah, aku akan baca buku sebentar.” Murong Shanshan mengambil majalah dari meja, menendang sepatunya lalu naik ranjang dan duduk di sampingku, bersandar di kepala ranjang dengan nyaman.
Aku tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya mengabaikannya dan langsung masuk ke dalam game.
Kabut pagi menyelimuti, perkemahan Golden Dawn yang biasanya ramai kini kosong melompong. Kemah-kemah sebelumnya telah lenyap tanpa jejak. Sekarang area perkemahan berantakan, dipenuhi lubang dalam dan jejak kotor yang tertinggal saat berkemah. Beberapa tunggul pohon tergeletak di debu tanah tanpa sempat dicabut.
Tak lama kemudian, beberapa pemain lain muncul di sekitar. Beberapa MM terlihat familiar seperti Xu Lin dan Xin Yu. Mereka terkejut melihat sekeliling, lalu menemukanku dan bertanya: “Apa yang terjadi di sini?”
Langsung kujawab tanpa pikir: “Masih perlu ditebak? Golden Dawn sudah pindah ke Kota Raja Angin Puyuh. Tidak perlu berjaga lagi di sini. Ayo ke Kota Angin Puyuh! Sekarang mungkin ada keramaian!”
“Kenapa bisa yakin banget?”
“Kau tidak lihat? Di Dataran Kuda Terbang bahkan setengah pemain yang latihan leveling pun tidak ada. Pasti semua ke Kota Angin Puyuh cari keuntungan.”
Xu Lin berkata: “Lalu tunggu apa lagi? Cepat kita ke Kota Angin Puyuh! Siapa tahu kita juga bisa dapet keuntungan!”
Kutanya: “Lebih jauh mana dari sini ke Kota Angin Puyuh, atau dari Golden Dawn ke sana? Apa perlu pakai skill teleportasi ke kota dulu, lalu ganti jalur?”
Xin Yu menggandeng lengannya, tertawa: "Jangan ribet-ribet, langsung saja lewati padang rumput. Pemandangannya juga bagus. Lagipula jaraknya tidak jauh, pasti sampai dalam satu jam."
Akhirnya kami langsung menyeberangi padang rumput. Saat mendekati Kota Angin Puyuh, nama wilayah di sini sudah tidak berwarna merah bermusuhan, melainkan oranye rebutan. Tembok Kota Raja Angin Puyuh juga tidak ada panji-panji asli, dindingnya penuh darah kering, di mana-mana terlihat jejak alat serang kota seperti ketapel. Jelas sekali baru saja terjadi pertempuran kota yang sangat ganas di sini.
