Sekelompok rakyat miskin berlarian keluar dari ibu kota. Aku segera menangkap seorang NPC: "Apa yang terjadi di dalam? Kalian mau ke mana?"
NPC itu mengikuti setting sistem, hanya bergumam: "Perang... perang... banyak yang MATI. Bos toko kelontong dan penyair keliling dibakar di tiang. Aku tak mau MATI, harus pergi. Kasihan Xiao Hua, pasti MATI dalam kerusuhan. Bagaimana menjelaskan pada ibunya..."
Aku berpikir ini mungkin tugas, lalu bertanya lagi: "Apa sebenarnya yang terjadi? Bisa kubantu?"
NPC itu hanya menggelengkan kepala, bahkan tidak memandangku. Ia memeluk bungkusan sambil ikut kerumunan yang kabur ke luar kota.
Melihat punggungnya, Xin Yu merendahkan: "Lagi-lagi pria tak bertanggung jawab!"
Kutanya: "Kenapa bilang 'lagi'? Apa maksudmu?"
Xin Yu terkekeh ringan, menarik tanganku berkata: "Masa mungkin, jangan terlalu sensitif. Ayo cepat pergi, pasti ramai di dalam kota. Sekarang sangat mungkin adegan terakhir sedang berlangsung!"
Aku mengangguk, Xu Lin dan Lu Xuehan juga bergegas maju. Di channel guild, banyak orang sedang mendiskusikan masalah pertempuran. Dari beberapa staf manajemen saja terlihat, hari ini banyak pemain Firdaus yang Hilang ikut serta dalam pertempuran ini.
Melanjutkan perjalanan, tembok luar ibu kota sudah rusak parah. Di mana-mana berserakan senjata hancur berkeping dan mayat prajurit yang belum respawn. Li Qing mencoba mengumpulkan beberapa perlengkapan, tapi kecewa menemukan tidak ada peralatan yang lengkap. Semua senjata dan perlengkapan itu hancur total tidak bisa diperbaiki, bahkan jika dikumpulkan hanya akan memenuhi ruang bungkusan.
Tiba-tiba Guozi berteriak, menunjuk ke depan: "Cepat lihat, pintu istana kerajaan sudah roboh!"
Semua orang berlari mendekat. Benar, istana yang biasanya dijaga ketat sudah tergempur. Pintu berlapis emas megah itu penuh cap kaki kuda mistis. Kavaleri Golden Dawn sudah menerobos masuk. Dari dalam istana terdengar suara pertempuran, dan dari kejauhan terlihat kerumunan hitam penonton - kebanyakan pemain. Lebih banyak lagi orang yang ikut bertempur. Sisa terakhir penjaga istana kerajaan cepat runtuh di bawah pengepungan para pemain.
Maju lebih jauh, semua pemain dihalangi prajurit Golden Dawn di depan pintu istana. Di dalam, tidak diketahui sedang terjadi apa.
Sekelompok pemain di luar pintu langsung merasa sangat bahagia melihat begitu banyak MM datang, tapi saat mendekat mereka sadar itu adalah anggota inti Firdaus yang Hilang. Seketika, niat untuk menggoda hilang. Sepertinya di Kota Bulan Perak saat ini, belum ada guild yang cukup berani untuk menantang Firdaus yang Hilang.
Kerumunan membuka terowongan. Xu Lin penasaran mengintip ke dalam, lalu menoleh padaku: "Lin Fan, bukankah kau punya pangkat militer tinggi sebagai agen? Cepat ke sana, lihat bisakah kita masuk untuk menyelidiki. Mungkin ada tugas rahasia yang bisa diambil!"
Kupikir ini memang gaya khas Yueheng. Keberlanjutan dan variasi tugas tidak boleh membuat kita melewatkan kesempatan sebaik ini.
Aku pun mendekat ke para Pengawal. Sebelum sempat bicara, mereka tiba-tiba bersujud satu lutut dengan hormat. Pemain di sekitar langsung terkesan, bergumam: "Dia terlalu hebat B! Bahkan NPC bersujud. Jangan-jangan dia GM?"
Faktanya, GM Yueheng yang pernah kulihat hanya Hong Ye di Beijing. Itupun dia bukan GM sejati. Sistem Yueheng adalah eksistensi yang melampaui manusia. Beberapa setting utama sudah tidak bisa dimodifikasi secara manual. Pihak Yueheng hanya bisa menambahkan atau mengubah detail seperti tugas dan aktivitas.
Kukatakan pada para prajurit: "Aku ingin membawa beberapa Teman masuk. Minggirlah."
"Baik, Tuan!"
Beberapa prajurit membuka jalan. Cepat kusuruh Xin Yu dan Lu Xuehan masuk. Begitu rombongan kami meninggalkan pintu, mereka langsung memblokir area kembali. Pemain lain pun tak bisa melangkah masuk.
Mata tertuju pada patung harimau putih sebersih giok yang melambangkan kekuasaan Raja Kerajaan Angin Puyuh. Kini kepala harimau itu telah terpenggal rapi, ekornya pun patah setengah. Separuh tubuh harimau berlumuran darah kering. Seorang prajurit Kota Angin Puyuh tergeletak di kaki patung tanpa kepala, hanya menyisakan pembuluh darah hitam legam di lehernya. Sebilah tombak perak masih menancap di punggungnya.
"Keluarga kerajaan Kota Angin Puyuh benar-benar punah," gumamku lirih.
Baru saja aku mengucapkan itu, suara raungan menggelegar dari dalam istana. Sesosok benda hitam menggelinding turun dari jalan mundur. Setelah kudekati, nafasku tersengal – benda hitam itu ternyata kepala manusia! Dari garis wajahnya, jelas terlihat itu adalah kepala Komandan Resimen Kavaleri Terbang Fang Ge!
Lu Xuehan mengerutkan alis, berbisik pelan, "Bagaimana bisa separah ini? Seharusnya Kerajaan Angin Puyuh sudah menyerah. Apakah Dark benar-benar akan membunuh tawanan?"
Li Qing menyahut, "Jangan terlalu yakin. Aku percaya Dark sekarang sanggup melakukan apapun!"
Aku terkejut, "Qing'er, kenapa kau berkata begitu? Aku cukup mengenal sifat Dark. Dia pria yang menjunjung tinggi persaudaraan dan jujur. Mustahil dia melakukan hal keji seperti ini! Kematian kakak tertua Lin He dulu sangat menyayat hatinya. Orang seperti dia pasti tidak tega berbuat kejam."
Li Qing menjelaskan: "Benar, kau juga tahu dia sangat menjunjung persahabatan, terhadap pasukan dan teman-temannya tak ada cela. Tapi tahukah kau, sejak Lin He tewas, Dark menjadikan Koma yang datang kemudian sebagai asisten terdekatnya menggantikan Lin He. Namun, tepat kemarin, Koma juga tewas sesaat sebelum menguasai Kota Angin Puyuh. Karena itu, Dark murka besar dan langsung memerintahkan untuk membunuh lebih dari 2000 tawanan!"
"Apa?! Kakak Koma tewas? Bagaimana dia bisa mati?!" Aku terkejut bukan main.
Li Qing menatapku sejenak: "Kemarin aku ada di sana. Saat itu situasinya sangat tegang, Golden Dawn menyerang benteng dengan gencar. Koma berdiri di garis depan memimpin, tapi kemudian kuda perangnya terkena sihir Bola Api, panik dan membawa Koma lari ke bawah kota. Akibatnya, kepala Koma tertembak panah. Kuda itu menerobos kerumunan dengan membawa Koma, dalam sekejap menghilang. Baru saat senja ditemukan dia sudah MATI di bawah Pohon Beringin tua tak jauh dari Twilight Town, duduk di sana dikerubungi banyak Gagak. Saat ditemukan, wajahnya sudah tak bisa dikenali, hanya mengandalkan zirah dan pedangnya untuk mengidentifikasi..."
Kutinju patung batu macan dengan keras hingga pecah satu sudutnya, tanganku sendiri juga terasa nyeri hebat.
"Sial! Bagaimana bisa, Koma juga MATI..."
Aku merasa bersalah. Seandainya tidak pulang ke rumah, mungkin NPC yang sangat baik padaku ini tidak akan MATI.
Xin Yu menepuk bahuku dengan lembut, menghibur: "Jangan sedih lagi, manusia yang mati tak bisa dihidupkan kembali, apalagi seorang NPC?"
Setelah dipikir, aku tersenyum paksa dan berkata: "Ayo, masuk ke istana. Kita tidak bisa membiarkan Dark dibutakan oleh kebencian. Semua orang tidak ingin melihatnya menjadi Sang Tiran berikutnya."
Namun Xin Yu dengan dingin berkata: "Apakah dia menjadi tiran atau tidak, sepertinya tidak ada hubungannya denganku?"
Aku menghela napas, menjelaskan: "Sial! Jika dia jadi tiran, pajak membengkak harga barang melonjak, beli obat harga double. Mungkin rakyat memberontak, malah memberi kesempatan Resimen Arwah Gelisah menyerbu dari Kota Angin Puyuh ke wilayah inti Aliansi Bulan Perak. Kota Bulan Perak penuh Ghoul merayap, tengkorak berserakan. Setengah NPC penjual ramuan dan tukang reparasi pun lenyap. Markas kita juga kena imbas, dikuasai arwah-arwah. Kita semua bakal minum angin barat. Masih bilang tidak ada hubungan?"
Xin Yu terperangah: "Dijelaskan begitu, jadi memang genting. Cepat kita ke sana!"
Xu Lin tersenyum manis: "Sudah, berhenti berdebat. Cepat masuk!"
Begitu melangkah ke istana, sebuah mahkota emas berkilauan menggelinding di karpet dan berhenti di kakiku. Tak jauh, Sang Raja tua dengan rambut acak-acakan tergeletak di bawah tangga, tangan gemetar mencengkram udara. Mata kosongnya menatap tajam mahkota di dekat kakiku.
Aku merendahkan tubuh, meraih mahkota dan membersihkan debu yang menempel. Tiba-tiba muncul keinginan untuk memverifikasi atributnya, dan seketika terkejut melihat properti mahkota itu ——
【Mahkota Kota Angin Puyuh】(Item Spesial)
Pertahanan: +400
Kharisma: +2000000
Kepemimpinan: +2000
Atribut: Memakai mahkota ini memberi hak memimpin seluruh tentara tingkat 2 di wilayah Kota Angin Puyuh, serta meningkatkan semua atribut pengguna sebesar 125%
Syarat Pemakaian: Penguasa Kota Angin Puyuh
……
Saat kucoba memakainya, Sistem segera memberi notifikasi: "Anda bukan penguasa Kerajaan Angin Puyuh, tidak berwenang menggunakan item ini!"
Tampaknya peralatan dengan statistik hebat ini menjadi sia-sia.
Baru saja aku berdiri, terdengar "Ding～!" —— sebilah pedang tajam menancap miring di ubin berornamen di depan raja tua. Raja itu gemetar ketakutan, memeluk kepala dan berusaha menyelinap ke celah bawah takhta. Dahinya berdarah akibat terbentuk ornamen naga di dasar singgasana, tapi ia tetap histeris berteriak: "Jangan bunuh aku, aku tak mau MATI! Semua itu perbuatan Fang Ge, kematian Lin He bukan salahku, panah Koma itu juga ditembakkan Fang Ge, bukan perintahku, jangan bunuh aku, aku tidak memerintahkan pembunuhan mereka, tidak......"
Dark menyeringai dingin, tangannya memegang Pedang Suci Cahaya yang tertancap di lantai batu, berkata: "Kematian Lin He tidak ada hubungannya denganmu? Jika bukan karena kau sengaja menunda pengiriman bantuan, jika bukan karena kau dengan sengaja menyuruh Lin He pergi ke Ngarai Arwah Gelisah, bagaimana mungkin Lin He MATI?! Kau pikir bisa menipuku? Panah yang mengenai Koma jelas-jelas kau perintahkan untuk ditembakkan oleh Kapten Pasukan Pengawal Istana, tanpa dirimu, bagaimana mungkin Koma MATI!?"
Raja tua itu kesadarannya kacau, berteriak: "Kau mengada-ada! Kau mengada-ada! Aku tidak memerintahkan untuk membunuh Lin He! Siapa kau, kau pemberontak! Benar, kau pemberontak... Dark yang lancang, kau kira dengan memeras Misha bisa mengancamku? Ketahuilah, aku tidak takut, ada puluhan putri seperti Misha di harem, aku tidak akan peduli! Penjaga! Di mana Pasukan Pengawal Istana? Kapten Luo Xu, cepat datang dan basmi pengkhianat untukku!"
"Masih bermimpi di siang bolong?" Dark mencabut Pedang Suci Cahaya, tertawa terbahak: "Kapten Pasukan Pengawal Istana-mu sudah terpaku MATI di tembok luar istana, Panglima Fang Ge yang kauandalkan juga sudah kepalanya terpenggal oleh Pedang Suci Cahaya, dinastimu sudah berakhir! Sambutlah kematian dengan tenang, sabit dewa kematian akan membawa segala dosa yang kau perbuat!"
Raja tua masih mengenali pedang itu, dengan segera ia menyadari kematian akan datang. Dengan gemetar ia meringkuk sambil memeluk kepala, bicaranya tak karuan: "Jangan mendekat! Jangan... Aku tak ingin membunuhmu, Misha... Tahukah kau? Ayahanda paling menyayangimu, tapi kenapa kau bersama Dark? Ambisi Dark terlalu besar, nafsunya akan menghanguskan segalanya! Tidak, aku tak boleh membiarkan kalian bersama... Master Lancelot yang terhormat, tolong selamatkan putriku! Benarkah wabah arwah gelisah di tubuhnya tak bisa disembuhkan? Kau apoteker paling berpengalaman di kerajaan, pasti ada cara... Aku akan memberkatimu dengan kekayaan dan kejayaan tak terhingga, semua syaratmu akan kukabulkan asal Misha sembuh..."
Mendengar ini, Misha yang berdiri di samping tak kuasa menahan diri. Dengan air mata berderai ia merebahkan diri di tubuh raja tua, memohon pada Dark: "Dark, hentikan ini! Jangan bunuh dia, dia ayahku..."
Badan raja tua yang penuh debu itu tiba-tiba menggapai ujung gaun putih bersih Misha seperti menemukan jerami penyelamat. Suaranya tercekat: "Misha? Benarkah ini Misha... Akhirnya kau datang, maukah kau maafkan ayahmu yang pikun ini..."
Dark berkata dengan suara keras: "Jangan berpura-pura! Jika kau benar-benar menyayangi Misha, dulu kau takkan mengirimnya ke kedalaman makam Gagak yang dingin dan sepi. Saat jiwa malang Misha melekat pada Tongkat, jiwamu justru tenggelam dalam kemewahan istana. Atas dasar apa kau masih berani menyebut diri sebagai ayahnya?!"
Raja tua itu terdiam dihujat, bersujud di tanah sambil terus memohon pada Misha. Misha yang masih MM muda tak kuasa menolak permintaan ayahnya sendiri. Ia menatap Dark: "Dia sudah seperti ini, bisakah kita memaafkannya?"
Dark menggelengkan kepala dengan tegas: "Tidak! Saat dia merencanakan jebakan untuk Lin He, apakah dia berpikir untuk memberi maaf? Saat meninggalkanmu, apakah dia membayangkan betapa tak berdaya dan takutnya dirimu di makam dingin itu? Karena kebodohan dan ketidakmoralannya, Lembah Arwah-Arwah Gelisah berubah dari kota kecil yang damai menjadi tanah arwah-arwah gelisah! Kota Angin Puyuh yang dulunya benteng sejajar dengan Kota Bulan Perak, kini jadi kota kecil yang bahkan sulit mempertahankan diri!"
Misha belum pernah melihat Dark sekeras ini. Ia tak berdaya, hanya bisa terus menangis.
Tiba-tiba seseorang di sampingku bergerak mendekat. Kulihat ke atas, ternyata Master Ramuan Kerajaan Lancelot. Ia menatap mahkota di tanganku: "Pemuda, bisakah kau pinjamkan mahkota itu?"
Segera kuserahkan item tulang ayam yang tak bisa kugunakan sambil tersenyum: "Silakan Pak Master!"
“Lancelot sedikit membungkuk, menerima mahkota dengan penuh hormat. Dia berbalik menghadap Dark, berkata dengan penuh kasih: "Dark, nak, yang kau butuhkan adalah ini, bukan nyawa Egbert VI! Lepaskan dia, kemurahan hatimu akan membuat rakyat semakin mendukungmu!"”
“Di belakang, sekelompok pejabat istana juga bersujud, terus-menerus memohon pengampunan untuk raja.”
“Dark tampak dalam konflik. Melihat orang-orang di sekitarnya, dia tak bisa menahan diri: "Kalian... Apakah dia begitu penting bagi kalian, lebih penting daripada rekan-rekan yang sudah MATI?"”
“Lancelot dengan halus menjawab: "Bukan penting, tapi tak perlu kita MATIkan raja malang yang sudah gila ini. Dark, kebaikan hatimu tidak mengizinkanmu melakukan itu!"”
“Dark tiba-tiba mengarahkan Pedang Suci Cahaya, berkata: "Guru, minggirlah! Rekan-rekan yang kukorbankan tidak mengizinkanku memaafkannya!"”
……
“Seketika, cahaya putih susu dari Pedang Suci Cahaya berubah menjadi merah darah. Badan pedang bergetar hebat, sementara mata Dark memancarkan kilau jahat, seluruh tubuhnya samar-samar menyala cahaya merah mengerikan.”
“Ding～!”
“Sistem mengingatkan: Media Nafsu manusia telah diperoleh. Kekuatan jahat yang tersegel dalam Pedang Suci Cahaya telah berhasil menembus segel. Kekuatan jahat ini dapat mengikis jiwa dan kehendak manusia!”
“Semua pemain di lokasi menerima pesan sistem ini. Xu Lin buru-buru bertanya: "Apa yang terjadi? Apa maksudnya? Apakah Dark sudah kehilangan kendali?"”
“"Sepertinya iya. Lihat, mata Dark sudah berubah merah!" kata Lu Xuehan dengan suara tegang.”
“Xin Yu bertanya: "Lin Fan, apa yang harus kita lakukan?"”
Aku mengeluarkan pedang besar hijau dari bungkusan, berkata: "Tidak ada pilihan, mari kita lihat dulu. Dark yang seperti ini mungkin akan kehilangan hati dan tekad lalu membunuh orang yang dicintainya. Kita harus memastikan keamanan Putri Misha dan Lancelot!"
"Bagaimana dengan raja tua?"
"Urusan mati atau tidaknya dia bukan urusanku!"
“……”
Begitu kata-kataku habis, Dark sudah mengangkat pedang panjangnya ke arah Lancelot: "Guru, kesabaranku tidak akan bertambah hanya karena aku menghormatimu. Minggirlah SEKARANG JUGA, kalau tidak..."
Lancelot menatap Dark dengan terkejut: "Dark, apa yang terjadi denganmu! Matamu... Ya Tuhan, kenapa matamu memancarkan cahaya jahat seperti Ksatria Kematian? Dark, anakku, cepatlah sadar! Jangan sampai Nafsu mendominasi segalanya, cepatlah..."
Sebelum Lancelot selesai bicara, Pedang Suci Cahaya yang melambangkan kebaikan dan kasih sayang sudah menembus dari punggungnya, menyemburkan percikan darah yang mengotori gaun putih Misha.
"Swoosh~!"
Pedang Suci Cahaya ditarik kembali. Badan pedang yang telah menyerap darah Lancelot semakin berpendar terang.
Lancelot terjatuh perlahan, matanya dipenuhi kekecewaan. Sebelum MATI, dia bergumam: "Dark... anakku... janganlah kau memilih jalan kejahatan..."
"Guru!!!"
Misha menjerit ketakutan, melindungi ayahnya yang tidak sadarkan diri dengan lemah. Sasaran berikutnya Dark ternyata adalah dirinya.
