Ketika aku kembali ke asrama, tepat menerima SMS dari Murong Shanshan yang menyatakan akan makan siang jam 10, lalu masuk ke game. Dengan cara ini bisa bermain terus sampai waktu makan malam. Aku merasa absurd, belum tiga jam setelah sarapan sudah harus makan lagi. Akhirnya hanya mengganjal perut dengan sepotong roti, lalu login.
Masih muncul di wilayah Kota Angin Puyuh. Pemandangan sekitar sudah berubah total, termasuk NPC toko-toko yang sepertinya telah di-respawn. Seluruh kota bahkan quest-questnya juga telah di-refresh. Padahal baru lewat jam 10 pagi, sudah ramai orang berlarian mencari quest untuk diambil.
Aku melihat-lihat di toko perlengkapan sebelah. Perlengkapan tertinggi yang dijual di sini berperingkat biru. Meski atributnya tidak terlalu kuat, masih bisa dibeli newbie yang baru masuk kota untuk latihan leveling. Contohnya pedang biru level 30 memiliki serangan 150, relatif cukup berguna untuk pemain level 30. Perlu diketahui, dulu saat Murong Shanshan level 30, Night Elf Sword yang dia pakai hanya memiliki serangan 170-an. Saat itu, hanya mengandalkan pedang tajam di tangan, Murong Shanshan memaksakan diri menembus jalur pertempuran dalam Tantangan Kesatria dan merebut peringkat kedua.
Toko perlengkapan di sini sudah memiliki equipment tertinggi hingga level 70. Jika ingatanku tidak salah, toko equipment kelas atas di Kota Bulan Perak maksimal hanya sampai level 60. Dengan begini, Kota Angin Puyuh justru memiliki keunggulan dibanding Silver Moon City. Tak heran banyak pemain berdatangan, set perlengkapan biru level 70 memang sangat laris. Harga jual di sini pun tidak terlalu mengada-ada, total 10 item perlengkapan dengan rata-rata 1000 Koin emas per item, jumlah keseluruhannya hanya 10.000 Koin emas. Bagi pemain level 70 sekarang, meski kekayaan terbatas mungkin belum mencapai 10.000 keping emas, tapi 5000 pasti masih ada. Apalagi nilai tukar RMB ke mata uang game saat ini 1:2. Dengan menambah sedikit uang nyata, mereka bisa membeli set perlengkapan biru. Meski barang toko, tetap penting untuk leveling maupun PK.
Tapi setelah memilih setengah hari, tak satupun yang cocok. Perlengkapan terendah di tubuhku semuanya sudah oranye. Equipment biru seperti ini sama sekali tak menarik. Akhirnya aku hanya memperbaiki perlengkapan, menghabiskan 800-an keping emas. Agak sakit hati, tapi untungnya kemarin dapat reward quest 8000 keping emas. Untuk sementara masih bisa bertahan, tak perlu mengeksploitasi Murong Shanshan.
Setelah lama mencari di istana kerajaan, akhirnya menemukan Kantor Logistik Militer di sebuah pekarangan. Seluruh prajurit NPC di sini sudah diganti anggota Golden Dawn, terlihat segar dari dalam maupun luar.
"Tuan!"
Dua pengawal mengangkat pedang memberi hormat. Segera kukatakan: "Pejabat logistik, ada di dalam?"
"Benar Tuan. Perlu kami sampaikan?"
"Tidak perlu, aku masuk sendiri saja."
Dark tidak mencabut pangkat militermu, tapi pangkat Pemimpin Pasukan yang diberikan saat perang berkecamuk sudah menghilang otomatis. Yang menggantikannya justru gelar "Gubernur Provinsi" yang memiliki level sangat tinggi! Dibandingkan dengan pangkat Komandan Ibu Kota sebelumnya, ini naik empat tingkat! Perubahan ini sulit dijelaskan hanya dengan poin persahabatan kubu dari misi. Kemungkinan besar karena pernah menjabat sebagai Pemimpin Pasukan Resimen, sehingga masa kerjaku diakui dan langsung naik empat level!
Aku langsung senyum-senyum sendiri. Untuk menjadi Gubernur Provinsi dibutuhkan poin persahabatan kubu yang sangat banyak. Banyak pemain mungkin akan terus mengulang sampai masuk peti batu pun belum tentu bisa mendapatkannya. Sekarang aku langsung mencapainya dalam sekejap, benar-benar kombinasi sempurna antara kecerdasan dan keberuntungan...
Kubuka pintu dan melihat pejabat logistik sedang menghitung sesuatu. Kuhampiri dan berkata: "Tuan, aku perlu mengambil beberapa sumber daya!"
Pejabat logistik itu perempuan. Dengan kepala masih tertunduk melihat buku catatan di meja, dia berkata tanpa mengangkat pandangan: "Di luar ada prajurit yang bertugas membagikan sumber daya. Urusan kecil seperti itu tidak ditangani di sini."
Kataku: "Tidak bisa. Prajurit di luar sudah dikerumuni sampai hampir kehabisan napas. Aku tidak mau kesana dan terinjak-injak sampai MATI. Lagipula, barang yang mau kuambil tidak bisa mereka keluarkan. Hanya di sini saja. Kalau tidak, aku tidak akan merepotkanmu~"
Pejabat logistik itu mengangkat kepala dengan kesal. Begitu melihatku, matanya langsung terbelalak: "Tuan, ternyata kau yang datang!"
Aku juga sangat terkejut, MM ini ternyata NPC yang dulu kukenal saat mengambil gerobak transportasi sumber daya di Golden Dawn. Seorang MM yang sangat cantik, bahkan Hong Ye juga menerima tunggangan dari sini. Kemudian saat menyerang Kota Angin Puyuh, sepertinya juga melalui dia untuk mengalokasikan beberapa sumber daya. Hanya saja saat itu aku adalah komandan tertinggi tiga pasukan, sedangkan dia hanyalah perwira kecil yang tidak mencolok.
"Maaf Tuan, saya tidak tahu kalau Yang Mulia datang!" Dia melihatku dengan panik, lalu bertanya: "Apa yang akan Tuan ambil? Saya akan segera mengurusnya!"
Aku langsung to the point: "Dulu Dark, oh bukan, Yang Mulia berjanji akan memberiku dua ribu kuda perang. Sekarang aku datang untuk mengambilnya. Hanya saja, tidak tahu dengan mode distribusi seperti apa kuda-kuda ini diberikan?"
Pejabat logistik cantik itu tersenyum: "Ini tidak bermasalah. Saya akan segera mengurusnya untuk Tuan. Mengenai mode distribusi, awalnya kuda-kuda ini memang sudah punya pemilik. Tapi Yang Mulia sudah memerintahkan untuk memilih kuda perang terbaik untuk Tuan. Jadi kami memilih kuda perang terkuat dari pasukan, dengan jenis dan warna bulu yang seragam. Tidak tahu apakah Tuan suka? Tapi kemampuan maksimal kami hanya bisa menyediakan sebatas ini. Kuda-kuda itu sudah disegel oleh penyihir istana ke dalam Batu Segel Tunggangan. Saya akan segera menghitungnya untuk Tuan!"
Aku buru-buru berkata: "Kalau begitu merepotkanmu!"
Dia berbalik menuju gudang, tidak lama kemudian kembali sambil tersenyum bertanya: "Apakah kau sudah siap menerima batu segel ini?"
Saat aku hendak menjawab "bisa", tiba-tiba sistem mengirim notifikasi: Maaf, Anda harus memastikan tas Anda memiliki 100 slot kosong untuk menerima item tugas. Jumlah slot kosong tas Anda saat ini: 95!
Aku melihat-lihat, isi bungkusan ternyata semua peralatan yang kudapat saat mengalahkan tentara Kota Angin Puyuh sebelumnya. Sebagian besar berwarna biru, ada sedikit yang ungu. Level peralatan ini cukup tinggi, umumnya level 80, cocok untuk pemain mainstream sekarang. Inilah alasan ku tidak membuangnya. Peralatan ini bisa digunakan untuk memperbarui perlengkapan anggota guild yang kurang bagus.
Ragu-ragu selama beberapa menit, kubuang 5 perlengkapan biru dengan atribut kurang bagus, lalu memulai tugas lagi.
Tiba-tiba, terdengar "Ding～", bungkusan ku langsung penuh dengan Batu Segel Tunggangan hitam. Seluruh ruang terisi penuh tanpa celah.
Setiap 20 batu segel memenuhi satu slot. Total 100 slot, persis dua ribu tunggangan, tidak kurang tidak lebih.
Si cantik pejabat logistik melihatku diam lama, lalu bertanya: "Tuan, ada keperluan lain?"
Segera kujawab: "Sudah tidak ada, tidak ada. Kau sibuk saja, aku pergi dulu."
"Ya, sampai jumpa!"
Si cantik masuk ke program, kembali melakukan perhitungan.
Kuambil sebuah batu segel dan melihat atributnya, gejolak dalam hati tak terbendung——
【Batu Segel Tunggangan】(Kuda Besi)
Simpanan Kekuatan Kuno memberikan daya magis pada batu segel ini, mampu menyegel spesimen hidup di dalamnya. Begitu digunakan pemain, hewan peliharaan dalam segel akan menjadi tunggangan dengan tingkat penjinakan 100%! Khusus job Ksatria, Membutuhkan Level 80!
Makhluk yang tersegel dalam batu ini adalah Kuda Besi, memberikan atribut tunggangan berikut untuk Ksatria:
Kecepatan gerak: +80%
Kecepatan Serangan: +4%
Daya putar: Mengurangi 30%
Batas darah maksimum: +15%
Kekuatan: +35
Pertahanan: +400
Tambahan: Setelah mode tunggangan dibatalkan, efek menghilangkan，waktu tunggu tunggangan 120 detik
Membutuhkan Level: 70
Atribut tunggangan cukup bagus, meskipun dibandingkan dengan Badak Baja level 80 masih sedikit kalah. Tapi Badak Baja itu kan untuk pemain high-level, aku dan Murong Shanshan harus berjuang selama setengah bulan di rawa itu hanya untuk mendapatkan sedikit, sama sekali tidak bisa diproduksi massal. Sekarang, kuda besi ini menjadi tunggangan perlengkapan terbaik. Setidaknya, atributnya jauh lebih kuat dibandingkan landak raksasa yang dipasang Tim Violet milik Ayue. Belasan kavaleri landak itu dulu bisa menghancurkan infantri Aliansi Pedang Suci, apalagi kavaleri Firdaus yang Hilang yang seluruhnya dilengkapi kuda besi - daya hancurnya bisa dibayangkan.
Semakin kupikir, semakin aku merasa enak. Urusan penting pertama untuk guild akhirnya selesai. Memiliki kekuatan dua ribu kavaleri high-level, ini bukan hal yang bisa dilakukan guild mana pun. Mulai sekarang kami tidak akan takut bertemu siapa pun! Mulai hari ini, di benua ini hanya Firdaus yang Hilang yang berkuasa!
Aku tak bisa menahan tawa. Beberapa prajurit di luar Kantor Logistik Militer saling pandang, tapi semua menahan diri tidak bicara.
Mengeluarkan satu-satunya Scroll Kembali ke Kota yang tersisa, aku langsung ter-transmisi kembali ke Silver Moon City. Segera berlari ke gudang terdekat untuk mengambil Pedang Kemerahan dan memakainya. Untung dulu tidak gegabah menjual pedang ini, kalau tidak sekarang mau cari senjata oranye dengan atribut sekuat ini di mana lagi.
Tak berlama-lama, melihat nama Murong Shanshan sudah menyala di daftar online. Mungkin dia juga sibuk mengisi persediaan. Anehnya tidak memanggilku. Setelah mengganti senjata, aku berlari kecil ke formasi teleportasi di barat Silver Moon City menuju markas Firdaus yang Hilang. Ternyata di sini juga ramai, NPC sudah ditambahkan banyak dan titik persediaannya sangat formal. Banyak pemain yang sedang latihan leveling di sini.
Beberapa anggota Firdaus yang Hilang mengenaliku dan menyapa. Aku mengangguk sambil tersenyum, menghindari kerumunan menuju gudang guild. Di daftar izin akses tertulis beberapa nama keluarga kami: Xin Yu, Xu Lin, Lu Xuehan, Li Qing, dan satu lagi - Tak Pernah Menyerah. Memberinya akses penuh adalah bukti kepercayaan mutlak, mengingat isi gudang guild ini jika dijual semua bisa menghasilkan uang yang lumayan.
Aku memasukkan semua perlengkapan dari bungkusan ke dalam gudang. Membersihkan sampah-sampah di gudang guild: yang berharga dijual ke NPC, yang tidak berguna dibuang ke tanah. Setelah ruang kosong bertambah banyak, dengan penuh kehati-hatian aku menaruh 2000 Batu Segel Tunggangan ke dalamnya.
Saat itu, notifikasi login Li Qing baru saja muncul, aku langsung mengirim SMS memintanya datang.
Beberapa menit kemudian, bayangan kecil Li Qing muncul di depan gudang. Setelah mendapat izin NPC Penjaga, dia ditransmisikan masuk sambil tersenyum-senyum, "Lin Fan, ada hal mendesak apa sampai memanggilku buru-buru?"
Aku langsung ke inti: "Segera kumpulkan pemain ksatria di guild kita. Selain 250 pemain yang sudah dapat tunggangan badak, bagikan kuda besi yang ada di gudang sesuai level. Ingat, minimal level 70! Jangan sampai terbuang percuma ke pemain level rendah."
Li Qing tertawa: "Paham. Ngomong-ngomong, apakah Guozi perlu ganti kuda juga? Tunggangannya itu seperti birahi terus, setiap lihat aku melotot."
Kujawab: "Tak perlu. Atribut tunggangan Guozi masih bagus. Tenang, kuda itu cuma melotot, masa bisa menyerangmu?!"
Li Qing melototi ku dengan kesal: "Sudah! Kalau aku sudah datang, kau bisa pergi menemui kekasihmu! Jangan ganggu pandanganku di sini, nanti kusirip kau keluar!"
Aku tertawa terbahak: "Qing'er, kamu harus belajar dari Xue Han. Lihat betapa lembut dan perhatiannya dia. Kalau kamu terus garang begini, mana ada pria yang mau menikahimu nanti?"
"Tak perlu kau urusi! Cepat pergi! Nanti telat dipukuli Shanshan, jangan salahkan aku!"
Aku tersenyum, lalu memeras beberapa Scroll Kembali ke Kota lagi darinya. Setelah puas, aku kembali ke Silver Moon City dan mengirim SMS ke Murong Shanshan. Dia langsung membalas untuk bertemu di dekat Sumur Bulan di bawah Pohon Perang di ibu kota Kota Kehidupan.
Aku memeriksa bawaanku. Kertas kulit dan Pedang Suci Cahaya masih lengkap di dalam bungkusan. Tanpa ragu, aku menggunakan formasi teleportasi untuk langsung berpindah.
Cahaya putih berkelip. Aku muncul di kota kuno elf yang sunyi. Banyak pemain berjalan keluar dari titik transmisi di sekitarku.
Setelah memastikan arah, aku berjalan ke barat. Dari kejauhan terlihat sosok megah Pohon Perang yang menjulang. Pohon kuno ini tampak renta, bahkan menggerakkan lengan sulurnya pun terlihat sulit. Aku bertanya-tanya apakah mereka bisa membantu jika pasukan Kota Jifeng menyerang.
Di sekitar Sumur Abadi kuno terdapat banyak Sumur Bulan yang mengeluarkan air bulan berharga. Air ini manis dan menyegarkan, juga memiliki efek ajaib menyembuhkan luka. Menurut Li Qing, cairan ini juga bisa digunakan sebagai pelumas. Sayangnya aktivitas terlarang tidak mungkin dilakukan di game ini. Kalau tidak, pasti sudah banyak pasangan mesum yang mandi telanjang di sini.
Beberapa elf pemanah perempuan sedang berpatroli di sekitar Sumur Bulan, tak jauh dari sana beberapa Druid Cakar sedang duduk di bawah pohon purba sambil berbincang. Namun yang paling menarik perhatianku adalah sosok cantik yang duduk di tepi sumur menyaksikan peri kecil bermain. Kulit halus putih bersihnya memancarkan kilau suci di bawah sinar bulan, di sampingnya berdiri seekor harimau putih salju dengan garis-garis hitam kecoklatan yang menunjukkan jenisnya.
Di tangan si cantik tergenggam busur panjang dengan tali busur yang berkilauan cahaya fluoresens, jelas terlihat bukan senjata biasa.
Setelah mengamati hampir satu menit, aku menarik napas dalam-dalam: "Tyrande, Imam Bulan... Benar-benar kecantikan langka. Untung aku sering bersama Shanshan dan Xue Han, kalau tidak mungkin aku akan terpaku di sini tak bisa bergerak."
Saat asyik memandang, tiba-tiba terdengar suara manis di samping: "Nikmat sekali menontonnya ya?"
Kupalingkan kepala dan melihat Murong Shanshan sudah tiba tanpa kusadari. Di bawah cahaya bulan yang sama, Murong Shanshan memancarkan pesona yang sama sekali berbeda. Dibandingkan Tyrande sang Imam Bulan yang dirancang program, Shanshan jauh lebih berbinar. Senyum manis di sudut bibirnya selalu memikat, sementara mantel merah yang berkibar di belakangnya menambahkan aura heroik pada kelembutannya.
Aku berkata: "Shanshan lihat, itu Tyrande dari legenda! Sial, emang cantik banget! Pelindung Hutan itu terlalu beruntung, bisa merayu cewek secantik itu!"
Murong Shanshan menjawab: "Sepertinya pilihan Tyrande sendiri? Apa hubungannya dengan Pelindung Hutan... Kau sudah lama ngintip di sini, jangan-jangan nunggu Tyrande mandi telanjang di Moonwell?"
"Aku cuma nungguin kamu, kok! Dituduh sembarangan gini beneran bikin MATI!"
Murong Shanshan tersenyum tipis: "Udah, jangan diliatin. Ayo selesaikan misi dulu. Desain tubuh Tyrande masih kurang sempurna. Nanti aku pakai baju kayak gitu juga, biar kaulihat sepuasnya~~"
Mendengar itu, aku langsung bergegas mencari Druid Besar Malfurion dengan hati gembira.
Sepuluh menit kemudian, di bawah Pohon Keabadian yang dipenuhi kicau burung dan harum bunga, Druid Besar Malfurion tengah berdiri mengamati Sumur Keabadian yang penuh misteri dengan kewaspadaan. Malfurion memiliki tubuh Dryad namun torso manusia. Ahli sihir alam ini termasuk segelintir elit di antara bangsa elf.
Aku dan Murong Shanshan mendekat, mendengar Malfurion bergumam pada Sumur Keabadian yang mengering: "Yudian, kau masih belum mau menyerah? Kekuatan Sumur Keabadian hanya akan menyeretmu ke jurang tak berujung. Adikku, Pohon Dunia lahir karena dirimu. Benarkah tak ada secercah kerinduan tersisa pad dunia yang hidup ini? Sinar bulan di Hutan Malam, senyuman Tyrande... semua ini masih belum cukup untuk menyadarkanmu?"
Murong Shanshan berbisik padaku: "Siapa Yudian itu?"
Kujawab: "Adik laki-laki Malfurion. Sama seperti kakaknya, jatuh cinta pada Tyrande. Tapi Yudian lebih malang. Ia mencungkil matanya sendiri untuk melacak jejak iblis. Sayangnya pengorbanannya tak diakui Elf Malam, bahkan Malfurion dan Tyrandepun mulai meminggirkannya. Sumur Keabadian, mata air sihir Elf Malam. Daya magisnya membuat banyak elf jatuh dalam dosa. Maka Malfurion mengumpulkan kaum Druid untuk menghancurkan sumur itu, sekaligus memutus hubungan dengan Yudian. Alasannya hanya karena Yudian mencuri sebotol air sumur. Tapi dari botol itulah tumbuh Pohon Dunia, memberi sumber kehidupan baru bagi Elf Malam yang terancam punah."
Baru saja kuberhenti bicara, Malfurion tiba-tiba berbalik memandang kami dengan kewaspadaan: "Kalian siapa!?"
