Pagi-pagi buta, saat bangun ternyata para mahasiswa sudah masuk kelas pertama. Buru-buru berpakaian rapi dan merapikan diri sebelum keluar. Lu Xuehan dan Xin Yu masih tidur, aku tak membangunkan mereka. Tidur lebih lama akan membuat mereka semakin cantik, nanti saat membawa mereka keluar akan membuatku bangga.
Di lantai bawah tiba-tiba dihentikan Xu Lin, dia tersenyum manis bertanya: "Mau pergi ke mana pagi-pagi begini? Melihatku saja tidak menyapa?"
Aku menjawab jujur: "Pergi ke sekolah Shanshan, sekalian berdiskusi dengannya tentang hal perang negara. Ngomong-ngomong, tadi malam saat aku dan Xue Han serta Xin Yu latihan leveling di Bukit Angin Segar, kami bertemu pemain asing. Sekelompok hampir 50 orang menyusup diam-diam, sepertinya mata-mata militer. Kurasa pertempuran antara kita dengan ibukota India akan segera meledak. Kakak Lin harus bersiap-siap, markas guild kita dan Kota Angin Puyuh ibarat dua benteng garis depan. Jika mereka menyerang, kitalah yang akan jadi sasaran pertama."
Xu Lin mengangguk, merenung sejenak: "Perang dengan Kota Nino sudah tak terhindarkan. Empat hari lalu, tiga pos terdepan kita dihancurkan. Pemain Silver Moon City juga sudah lama ingin membalas. Dari traffic pemain di markas kita saat ini, selain markas Pedang & Mawar, tak ada yang lebih ramai dari kita. Jumlah pemain yang masuk setiap hari mencapai 1,5 juta orang. Jika perang negara benar-benar pecah, pertahanan kita bahkan lebih kuat dari Kota Angin Puyuh! Selain itu, satu broadcast sistem bisa memanggil pemain Silver Moon City langsung transmisi ke sini. Saat hidup dan MATI dipertaruhkan, semua orang akan maju berjuang."
Aku tersenyum: "Rupanya Kakak Lin sudah punya strategi. Baiklah, bulan depan hari-hari kita pasti tidak akan mudah. Sekarang kita hanya bisa berharap ibukota Prancis tidak ikut campur dalam perang ini."
Xu Lin tersenyum manis: "Kalau kamu sendiri, ada pemikiran apa tentang perang ini?"
“Aku ingin melakukan serangan aktif, mengorganisir perang ofensif skala besar. Jika kita bisa merebut Kota Hilang - kota level 2 pengawal Kerajaan Nino sekaligus, aku yakin ini akan mengintimidasi mereka. Selain itu, Kota Hilang bisa menjadi pos pertahanan depan kita, sekaligus berfungsi menekan Kerajaan Nino di kemudian hari. India memiliki tiga ibukota kerajaan, percayalah menyumbang satu ibukota kepada kami tidak akan terlalu mereka pedulikan.”
Xu Lin mendekat, menepuk bahuku sambil tersenyum: "Kalau begitu, Segalanya kuserahkan padamu dan Shanshan! Belakangan perusahaan sedang dalam proses transformasi, aku juga sibuk. Urusan guild biar kalian berdua yang mengambil alih kendali!"
"Baik, aku pergi dulu. Shanshan sudah gelisah menunggu, bisa-bisa amukan dewa terjadi!"
"Mau kubantu antar pakai mobil?"
"Tidak perlu..."
Aku berbalik keluar dari pintu perusahaan. Di aula, beberapa MM baru sedang memandangku heran. Mereka jelas melihat Xu Lin berakrab-akrab dengan menepuk bahuku tadi. Mungkin mereka tak menyangka Manajer Umum yang biasanya berwibawa akan melakukan gerakan seperti itu.
Langsung hailing taksi di pinggir jalan. Jarak dari kawasan baru ke pusat kota cukup jauh. Setelah hampir 20 menit, aku tiba di gerbang kampus Universitas XX. Murong Shanshan berdiri di bawah patung batu dekat pintu, terus melirik ke jalan sebelah kanan.
Sopir tak punya hati ini, ternyata memutari jalan lewat sisi kiri.
Setelah turun, aku langsung berlari kecil ke arahnya sambil berteriak: "Shanshan!"
Murong Shanshan menoleh, kesal: "Kenapa baru datang sekarang? Katanya mau traktir sarapan, hmph, kayaknya bisa sekalian makan siang saja!"
Aku pura-pura meminta maaf: "Sungguh minta maaf! Semalam kerja terlalu berat, tidur tidak nyenyak, jadi pagi ini tidak dengar alarm. Lihat, di teleponku memang ada alarm, oh ternyata pukul delapan setengah, Bangsat! Siapa bajingan yang mengatur jadi pukul delapan setengah? Padahal jelas-jelas kusetel pukul enam!"
Murong Shanshan memandangku dengan hina, terkekuk: "Semalam kerja terlalu berat? Kalau boleh tanya, kau sibuk apa? Apa Xin Yu dan Lu Xuehan juga belum bangun sekarang?"
Bangsat, kok dia bisa tahu!
Aku tak berani lanjutkan diskusi, langsung menggenggam tangan kecilnya: "Ayo, aku traktir sarapan. Mau makan di tempat mana?"
Murong Shanshan melirikku: "Bukannya mau belajar nyetir? Hmph, daripada kasih uang ke sekolah mengemudi, mending langsung berikan padaku. Aku yang ajar, setuju?"
"Kau yang ajar?" Aku tertawa kering, mengalihkan topik: "Kau sendiri cuma punya SIM level dasar, berani-beraninya jadi shifu?"
"Mau belajar atau tidak?" Murong Shanshan memasang wajah dingin.
"Mau, mau..." Aku menyerah dengan cepat.
"Kalau mau ikut aku!" Murong Shanshan malah menarik tanganku masuk ke kampus. Satpam cuma memandang iri, meski tahu aku bukan orang sini tak berani menghalangi.
Sampai di tempat parkir, yang paling mencolok adalah BMW Murong Shanshan. Dia ambil kunci dan masuk mobil: "Ayo, pakai mobilku ini untuk latihan. Aku bawa ke arena bagus!"
"Sarapannya?"
“Masih mikir sarapan? Beli dua bakpao di pinggir jalan aja!”
……
Keluar gerbang kampus, langsung menuju ke utara.
“Shanshan, kemarin waktu latihan leveling kita habisin puluhan pemain India.”
“Hm, pemain India? Cuma puluhan orang berani perang negara?” Murong Shanshan berkata dengan santai.
Aku menambahkan: “Shanshan, game bakal nggak seru kalo terus main kayak gini. Jadi, aku pengin bikin sesuatu yang berapi-api~”
Murong Shanshan langsung menoleh sambil tersenyum: “Kita emang kompak, aku juga kepikiran begitu. Hehe, apa tentang Kota yang Hilang di India?”
Aku terkejut setengah mati: “Bangsat, gimana bisa tebak?!”
“Hehe, orang yang kecerdasannya normal juga bisa nebak. Kau kira India nggak waspada? Jelasin ya, mata-mata yang aku kirim ke ibukota India udah kabarin kalau sekitar Kota yang Hilang ada empat markas guild baru. Bukan buat cari uang, tapi bantu pertahanan kota. Soal persatuan, mereka jauh lebih kompak dari kita.”
“Terus, Shanshan punya ide apa?”
“Nggak ada. Aku harus kuliah. Aku cuma mahasiswa, mau ngapain?”
Melihat Murong Shanshan mulai malas-malasan lagi, aku menggigit gigi: “Jangan ngaco! Kira-kira seminggu lagi aku mau serukan pemain Silver Moon City untuk serang Kota yang Hilang. Guild Pedang & Mawar harus siaga 24 jam!”
Murong Shanshan melototi aku, tiba-tiba bilang: “Lin Fan~~ Kamu kelihatan gagah banget waktu ngasih perintah~!”
Aku tersipu malu, lalu berkata serius: "Nanti sore saat login, aku akan menghubungi Hong dan Ye Qiu. Jika memungkinkan, kita semua janjian bertemu di dunia nyata. Dengan begitu, kekuatan Aliansi Perang akan semakin kokoh. Nanti, kamu harus datang ya, buka rapat darurat untuk mempersiapkan invasi!"
Murong Shanshan mengangguk: "Ya, aku akan ikuti semua perintahmu~"
"Hihi, baru tahu diri!"
"Bodoh! Singkirkan tanganmu, jangan ganggu aku. Kau mau kita berdua jatuh dari jalan layang?!"
……
Tak lama kemudian, aku tak lagi tahu daerah mana yang kami lalui. Melihat kebingungananku, Murong Shanshan tersenyum: "Tenang saja, aku takkan menjualmu. Tinggal sepuluh menit lagi, kau akan tahu."
Aku mengangguk. Tak berapa lama, mobil berhenti di sebuah area lapang seluas beberapa lapangan sepak bola.
Murong Shanshan menjelaskan: "Tempat ini awalnya rencana sekolah kejuruan, tapi karena lokasinya terpencil akhirnya diurungkan. Medan berbukitnya sudah diratakan, sempat mau dibangun lapangan golf liar tapi tak ada investor. Tahun lalu, saat Kakao mau belajar nyetir, kakak kaya-nya mengajarinya gratis di sini."
Kukomentar: "Kakao diajarin kakak kaya, hmm. Sekarang, pacar kaya-ku yang akan mengajariku~~"
Murong Shanshan melotot padaku dan berkata: "Sekarang mulai mengajarimu langkah-langkah, pertama ikat sabuk pengaman untuk nenek! Lihat, injak kopling pindah gigi, nyalakan sein kiri, tekan klakson sekali, lepas rem tangan, masuk ke jalur dengan sudut 10 derajat. Semua ini harus diingat baik-baik, Mirror punya dua titik buta, kadang perlu menengok, bergantung pada feeling."
"Bangsat, Shanshan kamu benar-benar berbakat..."
"Sedikit omong kosong! Kau menginjak kakiku!"
"Sial! Jelas-jelas kamu yang menginjak kakiku!"
……
Satu pagi berlalu cepat, tidak terasa terlalu lelah, malah tenggorokan kering. Kami berdua meminum habis beberapa botol air mineral di mobil, mungkin karena terlalu banyak bicara. Siang hari saya mentraktir Murong Shanshan makan di restoran kecil di kawasan. Awalnya Murong Shanshan menyarankan lanjut belajar menyetir sore karena menurutnya kemajuanku luar biasa, sekarang sudah bisa jalan-jalan di jalan. Tapi aku tidak berani, mencari alasan lalu kembali ke perusahaan karena masih banyak hal penting sore ini.
Serangan ke Kota yang Hilang sangat mendesak! Setiap detik yang kita tunda memberi mereka waktu persiapan ekstra. Hanya blitzkrieg yang bisa membuat kita merebut ibukota kerajaan level 2 ini sekaligus!
……
Murong Shanshan mengantarku sampai depan perusahaan. Saat turun kutanya maukah dia masuk sebentar, tapi katanya ada kelas sore dimana profesor itu suka absen, lalu dia pergi dengan mobil.
Saat kembali ke asrama kebetulan melihat Lu Xuehan dan Xin Yu keluar dari kantin. Kuhampiri mereka: "Kalian mau ngapain nanti? Masih latihan leveling bersama?"
Xin Yu berkata: "Tentu saja baik, tapi aku dan Xue Han harus bantu anggota guild menyelesaikan tugas dulu, ini tugas yang Kakak Lin bagikan. Bagaimana, mau ikut?"
Aku menjawab: "Aku sangat ingin, tapi bagaimana aku bisa tenang kalau kalian berdua di luar? Takutnya diculik pria tampan yang hidup dari wanita, nanti aku menyesal seumur hidup. Tapi, nanti sore aku juga ada urusan penting yang harus diselesaikan, jadi tidak bisa meluangkan waktu..."
Lu Xuehan tertawa: "Pemain yang kami bantu itu perempuan, kau terlalu khawatir."
Aku tersenyum, berkata: "Kalau begitu baik. Kira-kira butuh satu jam, setelah selesai akan segera menemui kalian, setuju?"
"Hm, kau sibuk ya~"
……
Kembali ke asrama dan login, langsung mencari nama Ye Qiu, mengirim SMS: "Jika memungkinkan, datang ke gerbang timur Kota Bulan Perak dalam 10 menit!"
Hasilnya belum sampai tiga menit, Ye Qiu sudah keluar dari guild pekerja di sebelah, dari jauh berteriak: "Hari ini ada waktu mencari aku? Tidak temani para si cantik?"
Aku tersenyum: "Hidup seorang pria, mana bisa hanya dihabiskan di dada wanita?"
Ye Qiu tersenyum paham: "Ini tentang perang negara? Kemarin malam aku sudah bicara dengan FINE dan SAI, semua setuju sudah waktunya menyerang. Kita sudah terlalu lama diganggu pemikiran Konfusianisme yang damai, saatnya mengambil inisiatif menyerang."
"Baiklah, bicara dengan orang pintar tidak perlu berbelit. Aku tidak akan membuang waktumu. Rencananya aku mau adakan pertemuan kecil di Suzhou, undang semua bos guild besar di Kota Bulan Perak, rapat bersama tentang cara menghabisi Kota yang Hilang. Bagaimana pendapatmu?"
Ye Qiu tertawa: "Tentu saja itu bagus, bahkan jika kamu tidak mengorganisir, aku akan melakukannya. Asalkan semua biaya hotel untuk rapat ini, biaya makan, biaya PDKT dengan MM, dll. kamu yang bayar, saudara pasti akan mendukung sepenuhnya!"
Aku segera melotot: "Bangsat, kamu tinggal dekat kok mau minta biaya hotel? Lupakan, rapat siang nanti, habis makan siang baru datang, selesai rapat pulang makan malam, setelah makan malam aku mungkin mau mengajakmu nongkrong! Minuman bayar sendiri!"
Ye Qiu antara ingin tertawa dan menangis: "Sial! Sekarang kamu terlalu pelit, pantas Firdaus yang Hilang bisa kaya, ternyata semua sama pelitnya! Waktu itu aku sudah bilang ke Xu Lin untuk sediakan satu set furnitur untuk klub TOT, dia menunda-nunda dua bulan belum selesai..."
"Bangsat, kami ini perusahaan jaringan Yufan, kamu kira ini Pusat Furnitur Bintang Merah?!"
“……”
Setelah berdebat sebentar, aku menyuruh Ye Qiu pulang sambil menyuruhnya menghubungi 5 guild ukuran sedang lainnya, sedangkan sisi Hong Yue akan aku urus sendiri.
Membuka nama Hong Yue, mengirim pesan: "Di mana? Ada urusan penting!"
Beberapa detik kemudian, Hong Yue membalas: "Di kaki Pegunungan Bulan Perak, koordinat XXX,XXX, sedang mempersiapkan saudara untuk naik latihan leveling. Ada apa?"
Aku berpikir sejenak, untuk menunjukkan kesungguhan, lebih baik datang langsung: "Tunggu sebentar, sepuluh menit lagi aku sampai!"
"Ditransmisikan ke markas Pedang & Mawar, aku berlari kencang menuju koordinat yang disebutkan Hong. Tak lama kemudian terlihat sekelompok orang dari Langit Berdarah di sana. Hong sedang berdiri di tengah kerumunan, tak jelas memarahi apa dengan urat-urat hijau menonjol keluar dan wajah yang mengerikan."
"Setelah mendekat, kusadari orang yang sedang dimarahi Hong ternyata bos Balai Selebriti Shenlan. Sepertinya dia hanya boneka belaka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Balai Selebriti adalah guild bawahan Langit Berdarah. Paling-paling bos Balai Selebriti hanyalah staf bawahannya Hong yang bekerja paruh waktu."
"Begitu melihatku, Hong langsung tersenyum dan membelah kerumunan. "Haha, Lin Fan datang! Jarang-jarang kau berani datang sendirian. Kukira kau akan mengerahkan Pasukan berkuda dari Pedang & Mawar untuk pamer kekuatan! Berani datang solo, tidak takut kami mengkhianatimu?""
"Kubalas sambil tertawa, "Takut apa? Kalau aliansi kita sampai tidak punya kepercayaan dasar seperti ini, berarti terlalu rentan. Lagipula, Pedang & Mawar adalah guildnya Murong Shanshan. Mana mungkin bisa kugunakan semaunya?""
"Hong segera mengejek, "Dasar kau. Barangnya Murong Shanshan kan sama saja dengan milikmu?""
"Melihat percakapan mulai mengarah ke omong kosong, aku langsung kembali ke inti pembicaraan. "Kucari kau kali ini ada urusan penting.""
""Oh, urusan apa?""
""Tentang perang negara.""
"Hong langsung serius, menoleh ke sekeliling. "Kalian naik gunung dulu! Anggota inti Balai Selebriti dan Langit Berdarah tetap di sini.""
"Para anggota pun berangkat, naik gunung untuk latihan leveling."
“Hong melihat orang sudah pergi jauh, saat ini di sini hanya ada belasan anggota inti guild saja. Ia menunjuk ke depan sambil berkata: ‘Mari ke bawah pohon itu untuk berbicara perlahan. Di sini semuanya orang dalam sepenuhnya, tak perlu khawatir. Aku yakin gairah yang dinanti-nantikan akan kembali!’”
“Hong berkata dengan benar, gairah akan segera dimulai.”
“Sesampainya di bawah pohon, aku berkata: ‘Pemain India sudah menyusup masuk ke wilayah inti kita. Jika tidak segera merampas mereka, mungkin hari-hari tenang kita tak akan bertahan lama.’”
“Hong dengan wajah penuh perhitungan, tersenyum santai: ‘Mungkin bukan sekadar ingin hidup tenang. Sebenarnya jika kita bisa merebut salah satu benteng, keuntungannya juga cukup besar!’”
“Aku dan dia saling tersenyum mengerti. Dia melanjutkan: ‘Kau rencananya serang yang mana? Selatan tepat atau barat daya?’”
“‘Barat daya, Kota yang Hilang!’”
“Hong mengerutkan kening: ‘Itu cukup jauh. Dari Kota Bulan Perak, minimal butuh belasan jam.’”
“‘Kota lain lebih jauh lagi. Lagipula kita belum tentu bisa menang. Selama ibukota Prancis belum bersikap, menghabisi Kota yang Hilang untuk membangun reputasi, juga bagus.’”
“Hong mengangguk: ‘Baik, lakukan saja. Kota yang Hilang ya Kota yang Hilang. Bahkan anak muda sepertimu berani nekat, apalagi generasi paman sepertiku harus takut?’”
“Aku ingin menghiburnya bilang dia masih muda, tapi melihat perut bir yang menggembung di balik jubah Penyihir-nya, mood itu langsung hilang. Akhirnya kukatakan: ‘Jika kau tidak keberatan, besok di Suzhou, para pimpinan guild kita akan rapat. Semua akomodasi ditanggung Firdaus yang Hilang. Tur dua hari di Suzhou, bagaimana?’”
Hong tertawa: “Suzhou? Dekat sekali dengan Shanghai. Sudah N kali kukunjungi. Tapi karena Lin Fan menunjukkan kesungguhan, aku akan datang lagi. Boleh bawa keluarga?”
“Keluarga? Jangan-jangan mau bawa sekretaris?”
Hong terkekeh: “Tentu tidak. Kepala pelayan galak sekali, aku tidak mau tidur di sofa tiap hari. Baiklah, besok Langit Berdarah dan Balai Selebriti akan mengirim perwakilan. Jika perusahaan tidak ada urgent, aku sendiri yang datang. Bagaimana koneksinya?”
“Hubungi nomor ini: 139XXXXXXXX. Besok pagi datang, siangnya kami jamu di XX Hotel!”
Kulempar nomor Li Qing padanya. Sudah kurencanakan, urusan penerimaan tamu diserahkan padanya. Li Qing terlihat anggun, tapi siapa sangka di balik itu dia sangat genit. Orang seperti ini cocok jadi resepsionis.
Seorang anggota inti Langit Berdarah di samping bertanya sambil tersenyum: “Besok, apakah Murong Shanshan juga datang?”
Aku tertegun, lalu mengangguk: “Tentu. Acara penting seperti ini mana mungkin absen pemimpin Pedang & Mawar. Pagi tadi sudah kuberi tahu, besok dia akan bolos kuliah sehari~”
Anak muda itu langsung tersenyum lebar kepada Berwarna Daram dan berkata: "Bos, besok aku juga mau ikut..."
