Aku tidak tahu apakah ada yang memberi kabar, namun sebelum perang negara dimulai, forum resmi dan aktivitas peretas kedua negara sudah terlibat pertarungan sengit.
Sejak seminggu sebelumnya, forum resmi zona China sudah membatasi akses ID dari India, bahkan proxy pun tidak bisa digunakan. India juga melakukan serangkaian pembatasan terhadap IP asal China. Di China, membuka halaman utama Yueheng India hanya akan menampilkan bendera India.
Namun, para ahli jaringan dan penggemar dari kedua negara malah tertarik dengan sistem pertahanan jaringan lawan. Maka di malam yang gelap gulita, kedua pihak saling menembakkan "tembakan meriam" jaringan. Para peretas berubah menjadi pendekar bela diri, masing-masing mengeluarkan jurus andalan seperti pencuri bunga yang menemukan gadis cantik, menjadikan perolehan informasi forum lawan sebagai target akhir.
Yang tak disangka, forum kedua negara hampir bersamaan mengalami kelumpuhan akibat serangan jahat jaringan selama 10 jam. Sepuluh jam kemudian, persis saat perang negara kami dimulai.
Jadi mustahil mengandalkan jaringan untuk mendapatkan informasi lalu mengorganisir pasukan penyergap sebesar itu. Satu-satunya kemungkinan adalah benar-benar ada mata-mata di pihak kami, bahkan pertemuan rahasia beberapa guild besar di Suzhou pun berada dalam pengawasan pihak lain!
Memikirkan ini, aku gemetar ketakutan. Ye Sha buru-buru bertanya: "Bos, ada apa? Lu Xuehan dan yang lain semuanya di sini. Masih ada wanita yang merindukanmu? Jangan-jangan Murong Shanshan?"
Aku menoleh dan berkata: “Jangan ikut campur urusan orang, kau lebih baik selesaikan dulu urusan ngejar cewek itu, Bangsat! Sudah ngejar setengah bulan bahkan tangan saja belum pegang, memalukan!”
Ye Sha kabur dengan malu, aku pun mendekati Xin Yu dan Lu Xuehan. Dua cewek cantik ini sedang asyik membantai. Semua orang tahu, pemain India saat ini jelas-jelas adalah uang dan pengalaman berjalan. Semakin banyak dibunuh, semakin banyak untung. Jelas sekali, Xin Yu dan Lu Xuehan adalah MM yang hemat. Makanya, jumlah korban mereka juga luar biasa banyak. Terutama Lu Xuehan, skill level 7-nya membuat para pemain sekitar tercengang. Penampilan skill yang menggemparkan ditambah Daya Hancur skill penghancur segalanya langsung membuat para pemain India gentar.
Aku segera membuka sistem tim dan mengundang beberapa MM masuk. Dengan begitu aku bisa mendapatkan sedikit poin mereka. Kalau harus mengumpulkan poin sendiri sebagai Pedang, jelas tidak akan bisa menyaingi.
“Xue Han harus lebih waspada!” Xin Yu tiba-tiba berseru. Dia menunjuk ke kanan: “Di arah 45 derajat barat dayaku, lima pencuri sedang mendekat secara Siluman. Target mereka pasti kamu!”
Lu Xuehan ragu sejenak, bertanya: “Haruskah kugunakan untuk menyerang mereka?”
Aku cepat menggelengkan kepala: “Jangan! Orang India di depan kita bisa diintimidasi berkat skill -mu. Lagi pula skill itu sangat efisien untuk farming poin! Serahkan para pencuri ini padaku. Xin Yu, persiapkan Anak Panah Penerang untuk membantuku. Berdua saja kita bisa menghabisi mereka!”
“Baik!” Xin Yu menjawab dengan gembira.
Beberapa detik kemudian, sebuah Anak Panah Penerang meledak di atas kepala kami. Seketika, lima bayangan jorok muncul di kejauhan depan kami.
Aku segera melesat cepat mendekat, mengayunkan pedang Kemerahan. Dengan mudah, seorang pencuri dikirim kembali ke kota. Pedang Kemerahan berkelebat, skill kombo terayun bebas. Cahaya hijau kebiruan bagai nyawa kematian yang redup. Hanya dengan desingan, dua pencuri lain tewas tanpa suara. Bahkan sebelum menyadari situasi, bar darah mereka sudah kosong.
“Prak~!”
Seorang pencuri yang sedang bersiap menyerang Lu Xuehan terkena Anak Panah Gejolak Xin Yu hingga pingsan. Tembakan biasa berikutnya langsung membunuhnya seketika. Xin Yu tak berhenti, skill-berganti dengan lihai: anak panah meledak dan Anak Panah Penuntun menyelesaikan pencuri terakhir. Operasi pembunuhan bayaran mereka resmi gagal.
Saat ini, penyelenggara dari India pasti bingung. Meski sudah berhati-hati, pencuri mereka tetap terdeteksi. Salahkan pilihan target mereka! Meski indera Xin Yu tak setajam Ayue, kemampuan deteksinya jauh melampaui kamuflase pencuri level 85.
Melihat ke kaki bukit, Xu Lin menghela nafas: “Jumlah mereka banyak! Bisakah kita bertahan? Zhangjian Xiaozhu, hubungi ksatria guild kita yang datang pagi ini. Tanya posisi mereka sekarang - masih aman atau sudah tewas dan teleportasi ke kota?”
Zhangjian Xiaozhu mengangguk dan melapor: "Bos, mereka sedang di kaki gunung bersama pemain Silver Moon City lainnya, bersiap-siap menyerbu untuk membebaskan formasi teleportasi antar server. Tapi di belakang mereka ada pemain India yang mengejar, perkiraanku situasi mereka sendiri juga sulit."
Xu Lin tersenyum manis: "Bersabarlah, kita di wilayah orang lain, bersikap pasif itu wajar. Lagipula sekarang kita belum kalah, asalkan pasukan utama pemain Silver Moon City berhasil masuk massal, apa artinya pemain India di depan mata kita nanti?"
Xu Lin sepertinya meremehkan lawan, namun pada dasarnya justru sangat memompa semangat. Pemain Silver Moon City yang masuk bersama kami seketika satu per satu keberaniannya teramplifikasi, meraung-raung lalu berlari maju bertarung mati-matian. Xu Lin juga memanfaatkan momentum untuk memerintahkan semua orang menyerang, berusaha secepat mungkin menyatu dengan sekutu di kaki bukit.
Di belakang, Tak Pernah Menyerah sedang mengorganisir pemain Firdaus yang Hilang mempersiapkan serang balik. Bagaimanapun juga, meski pemain independen adalah pasukan utama, namun kekuatan guild yang terorganisir ibarat pisau tajam yang mampu merobek lingkaran kepungan musuh.
Xu Lin menoleh padaku: "Lin Fan, kau bawa kelompok pedang Tak Pernah Menyerah ini ke sana untuk menerobos. Sebaiknya bisa terus menerjang turun gunung menyatu dengan sekutu di bawah."
Aku melihat ke pinggang gunung di mana pemain India berjejal rapat, tak bisa menahan diri berteriak: "Bangsat, kau tidak bercanda kan? Sekelompok Pedang seperti kita menyerang begitu saja, itu benar-benar mencari MATI! Pasukan panah mereka saja sudah cukup membuat kita pusing terus sampai MATI dengan Anak Panah Gejolak-nya!"
Xu Lin terkekuk dengan manis: "Takut apa, kita kan punya Ksatria? Skill menyerbu Ksatria bisa mengurangi efek skill seperti Anak Panah Gejolak sekitar 75%, pakai beberapa kavaleri buat pimpin jalan, kalian bisa jadi pasukan utama di belakang. Kavaleri buka jalan, kalian yang MEMBUNUH! Lagian, serangan kavaleri memang kalah sama Pedang, kan? Plus, kalau kita nggak buru-buru serbu, lingkaran kepungan mereka bakal menyempit dan kita habis. Soalnya, pemain kita butuh waktu buat transmisi ke sini."
Aku merenung sejenak. Perkataan Xu Lin ada benarnya juga. Daya hancur kavaleri terutama berasal dari serangan beruntun. Kavaleri di game beda sama realita, daya serang Ksatria relatif lebih rendah. Satu-satunya cara membunuh lawan adalah dengan serangan bertubi. Beberapa bahkan belasan kavaleri bagai gelombang kejut yang silih berganti menerjang sekitar target. Kerusakan tak pandang bulu dari serbuan itu cukup untuk MATIkan target secara perlahan.
"Bos, izinkan aku memimpin tim!" Zhangjian Xiaozhu memanggil tunggangan Badak Bajanya. Setelah menunggang, dia bersemangat minta izin bertempur dengan gagah perkasa.
Aku iri MATI, hampir tak sabar ingin segera menunggangi tunggangan sendiri. Baru terasa enak kalau menyerbu sambil MEMBUNUH seperti itu.
Xu Lin mengangguk berkata: "Kau sebagai Komandan Resimen Kavaleri, sudah seharusnya memimpin dari depan. Tapi kali ini hanya bisa membagikan 50 buah kavaleri untukmu. Pemain ksatria kita sangat langka dan berharga, aku tidak ingin mereka menderita kerugian besar di sini. Lagipula, ini bukan tempat kalian benar-benar berperan. Kalian adalah mata pedang paling tajam, misinya adalah membelah pertahanan terkuat mereka. Prinsip sederhana ini pasti kau pahami."
Zhangjian Xiaozhu melakukan penghormatan ksatria dengan gaya default sistem: "Aku tahu! Segera akan memilih pemain ksatria!"
Aku buru-buru menambahkan: "Kalau kau ingin turun langsung, pilihlah semua ksatria yang dilengkapi Badak Baja. Dengan begitu kecepatan bisa diseragamkan, daya hantam pun bisa dimaksimalkan."
"Mengerti!"
……
Lima menit kemudian, 50 kavaleri telah siap berangkat. Seluruhnya menggunakan tunggangan Badak Baja yang seragam, tampak gagah perkasa. Banyak pemain guild lain di sekitar hampir mengeluarkan air liur. Tunggangan sangat langka - banyak pemain ksatria bahkan tidak punya tunggangan sama sekali. Tiba-tiba muncul tim kavaleri dengan konfigurasi seragam, ditambah level Badak Baja yang jelas tinggi. Jika ini terjadi di waktu biasa, pasti banyak pemain yang akan terpukau sampai terjengkang.
“Tepat setelah itu, hampir 200 Prajurit Pedang dari Firdaus yang Hilang dipimpin oleh Tak Pernah Menyerah bersiap di belakang. Meski perlengkapan mereka tidak seragam, berwarna-warni tak beraturan—ada yang memakai perlengkapan oranye, ada juga perlengkapan hijau—tapi lencana Firdaus yang Hilang yang mencolok di lengan mereka jelas menyatakan: Kami memiliki organisasi!”
Xin Yu menoleh melihat formasi teleportasi, tak tahan menggerutu: “Mengapa pasukan kemerahan dan Shanshan belum datang? Apa kita harus mengandalkan Firdaus yang Hilang sendiri sebagai tombak depan? Orang-orang ini benar-benar tidak punya solidaritas!”
Lu Xuehan tersenyum: “Pemain Pedang & Mawar datang dari jauh, kebanyakan terpencar. Mungkin Shanshan tidak menyangka pemain India bisa mengorganisir pasukan penyergap yang besar di sini dalam waktu singkat. Kemerahan lebih jauh lagi—dia bahkan tidak punya basis pertahanan sendiri, apalagi bisa menyatukan waktu kedatangan. TOT juga cukup jauh. Jadi hanya Firdaus yang Hilang yang relatif terkonsentrasi di sini.”
Xin Yu tertawa: “Xue Han, kau terlalu baik. Masih membela orang lain. Tak sadarkah Lin Fan akan MATI? Dari sini ke kaki bukit setidaknya ada 10.000 pemain India yang menghadang. Menurutmu 200 infantri dan 50 kavaleri Lin Fan ini benar-benar bisa menembus garis pertahanan mereka?”
Lu Xuehan tersenyum kecut: “Kau harus percaya pada Lin Fan. Jika dia berani membawa pasukan, pasti sudah punya keyakinan.”
Xin Yu tidak percaya, menoleh bertanya padaku: “Seberapa besar keyakinanmu bisa pulang hidup-hidup?”
“Sama sekali tidak ada keyakinan...”
Aku menjawab jujur, lagipula yang dihadapi adalah taktik jumlah besar India, dua skill terkuatku baru saja habis dipakai, tidak begitu sombong untuk menganggap bisa membunuh dengan mudah.
Lu Xuehan diam seribu bahasa, menatapku dengan tatapan penuh kekhawatiran di matanya.
Xu Lin berkata: "Tenang saja, Lin Fan dan kawan-kawan hanya perintis. Aku akan perintahkan sisa pemain untuk menyerbu bersama. Lagipula yang menyerbu bukan cuma 250 orang Lin Fan, pemain guild-guild kecil juga akan ikut menyerbu, jumlah mereka cukup banyak."
Melihat persiapan semua orang sudah hampir rampung, aku tidak bertele-tele lagi. Mengangguk pada Zhangjian Xiaozhu, ia segera menghunus pedang panjangnya dan mengayunkannya ke depan, berteriak lantang: "BERTEMPUR!"
50 Ksatria perlahan membuka formasi, jarak antar dua orang kira-kira satu tubuh manusia. Mereka memacu kuda perang mulai berlari kencang. Karena posisi menukik di pinggang gunung, akselerasi menjadi lebih cepat. Tak lama, kecepatan lari hampir mencapai maksimum, setara dua kali lipat kecepatan pemain biasa!
Kulepaskan pandangan ke pendekar pedang di belakang yang matanya terbelalak, kukatakan sambil tersenyum: "Mereka hanya pasukan penghancur tembok, pembunuh sejati adalah kita! Ayo saudara-saudara! Kejayaan terakhir milik kita!"
Tiba-tiba, respons yang sengit bermunculan. Banyak pemain kelas Pedang membanjir keluar seperti air pasang. Bukan hanya kami yang melancarkan serangan, banyak pemain non-Firdaus yang Hilang juga ikut serta dalam gempuran ini. Seketika, terbentuklah formasi segitiga di pinggang gunung, mengikuti kavaleri yang menukik ke bawah. Sementara aku, karena kecepatan relatif lebih cepat, berperan sebagai pisau tajam.
Dalam dentuman benturan keras, kavaleri kami telah bentrok dengan infantri garis depan lawan. Seperti diduga, para Pedang dan Ksatria berjalan sama sekali tidak mampu menahan daya hancur kuat Badak Baja. Baru kontak pertama, mereka sudah terlempar berantakan. Bahkan beberapa Pedang dengan kekuatan rendah terpental ke udara, dan saat jatuh hanya menyisakan satu tarikan nafas.
Daya hancur kavaleri tiba-tiba terungkap sepenuhnya. Mereka bagai iblis pengayun sabit dewa kematian yang memanen nyawa lawan. Daya tembusnya luar biasa. Setelah menerobos lingkaran kepungan kelas dekat lawan, kavaleri langsung menerjang ke kubu belakang yang berisi pasukan panah, pendeta, Pemanggil, dan Penjinak Binatang - kelas serangan jarak jauh. Pedang diayunkan ke atas-bawah, seperti masuk ke wilayah tanpa perlawanan.
Ksatria pendukung kemudian menyusul, memanfaatkan deterensi besar yang diciptakan kavaleri terhadap musuh, kami memulai pembunuhan gila terhadap pemain jarak dekat India. Pedang Kemerahan cepat terlapisi darah segar, "Puff" menusuk tubuh seorang ksatria, darah menyembur. Saat dicabut, bilah pedang dikeringkan oleh lipatan bajunya, tetap bersinar tajam.
200 ksatria Firdaus yang Hilang di belakangku adalah elit jarak dekat Firdaus. Masing-masing memiliki keberanian luar biasa. Cahaya berkilauan di mana-mana seketika, membuat mereka menjatuhkan perlengkapan perang. Keunggulan tipis yang ada sebelumnya lenyap, semangat juang pemain India pun buyar. Mereka yang kehilangan motivasi total menjadi target sempurna untuk mengumpulkan poin.
Aku merenung, andai yang kugenggam bukan Pedang Kemerahan, melainkan Pedang Lagu Perang dengan daya serang lebih dahsyat, atau Pedang Bulu Terbang, mungkin pengumpulan poin akan lebih cepat. Meski begitu, skill Pedang Es Misterius yang terkadang kukeluarkan masih bisa membunuh seketika sekelompok manusia. Serangan level 10 Pedang Es Misterius telah mencapai puncaknya. Dengan Serangan aktual hampir 3000-ku, setelah ditingkatkan oleh Daya Hancur skill, membunuh ksatria level 80 ini tetap relatif mudah.
Garis pertahanan pemain India secara resmi runtuh total. Pemain dari Kota Bulan Perak terus berdatangan, dan dalam waktu kurang dari setengah jam telah merebut inisiatif mutlak di medan perang. 50 kavaleri Firdaus yang Hilang yang menjadi pahlawan besar kini tersisa kurang dari 20 ekor, masih bertarung habis-habisan di kubu lawan. Meskipun kekuatan mereka perkasa, jumlah lawan yang jauh lebih banyak bagaikan semut yang bisa mengalahkan gajah.
Formasi teleportasi terus berpendar dengan cahaya putih tanpa henti. Pemain dari Silver Moon City telah menerima pemberitahuan, dan kini mereka mempertaruhkan nyawa untuk bergegas ke Kota yang Hilang ini. Anggota Pedang & Mawar juga datang, tapi aku hanya melihat Ri Bu Luo. Jumlah pemain yang membludak membuatku mustahil mencari Murong Shanshan.
Ri Bu Luo menunggangi tunggangannya dan melesat ke sampingku sambil tertawa, "Tak kusangka hanya dengan waktu minum sebotol bir, kalian dari Firdaus yang Hilang sudah merebut jasa Kota Pertama! Tadi kudengar dari anggota guild kami, tanpa kehebatanmu Lin Fan dan Kuang Jian, mungkin Silver Moon City sampai sekarang belum bisa breakthrough dari jebakan ini!"
Ri Bu Luo melirik ke sekeliling dan berkata khidmat, "Perlengkapan para Penyihir sebanyak ini... bisa kubayangkan sebelumnya tempat ini pasti adalah lautan Penyihir. Masih tidak kumengerti bagaimana kau bisa menerobos masuk ke sini!"
Aku tersenyum, "Kalau tak mengerti, tak usah dipikir. Shanshan mana?"
"Shanshan menyuruh kita masuk terpisah, aku juga tidak tahu di mana dia sekarang. Tapi di channel guild terus membahas kavaleri Firdaus yang Hilang kalian terlalu ganas. Entah apakah kavaleri Pedang & Mawar kami bisa membuat semua orang sampai gigi besar copot~!"
"Masa sih? Pemain ksatria Pedang & Mawar setidaknya ada 5000 orang. Kalau dikerahkan pasti bikin mayat bergelimpangan. Ngomong-ngomong, orang yang kau bawa cepat maju! Di kaki gunung masih ada orang dalam sepenuhnya kita. Cepat gabung, rebut beberapa markas dulu di sini. Kalau tidak, pasukan kita di sini tidak bisa dapat logistik potion dll, fondasi tidak bisa bertempur lama."
Ri Bu Luo mengangguk: "Baik, pasukanku sedang mengorganisir, satu menit lagi mulai menyerbu!"
……
Satu menit berlalu cepat. Dalam cahaya senja, barisan kavaleri gagah bagaikan senjata magis turun dari langit menyerbu. Kecepatan luar biasa, sekejap mata sudah bertarung dengan pemain India di sayap kanan. Daya hantam kuat langsung menyobek garis pertahanan grup pemain India menjadi fragmen. Di bawah pedang besi kavaleri, cahaya putih demi cahaya putih terbang menuju Kota yang Hilang.
Seorang Pedang Firdaus yang Hilang di sampingku terpana, bergumam: "Sial! Kavaleri Pedang & Mawar memang pantas jadi kepala pasukan dadakan. Wuih... Wuih... Jenis tunggangan banyak sekali - gajah berbulu panjang padang rumput, keledai hitam spesialisasi Hutan Bulan Perak, kuda campuran Lembah Bulan Bayang. Bangsat! Bahkan ada kavaleri naik anjing betina hamil dari hutan..."
