Mengeluarkan pedang, mata pedang menyisakan percikan darah segar. Pasukan panah yang baru saja menggoda pemain MM itu menatapku dengan wajah penuh kekecewaan, sikap sembrononya lenyap seketika. Kutekan keras zirah kulit di dadanya dengan kakiku, membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh swoosh dari menara. Saat masih di udara, tubuhnya telah berubah menjadi cahaya putih teleportasi ke kota.
“Pemain di atas tembok pertahanan sudah semua diselesaikan, tapi di dalam kota masih banyak pemain India. Beberapa berteriak dengan suara keras mengucapkan sesuatu yang sama sekali tidak kami mengerti. Pemain pencuri dari Kota Bulan Perak mulai membasmi sisa-sisa pengikut wahyu di dalam kota. Karena ini bukan taktik pertahanan, kelincahan dan serangan tajam para pencuri benar-benar terlihat. Cahaya merah darah bertebaran, jerit kesakitan pemain India sebelum mati langsung bergema sambung-menyambung.”
Aku segera mengirim SMS ke Murong Shanshan: “Beri tahu bos guild lainnya, bawa pasukan masuk SEKARANG JUGA! Kami sudah mengendalikan situasi, tapi tidak bisa jamin mereka tidak punya bala bantuan. Pencuri tidak bisa bertahan lama, cepat kemari!”
Belum sampai beberapa detik dikirim. SMS balasan Murong Shanshan langsung masuk: “Sampai SEKARANG JUGA!”
Aku lalu mengalihkan pandangan ke dalam kota, tapi malah melihat formasi teleportasi terus berkedip cahaya putih. Pemain India terus-menerus muncul! Seketika, dalam hati aku berteriak: CELAKA!
“Sial! Tim kedua ikut aku! Lupa menghancurkan formasi teleportasi mereka! BINASAH! Kalau terlambat sampai pasukan mereka banyak, kita pasti tidak bisa bertahan!”
“Aku berteriak keras, sambil meraih mantel dan melompat dari tembok pertahanan setinggi hampir 10 meter. Setelah benturan keras, darahku berkurang lebih dari 3.000 poin. Terdorong inersia, tubuhku menggelinding jauh sebelum akhirnya bangkit dari tanah. Begitu mengenali arah, segera kuhunus pedang dan berlari kencang menuju formasi teleportasi. Menyadari urgensi situasi, hampir seribu pencuri mengaktifkan skill lari cepat secara serempak, menciptakan hamparan bayangan semu putih yang spektakuler.”
“Huu~!”
Seorang kavaleri India menebaskan pedangnya tanpa menggunakan tunggangan. Tanpa mengurangi kecepatan, aku menghindar dengan gesit sambil menggoreskan pedang di lehernya. Percikan darah berhamburan saat ksatria itu kehilangan sebagian besar darahnya, langsung diserbu para pemain pencuri dari belakang.
Ayue yang telah mengaktifkan skill lari cepat bahkan bergerak lebih cepat dariku. Begitu tiba, dia membungkukkan tubuh dan menusukkan belati ke perut seorang penyihir. Dengan wajah kesakitan, penyihir itu berubah menjadi cahaya putih dan teleportasi ke kota seketika.
Seorang pencuri India lain mencoba menyelinap menggunakan skill siluman, tapi terendus oleh Ayue. Belati artefak spiritualnya menyambar seperti angin. Pencuri itu roboh perlahan dengan darah muncrat deras dari lehernya. Pertarungan antar pencuri benar-benar instan - cukup satu serangan mematikan dari Ayue untuk membunuh seketika pencuri setingkat dengannya!
Jumlah pemain di formasi teleportasi semakin bertambah. Membiarkan Ayue sendirian di sana pasti berbahaya. Aku segera melompat ke depan, pedang besar ungu mengaum melintas, langit seketika meredup. Efek Ice Blade Slash langsung membekukan semua pemain itu. Tak hanya itu, bahkan fungsi formasi teleportasi magis pun terpengaruh, membuatnya tidak bisa mengirim pemain untuk sementara waktu akibat efek pembekuan!
Memanfaatkan kesempatan emas ini, aku segera belok ke kanan. Badanku sudah muncul di depan administrator formasi teleportasi level 110. Pedangku menyambar dadanya, langsung menghabiskan sebagian besar darahnya. Administrator ini bukan lawan sembarangan, dia segera mengeluarkan belati dari pinggang untuk bertarung. Sayangnya pertahananku terlalu tinggi, dia tidak bisa menembusnya. Serangannya maksimal hanya bisa mengurangi 200 poin darahku. Sedangkan seranganku berbeda, meleset setiap kali.
Saat deadlock terjadi, empat pencuri tiba bersamaan. Kilatan cahaya belati mereka berkelebat, "Swoosh swoosh~" Beberapa kali sambaran, administrator formasi teleportasi yang darahnya tinggal separuh itu langsung menjerit dan roboh. Bahkan mengeluarkan puluhan koin emas, tapi tak ada yang mengambilnya. Sekumpulan besar pencuri kembali mengarahkan belati ke pemain India yang terbekukan di formasi teleportasi. Amarah mereka meledak. Hanya dalam waktu kurang dari setengah menit, ratusan pemain India habis dibantai. Aku bahkan merasa curiga, jangan-jangan orang-orang yang kubawa ini dulunya tukang jagal?
Aku sedang merenung, tiba-tiba pintu gerbang utara kota yang terbuka setengah ditendang oleh seseorang. Setelah melihat lebih dekat, ternyata Ri Bu Luo dengan penuh niat membunuh membawa ribuan pemain Pedang & Mawar masuk sambil memandang sekeliling, "Mana orangnya? Mana orangnya? Kok tidak ada satu pun orang India?"
Aku mengangkat tangan, "Sudah dibunuh habis..."
"Eh, lain kali sisakan sedikit..." Ri Bu Luo terlihat kesal.
Aku tersenyum, "Tenang, malam ini mungkin juga tidak akan aman. Besok pasti ada pertempuran sengit menunggu kita! Kavaleri India sekuat itu pasti akan berusaha merebut kota! Malam ini, transfer semua pasukan utama pemain bertahan ke dalam. Untuk pemain acak yang levelnya rendah dan perlengkapannya jelek, biarkan di Hutan Lost. Saat diperlukan bisa keluar mengalihkan perhatian lawan, sekaligus membantu pemain Silver Moon City yang baru tiba. Urusan ini serahkan padamu!"
Ri Bu Luo bukan bawahan saya, tapi dia tetap mengangguk, "Baik!"
Tampaknya hubunganku dengan Murong Shanshan sudah dimaklumi semua orang. Mungkin mereka ingin membahasnya, tapi Shanshan tidak mengizinkan.
Urusan selanjutnya menjadi sangat sederhana. Kami mengorganisir hampir seratus Penyihir untuk menghujani sihir secara masif. Akhirnya formasi teleportasi magis di Kota Wahyu hancur berantakan. Saat semua Rune menghilang, para bos guild akhirnya bisa bernapas lega.
Meskipun NPC di dalam kota sudah dibunuh habis, gudang justru dipenuhi berbagai barang. Di channel sistem, markas ini sudah secara default dianggap ditaklukkan, sehingga gudang secara otomatis terbuka untuk Kota Bulan Perak. Di gudang potion, berbagai jenis ramuan menumpuk hingga penuh. Xu Lin segera memanggil pemain dari guild-guild besar yang kekurangan persediaan untuk mengambilnya. Sedangkan pemain biasa tidak mendapat fasilitas seperti ini, mengingat sumber daya terbatas dan harus diprioritaskan untuk mereka yang berperan penting dalam perang negara.
Hampir setengah pemain membanjiri markas level 2 Ibu Kota Wahyu. Bagaimanapun, tempat ini terasa agak sesak. Untungnya, bagian belakang markas ini terhubung dengan Hutan Lost. Jika musuh menyerang dari Kota Lost, selain tidak bisa langsung mencapai area tersebut, medan jalan gunung yang terjal juga memastikan kaki kuda mistis kavaleri gajah tidak bisa menginjakkan kaki di pintu gerbang kota.
Akhirnya, sekelompok besar pemain yang menganggur di-"buang" ke lapangan kosong antara Ibu Kota Wahyu dan Hutan Lost. Area itu dipenuhi batu dan penghalang lainnya yang membuat kavaleri tidak bisa menerobos, tapi infantri bisa berdiam dengan aman. Sementara itu, departemen pemain dengan Jalan samping memetik ramuan telah pergi ke kedalaman hutan untuk mengumpulkan bahan. Setelah kembali, mereka bertransaksi dengan pemain ahli Pembuatan Ramuan untuk membuat ramuan pemulih kehidupan. Dengan demikian, sistem swasembada pun tercipta.
Di sisi lain, guild-guild yang menderita kerugian besar seperti Langit Berdarah dan Pedang & Mawar semuanya masuk ke markas untuk beristirahat. Sementara itu, Hong dan Murong Shanshan juga telah memerintahkan pemain yang tewas untuk mencoba kembali pada malam hari. Mereka bisa tidur keesokan harinya, dan saat login kembali bisa langsung mengikuti perang guild. Ini menghemat beberapa kesulitan.
Di bawah instruksi Ye Qiu, FINE membawa 3.000 pemain high-level TOT yang tangguh ke titik transmisi antar-negara, bertanggung jawab menerima anggota yang datang. Sebuah markas di India juga mengirim beberapa kelompok pemain untuk memutus jalur logistik Kota Bulan Perak, tetapi mereka berulang kali diusir oleh TOT yang memiliki keunggulan posisi strategis di ketinggian. Akhirnya mereka pun mengurungkan niat tersebut.
Hong mengerahkan hampir seribu pemain ksatria Langit Berdarah dengan tunggangan untuk berpatroli di sekitar markas. Di satu sisi untuk mencegah investigasi dari pihak India, di sisi lain juga melakukan pengintaian terhadap situasi mereka.
Hingga sekitar lewat 10 malam, semua orang akhirnya tidak sanggup bertahan lagi. Kami akhirnya menyambut bala bantuan pertama yang baru tiba dari Kota Bulan Perak, termasuk puluhan ribu anggota tewas dari Langit Berdarah dan Pedang & Mawar. Sebagian lainnya baru bisa tiba keesokan harinya.
Mendatangi bagian tembok pertahanan yang menjadi tanggung jawab TOT, kulihat Ye Qiu dan sekelompok FINE sedang berbincang. Aku pun mendekat dan berkata: "Saudara, hari ini puas bertarung?"
Ye Qiu berkata: "Bersenang-senang apaan! Kita cuma membunuh beberapa ksatria griffin saja, belum sempat unjuk gigi langsung diusir kavaleri musuh ke Hutan Lost. Bandingin sama Pedang & Mawar dan Langit Berdarah, meski kerugian besar tapi setidaknya mereka bisa bebas membantai seharian."
Aku terkejut: "Bangsat! Pedang & Mawar dan Langit Berdarah itu yang dibantai ya? Kok disebut bebas... Kalau Hong dan Shanshan dengar, pasti bakal nekat bunuh lu!"
Ye Qiu tertawa: "Ngomong-ngomong, malam ini SAI kita akan jaga markas sambil begadang! Kalau ada situasi darurat, dia akan langsung telepon kita. Jadi Lin Fan, kau bisa log off dan istirahat. Dari tadi pagi kau sibuk nyelametin Murong Shanshan sampai ngeroyok kota, sampai membuat saudara sedih!"
"Gak usah mesra gitu, bulu kudukku merinding semua..."
"Hahaha, istirahatlah! Hari ini bertempur seharian, semua sudah lelah. SAI baru datang dari Kota Bulan Perak, masih segar bugar. Suruh Murong Shanshan dan Hong juga log off. Nomor telepon mereka sudah kami catat. Kalau ada situasi tak terduga, kami akan langsung beri tahu."
"Oke, merepotkan kalian semua, saudara-saudara!"
"Repot apaan? Bukankah ini mimpi kita bersama? Orang main game buat senang-senang, TOT main game cuma punya satu target - mengguncang langit!"
Aku tertawa terbahak-bahak dan berujar penuh haru: "Benar! Selama kita bertahan, TOT kita pasti akan mengguncang langit!"
Sekali lagi aku berbicara dengan gaya khas anggota TOT. Ye Qiu dan FINE hanya diam seribu bahasa, tersenyum konyol di samping.
Aku kembali ke tempat Xu Lin dan yang lain. Xu Lin tampak hampir selesai menjelaskan hal-hal. Tak Pernah Menyerah, Ye Sha, dan Zhangjian Xiaozhu berdiri lesu di sebelah. Kukatakan: "Semua sudah lelah hari ini. Istirahatlah cepat. Jika ada hal di markas malam ini, aku akan segera beri tahu kalian untuk login. Tapi mungkin tak ada masalah. Orang India juga perlu tidur. Mereka sudah seharian beraktivitas seperti kita. Percayalah, kesabaran mereka tak lebih baik dari kita."
Tak Pernah Menyerah berkata: "Bagaimana jika aku begadang semalaman? Tidak tidur malam ini?"
Aku buru-buru menjawab: "Jangan! Serahkan pada saudara yang baru login untuk memimpin. Kau tidurlah cepat. Besok masih butuh kepemimpinanmu! Jangan terlalu memaksakan diri. Jika kau sakit, bagaimana kita bertanggung jawab pada Guozi?"
Tak Pernah Menyerah tersenyum kecut lalu mengangguk: "Baiklah. Aku juga akan log off untuk makan. Besok pagi login lebih awal!"
Guozi di samping menunjukkan kilau sukacita. Xu Lin memandang sekeliling lalu berujar: "Kalau begitu, mari kita semua log off. Serahkan sementara semua hal pada Kapten Regu Dua yang baru datang. Besok pagi kita usahakan login semua sebelum pukul 9. Kurasa, pada jam itu orang India juga hampir siap merebut kembali Wahyu Ibu Kota!"
Maka semua orang mulai log off satu per satu. Aku menemui Murong Shanshan di gudang markas. Dia sedang menghitung sisa persediaan potion. Melihatku mendekat, dia tersenyum: "Kenapa belum log off untuk makan? Hari ini pasti semua sangat lelah, istirahatlah lebih awal!"
Aku terkejut bertanya: "Shanshan, bukannya tadi kamu bilang sudah lapar? Sekarang kok seperti hidup kembali?"
Murong Shanshan melotot kesal padaku: "Tadi saat kau pergi ke TOT, aku log off 10 menit. Makan setengah mangkok mi yang baru dimasak Kakao. Hehe, sampai sekarang masih bisa dengar teriakan Kakao di luar game seperti menyembelih babi~~ Kau bahkan tidak tahu aku log off, sama sekali tidak peduli!"
Aku langsung bungkam. Beberapa detik kemudian baru berkata: "Shanshan, log off-lah cepat. Makan yang bergizi. Jaga kondisi tubuh. Berat badanmu sekarang pas, jangan sampai kurus. Kalau bagian itu kekurangan nutrisi sampai mengecil, rugi besar!"
Murong Shanshan memandangiku, lalu melirik dadanya sendiri sambil tertawa: "Baiklah. Setelah membagikan sumber daya ini aku akan log off. Situasi pertempuran besok belum tahu bagaimana. Hehe, terlalu seru. Oh ya, besok pagi ada jadwal kuliah Teori Deng. Gimana dong?"
Aku berpikir sejenak: "Bolos saja! Aku cukup mahir Teori Deng. Nanti kuberi les tambahan!"
"Baiklah..."
Memandang kecantikan Murong Shanshan, sebelum log off tak kuasa kuusap pipinya: "Shanshan sayangku, aku benar-benar log off sekarang..."
"Seketika, tawa terkikik terdengar di samping. Aku sempat lupa bahwa masih banyak pemain Pedang & Mawar di sekitar."
Murong Shanshan pipinya memerah sambil menggigit gigi: "Cepat log off! Mau nenek tendang kau keluar?"
Aku tertawa pendek lalu log off.
Melepas helm VR, tubuhku sempat oleng saat menginjak lantai. Seluruh diri ini terasa rentan. Rupanya bermain game nekat seperti ini benar-benar tak baik. Harus cari kegiatan untuk melatih fisik.
Saat keluar kamar, bertemu Lu Xuehan yang berkata: "Xin Yu dan Kakak Lin sudah duluan ke kantin. Kita menyusul."
"Oh, ayo cepat. Xuehan, kau seharian belum makan, pasti sangat lapar?"
Lu Xuehan tersenyum halus: "Tak apa. Badanku gemuk ini, sehari tidak makankonsumsi lemak~"
Aku terkejut memandangnya: "Apa? Posturmu proporsional, mana ada lemaknya?"
"Hehe, kalau kata-kata ini kau ucapkan ke Xin Yu, dia pasti senang~"
Lu Xuehan menyandarkan lengannya di lenganku, tiba-tiba berbisik: "Lin Fan~ Perlakukan Xin Yu lebih baik ke depannya, seperti padaku, setuju? Aku tahu... hal-hal tertentu takkan dia ucapkan, tapi di hati masih ada kekecewaan. Terkadang yang dia butuhkan hanyalah pengakuan dan pujianmu. Tak peduli omongan orang, selama kau mengakuinya, dia punya keyakinan untuk terus melangkah."
Aku merenung sejenak: "Xuehan benar. Sebelumnya aku memang jarang memuji Xin Yu. Maaf, ini kelalaianku. Ke depannya pasti akan kuperhatikan."
“Hmm, ayo pergi, semua orang sudah menunggu kita!”
Akhirnya kami turun ke bawah. Malam hari dengan pencahayaan redup, jalan setapak dari asrama ke kantin terlihat sangat suram. Lampu di atas rumput memancarkan aura menggoda. Lu Xuehan tampak agak takut, memeluk erat lenganku. Aku langsung menyesal mengapa tadi keluar masih memakai jaket? Kalau tidak, sensasi sentuhannya pasti jauh lebih nikmat!
Meski begitu, kelembutan yang terasa dari lenganku tetap membuatku mabuk kepayang. Pakaian kasual Lu Xuehan sangat halus. Aku bahkan bertanya-tanya apakah BRA-nya juga sama lembutnya. Akhirnya kuambil tangan kecilnya, dan dia tidak menolak malah menempelkan wajahnya di bahuku.
Saat masuk restoran, Xin Yu langsung melihat jejak di bahuku dan bertanya: “Apa ini?”
Aku melihatnya dan hampir pingsan, lalu bertanya pada Lu Xuehan: “Xuehan pakai make up tipis hari ini?”
“Iya, kenapa?” Lu Xuehan bertanya polos.
Xin Yu berkata: “Gak apa-apa. Cuma ada sisa bedak Lin Fan di bahunya. Tadinya kukira orang lain, kalau Xuehan sih gak masalah...”
Xu Lin yang sedang duduk di meja sambil menatap mangkuk kosong berkata: “Urusan kalian simpan dulu. Mari bahas perang negara hari ini. Gimana kesannya?”
Li Qing menjawab: “Sangat menegangkan dan penuh gairah, aku suka~”
Guozi menambahkan: “Memang seru. Tapi akan lebih baik lagi kalau kita menang gemilang.”
dengan ekspresi berseri-seri tersenyum sambil berkata: "Dulu saat bermain game ini, aku tak pernah membayangkan bisa ikut pertempuran besar seperti ini. Hehe, saat serangan kota pagi tadi, suasana memukau itu benar-benar bisa disamakan dengan film perang terbaik! Menurutku, kalau direkam dari awal sampai akhir, pasti lebih keren dari film fantasi manapun!"
tersenyum manis: "Iya, mungkin banyak orang berpikir sama. Meski hari ini kita kalah telak, pengalaman ini tetap mengasyikkan. Mari berharap besok performa kita lebih baik! Malam ini semua orang istirahat yang cukup, besok lanjut lagi. Masih ada 4 hari setelah perang negara dimulai, masih banyak kesempatan!"
